• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian

4.1.1.3 Uji Hipotesis

Tabel 4.7 Data Nilai Posttest Kelas N Rata-rata SD Nilai Tertinggi Nilai Terendah Eksperimen 30 77,93 9,42 90 53 Kontrol 30 70,77 8,57 83 53 4.1.1.2 Uji Normalitas

Hasil uji normalitas data nilai posttest terdapat padaTabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil uji Normalitas data Nilai Posttest Kelas

hitung DK

table Kriteria

Eksperimen 7,26 3 7,81 Normal

Kontrol 5,33 3 7,81 Normal

Data yang dianalisis adalah nilai posttest materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh hasil untuk �2

hitung

setiap data<�2

tabel maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya memakai statistika parametrik.

4.1.1.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan yaitu untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Learning Cycle

berorientasi Problem Bassed Learning pada pembelajaran kimia. Data posttest

dianalisis menggunakan uji terhadap pengaruh antar variabel, penentuan koefisien determinasi dan uji ketuntasan hasil belajar.

4.1.1.4.1 Analisis Terhadap Pengaruh Antar Variabel

Untuk menentukan besarnya pengaruh penerapan model pembelajaran

Learning Cycle berorientasi Problem Bassed Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan digunakan rumus koefisien korelasi biserial.

0,50; q = 0,50 dan u = 0.3988, sehingga perhitungan selanjutnya pada lampiran 20, menghasilkan koefisien korelasi biserial hasil belajar siswa (rb) sebesar 0,498.

4.1.1.4.2 Penentuan Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial hasil belajar (rb) sebesar 0,498, sehingga besarnya koefisien determinasi (KD) adalah 24,84%. Jadi, besarnya pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok larutan kelarutann dan hasil kali kelarutan adalah sebesar 24,84%.

4.1.1.4.3 Uji Ketuntasan Hasil Belajar

Uji ketuntasan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat mencapai ketuntasan belajar atau tidak. Untuk mengetahui ketuntasan belajar individu dapat dilihat dari data hasil belajar siswa. Siswa dikatakan belajar jika hasil belajarnya mandapat nilai 75 atau lebih. Hasil uji ketuntasan dimuat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Uji Ketuntasan Belajar kelas Eksperimen dan kontrol Kelas thitung T(0,95)(n-1) Kriteria

Eksperimen 1,704 1,700 Tuntas

kontrol -2,703 1,700 Belum

Tuntas

Hasil perhitungan uji ketuntasan belajar untuk kelas eksperimen diperoleh thitung < t(0,95)(n-1), dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih dari 75 atau dapat dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar.

50

Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh thitung > t(0,95)(n-1), dapat dinyatakan bahwa kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar.

4.1.1.4.4 Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Afektif

Penilaian dilakukan dengan penilaian afektif selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa dan aspek mana yang perlu dibina dan dikembangkan lagi. Rata-rata nilai afektif kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4. 10 Rata-rata Nilai Afektif pada Kelas Eksperimen dan kontrol No Aspek

Kelas eksperimen Kelas kontrol Nilai

rerata

Kriteria Nilai rerata

Kriteria 1 Kehadiran siswa di kelas 3,73 Sangat baik 3,5 Sangat baik 2 a. Perhatian dalam

mengikuti pelajaran

3,73 Sangat baik 3,1 Baik 3 Tanggung jawab dalam

mengerjakan tugas

3,43 Baik 3,4 Baik

4 Keaktifan dikelas 3,7 Sangat baik 3,33 Baik 5 Menjadi pendengar yang

baik

3,46 Baik 3,36 Baik

6 Kerjasama dalam kelomok

3,73 Sangat baik 3,1 Baik

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan rata-rata nilai ranah afektif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

4.1.1.4.5 Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Psikomotorik

Ranah psikomotorik yang digunakan untuk menilai siswa ada 6 aspek. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang

kelas kesperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.11

Tabel 4. 11 Rata-rata Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No Aspek

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai

rata-rata

Kriteria Nilai rata-rata

Kriteria 1 b. Kehadiran siswa 3,7 Sangat baik 3,33 Baik 2 Persiapan siswa

dalam melaksanakan praktikum

3,83 Sangat baik 3,3 Baik

3 Kemampuan siswa dalam bekerjasama dalam kelompok

3,86 Sangat baik 3,33 Baik

4 Kecakapan siswa dalam melakukan percobaan

3,46 Baik 3,56 Baik

5 Kebersihan dan kerapian tempat serta alat percobaan 3,2 Baik 3,2 Baik 6 Kemampuan siswa dalam membuat laporan 3,06 Baik 3,06 Baik

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan rata-rata nilai ranah psikomotorik praktikum kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa SMA N 14 Semarang pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA SMA N 14 Semarang tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa

52

sebanyak 118 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random samplingyaitu pengambilan sampel secara acak dengan terlebih dahulu melakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata keadaan awal populasi terhadap UAS 1 kimia kelas XI IPA.

Berdasarkan perhitungan menggunakan uji anava, diperoleh harga Fhitung = 0,225 sedangkan Ftabel =2,704. Harga Fhitung< Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing kelas berdistribusi normal, mempunyai varians yang sama (homogen) serta tidak terdapat perbedaan rata-rata kelas sehingga dapat dilakukan pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling. Berdasarkan hasil pengundian terpilih kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2014 di SMA N 14 Semarang. Alokasi Waktu pembelajaran pada kedua kelas relatif sama yakni 10 jam pelajaran dalam 4 kali pertemuan untuk pembelajaran di kelas termasuk praktikum, dan 1 kali pertemuan untuk posttest.

