• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada PPPA Darul Qur'an)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada PPPA Darul Qur'an)"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(STUDI KASUS PADA PPPA DARUL QUR’AN)

MUHAMMAD FADLI FERRYANSYAH

108081000098

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MANAJEMEN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

a. Nama lengkap : Muhammad Fadli Ferryansyah b. Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 19 Mei 1990

c. Alamat : Jl. Cheri I No. 3 RT 001 RW 04 Rengas, Ciputat Timur Tangerang Selatan (15412) d. Jenis kelamin : Laki-laki

e. Warga Negara : Indonesia

f. Agama : Islam

g. Telepon : (021) 7431181 / 085694949532 h. Email : fadli.ferryansyah@yahoo.com i. Motto Hidup : Menjadi yang terbaik

II. Pendidikan Formal

a. SD : SDN Kartika Putra I Tangerang (1996-2002) b. SMP : SMPN 29 Jakarta Selatan (2002-2005) c. SMA : SMAS Triguna 1956 Jakarta Selatan (2005-2008) d. S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008-2013)

III. Pengalaman Organisasi

a. Ketua Umum PK.FEIS IMM Ciputat 2009-2010

b. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU) UIN Syarif Hidayatullah 2010-2011

c. Sekjend DPP Partai Progressive UIN Syarif Hidayatullah 2010-2012 d. Ketua Pimpinan Cabang IMM Ciputat 2011-2012

e. Ketua Departemen Lingkingan Hidup DPP PERISAI PERINDO 2013-2014

IV. Kemampuan Komputer

a. Ms.Word : Baik

b. Ms.Excel : Baik

(7)

THE INFLUENCE OF ORGANIZATIONAL CULTURE, AND

ORGANIZATIONAL COMMITMENT TO EMPLOYEE PERFORMENCE PPPA

DARUL QUR’AN

By:

Muhammad Fadli F

ABSTRACT

This study aimed to analyze the influence of organizational culture, organizational commitment to employee performence. This study uses primary data obtained by spreading questionnaires to employees working in PPPA DARUL QUR’AN. Method of data analysis used in this study include test research instrument, the classical assumption and hypothesis testing using multiple linear regression analysis.

The results showed that organizational culture, and organizational commitment have significant imfluence to employe performance. Test results (partial) indicates organizational culture affect employees performance significantly with sig t 0,000 <0,05 and 13.873 t value, then organizational commitment affects to employees performance significantly with sig t 0.018 <0.05 and t value 2,422. So, it can be concluded that organizational culture and organizational commitment affect employee performance either simultaneously or partially.

(8)

Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja

Karyawan PPPA DARUL QUR’AN

Oleh :

Muhammad Fadli F ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebar kuesioner kepada karyawan yang bekerja di Lembaga Amil Zakat PPPA DARUL QUR’AN. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji instrumen penelitian, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi liniear berganda.

Hasil penelitian menunjukan dalam uji F (simultan) bahwa budaya organisasi, dan komitmen organisasi secara signifikan mempengaruhi kinerja karyawan dengan nilai sig F 0,000 < 0,05 dan F hitung 98.682. Hasil uji t (parsial) menunjukan budaya organisasi secara signifikan mempengaruhi kinerja karyawan dengan nilai sig t 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 13.873, dan komitmen organisasi secara signifikan mempengaruhi kinerja karyawan dengan nilai sig t 0,018 < 0,05 dan nilai t hitung 2.422. Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi dan komitmen organisasi mempengaruhi kinerja karyawan baik secara simultan maupun parsial.

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim,

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji serta rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada hamba-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya guna memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini memiliki judul “Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada PPPA Darul Qur’an)”. Dalam skripsi ini peneliti membuktikan bahwa variabel budaya organisasi dan komitmen organisasi mempunyai pengaruh baik secara simultan ataupun parsial terhadap kinerja karyawan di PPPA Darul Qur’an.

Tentunya keberhasilan penyusunan skripsi ini tak lepas dari adanya orang-orang yang selalu siap membantu dan terus memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua Orang Tua Penulis, Bapak tercinta Effendy Rahman dan Mama tercinta Puji Astuti, terima kasih atas doa dan kasih sayang serta kesabarannya selama ini, selalu menyemangati dan membimbing anakmu tanpa mengenal lelah. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada Bapak dan Mama tercinta. Aamin

2. Bapak Dr. Yahya Hamja,. MM selaku dosen pembimbing I dan Bapak Suhendra, S.Ag., MM selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

(10)

4. Bapak Ahmad Dumyathi, Dr, selaku Ketua Jurusan Manajemen sekaligus penulis yang telah memberikan arahan dan dorongan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu yang

Bapak dan Ibu berikan kepada penulis.

6. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Pak Heri, Pak Ismet, Bu Siska, Bu Umi, Pak Rahmat, Pak Bambang, dan Pak Sofyan.

7. Manajemen dan Para Karyawan PPPA Darul Qur’an yang telah bersedia menjadi bagian dari penelitian ini, khsusunya Mas Helmy, dan Mbak Nurul.

8. Untuk kakak-kakak ku tersayang kak Evie, kak Irwan, dan Kak Hendra yang telah memberikan dukungan secara terus-menerus agar skripsi ini segera rampung serta dukungan materi sehingga skripsi ini dapat rampung.

9. Teman-teman seangkatan 2008 Jurusan Manajement terutama kelasan Manajemen C dan kelas Manajemen SDM terima kasih atas doa dan dukungannya. Untuk sahabat-sahabatku khusus Ujang&Adit terima kasih krn sudah banyak berbagi ilmu tentang skripsisweet :’(, serta Aris, Roji, Sesat (Randy), Chimod, Diaz, Ba’asir, Damar, Utut Maharani, Oo, Grossy, Ardi, Dea, Dwinur, ubay dll terima kasih banyak suatu hal yang akan selalu aku rindukan adalah dapat satu kelas lagi dengan kalian dan becanda dikosan. Kemudian, tak lupa kekasihku tersayang dan ku cintai si Kikay wawa terima kasih atas doa, motivasi, dan pendampingannya selama menjalankan skripsi sehingga skripsi ini dapat selesai.

10. Keluarga Besar Komisariat Ekonomi dan Ilmu Sosial (PK.FEIS) IMM Ciputat terutama untuk adinda-adindaku Alvin, Dilla, Riri, Maryam, Faif, Cecep, Alif dll terus berjuang untuk Ikatan. Kemudian, teman-teman seangkatanku di PK.FEIS Aditya Septian, Dini Safitri, Roji, Aris, Kurniadin dan senior-seniorku kakakku Iyan, icannudin, ida, dan fahmy.

(11)

Pimpinan Cabang IMM Ciputat 2011-2012, serta kanda Iqbal, kanda Meidy, Widian, Uty, Fuji, Shidiq, Fajri dll.

