• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Hasil Analisis Data

2. Uji Hipotesis

a. Uji Hipotesis Secara Manual

Peneliti menggunakan perhitungan t-test untuk menguji

hipotesis dari penelitian. Untuk menghitung t-test, peneliti

menggunakan Standar Deviasi dan Standar Error dari kelas kontrol

dan kelas experimen. Standar Deviasi dan Standar Error tersebut

Tabel 4.23

Standar Deviasi dan Standar Error dari X1 dan X2

Variabel Standar Deviasi Standar Error

X1 10.757 2. 195

X2 8. 511 1.737

Dimana :

X1 : Kelas Experimen

X2 : Kelas Kontrol

Dari tabel diatas diketahui bahwa Standar Deviasi dari X1

adalah 10,757 dan Standar Error dari X1 adalah 2,195. Standar Deviasi

dari X2 adalah 8,511 dan Standar Error dari X2 adalah 1,737.

Selanjutnya, peneliti menghitung perbedaan Standar Error antara X1

dan X2. Hasil dari perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :

π‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘ΊπŸπŸβˆ’ π‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘ΊπŸπŸ =οΏ½π‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘ΊπŸπŸπŸπŸ+ π‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘ΊπŸπŸπŸπŸ =οΏ½2,1952+ 1,7372 =οΏ½4,818025 + 3,017169 =οΏ½7,835194 = 2,799141654 = 2,799

Dari perhitungan di atas diperoleh bahwa perbedaan Standar

nilai dari t-observed. Hasil dari perhitungan tersebut adalah sebagai berikut : 𝒕𝒕𝒐𝒐 = π‘Ίπ‘ΊπŸπŸβˆ’ π‘Ίπ‘ΊπŸπŸ π‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘ΊπŸπŸβˆ’ π‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘Ίπ‘ΊπŸπŸ = 77,04 βˆ’ 52,28 2,799 = 24,8 2,799 = 8,860307252 = 8,860 Dengan Kriteria :

 Apabila t-test (t-observed) β‰₯ t-tabel, artinya bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.

 Apabila t-test (t-observed) < t-tabel, artinya bahwa Ha ditolak dan Ho diterima.

Untuk mendeskripsikan hasil dari t-test, peneliti menggunakan

perhitungan degree of freedom (df) sebagai berikut :

𝐌𝐌𝐝𝐝= (π‘΅π‘΅πŸπŸ + π‘΅π‘΅πŸπŸ – 𝟐𝟐) = (25 + 25 – 2 ) = 48

Dimana :

df : Degree of freedom

N2 : Jumlah siswa pada kelas experimen

2 : Jumlah dari variabel

t-table pada df 48 dan pada level signifikan 5% = 2,021

tobserved=8.860 > ttable =2,021 (Ha diterima dan Ho ditolak) Hasil dari perhitungan di atas dapat dideskripsikan ke dalam

tabel sebagai berikut :

Table 4.24

Hasil Perhitungan T-Test

Variable t-observe t-table df/db

5% 1%

X1– X2 8.860 2,021 2,704 48

Berdasarkan hasil dari perhitungan t-test, diketahui t-observed

β‰₯ t-tabel (2,021 <8.860 > 2,704). Artinya bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi, hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa β€œModel

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD) berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran fiqih materi puasa kelas VIII MTs Darul Ulum Palangka

Raya” adalah diterima.

b. Uji Hipotesis Menggunakan SPSS

Peneliti juga menggunakan SPSS 21.0 untuk menguji hipotesis

dari penelitian. Hasil dari perhitungan menggunakan SPSS 21.0

digunakan untuk mendukung perhitungan t-test secara manual. Hasil

dari perhitungan t-test dengan menggunakan SPSS 21.0 adalah sebagai

Table 4.25

Perhitungan Standar Deviasi dan Standar Error Menggunakan SPSS 21.0 Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Nilai 1 25 52,8000 9,02312 1,80462 2 25 77,0000 10,40833 2,08167

Dari tabel diatas diketahui bahwa Standar Deviasi dari

kelompok 1 (kelas kontrol) adalah 9,023dan Standar Error dari

kelompok 1 (kelas kontrol) adalah 1,804. Standar Deviasi dari

kelompok 2 (kelas experimen) adalah 10,408 dan Standar Error dari

kelompok 2 (kelas experimen) adalah 2,081.

Table 4.26

Perhitungan T-Test Menggunakan SPSS 21.0 Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df Sig. (2-tailed ) Mean Difference Std. Error Differen ce Lower Upper Ni lai Equal variances assumed .775 .383 8,784 48 .000 24,20000 2,75500 18,66071 29,73929 Equal variances not assumed 8,784 47,053 .000 24,20000 2,75500 18,65783 29,74217

Dari tabel di atas diketahui bahwa tobserved adalah 8,784.

Perbedaan mean antara kelas kontrol dan kelas experimen adalah

24,200. Perbedaan standar error antara kelas kontrol dan kelas

experimen adalah 2,755.

C. Pembahasan

Sebelum peneliti melakukan penelitan di Kelas VIII MTs Darul Ulum

Palangka Raya pada mata pelajaran Fiqih materi Puasa, terlebih dahulu

dilakukan uji coba instrumen di sekolah lain yang telah melakukan

pembelajaran Fiqih materi Puasa, kemudian soal-soal yang telah di uji coba

akan dipilih mana yang valid untuk digunakan pada saat penelitian, soal-soal

yang vailid tersebut digunakan untuk soal Pre-test dan soal Post-test sehingga

antara soal Pre-test dan Post-test akan tetap sama.

