• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Deskripsi Responden

4. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis Regresi merupakan metode analisis yang tepat ketika penelitian melibatkan satu variabel terikat yang diperkirakan berhubungan dengan satu atau lebih variabel bebas, (Hair Anderson Tatham Black, 1995 dalam Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan, 2009:81).

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu Budaya Organisasi (X1), dan Komitmen Organisasi (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y). Adapun bentuk persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Y : Kinerja Karyawan a : Intercept (konstanta) b1 : Koefisien regresi untuk X1 b2 : Koefisien regresi untuk X2 X1 : Budaya Organisasi

X2 : Komitmen Organisasi e : Nilai residu

a. Uji Koefisiensi Determinasi

Koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada table model dan tertulis R square. Namun untuk regresi linier berganda sebaliknya menggunakan R square yang sudah disesuaikan atau tertulis adjusted R square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian.

Dalam kenyataan nilai adjusted R square dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R square ( ) negatif, maka nilai adjusted R square ( ) dianggap nol, (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2011:97).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Kuncoro (2003:219) menjelaskan bahwa Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:

Ho : b1 = b2 = . . . = bk = 0

Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:

Ha : b1≠ b2≠ . . . ≠ bk≠ 0

Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan statistik F. Nilai statistik F dihitung dari formula sebagai berikut:

F = /( ) / SS k n SSE k R

Dimana : SSR = sum of squares due to regression = ∑(Ŷi- y)2 ;

SSE = sum of squares error = ∑ (Yii) 2 ;

n = jumlah observasi ;

k = jumlah parameter (termasuk intersep) dalam model

Dalam hal ini, pada dasarnya nilai F diturunkan dari tabel ANOVA. Bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho yang menyatakan b1=b2=...bk=0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain bahwa kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Untuk selanjutnya, jika membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel, bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel maka hipotesis alternatif diterima. Ini menunjukkan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen (Kuncoro, 2003: 220).

c. Uji Parsial ( Uji T )

Kuncoro (2003:218) menjelaskan bahwa Uji sttaistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau:

Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), parameter atau variabel tidak sama dengan nol, atau:

Ha : bi≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan statistik t. Statistik t dihitung dari formula sebagai berikut:

t = S bi

Dimana S = deviasi standar, yang dihitung dari akar varians. Varians atau S2, diperoleh dari SSE dibagi dengan jumlah derajat kebebasan (degree of freedom). Dalam hal ini, bila jumlah degree of freedom adalah 20 atau lebih dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain, kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Kemudian, bila membandingkan nilai t hitung dan nilai t tabel, jika hilai t hitung lebih tinggi dibanding nilai t tabel, itu berarti kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suat uvariabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Kuncoro, 2003:219).

F. Variabel Penelitian

Menurut Sugiono (2009:58) Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, yang kemudian peneliti dapat menarik kesimpulannya.

1. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (trikat). (Sugiono, 2009: 59).

Dalam penelitian ini peneliti menjadikan budaya organisasi dan komitmen organisasi sebagai variabel bebas (variabel independen) yang dapat mempengaruhi variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Dalam hal ini budaya organisasi dilambangkan dengan lamabang X1 dan komitmen organisasi dengan lambang X2.

2. Variabel Dependen

Variabel ini sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. (Sugiono, 2009: 59).

Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan kinerja karyawan sebagai variabel terikat yang dipengaruhi oleh dua variabel bebas (budaya organisasi dan komitmen organnisasi). Untuk mempermudah penelitian, peneliti merumuskan kinerja karyawan dengan lambang Y yang dipengaruhi X1 (budaya organisasi) dan X2 (komitmen organisasi).

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran

1. Kinerja (Y) kemampuan seseorang dalam mencapai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (Wirawan, 2009) A. Hasil kerja B. Perilaku kerja C. Sifat pribadi a. Kualitas kerja b. Kuantitas kerja a. Disiplin kerja

b.Inisiatif dalam bekerja c. kerja sama

a. kemampuan beradaptasi b. kesabaran

c. kejujuran dalam bekerja

Ordinal

2. Budaya Organisasi (X1)

sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi itu sendiri, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota A. Keterlibatan (involvement) B. Konsistensi (concistency) C. Adaptabilitas (adaptibility) a. Empowerement b. Team orientation c. Capability development a. Coordination and integration b. Agreement Core Values a. Creating change b.Customer focus c. Organizational learning Ordinal

organisasi. (Denison, 1990)

D. Misi(mission) a. strategic direction and intent

b. goals and objectives vission

No. Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran

3. Komitmen Organisasi (X2) suatu keadaan dimana karyawan merasa terikat oleh organisasi dan ingin mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut serta mengabdikan diri untuk kepentingan organisasi.