12. Keluarga Besar DPP Partai Progressive UIN Syarif Hidyatullah, Keluarga Besar DPP Persatuan Pelajar dan Mahasiswa PERINDO, dan Keluarga Besar GOZIS DPP GOLKAR

13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, semoga bantuan yang telah diberikan baik berupa moril ataupun materil menjadi amal ibadah yang selalu berlipat ganda pahalanya. Aamin yaa rabal ‘alamin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT semua ini penulis serahkan, karena hanya dengan ridha-Nya penulis dapat menyelsaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.Aamin.

Jakarta, Rabu, 12 Juni 2013

(12)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 6

D. Penelitian Terdahulu ... 31

(13)

D. Metode Analisis Data ... 38

E. Operasional Variabel Penelitian ... 47

BAB. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat PPPA Darul Qur’an ... 50

2. Visi dan Misi PPPA Darul Qur’an ... 51

3. Struktur Organisasi PPPA Darul Qur’an ... 52

B. Deskripsi Responden ... 53

C. Analisis dan Pembahasan 1. Uji Kualitas Data ... 57

3. Uji Asumsi Klasik ... 61

4. Uji Hipotesis ... 65

BAB. V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 71

B. Implikasi ... 74

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu 30

3.1 Operasional Variabel Penelitian 46

4.1 Deskripsi Data Responden 53

4.2 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin 54 4.3 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Usia 55 4.4 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendidikan 56

4.5 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Masa Kerja 56

4.6 Uji Validitas Budaya Organisasi 57

4.7 Uji Validitas Komitmen Organisasi 59

4.8 Uji Validitas Kinerja Karyawan 60

4.9 Uji Reliabilitas 61

4.11 Uji Multikolineritas 64

4.13 Uji Koefisien Determinasi 66

4.14 Uji Parsial (Uji T) 67

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.2 Kerangka Berpikir 34

4.10 Uji Normalitas 62

(16)

DAFTAR lAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Kuesioner Penelitian 78 2 Output SPSS Deskripsi Responden

3 Tabulasi Jawaban Kuesioner 4 Output SPSS Uji Validitas 5 Output SPSS Uji Reliabilitas 6 Output SPSS Uji Asumsi Klasik 7 Output SPSS Uji Hipotesis 9. Surat Bimbingan Skripsi 10. Surat Izin Penelitian

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam sebuah organisasi. Pun setiap organisasi juga akan selalu meningkatkan kualitas sumber dayanya agar kinerjanya memuaskan. Peningkatan kualitas tersebut juga merupakan salah satu upaya untuk menjadikan karyawan lebih termotivasi dan jelas arah tujuan yang ingin dicapai.

Masalah tentang kinerja karyawan merupakan masalah yang perlu diperhatikan organisasi, karena kinerja karyawan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas organisasi dalam menghadapi persaingan seiring perkembangan zaman. Oleh karena itu memiliki sumber daya manusia (karyawan) yang berkualitas sangat dibutuhkan agar tujuan organisasi dapat tercapai dan dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam suatu organisasi. Apabila sumber daya manusianya memiliki motivasi tinggi, kreatif dan mampu mengembangkan inovasi, kinerjanya akan menjadi semakin baik.

(18)

amil pun jarang dijadikan pilihan nomor satu untuk orang-orang yang mencari pekerjaan.

Fakta yang terjadi di lapangan berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, menunjukkan bahwa profesi amil adalah sebagai profesi terakhir bagi orang yang merasa sudah tidak mempunyai pilihan untuk bekerja.Selain itu, lembaga zakat juga tidak menempatkan tentang istilah right man on the right place. Dengan bekal orang seadanya dan lebih bersifat kekeluargaan.Kemudian

untuk kehadiran karyawan dari jumlah karyawan 75 orang, rata-rata per bulan 10-15 orang tidak hadir atau absen dengan berbagai alasan.Angka termasuk kategori tinggi dalam sebuah organisasi nirlaba seperti PPPA Darul Quran.

Label yang diberikan masyarakat tentunya juga berpengaruh terhadap kinerja amil itu sendiri kecuali amil-amil yang memang mengabdikan dirinya untuk menjadi amil.Namun, kinerja yang baik tidak akan dihasilkan tanpa adanya budaya organisasi yang mendukung berjalannya organisasi itu sendiri.Budaya organisasi inilah yang kemudian mempengaruhi kinerja karyawan dalam mencapai tujuan organisasi.

Robbins (2010:76) menjelaskan bahwa budaya organisasi telah diketengahkan sebagai nilai-nilai, prinsip-prinsip, tradisi dan cara-cara bekerja yang dianut bersama oleh para anggota organisasi dan mempengaruhi cara mereka bertindak.

(19)

pokok organisasi dan semakin besar komitmen mereka pada nilai-nilai tersebut, semakin kuat budaya organisasinya. Akan tetapi, budaya kuat juga memiliki kelemahan yaitu budaya organisasi yang kuat cenderung menghambat para karyawan untuk berani mencoba cara-cara baru, terutama dalam menghadapi situasi yang berubah cepat. Dalam hal ini jelaslah bahwa budaya yang tertanam dalam organisasi memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Ketika karyawan memahami nilai-nilai yang ada dalam organisasinya, maka akan mempengaruhi bagaimana kinerjanya.

Pratiwi (2012:70) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Besarnya budaya organisasi berpengaruh 32% terhadap kinerja karyawan sedang 68% dipengaruhi oleh variabel lain. Hal ini berarti bahwa apabila budaya organisasi mengalami peningkatan, maka akan meningkatkan kinerja karyawan pula dan begitu pun sebaliknya, apabila budaya organisasi mengalami penurunan, maka kinerja karyawan pun akan mengalami penurunan.

Selain budaya organisasi yang penulis jelaskan di atas, menurut Robbins (2001:50) kualitas sumber daya manusia yang berpengaruh kuat terhadap kinerja organisasi adalah komitmen organisasi.

(20)

mereka akan berpartisipasi dan terlibat aktif untuk memajukan organisasi. Karyawan yang dimiliki komitmen yang tinggi akan bertanggung jawab dengan bersedia memberikan seluruh kemampuannya karena merasa memiliki organisasi. Rasa memiliki yang kuat akan membuat karyawan merasa berguna dan nyaman berada dalam organisasi (Yuwono:2005).

Perkembangan dalam dunia usaha di Indonesia saat ini yang semakin cepat dan pesat berakibat juga pada perubahan budaya. Sehingga organisasi dituntut untuk mempunyai budaya yang membedakan dengan organisasi lain yang sejenis, termasuk dari PPPA Darul Quran dan lembaga zakat yang lainnya. Dan kesusksesan sebuah organisasi juga tidak hanya didukung oleh budaya organisasi saja tetapi juga bagaimana organisasi tersebut menumbuhkan komitmen organisasi. Tuntutan karyawan yang semakin tinggi terhadap organisasi serta apa yang dilakukan organisasi akan menentukan bagaimana komitmen atau keterikatan karyawan terhadap organisasi, yang pada akhirnya mempengaruhi keputusannya untuk tetap tergabung dan memajukan organisasinya atau memilih tempat kerja lain yang lebih menjanjikan.