Sebelum melaksanakan penelitian di kelas eksperimen dan kelas

kontrol, dilakukan terlebih dahulu Pre-test di kedua kelas tersebut dengan soal

yang sama sehingga dapat diketahui kemampuan awal siswa sebelum

melakukan pembelajaran, kemudian dilakukan perlakuan yang berbeda antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen akan melakukan

pembelajaran Fiqih pada materi Puasa dengan menggunakan model

Pembelajaran kooperatif tipe STADsedangkan pada kelas Kontrol peneliti

akan menggunakan metode pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh guru

yang ada di sekolah tersebut yaitu pembelajaran langsung (metode

Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih materi puasa kelas

VIII MTs Darul Ulum Palangka Raya. Hal ini terlihat pada rata-rata nilai

pre-test dan post-pre-test dari kedua kelompok tersebut. Siswa yang belajar dengan

model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions

(STAD) memiliki nilai rata-rata 77,04, sementara siswa yang belajar dengan

metode konvensional memiliki nilai rata 52,28 sehingga selisih nilai

rata-rata pos-test kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 24,76.

Proses pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen (kelas

VIIIA) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam empat

kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk setiap pertemuan 2x40 menit.

Pada pembelajaran ini yang bertindak sebagai guru adalah peneliti sendiri.

Dalam pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa tahapan yang

dilakukan oleh guru dalam pembelajaran.

Adapun tahapan atau langkah dalam pembelajaran pada kelas

eksperimen adalah sebagai berikut:

1. Penyampaian tujuan dan motivasi

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada

pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar. Pada saat

antusias mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada

pertemuan tersebut.

2. Pembagian kelompok

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap

kelompoknya terdiri dari 5-6 siswa yang memprioritaskan heterogenitas

(keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, ras atau

etnik.Ketika peneliti membagi kelompok pada kelas eksperimen ada

beberapa siswa yang tidak setuju dengan kelompok yang telah dibentuk

khususnya siswa perempuan karena mereka ingin dipisahkan antara

kelompok siswalaki-laki dan siswa perempuan, menanggapi hal tersebut

maka peneliti tetap berpatokan pada tahapan pembelajaran kooperatif tipe

STAD yang mengharuskan setiap kelompok itu adanya keragaman.

Setelah peneliti memberikan pengertian kepada siswa kelas eksperimen

akhirnya mereka menerima kelompok yang telah dibentuk oleh peneliti.

Setiap kelompok dibagi rata-rata terdiri dari 3 siswa perempuan dan 3

siswa laki-laki.

3. Presentasi guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu

menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut

serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi

motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses

pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau

tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan diakui siswa, tugas

dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.

Ketika peneliti menyampaikan indikator pembelajaran siswa hanya

diam dan memperhatikan. Setelah menyampaiakan indikator, peneliti

membagi materi yang akan dibahas oleh setiap kelompok yang telah

dibentuk dan mereka menerima materi tersebut dengan senang hati.

4. Kegiatan belajar dalam tim

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru

menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok,

sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan

kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan

bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja ini merupakan

ciri terpenting dari STAD.Ketika kegiatan belajar dalam tim semua siswa

dalam tiap kelompok saling bertukar pikiran dan bekerja sama dalam

memahami materi yang telah diberikan oleh peneliti, dan ada beberapa

siswa yang bertanya kepada peneliti mengenai hal-hala yang sulit

dipahami dalam materi tersebut.

5. Kuis (evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang

materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi

hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kuis secara

dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru bahkan mereka

sangat antusias untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

6. Penghargaan prestasi tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan

diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian

penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru.

Hasil penelitian ini diketahui berdasarkan uji T bahwa hasil belajar

siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbeda

nyata dan lebih baik daripada siswa yang belajar dengan menggunakan

metode konvensional. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe STAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar fiqih pada

materi puasa.

Setelah melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas

eksperimen selama 4 kali pertemuan ternyata model pembelajaran ini sangat

disenangi dan diterima oleh siswa ketika diterapkan dan cocok digunakan

pada pelajaran fiqih materi puasa. Dalam kegiatan belajar mengajar dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD peserta didik tidak hanya

mendengarkan ceramah dari guru saja tetapi peserta didik juga berperan aktif

dalam proses belajar mengajar. Peserta didik belajar secara berkelompok

membuat mereka bisa belajar bersama dalam mempelajari materi yang

diberikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran kooperatif

yang menekankan aktivitas siswa untuk bekerja secara berkolaborasi, dan

kesempatan kepada siswa untuk brinteraksi dan belajar bersama-sama siswa

yang berbeda latar belakangnya.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat

dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara model pembelajaran kooperatif

tipe STAD terhadap prestasi belajar siswa pada materi puasa. Jadi

pembelajaran fiqih pada materi puasa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif yaitu ditunjukkan dengan

nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 77,04. Pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini memberikan

kontribusi hasil belajar yang lebih baik, sebab dalam anggota kelompok

terjadi diskusi dalam membahas materi yang telah diberikan oleh guru

Dokumen terkait