Meyer dan Allen (dalam Luthans, 2008) A. Affective Commitment B. Continuance Commitment C. Normative Commitment

Karyawan memiliki ikatan emosional

Karyawan merasa rugi jika meninggalkan organisasi Kesadaran karyawan bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan

PPPA Daarul Qur’an, lembaga pengelola sedekah yang berkhidmad pada pembangunan masyarakat berbasis tahfidzul Qur’an yang dikelola secara profesional dan akuntabel. Bermula pada 2003, saat Ustadz Yusuf Mansur berkhidmad untuk menciptakan kader-kader penghafal Al-Qur’an di Indonesia lahir Program Pembibitan Penghafal Al-Quran (PPPA) Daarul Qur’an.Dimulai dengan mengasuh beberapa santri tahfidz, kemudian berkembang hingga ribuan santri yang tersebar di seluruh Indonesia.Dari sudut sempit Mushola Bulak Santri yang bersebelahan dengan makam desa, di tempat inilah berawal aktivitas PPPA Daarul Qur’an mengusung visi dan cita-cita besar.

Dari awal, PPPA Daarul Qur’an berkonsetrasi dalam upaya membangun kesadaran masyarakat untuk kembali kepada Al-Qur’an, dengan menggulirkan program-program yang bertujuan untuk membibit dan mencetak Penghafal Al-Qur’an.Makin hari, gerakan dan kesadaran masyarakat untuk melahirkan para penghafal Al-Qur’an terus meluas.Maka diperlukan payung kelembagaan yang kuat dan profesional.

Pada 29 Maret 2007 di Balai sarbini, jakarta, identitas PPPA Daarul Qur’an resmi diperkenalkan ke publik. Dikukuhkan melalui akte notaris tertanggal

11 Mei 2007, Dengan adanya kelembagaan formal yang dikelola secara profesional PPPA Daarul Qur’an mendirikan Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an, Daqu School, dan Perguruan Tinggi di berbagai daerah sebagai sentral pendidikan dan Pembibitan penghafal Al-Qur’an. Selain itu, PPPA Daarul Qur’an juga telah menggulirkan program-program yang mempunyai tujuan yang sama untuk memuliakan Al-Qur’an, Salah satu yang kini jadi gerakan nasional bahkan internasional adalah Rumah Tahfidz. Dalam program dakwah dan sosial, PPPA Daarul Qur’an juga terlibat dalam pembangunan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat berbasis tahfidzul Qur’an.

Dimulai dengan bantuan beasiswa, kemanusian, kesehatan, permukiman masyarakat kurang mampu, dan pemberdayaan masyarakat.Dengan program yang kreatif dan membumi, PPPA Daarul Qur’an terus dipercaya masyarakat sebagai mitra pengelola sedekah. Dengan kepercayaan yang terus tumbuh, PPPA Daarul Qur’an akan terus berevolusi, sebagai lembaga profesional yang terlibat dalam pembangunan bangsa berbasis tahfidzul Qur’an

2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi PPPA Darul Qur‟an

Membangun masyarakat madani berbasis tahfidzul Qur’an untuk kemandirian ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan bertumpu pada sumberdaya lokal yang berorientasi pada memuliakan Al-Qur’an.

b. Misi PPPA Darul Qur‟an

1) Menjadikan tahfidzul Qur’an sebagai budaya hidup masyarakat Indonesia.

2) Mewujudkan kemandirian ekonomi, pangan, pendidikan, dan kemandirian teknologi berbasis tahfidzul Qur’an.

3) Menjadikan Indonesia bebas buta Al-Qur’an.

4) Menjadi lembaga yang menginspirasi masyarakat untuk peduli dan berpihak pada kaum lemah melalui nilai-nilai sedekah.

5) Menjadi lembaga pengelola sedekah yang profesional, transparan, akuntabel, dan terpercaya.