Pada beberapa lembaga nirlaba yang kita ketahui bersama tentunya

memiliki kerentanan berkaitan dengan hal tersebut, termasuk di PPPA Darul

Qur‟an. Dalam arti bahwa budaya kerja yang tertanam dalam PPPA Darul Qur‟an

menjadikan titik utama gerak organisasi sehingga diharapkan karyawan mampu

menjadi loyal dan berkomitmen terhadap PPPA Darul Qur‟an sehingga

masyarakat tetap mempercayakan penghimpunan dana untuk kemanusiaan ke

(21)

Qur‟an selalu mengedepankan karyawannya untuk bisa bekerja professional.

Dalam hal ini karyawan bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing, karena

dikhawatirkan karyawan akan “kabur-kaburan” dengan pekerjaan yang cukup

berat, karena mengemban amanah umat, dengan upah atau gaji yang tidak sebesar

ketika bekerja di perusahaan yang profit. Maka kemungkinan yang lain adalah

mereka mencari penghasilan diluar PPPA Darul Qur‟an dan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi mereka meninggalkan PPPA Darul Qur‟an dan lebih

memilih kepada jenjang karir yang lebih meyakinkan diluar.

Budaya organisasi yang tumbuh dalam PPPA Darul Qur‟an semestinya dapat meningkatkan komitmen karyawannya sehingga dapat menghasilkan kinerja yang memuaskan.Namun bentuk komitmen yang muncul diharapkan bukan hanya bersifat loyalitas yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi kerja yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi, Steers dan Porter (dalam Sopiah, 2008). Mereka yang lebih komitmen terhadap organisasinya akan lebih siap melakukan berbagai upaya demi keberhasilan organisasi. Kolaborasi antara budaya organisasi dan komitmen diharapkan mampu menjadi kesatuan yang kokoh sehingga dapat menghasilkan

kinerja yang baik dan sesuai dengan pencapaian tujuan.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, penulis ingin mengetahui lebih jauh

apakahbudaya organisasi dan komitmen organisasi dapat mempengaruhi kinerja

karyawan di PPPA Darul Qur‟an.Untuk itu, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul: “Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen

(22)

B. Perumusan Masalah

Agar penelitian ini jelas, maka masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan menjadi sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh daribudaya organisasi terhadap kinerja

karyawan?

2. Apakah terdapat pengaruh dari komitmen organisasi terhadap kinerja

karyawan?

3. Apakah terdapat pengaruh dari budaya organisasi dan komitmen

organisasi terhadap kinerja karyawan?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah: a. Menganalisis pengaruh budaya organisasi dan komitmen organisasi

berpengaruh terhadap kinerjakaryawan secara parsial dan variabel mana yang pengaruhnya lebih besar.

b. Menganalisis pengaruh budaya organisasi dan komitmen organisasi dan berpengaruh terhadap kinerja karyawan secara simultan atau gabungan. 2. Manfaat Penelitian

(23)

a. Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sarana untuk melatih berfikir secara ilmiah dengan berdasarkan pada disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah khususnya lingkup manajemen dan menerapkannya pada data yang diperoleh dari objek yang diteliti. b. Akademis dan Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah perpustakaan dengan tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan dilakukan dikemudian hari.

c. Perusahaan

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Kinerja berasal dari pengertian performance.Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun sebenarnya kinerja mempunyai makna yang luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung (Wibowo, 2007:7).

Armstrong dan Baron (Wibowo,2007:7) menjelaskan bahwa kinerja merupakan pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi ekonomi.

(25)

dibutuhkan ukuran untuk menentukan apakah seorang personel telah mencapai kinerja yang diharapkan, untuk selanjutnya dilakukan penilaian. Dimana penilaian ini akan membuat personel untuk senantiasa berorientasi terhadap tujuan dan berperilaku kerja sesuai dan searah dengan tujuan yang hendak dicapai.

Kinerja menurut Sluyter (dalam Wirjana,2007:109) kinerja organisasi adalah efektivitas organisasi secara keseluruhan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan teridentifikasi dari masing-masing kelompok pemakai jasa (customer) melalui upaya-upaya sistematis, yang secara kontinu memperbaiki kemampuannya untuk merespon kebutuhan-kebutuhan secara efektif. Pada dasarnya, peningkatan kinerja didorong oleh kepemimpinan yang menerima tanggung jawab dasar untuk meningkatkan kinerja organisasi, serta membuat komitmen untuk secara serius menjalankan proses tersebut.

Robbins (2003:98) mengatakan kinerja adalah sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau Ability (A), motivasi atau motivation (M), dan peluang atau Opportunity (O) yaitu kinerja= f (A x M x O) yang artinya kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan peluang.

(26)

(Mathis dan Jackson, 2009:378). Dalam hal ini kriteria pekerjaa adalah faktor paling penting yang dilakukan orang dalam pekrjaan mereka karena mendefinisikan apa yang dibayar organisasi untuk dilakukan oleh karyawan; oleh karena itu, kinerja dari individu pada kriteria pekerjaan harus diukur dan dibandingkan terhadap standar, dan kemudian hasilnya dikomunikasikan kepada karyawan (Mathis dan Jackson, 2009:378).

Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu yang diukur melalui hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan (Wirawan, 2009:101).Istilah kinerja juga digunakan untuk menunjukkan keluaran hasil perusahaan atau organisasi, alat, fungsi-fungsi manajemen (seperti produksi, pemasaran, keuangan) atau keluaran dari seorang pegawai (Wirawan, 2009:102). Sedang menurut Rivai (2009:65) menyatakan bahwa kinerja karyawan sebagai suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan.

(27)

kemampuan kerja baik secara kualitas maupun kuantitas sesuai dengan tanggung jwab yang diberikan kepadanya.

2. Aspek-Aspek Kinerja Karyawan

Wirawan (2009:105) menjelaskan bahwa secara umum aspek-aspek kinerja dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yang dalamnya terkandung indikator-indikator dari kinerja.

a. Hasil kerja

Hasil kerja adalah hal yang dihasilkan dari apa yang telah dikerjakan (keluaran hasil atau keluaran jasa), dapat berupa barang dan jasa yang dihitung dan diukur kuantitas dan kualitasnya. Kualitas kerja yang merupakan kemapuan karyawan menunjukkan kualitas hasil kerja yang ditinjau dari segi ketelitian dan kerapian. Kuantitas kerja yang merupakan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan sejumlah hasil tugas pada setiap harinya (Wirawan, 2009:105).

b. Perilaku kerja

Dalam kesehariannya di tempat kerja, seorang karyawan akan menghasilkan dua bentuk perilaku kerja, yaitu:

1) Perilaku pribadi adalah perilaku yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, contohnya cara berjalan, cara makan siang, dll. 2) Perilaku kerja adalah perilaku karyawan yang berhubungan dengan

(28)

ramah pada pelanggan, dll. Perilaku kerja juga bisa meliputi inisiatif yang dihasilkan untuk memecahkan permasalahan kerja, seperti ide atau tindakan yang dihasilkan, serta mampu untuk membuat alternatif solusi demi memperlancar pekerjaan, agar dapat menghasilkan kinerja tinggi. Disiplin kerja merupakan suatu sikap dan peril aku yang berniat untuk menaati segala peraturan organisasi yang didasari atas kesadaran diri untuk menyesuaikan diri dengan peraturan organisasi atau perusahann. Kerja sama (team work) adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok.