Berdasarkan hasil perhitungan uji t dapat ditarik kesimpulan bahwa rerata nilai post test kelompok eksperimen (77,93) lebih baik dibandingkan rerata nila

post test kelas kontrol (70,77).

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis maka perlu dilakukan uji pengaruh antar variabel. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi biserial hasil belajar siswa (rb) sebesar 0,498. Tanda positif pada harga rb menunjukkan bahwa antara penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok kelarutan dan hasil kali

berarti bahwa pembelajaran yang menerapkan Learning Cycle berorientasi

Problem Based Learning membuat siswa memiliki hasil belajar yang lebih baik. Menurut pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi pada Sugiyono (2005: 215), nilai rb sebesar 0,498 berada diantara 0,40 – 0,599, yang menyatakan bahwa hubungan antara penerapan model pembelajaran Learning Cycle

berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah hubungan yang sedang. Koefisien korelasi biserial (rb) yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menghitung koefisien determinasi (KD) dengan rumus rb2 x 100%. Perhitungan menghasilkan koefisien determinasi (KD) sebesar 24,84%. Artinya metode pembelajaran

Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning memberikan pengaruh terhadap hasil belajar kimia materi larutan penyangga dan hidrolisis sebesar 24,84%. Hal ini berarti faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar sebesar 75,16%. Faktor-faktor tersebut seperti tingkat kesulitan materi, media pembelajaran, serta sarana dan prasarana.

Dari hasil perhitungan ketuntasan hasil belajar, nilai ketuntasan untuk kelas eksperimen juga lebih baik yaitu 60% atau 18 dari 30 siswa mencapai batas nilai tuntas, sedangkan untuk kelas kontrol mencapai nilai ketuntasan sebesar 33% atau 10 dari 30 siswamencapai batas nilai tuntas. Meskipun baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol belum mampu mencapai ketuntasan klasikal. Batas nilai tuntas yang digunakan sesuai dengan batas nilai tuntas yang ditentukan

54

berdasarkan kebijakan yang digunakan di SMA Negeri 14 Semarang yaitu dengan batas nilai tuntas 75.

Selain penilaian ranah kognitif, dilakukan juga penilaian pada ranah afektif dan psikomotori. Berdasarkan data analisis ranah afektif pada tabel 4.7, kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi pada tiga aspek yaitu perhatian dalam mengikuti pelajaran, keaktifan dikelas dan kerjasama dalam kelompok. Perbedaan hasil ketiga aspek tersebut dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen. Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning

merupakan pembelajaran yang merupakan pembelajaran dengan berpusat pada masalah, sehingga siswa lebih aktif dalam belajar maupun diskusi kelompok.Ranah psikomotorik ditunjukkan pada tabel 4.8, kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol pada tiga aspek yaitu kehadiran siswa, persiapan sebelum praktikum dan kemampuan dalam kerja kelompok. Penerapan Learning Cycle

berorientasi Problem Based Learning membuat siswa lebih aktif dibandingkan dengan metode ceramah. Terlihat bahwa siswa pada kelas eksperimen lebih aktif dalam persiapan tanpa menunggu perintah dari guru dan juga lebih baik dalam bekerja sama dengan kelompok dalam melakukan kegiatan praktikum. Hal ini berbanding lurus dengan hasil nilai kognitif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan pikiran siswa, tetapi sikap didalam kelas juga ikut berpengaruh.

55

PENUTUP

5.1 Simpulan

Simpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa SMA N 14 Semarang kelas XI semester 2 materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

2. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa SMA N 14 Semarang kelas XI semester 2 materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan sebesar 24,84%

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini adalah :

1. Guru kimia dapat menerapkan model pembelajaran Learning Cycle

berorientasi PBL dalam pembelajaran sebagai variasi metode mengajar.

2. Pembiasaan pada siswa untuk bertanya, berpendapat, dan menjawab pertanyaan perlu dilakukan agar siswa terbiasa aktif.

56

DAFTARPUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan( Edisi Revisi).

Jakarta: Bumi Aksra.

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, S.B. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdani.2011. Belajar dan pembelajaran berbasis komputer. Bandung : Pustaka Setia.

Hartono. 2013. Learning Cycle-7E Model to Increase Student’s Critical Thinking

on Science. Jurnal pembelajaran fisika ISSN 1693-1246

Huda,Miftahul. 2011.Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Huda,Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Mardapi, Djemari. 2012. Pengukuran Penilaian Evaluasi Pendidikan. Yogjakarta: Nuha Medika.

Pribadi , Benny A. 2009.Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Rifa’i, Achmad & Anni, Chatarina Tri. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT UNNES Press.

Saputri, Frety Lutfiana .2013. Pembelajaran Berbasis Masalah BERORIENTASI Ketrampilan Proses Pada Pembelajaran Fisika di SMP. Jurnal pembelajaran fisika ISSN 2301-9794

Soeprodjo. 2012. Hand Out Statistik untuk Pendidikan Kimia. Semarang: FMIPA UNNES.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

. 2006. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono, 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Widhy, Purwanti.2012. Learning Cycle Sebagai Upaya Menciptakan Pembelajaran Sains yang Bermakna. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA.

58

Lampiran 1

DAFTAR NILAI SISWA SMA NEGERI 14 SEMARANG

Dokumen terkait