3. Struktur Organisasi PPPA DARUL QUR’AN

Badan Pengrusus

Dewan Pendiri : KH. Yusuf Mansur

Dewan Syariah : KH. Ahmad Kosasih, MA Ketua : M. Anwar Sani

Sekretaris : Tarmizi

Bendahara : Ahmad Jameel Board of Director

Direktur Utama : M Anwar Sani Direktur Ekskutif : Tarmizi

Wakil Direktur program & Komunkasi: Sunaryo Adhiatmoko GM Fundraising : Darmawan Eko Setiadi

GM Pendidikan : Abdoel Rohimi Manajer HRD : Helmi Ariwibawa Manajer Program : Nanang Ismuhartoyo Manajer Comdev : Rano Karno M Bilal

Manajer Cabang : M Yusuf, Effendi Wahyu P, Hendra Irawan, Irfan Yudha Satria, Muhammad Zuzali, Faruqi Ageng

4. Deskripsi Demografi Responden

Deskriptif demografi responden yang memberikan gambaran mengenai karakteristik responden yang seluruhnya merupakan Karyawan PPPA Darul Qur‟an. Penyajian deskripsi responden dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.1:

Tabel 4.1

Deskripsi Data Responden

Responden Jumlah

Kuesioner yang disebar 75

Kuesioner yang tidak kembali 12

Kuesioner kembali namun tidak dapat diolah 0

Kuesioner yang dapat diolah 63

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menjelaskan bahwa kuesioner yang disebar kepada responen sebanyak 75 kuesioner sedang 12 kuesioner lainnya tidak dikembalikan sehingga sisa kuesioner yang dapat diolah sebanyak 63 kuesioner.

Dalam penelitian ini karakteristik yang ingin diketahuiadalah jenis kelamin, usia, pendidikan dan masa kerja. Untuk lebih jelasnya mengenai

diri responden dapat dilihat pada karakteristik berikut ini yang menunjukkan besarnya dalam jumlah dan presentase.

1. Karakteristik responden menurut jenis kelamin

Dari hasil penelitian tabel 4.2 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut.

Tabel 4.2

Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin No. Jenis kelamin Jumlah Persentase

1. Pria 43 68,25%

2. Wanita 20 31,75%

Jumlah 63 100%

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini pria sebanyak 43 orang atau 68,25%, dan wanita sebanyak 20 orang atau 31,75%.

2. Karakteristik responden menurut usia

Pada tabel 4.3 yang menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia sebagai berikut.

Tabel 4.3

Jumlah dan Persentase Responden Menurut Usia

No. Usia Jumlah Persentase

1. ≤ 20 Tahun 8 12,70%

2. 21-30 Tahun 33 52,38%

3 >31 Tahun 22 34,92%

Jumlah 63 100%

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui responden dalam penelitian ini yang berusia ≤ 20 tahun sebanyak 8 orang atau 12,70%, yang berusia dengan rentang >21-30 tahun sebanyak 33 orang atau 52,38%, yang berusia dengan rentang >31 tahun sebanyak 22 orang atau 34,92%.

c. Karakteristik responden menurut pendidikan

Pada tabel 4.4 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan sebagai berikut.

Tabel 4.4

Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendidikan

No. Usia Jumlah Persentase

1. SMA 12 19,05%

2. Diploma 17 26,98%

3 Sarjana 34 53,97%

4 Lainnya 0 0

Jumlah 63 100%

Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel 4.4 di atas memperlihatkan bahwa responden dengan jenjang pendidikan SMA sebanyak 12 orang atau 19,05%, untuk responden dengan jenjang pendidikan Diploma sebanyak 17 orang atau 26,98%, untuk responden dengan jenjang pendidikan Sarjana sebanyak 34 orang atau 53,97%, dan lainnya sebanyak 0. d. Karakteristik responden menurut masa kerja

Pada tabel 4.5 menunjukkan karakteristik responden menurut masa kerja sebagai berikut.

Tabel 4.5

Jumlah dan Persentase Responden Menurut Masa Kerja No. Masa Kerja Jumlah Persentase

1. < 1 Tahun 8 12,70%

2. 1-5 Tahun 44 69,84%

3 >5 Tahun 11 17,46%

Jumlah 63 100%

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.5 memberikan informasi responden menurutmasa kerja, yang memiliki masa kerja < 1 tahun sebanyak 8 orang atau 12,70%, masa kerja 1-5 tahun sebanyak 44 orang atau 69,84%, masa kerja > 5 tahun sebanyak 11 orang atau 17,46%. Hal ini menunjukkan bahwa instansi secara umum memiliki pegawai yang sudah lama bekerja dan lebih berpengalaman dalam menyelesaikan beban tugasnya.

C. Analisis dan Pembahasan

1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner dengan menggunakan software SPSS versi 19.0. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation, yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan (Imam Ghozali,2011:124). Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansi dibawah 0,05.