c. Sifat pribadi

(29)

kembali dengan baik, dan kejujuran dalam bekerja merupakan menceritakan informasi, fenomena yang ada dan sesuai dengan realitas tanpa ada perubahan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dimensi kinerja yang dikemukakan oleh Wirawan (2009:107), yaitu hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang berhubungan dengan kinerja. Karena lebih sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada karyawan PPPA Darul Qur‟an.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Sistem penilaian kinerja seringkali menjadi penghubung antara penghargaan yang diinginkan karyawan dan produktivitas mereka (Mathis dan Jackson, 2009; 283). Hubungan tersebut dapat diperkirakan sebagai berikut:

Produktivitas → Penilaian kinerja → Penghargaan

(30)

Mathis dan Jackson (2009:113) juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan meliputi:

a. Kinerja Karyawan Individual 1) Faktor kinerja individual

Tiga faktor utama yang mempengaruhi bagaimana individu yang ada bekerja meliputi: kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan tersebut, tingkat usaha yang dicurahkan, dan dukungan organisasi. Hubungan ketiga faktor ini diakui secara luas dalam literature manajemen sebagai:

Kinerja (Performance - P) = Kemampuan (Ability-A) x Usaha (Effort-E) x Dukungan (Support-S)

2) Motivasi Individual

Motivasi adalah keinginan dalam diri seorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak (Mathis dan Jakcson, 2009:114). konsep ekuitas dan harapan menunjukkan bahwa motivasi bersifat kompleks dan pribadi, tetapi strategi dan taktik

(31)

konsisten), atau nilai rendah (keinginan yang rendah akan penghargaan) (Mathis dan Jackson, 2009:117)

b. Hubungan Individual/Organisasional

Karena kondisi ekonomi jangka panjang sebagian besar organisasi mendasarkan pada usaha para karyawan yang memiliki kapabilitas yang sesuai dan motivasi untuk melakukan pekerjaannya dengan baik, organisasi yang telah berulangkali berhasil menunjukkan bahwa hubungan individual benar-benar berarti dan harus diatur dengan efektif (Mathis dan Jackson, 2009;118)

1) Kontrak Psikologis

Satu konsep yang berguna dalam mendiskusikan hubungan para karyawan dengan organisasi adalah kontrak psikologis, yang merujuk pada harapan tidak tertulis para karyawan dan pemberi kerja tentang sifat hubungan kerja mereka. Karena kontrak psikologis bersifat individual dan subjektif, ia fokus pada harapan-harapan akan “keadilan” yang mungkin tidak didefinisikan dengan

jelas oleh para karyawan (Mathis dan Jackson, 2009; 119).

2) Loyalitas

(32)

tidak diberikan, para karyawan mungkin merasakan keharusan yang berkurang untuk menambah kinerja organisasional. Ketika organisasi melakukan merger, mengeluarkan banyak karyawan, mengontrakkan pekerjaa keluar, serta menggunakan banyak pekerja temporer dan pekerja paruh waktu, karyawan nyaris tidak menemukan alas an mengapa mereka harus loyal kepada para pemberi kerja sebagai imbas atas hilangnya kenyamanan kerja (Mathis dan Jackson, 2009;121)

c. Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional

Ketidakpuasan kerja muncul ketika harapan seseorang tidak terpenuhi.Interaksi individu dan pekerjaan menentukan tingkat kepuasan/ketidakpuasan kerja da komitmen organisasional. Karyawan yang tidak puas dengan pekerjaan atau berkomitmen terhadap organisasi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk meninggalkan organisasi, mungkin lewat ketidakhadiran atau perputaran secara permanen (Mathis dan Jackson, 2009;122).

d. Retensi Sumber Daya Manusia

(33)

yang mengetahui pekerjaan, rekan kerja, layanan dan produk organisasi mereka, serta pelanggan perusahaan tersebut. Selain itu, kontinuitas karyawan memberikan “kesan karyawan” yang lebih baik untuk menarik

dan memelihara individu yang lain (Mathis dan Jackson, 2009;126).

B. Budaya Organisasi

1. Pengertian Budaya Organisasi

Budaya organisasi memilki makna yang luas. Menurut Luthans (2003:108), budaya organisasi merupakan norma-norma dan nilai-nilai organisasi akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya. Budaya organisasi dapat dipandang sebagai sebuah sistem.

Schein (dalam Luthans dan Hodgetts, 2003:170) memberikan batasan yang komprehensif tentang budaya organisasi yaitu sebagai berikut:

“a pattern of shared basic assumptions that the group learned as it solves

its problems of external adaptation and internal integration, that has

worked well enough to be considered valid and, therefore, to be taught to

new members as the correct way to perceive, think, and feel in relation to

those problems.”

(34)

berkaitan dengan integrasi. Budaya timbul sebagai hasil belajar bersama dari para anggota organisasi agar dapat tetap bertahan. Asumsi-asumsi dasar yang di anggap absah diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat dalam hal mengamati, memikirkan, dan merasakan dalam hubungannya dengan masalah-masalah tersebut. Bagian pertama dari definisi Schein menjelaskan bagaimana budaya organisasi terbentuk dan bagian kedua menjelaskan bagaimana budaya organisasi dipertahankan.Dapat lebih jauh disimpulkan bahwa budaya organisasi dapat berubah, yaitu bila asumsi dasar yang digunakan dalam memecahkan masalah (eksternal dan internal) ternyata tidak absah dan perlu diganti dengan asumsi dasar lain (Munandar, 2004:262).

Selain itu, Menurut Tosi, Rizzo, Carroll (dalam Munandar, 2001: 263) juga menjelaskan bahwa budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.

Robbins (2003:305) menjelaskan bahwa budaya organisasi mengacu ke suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain. Sistem makna bersama ini, bila diamati dengan lebih saksama merupakan seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh organisasi itu.

(35)

yang dianut oleh anggota organisasi itu sendiri, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi.

2. Dimensi Budaya Organisasi

Kajian budaya organisasi Denison (1989:168), mengemukakan bahwa ada empat prinsip integratif mengenai hubungan timbal balik antara budaya organisasi dan efektifitas kerja organisasi. Keempat prinsip ini diberi nama empat sifat utama (main cultural traits) yang menyangkut keterlibatan (involvement), konsistensi (concistency), adaptabilitas (adaptibility), dan misi (mission). Keempat sifat utama tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Keterlibatan (involvement)

Keterlibatan merupakan faktor kunci dalam budaya organisasi.Keterlibatan yang tinggi dari anggota organisasi berpengaruh terhadap kinerja organisasi khususnya menyangkut manajemen, strategi organisasi, struktur organisasi, biaya-biaya transaksi dan sebagainya. Nilai-nilai, norma-norma dan tradisi organisasi bias merupakan konsensus bagi anggota organisasi untuk melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan organisasi.

(36)

mengemukakan bahwatingkat keterlibatan dan partisispasi yang tinggi menciptakan kesadaran akan kepemilikian (sense of ownership) dan tanggung jawab (Denison dan Mishra, 1988:168). Dari kesadaran ini timbul komitmen yang lebih besar pada organisasi dan kebutuhan yang lebih sedikit akan sistem control yang ketat. Indikator keterlibatan meliputi:

1) Empowerment

Individu memiliki kekuasaan, inisiatif dan kemampuan utuk mengatur kerja mereka sendiri. Hal ini menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap keberlangsungan organisasi.

2) Team Orientation

Nilai diterapkan saat bekerja sama dalam mencapai tujuan. Organisasi bergantung pada upaya tim dalam mencapai tujuan tersebut.

3) Capability Development

Organisasi secara kontinue melakukan investasi dalam membentuk mengembangkan kemampuan karyawan dengan tujuan untuk mempertahankan kompetisi dan memenuhi kebutuhan bisnis. b. Konsistensi (concistency)

(37)

karyawan dan tindakan-tindakan bisnis lainnya (Pascale, 1984: Weick, 1987, dalam Denison dan Mishra, 1989:168).

Penelitian menunjukkan efektivitas terjadi karena organisasi tersebut konsisten dan terintegrasi secara baik.Sikap perilaku seseorang berakar pada sekumpulan nilai-nilai inti bersama, para pemimpin, dan anggota dilatih pada pencapaian kesepakatan (walaupun mereka mempunyai perbedaan sudut pandang).Organisasi dengan sifat-sifat seperti ini mempunyai budaya yang khusus dan kuat secara signifikan mempengaruhi sikap perilaku anggota pada kemampuan mereka dalam mencapai kesepakatan dan melakukan tindakan-tindakan terkoordinasi.

Teori konsistensi mengatakan bahwa makna bersama memiliki dampak positif karena para anggota organisasi bekerja berdasarkan kerangka kerja bersama mengenai nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang membentuk dasar mereka berkomunikasi. Indikator konsistensi adalah

1) Coordination and Integration

(38)

2) Agreement

Organisasi mampu mencapai kesepakatan dalam menghadapi sebuah issue kritis meliputi derajat kesepakatan dan kemampuan untuk menyelesaikan perbedaan yang terjadi.

3) Core Values

Anggota organisasi membagikan seperangkat nilai yang mereka anut, hal ini menciptakan identitas dan ekspektasi

4) Adaptabilitas (adaptibility)

Ada tiga aspek adaptabilitas yang mempunyai dampak eketifitas organisasi, yaitu kemampuan untuk menyadari dan bereaksi pada lingkungan eksternal, kemampuan untuk bereaksi pada lingkungan internal, dan kemampuan untuk bereaksi pada pelanggan internal maupun eksternal.

Ketiga aspek diatas merupakan hasil perkembangan dari asumsi-asumsi, nilai-nilai, dan norma-norma dasar yang memberikan struktur dan arah bagi organisasi.

(39)

Mereka terus menerus meningkatkan kemampuan organisasi utnuk memberikan nilai yang berharga bagi pelanggannya.Organisasi yang memiliki ciri tersebut dikatakan sebagai organisasi yang memiliki adaptabilitas karena indikator adaptabilitas adalah kemampuan menciptakan perubahan, fokus paa pelanggan, kemampuan organisasi untuk belajar.

Budaya yang dapat membantu organisasi mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan, akan diasosiasikan dengan kinerja superior dalam periode waktu yang panjang. Budaya yang demikian disebut budaya adaptif yang membantu organisasi terhadap lingkungan yang berubah dnegan memungkinkannya mengidentifikasi dan mengeksploitasi peluang-peluang baru (Schein, 1985: dalam Denison dan Mishra, 1989: 169).Para anggota percaya bahwa mereka dapat menata secara efektif masalah baru dan peluang yang mereka temui serta siap menanggung resiko.Indikator adaptabilitas adalah sebagai berikut:

1) Creating Change

(40)

2) Customer Focus

Organisasi memahami dan bereaksi pada keinginan konsumen dan mengantisipasi kebutuhan masa depan dari konsumen. Hal ini merefleksikan derajat semangat organisasi untuk memberikan kepuasan konsumen

3) Organizational Learning

Organisasi menerima, menerjemahkan, menginterpretasi sinyal lingkungan menjadi sebuah kesempatan yang dapat menumbuhkan inovasi, keinginan untuk menambah wawasan dan mengembangkan kemampuan organisasi

c. Misi (Mission)

Penghayatan misi memberikan dua pengaruh besar pada fungsi organisasi, yaitu:

1) Menentukan manfaat dan makna dengan cara mendefinisikan peran sosial dan sasaran sosial dan sasaran eksternal bagi institusi serta mendefinisikan peran individu berkenaan dengan peran institusi. 2) Memberikan kejelasan arah atau aturan. Kesadaran akan misi

memberikan arah dan sasaran yang jelas yang berfungsi untuk mendefinisikan serangkaian tindakan yang tepat bagi organisasi dan para anggotanya.

(41)

menggambarkan aspirasi organisasi dan akan seperti apa, maka misi menggambarkan organisasi dalam melakukan usaha, melayani pelanggan dan keahlian yang perlu dikembangkan untuk mencapai visi organisasi. Indikator misi adalah sebagai berikut:

1) Strategic Direction & Intents

Rencana yang dimiliki oleh organasasi untuk "make their mark". Strategi yang jelas dimaksudkan untuk membawa tujuan

organisasi dan menjelaskan bagaimana cara mereka dapat memberi kontribusi guna mencapai tujuan organisasi tersebut

2) Goals & Objectives

Sekumpulan tujuan yang jelas dimana tujuan tersebut memiliki hubungan dengan visi, misi, dan strategi dan menyediakan arahan yang jelas dalam pekerjaan.

3) Vission

(42)

D. Komitmen Organisasi

1. Pengertian Komitmen Organisasi

Luthans (2008; 147) mengartikan komitmen organisasi sebagai: a. A strong desire to remain a member of particular organization;

Keinginan yang kuat untuk seseorang mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tertentu.

b. A willingness to exert high levels of effort on behalf of the organizations; Sebuah kemauan yang kuat untuk berusaha mempertahankan nama organisasi.

c. A definite belief in, and acceptance of, the values and goals of the organization; Keyakinan dan penerimaan nilai-nilai dan tujuan organisasi.

Menurut Robbins (2001:123) komitmen pada organisasi merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu;

“Organizational commitment is the collection of feelings and beliefs that people

have about their organization as a whole”.

(43)

bekerja sepenuh hati demi kepentingan organisasi serta mereka akan memelihara keanggotaannya dalam organisasi tersebut.

Lebih lanjut Meyer dan Allen (dalam Steve, 2002:133) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai sebuah konsep yang memiliki tiga dimensi, yaitu affective, continuance, dan normative commitment.