Tabel 4.6

Uji Validitas Budaya Organisasi NO. Konstruk Penilaian Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Ket. 1. X1.1 0,707** 0,000 30 VALID 2. X2.2 0,705** 0,000 30 VALID 3. X3.3 0,630* 0,000 30 VALID 4. X4.4 0,663* 0,000 30 VALID 5. X5.5 0,675** 0,000 30 VALID 6. X6.6 0,766** 0,000 30 VALID 7. X7.7 0,541** 0,002 30 VALID 8. X8.8 0,758** 0,000 30 VALID 9. X9.9 0,610** 0,000 30 VALID 10. X10.10 0,660** 0,000 30 VALID 11. X11.11 0,541** 0,002 30 VALID 12. X12.12 0,455* 0,011 30 VALID 13. X113.13 0,651** 0,000 30 VALID 14. X14.14 0,687** 0,000 30 VALID 15. X15.15 0,742** 0,000 30 VALID 16. X16.16 0,691** 0,000 30 VALID 17. X17.17 0,704** 0,000 30 VALID 18. X18.18 0,558** 0,001 30 VALID 19. X19.19 0,576** 0,001 30 VALID 20. X20.20 0,419* 0,021 30 VALID 21. X21.21 0,703** 0,000 30 VALID 22. X22.22 0,448* 0,013 30 VALID 23. X23.23. 0,428* 0,018 30 VALID 24. X24.24 0,497** 0,005 30 VALID

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan hasil tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan memiliki nilai pearson correlation yang signifikan dibawah 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel budaya organisasi adalah valid.

Tabel 4.7

Uji Validitas Komitmen Organisasi NO. Konstruk Penilaian Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Ket. 1. X1.1 0,842** 0,000 30 VALID 2. X2.2 0,837** 0,000 30 VALID 3. X3.3 0,591** 0,000 30 VALID 4. X4.4 0,755** 0,000 30 VALID 5. X5.5 0,754** 0,000 30 VALID 6. X6.6 0,850** 0,000 30 VALID 7. X7.7 0,913** 0,000 30 VALID 8. X8.8 0,744** 0,000 30 VALID 9. X9.9 0,651** 0,000 30 VALID

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan hasil tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan memiliki nilai pearson correlation yang signifikan dibawah 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel komitmen organisasi adalah valid.

Tabel 4.8

Uji Validitas Kinerja Karyawan NO. Konstruk Penilaian Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Ket. 1. X1.1 0,765** 0,000 30 VALID 2. X2.2 0,576* 0,001 30 VALID 3. X3.3 0,528** 0,003 30 VALID 4. X4.4 0,469** 0,009 30 VALID 5. X5.5 0,645** 0,000 30 VALID 6. X6.6 0,615** 0,000 30 VALID 7. X7.7 0,728** 0,000 30 VALID 8. X8.8 0,786** 0,000 30 VALID 9. X9.9 0,685** 0,000 30 VALID 10. X10.10 0,724** 0,000 30 VALID 11. X11.11 0,771** 0,000 30 VALID 12. X12.12 0,603** 0,000 30 VALID 13. X113.13 0,603** 0,000 30 VALID 14. X14.14 0,709** 0,000 30 VALID

NO. Konstruk Penilaian Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Ket. 15. X15.15 0,633** 0,000 30 VALID 16. X16.16 0,651** 0,000 30 VALID

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan hasil tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan memiliki nilai pearson correlation yang signifikan dibawah 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel kinerja karyawan adalah valid. b. Uji Reabilitas

Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 19 menunjukkan bahwa seluruh variabel penelitian mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.60, sehingga dapat dikatakan bahwasannya jawaban setiap responden atas butir-butir pertanyaan konsisten (reliable). Ukuran reliabilitas tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.9 di bawah ini:

Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s

Alpha

Keterangan

Budaya Organisasi 0,861 Reliable

Komitmen Organisasi 0,881 Reliable

Kinerja 0,924 Reliable

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas ini bertujuan untuk mengetahui disrtibusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal (Nugroho, 2005: 18).. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran dan (titik) pada sumbu diagonaldari grafik. Jika ada (titik) menyebar disekitar garis diagonal maka menunjukan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normal (Ghazali : 2009).