Dari beberapa pengertian komitmen organisasi di atas menurut penulis komitmen organisasi adalah suatu keadaan dimana karyawan merasa terikat oleh organisasi dan ingin mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut serta mengabdikan diri untuk kepentingan organisasi.

b. Dimensi Komitmen Organisasi

Meyer dan Allen (dalam Luthans, 2008:148) menjelaskan terdapat tiga dimensi komitmen organisasi, yaitu Affective commitment, Continuance commitment dan Normative commitment.

a. Affective commitment

(44)

menjelaskan seberapa jauh seorang karyawan secara emosi terikat, mengenal dan terlibat dalam organisasi. Dengan demikian, karyawan yang memiliki komitmen afektif yang kuat akan terus bekerja dalam organisasi karena mereka memang ingin (want to) melakukan hal tersebut.

Meyer dan Allen (dalam Steve, 2002:134) menjelaskan bahwa karyawan akan cenderung mengembangkan tipe komitmen afektif jika penerimaan mereka tentang organisasi itu fair dalam memperlakukan mereka. Adanya suatu keyakinan bahwa karyawan mengembangkan komitmen afektif apabila mereka melihat organisasi sebagai tempat dimana mereka merasa penting dan kompeten untuk tetap berada di organisasi.

b. Continuance commitment

Dibandingkan dengan komitmen afektif, komitmen continuance ini lebih terbuka.Menurut dugaan Becker (dalam Steve, 2002:135) continuance commitment berkaitan dengan konsep side-bets orientation

(45)

Meyer dan Allen (1990:110) mengemukakan bahwa karyawan dengan komitmen continuance tinggi, tetap bergabung dengan organisasi tersebut karena mereka membutuhkan organisasi.Komitmen ini didasarkan kepada kebutuhan rasional. Dengan kata lain komitmen ini terbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila menetap pada organisasi. Kunci dari komitmen ini adalah kebutuhan untuk bertahan (need to).

c. Normative commitment

Komitmen normative menunjukkan kepada tingkat seberapa jauh seseorang secara psikologis terikat untuk menjadi karyawan dari sebuah organisasi yang didasarkan kepada perasaan seperti kesetiaan, affeksi, kehangatan, pemilikan, kebanggaan, kebahagiaan, dll.

(46)

Komitmen normatif ini lebih berhubungan dengan perasaan-perasaan tentang kewajiban pekerjaan yang harus ia berikan kepada organisasi.

Pun Meyer dan Allen juga menjelaskan bahwa karyawan yang memiliki komitmen normatif tinggi, tetap menjadi anggota organisasi karena mereka harus melakukannya. Komitmen ini didasarkan kepada norma yang ada dalam diri karyawan, yang berisi keyakinan individu akan tanggung jawab terhadap organisasi. Ia merasa harus bertahan karena loyalitas. Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban untuk bertahan dalam organisasi (ought to). Tipe komitmen ini lebih dikarenakan nilai-nilai moral yang dimiliki karyawan secara pribadi.

(47)
(48)

No Peneliti Variabel Model

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi antara variabel independen yaitu, Budaya Organisasi, dan Komitmen Organisasi terhadao variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, yang diberikan pada karyawan yang bekerja di PPPA Darul Qur‟an.

(49)

Tabel 2.2

Bagan Kerangka Berpikir

F. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat apakah tinggi rendahnya kinerja merupakan dependent variable bergantung pada tinggi rendahnya skor

Budaya Organisasi

Komitmen Organisasi

Kinerja Karyawan

Uji Validitas dan

Realbilitas

Uji Asumsi

Klasik

i.

Normalitas

j.

Heteroskedasitas

k.

Multikolinearitas

Regresi Linear Berganda

Uji Signifikansi Model:

i.

Uji R2

j.

Uji t

k.

Uji F

(50)

pada independent variable yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu budaya organisasi dan komitmen organisasi.

Dalam penelitian ini hipotesis yang dikembangkan adalah:

Hipotesis 1:

Ho:Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara variabel budaya organisasidan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan.

Ha: Terdapat pengaruh secara simultan antara variabel budaya organisasidan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan.

Hipotesis 2:

Ho:Tidak terdapat pengaruh secara parsial variabel komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan.

Ha: Terdapat pengaruh secara simultan antara variabel komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan.

Hipotesis 3:

Ho:Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara variabel budaya organisasiterhadap kinerja karyawan.

(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup penelitian Manajemen Sumber Daya Manusia. Kemudian, dalam penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari karyawan PPA Darul Qur‟an yang dilaksanakan pada 18 April 2013 s/d 02 Mei 2013 dan akan dijadikan bahan penelitian. Data tersebut diperoleh melalui kuesioner dan dokumentasi kepada karyawan PPA Darul Qur‟an yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti. Adapun data yang diperoleh bertujuan untuk menganalisis ada atau tidaknya pengaruh antara budaya organisasi (X1) dan komitmen organisasi (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 115). Dalam penelitian ini, populasinya adalah karyawan PPA Darul Qur‟an.

(52)

dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2009: 116).

C. Metode Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah conveniencesampling, yaitu unit sample yang digunakan mudah untuk dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur dan bersifat kooperatif.

Bila data yang dianalisa dengan statistik parametik, maka jumlah sampel harus besar, karena nilai-nilai atau skor yang diperoleh distribusinya harus mengikuti distribusi normal. Sampel yang tergolong sampel besar yang distribusinya normal adalah sampel yang jumlahnya > 30 kasus. Bilamana analisa yang dipakai adalah teknik korelasi, maka sampel yang harus diambil minimal 30 kasus. (Singarimbun, 2006: 171)

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dalam Sugiyono (2006:81), yaitu sebagai berikut:

n = 1 + ��2 Dimana:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

(53)

Dalam penelitian ini data jumlah populasi melalui penelitian awal adalah 75 orang, maka penelitian ini menggunakan nilai preposisi yang ditetapkan sebesar 10% dengan jumlah sampel 63 karyawan dari 75 orang (preposisi 10%).

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data sangatlah penting karena berkaitan dengan tersedianya data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian sehingga kesimpulan yang diambil adalah benar. Oleh karena itu, penelitian metode pengumpulan data harus dilakukan dengan cara yang tepat. Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah: 1. Metode Angket (kuesioner)

Kuesioner adalah sejulah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998: 139). Metode ini dilakukan untuk pengambilan data tentang budaya organisasi dan komitmen organisasi serta pengaruhnya terhadap kinerja karyawan pada PPA Darul Qur‟an.

(54)

indikator dari data yang dikumpulkan terlebih dahulu diklasifikasikan dan diberi skor atau nilai, yaitu:

a. Skor 1 jika jawaban responden sangat tidak setuju (STS) b. Skor 2 jika jawaban responden tidak setuju (TS)

c. Skor 3 jika jawaban responden kurang setuju (KS) d. Skor 4 jika jawaban responden setuju (S)

e. Skor 5 jika jawaban responden sangat setuju (SS) 2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variasi yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998: 234). Metode ini digunakan sebagai pelengkap guna memperoleh data sebagai bahan informasi yang digunakan penelitian ini yang meliputi struktur organisasi. E. Metode Analisis Data

Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus atau dengan aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian.

(55)

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, range, kurtosis dan skewness (kemancengan distribusi). (Ghozali, 2009:19).