Gambar 4.10 Uji Normalitas

Sumber data diolah SPSS 19

Dengan melihat gambar 4.10 tampilan grafik normal probability plot maupun grafik histogram diatas, dapat disimpulkan bahwa pada grafik normal probability plot terlihat titik-titik menyebardi sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, Begitu pula pada grafik histrogram yang memberikan pola distribusi yang normal (tidak terjadikemiringan). Kedua grafik di atas menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolineritas

Pengujian multikolinearitas untuk melihat apakah antar variabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas didalam model regresi peneliti menggunakan metode dengan

nilai VIF tidak lebih dari 10,0 dan nilai toleransi tidak kurang dari 0,1. Berikut hasil yang diperoleh uji multikolinearitas:

Tabel 4.11

Uji Multikolinieritas dengan Nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor)

Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Cosntant) BUDAYA .894 1.119 KOMITMEN .894 1.119

1. Dependent Variable: KINERJA

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, nilai Tolerance variabel bebas X1=0,894, X2 = 0,894. sedangkan nilai VIF variabel bebas X1 = 1,119, X2 = 1,119. Dapat disimpulkan bahwa model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas karena nilai tolerance > 0,01 dan nilai VIF < 10,0.

c. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas yaitu kondisi dimana semua residual atau error mempunyai varian yang tidak konstan atau berubah-ubah. Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari suatu pengamatan kepengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan metode analisis grafik Scatterplot.

Gambar 4.12 Uji Heterokedastisitas

Berdasarkan tampilan Scatterplot pada gambar 4.3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa plot menyebar secara acak diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual. Oleh karena itu pada model regresi yang dibentuk dinyatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas

3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda.Analisis regresi merupakan metode analisis yang tepat ketika penelitian melibatkan satu variabel terikat yang diperkirakan berhubungan dengan satu atau lebih variabel bebas. Hasil pengujian statistik dengan menggunakan analisis regresi berganda yang perlu dianalisis dan dibahas adalah uji kofisien determinasi (R2), uji t, dan uji F berikut adalah pembahasan mengenai masing-masing uji tersebut:

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Uji koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.13

Uji Koifisien Determinasi

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .876a .767 .759 3.791

a. Predictors: (Constant), KOMITMEN, BUDAYA b. Dependent Variable: KINERJA

Dari tabel 4.13 diatas dapat diketahui bahwa koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,759 atau 75,9%. Adjusted R Square berkisar pada angka 1-0, dengan catatan semakin besar angka Adjusted R Square maka akan semakin kuat hubungan dari kelima variabel dalam model regresi. Dapat disimpulkan bahwa 75,9% variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel budaya organisasi dan komitmen organisasi. Sedangkan selisihnya 24,1% lainnya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. b. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil pengujian hipotesis dengan uji t:

Tabel 4.14 Uji T

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan

Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.14 variabel budaya organisasi mempunyai t hitung sebesar 13,873 dengantingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan menerima Ha1, sehingga dapat dikatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian , jika budaya organisasi baik maka berdampak positif pada kinerja karyawan dalam menjalankan kewajiban tugasnya sebagai seorang karyawan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Henry, Jack, dkk., (2012:29) yang menjelaskan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Ini menunjukan bahwa kinerja karyawan akan tercapai apabila didukung oleh sebuah sistem organisasi yang mendukung tercapainya tujuan organisasi.

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) -25.175 8.274 -3.043 .003 BUDAYA .826 .060 .915 13.873 .000 KOMITMEN .279 .115 .160 2.422 .018

Dependent Variable: KINERJA Sumber : Data primer yang diolah SPSS

2) Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan

Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.14 variabel komitmen organisasi mempunyai t hitung sebesar 2,422 dengantingkat signifikansi sebesar 0,018 < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan menerima Ha1, sehingga dapat dikatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian, jika komitmen organisasi tertanam dalam setiap karyawan maka berdampak positif pada kinerja karyawan dalam menjalankan kewajiban tugasnya sebagai seorang karyawan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Henry, Jack, dkk., (2012:30) yang menghasilkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kepuasan kerja.

Sedang penelitian yang idlakukan oleh Kartiningsih (tesis) menghasilkan bahwa komitmen organisasi memberikan kontribusi sebesar 23% terhadap kinerja karyawan.

c. Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan dengan cara membandingkan antara nilai Fhitung dengan Ftabel . Dalam penelitian ini diperoleh hasil uji anova (uji F) sebagai berikut :

Tabel 4.15 Hasil Uji –F ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 2837.191 2 1418.596 98.682 .000a Residual 862.523 60 14.375 Total 3699.714 62

a. Predictors: (Constant), KOMITMEN, BUDAYA b. Dependent Variable: KINERJA

Sumber : Data primer yang diolah SPSS

1) Pengaruh budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai F diperoleh 98,682 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 maka model regresi ini dapat dipakai untuk kinerja karyawan. Dengan kata laindapat dikatakan bahwa variabel budaya organisasi dan komitmen organisasi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja karyawan.

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A.Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberap abesar pengaruh budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan PPPA Darul

Dokumen terkait