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 1998:60). Instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan, apabil dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah dengan uji Pearson Correlation. Pengujian validitas data dapat diperoleh dengan cara mengkorelasikan skor yang diperoleh pada setiap item pertanyaan dengan skor total dari masing-masing konstruk. Apabila koefisien pearson yang diperoleh memiliki signifikansi di bawah level 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid.

b. Uji Reliabilitas

(56)

dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.

Pengukuran realibilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang, Disini seseorang akan diberikan pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukuran hanya

dilakukan satu kali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach’s Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbeach Alpha> 0,60 (Ghozali, 2009:48).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas ini bertujuan untuk mengetahui disrtibusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. (Nugroho, 2005:18). Dalam penelitian ini, uji Normal Probality Plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi

(57)

Ghozali,2011:63). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19,0.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variable independent), (Ghozali, 2011:105). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas didalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel

independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabel independen yang terpilih yang tidak

(58)

c. Uji Heteroskedasitistas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan kepengamatan lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas (Imam Ghozali,2011:139) atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedesitas dapat dilihat dari ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan bahwa telah terjadi heteroskedesisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedesitas (Imam Ghozali,2011:139). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS 19.0.

4. Uji Hipotesis

(59)

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu Budaya Organisasi (X1), dan Komitmen Organisasi (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y). Adapun bentuk persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Y : Kinerja Karyawan a : Intercept (konstanta) b1 : Koefisien regresi untuk X1 b2 : Koefisien regresi untuk X2 X1 : Budaya Organisasi

X2 : Komitmen Organisasi e : Nilai residu

a. Uji Koefisiensi Determinasi

Koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada table model dan tertulis R square. Namun untuk regresi linier berganda sebaliknya menggunakan R square yang sudah disesuaikan atau tertulis adjusted R square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang

digunakan dalam penelitian.

(60)

Dalam kenyataan nilai adjusted R square dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R square ( ) negatif, maka nilai adjusted R square ( ) dianggap nol, (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2011:97).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Kuncoro (2003:219) menjelaskan bahwa Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:

Ho : b1 = b2 = . . . = bk = 0

Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:

Ha : b1≠ b2≠ . . . ≠ bk≠ 0

(61)

Dimana : SSR = sum of squares due to regression = ∑(Ŷi- y)2 ;

SSE = sum of squares error = ∑ (

Yi-Ŷi) 2 ;

n = jumlah observasi ;

k = jumlah parameter (termasuk intersep) dalam model

Dalam hal ini, pada dasarnya nilai F diturunkan dari tabel ANOVA. Bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho yang menyatakan b1=b2=...bk=0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain bahwa kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Untuk selanjutnya, jika membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel, bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel maka hipotesis alternatif diterima. Ini menunjukkan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen (Kuncoro, 2003: 220).

c. Uji Parsial ( Uji T )

Kuncoro (2003:218) menjelaskan bahwa Uji sttaistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau:

(62)

Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), parameter atau variabel tidak sama dengan nol, atau:

Ha : bi≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan statistik t. Statistik t dihitung dari formula sebagai berikut:

t = S bi

(63)

F. Variabel Penelitian

Menurut Sugiono (2009:58) Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, yang kemudian peneliti dapat menarik kesimpulannya.

1. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (trikat). (Sugiono, 2009: 59).

Dalam penelitian ini peneliti menjadikan budaya organisasi dan komitmen organisasi sebagai variabel bebas (variabel independen) yang dapat mempengaruhi variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Dalam hal ini budaya organisasi dilambangkan dengan lamabang X1 dan komitmen organisasi dengan lambang X2.

2. Variabel Dependen

(64)

Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan kinerja karyawan sebagai variabel terikat yang dipengaruhi oleh dua variabel bebas (budaya organisasi dan komitmen organnisasi). Untuk mempermudah penelitian, peneliti merumuskan kinerja karyawan dengan lambang Y yang dipengaruhi X1 (budaya organisasi) dan X2 (komitmen organisasi).

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran

(65)

organisasi. (Denison, 1990)

D. Misi(mission) a. strategic direction and intent

b. goals and objectives vission

No. Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran

(66)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

PPPA Daarul Qur’an, lembaga pengelola sedekah yang berkhidmad pada pembangunan masyarakat berbasis tahfidzul Qur’an yang dikelola secara profesional dan akuntabel. Bermula pada 2003, saat Ustadz Yusuf Mansur berkhidmad untuk menciptakan kader-kader penghafal Al-Qur’an di Indonesia lahir Program Pembibitan Penghafal Al-Quran (PPPA) Daarul Qur’an.Dimulai dengan mengasuh beberapa santri tahfidz, kemudian berkembang hingga ribuan santri yang tersebar di seluruh Indonesia.Dari sudut sempit Mushola Bulak Santri yang bersebelahan dengan makam desa, di tempat inilah berawal aktivitas PPPA Daarul Qur’an mengusung visi dan cita-cita besar.

Dari awal, PPPA Daarul Qur’an berkonsetrasi dalam upaya membangun kesadaran masyarakat untuk kembali kepada Al-Qur’an, dengan menggulirkan program-program yang bertujuan untuk membibit dan mencetak Penghafal Al-Qur’an.Makin hari, gerakan dan kesadaran masyarakat untuk melahirkan para penghafal Al-Qur’an terus meluas.Maka diperlukan payung kelembagaan yang kuat dan profesional.

(67)

11 Mei 2007, Dengan adanya kelembagaan formal yang dikelola secara profesional PPPA Daarul Qur’an mendirikan Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an, Daqu School, dan Perguruan Tinggi di berbagai daerah sebagai sentral pendidikan dan Pembibitan penghafal Al-Qur’an. Selain itu, PPPA Daarul Qur’an juga telah menggulirkan program-program yang mempunyai tujuan yang sama untuk memuliakan Al-Qur’an, Salah satu yang kini jadi gerakan nasional bahkan internasional adalah Rumah Tahfidz. Dalam program dakwah dan sosial, PPPA Daarul Qur’an juga terlibat dalam pembangunan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat berbasis tahfidzul Qur’an.

Dimulai dengan bantuan beasiswa, kemanusian, kesehatan, permukiman masyarakat kurang mampu, dan pemberdayaan masyarakat.Dengan program yang kreatif dan membumi, PPPA Daarul Qur’an terus dipercaya masyarakat sebagai mitra pengelola sedekah. Dengan kepercayaan yang terus tumbuh, PPPA Daarul Qur’an akan terus berevolusi, sebagai lembaga profesional yang terlibat dalam pembangunan bangsa berbasis tahfidzul Qur’an

2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi PPPA Darul Qur‟an

(68)

b. Misi PPPA Darul Qur‟an

1) Menjadikan tahfidzul Qur’an sebagai budaya hidup masyarakat Indonesia.

2) Mewujudkan kemandirian ekonomi, pangan, pendidikan, dan kemandirian teknologi berbasis tahfidzul Qur’an.

3) Menjadikan Indonesia bebas buta Al-Qur’an.

4) Menjadi lembaga yang menginspirasi masyarakat untuk peduli dan berpihak pada kaum lemah melalui nilai-nilai sedekah.

5) Menjadi lembaga pengelola sedekah yang profesional, transparan, akuntabel, dan terpercaya.

3. Struktur Organisasi PPPA DARUL QUR’AN

Badan Pengrusus

Dewan Pendiri : KH. Yusuf Mansur

Dewan Syariah : KH. Ahmad Kosasih, MA Ketua : M. Anwar Sani

Sekretaris : Tarmizi

Bendahara : Ahmad Jameel Board of Director

Direktur Utama : M Anwar Sani Direktur Ekskutif : Tarmizi

Wakil Direktur program & Komunkasi: Sunaryo Adhiatmoko GM Fundraising : Darmawan Eko Setiadi

(69)

GM Pendidikan : Abdoel Rohimi Manajer HRD : Helmi Ariwibawa Manajer Program : Nanang Ismuhartoyo Manajer Comdev : Rano Karno M Bilal

Manajer Cabang : M Yusuf, Effendi Wahyu P, Hendra Irawan, Irfan Yudha Satria, Muhammad Zuzali, Faruqi Ageng

4. Deskripsi Demografi Responden

Deskriptif demografi responden yang memberikan gambaran mengenai karakteristik responden yang seluruhnya merupakan Karyawan PPPA Darul Qur‟an. Penyajian deskripsi responden dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.1:

Tabel 4.1

Deskripsi Data Responden

Responden Jumlah

Kuesioner yang disebar 75

Kuesioner yang tidak kembali 12

Kuesioner kembali namun tidak dapat diolah 0

Kuesioner yang dapat diolah 63

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menjelaskan bahwa kuesioner yang disebar kepada responen sebanyak 75 kuesioner sedang 12 kuesioner lainnya tidak dikembalikan sehingga sisa kuesioner yang dapat diolah sebanyak 63 kuesioner.

(70)

diri responden dapat dilihat pada karakteristik berikut ini yang menunjukkan besarnya dalam jumlah dan presentase.

1. Karakteristik responden menurut jenis kelamin

Dari hasil penelitian tabel 4.2 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut.

Tabel 4.2

Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin No. Jenis kelamin Jumlah Persentase

1. Pria 43 68,25%

2. Wanita 20 31,75%

Jumlah 63 100%

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini pria sebanyak 43 orang atau 68,25%, dan wanita sebanyak 20 orang atau 31,75%.

2. Karakteristik responden menurut usia

Pada tabel 4.3 yang menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia sebagai berikut.

Tabel 4.3

Jumlah dan Persentase Responden Menurut Usia

No. Usia Jumlah Persentase

1. ≤ 20 Tahun 8 12,70%

2. 21-30 Tahun 33 52,38%

3 >31 Tahun 22 34,92%

Jumlah 63 100%

(71)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui responden dalam penelitian ini yang berusia ≤ 20 tahun sebanyak 8 orang atau 12,70%, yang berusia dengan rentang >21-30 tahun sebanyak 33 orang atau 52,38%, yang berusia dengan rentang >31 tahun sebanyak 22 orang atau 34,92%.

c. Karakteristik responden menurut pendidikan

Pada tabel 4.4 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan sebagai berikut.

Tabel 4.4

Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendidikan

No. Usia Jumlah Persentase

1. SMA 12 19,05%

2. Diploma 17 26,98%

3 Sarjana 34 53,97%

4 Lainnya 0 0

Jumlah 63 100%

Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel 4.4 di atas memperlihatkan bahwa responden dengan jenjang pendidikan SMA sebanyak 12 orang atau 19,05%, untuk responden dengan jenjang pendidikan Diploma sebanyak 17 orang atau 26,98%, untuk responden dengan jenjang pendidikan Sarjana sebanyak 34 orang atau 53,97%, dan lainnya sebanyak 0. d. Karakteristik responden menurut masa kerja

(72)

Tabel 4.5

Jumlah dan Persentase Responden Menurut Masa Kerja No. Masa Kerja Jumlah Persentase

1. < 1 Tahun 8 12,70%

2. 1-5 Tahun 44 69,84%

3 >5 Tahun 11 17,46%

Jumlah 63 100%

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.5 memberikan informasi responden menurutmasa kerja, yang memiliki masa kerja < 1 tahun sebanyak 8 orang atau 12,70%, masa kerja 1-5 tahun sebanyak 44 orang atau 69,84%, masa kerja > 5 tahun sebanyak 11 orang atau 17,46%. Hal ini menunjukkan bahwa instansi secara umum memiliki pegawai yang sudah lama bekerja dan lebih berpengalaman dalam menyelesaikan beban tugasnya.

C. Analisis dan Pembahasan

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

(73)

Tabel 4.6

Sumber: Data Primer yang diolah

(74)

Tabel 4.7

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan hasil tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan memiliki nilai pearson correlation yang signifikan dibawah 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel komitmen organisasi adalah valid.

(75)

NO. Konstruk

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan hasil tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan memiliki nilai pearson correlation yang signifikan dibawah 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel kinerja karyawan adalah valid. b. Uji Reabilitas

Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 19 menunjukkan bahwa seluruh variabel penelitian mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.60, sehingga dapat dikatakan bahwasannya jawaban setiap responden atas butir-butir pertanyaan konsisten (reliable). Ukuran reliabilitas tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.9 di bawah ini:

Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s

Alpha

Keterangan

Budaya Organisasi 0,861 Reliable

Komitmen Organisasi 0,881 Reliable

Kinerja 0,924 Reliable

(76)

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas ini bertujuan untuk mengetahui disrtibusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal (Nugroho, 2005: 18).. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran dan (titik) pada sumbu diagonaldari grafik. Jika ada (titik) menyebar disekitar garis diagonal maka menunjukan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normal (Ghazali : 2009).

Gambar 4.10 Uji Normalitas

Gambar

Table 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Bagan Kerangka Berpikir
Tabel 3.1
Tabel 4.1 Deskripsi Data Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan tersebut menuntut guru untuk menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan kemandirian siswa, oleh karena.. itu diperlukan kegiatan

Extensive training was conducted, including on topics such as referral and procurement of pre-referral drugs, training of trainers for diagnosis and patient

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan hirarki untuk penentuan aspek produktivitas pada koperasi peternakan sapi perah tersusun atas tiga level hirarki, yaitu [1]

diperlukan pengetahuan tentang karakteristik biji kopi selama pemanggangan, pengetahuan tentang pengolahan citra yang diperlukan untuk proses pengambilan data parameter

The Smart Campus Demonstrator building at the University of Brescia, Italy, is equipped with sensors to monitor and control comfort, indoor air quality and HVAC parameters, such

Grafik respon sistem yang telah ditambahkan kontrol PID dengan metode tuning Ziegler-Nichols ditunjukkan pada gambar 12. Grafik respon sistem dengan kontrol PID

Kandungan terbesar dari serat kapas adalah selulosa, zat lain selulosa akan menyulitkan masuknya zat warna pada proses pencelupan, oleh karena itu zat selain

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah disampaikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini, Bagaimana analisis kecepatan rata - rata waktu