• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terdapat hubungan antara aktivitas fisik selama pandemi COVID-19 dengan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Aktivitas fisik selama pandemi COVID-19

Kualitas Tidur

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan desain penelitian potong lintang (cross sectional) dimana hanya dilakukan satu kali observasi kepada kelompok kasus. Penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) kepada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara yang hasilnya menjadi data primer.

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di tempat mahasiswa/mahasiswi berada karena penelitian dilakukan secara daring. Penelitian dilakukan pada bulan September 2020.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 3.3.1 POPULASI PENELITIAN

Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2017, 2018 dan 2019 dan memiliki karakteristik sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi

• Aktif berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

• Bersedia menjadi subjek penelitian dengan mengisi informed consent dan menjawab kuesioner.

b. Kriteria eksklusi

• Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumateran Utara yang tidak bersedia menjawab kuesioner dengan memilih jawaban tidak pada informed consent.

26

3.3.2 SAMPEL PENELITIAN

Sampling dilakukan dengan teknik consecutive sampling dimana subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi (Sudigdo, 2014).

Estimasi besar sampel pada penelitian ini diambil menggunakan rumus penelitian analitik terhadap dua proporsi dengan variabel kategorik,sebagai berikut:

n1= n2= [𝑍1−𝛼/2 √2𝑃𝑄+ 𝑍1−𝛽/√(𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2)]2

(𝑃1−𝑃2)2 ……….(1)

Perhitungan:

n1= n2= n3 = [1,96 √0,49+1,64√(0,16+0,15)]2 (0,61)2

Maka, n1 = 15.

n = n1 + n2 + n3 n = 45.

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Z1-α/2 = Nilai Z untuk tingkat kepercayaan (1,96 untuk IK 95%) Z1-β = Nilai Z1-β untuk power test (1,64 untuk 95%)

P1 = Proporsi pada populasi 1 yang diperoleh dari penelitian sebelumnya (0,8)

P2 = Proporsi pada populasi 2 yang diperoleh dari penelitian sebelumnya (0,19)

P = Rata-rata P1 dan P2 {(P1+P2)/2}

Q = 1 - P

(Nilai P1 dan P2 diperoleh dari penelitian Viola, 2013)

Peneliti juga menggunakan koreksi besar sampel untuk antisipasi drop out, dengan menambahkan sejumlah subyek agar besar sampel tetap terpenuhi

n’ = n / (1-f)………(2) Keterangan:

n = besar sampel yang dihitung f = perkiraan proporsi drop out (10%) Perhitungan:

n’ = 45 / (1-0,1) = 50 orang

Berdasarkan rumus (1) dan (2) di atas, didapatkan besar sampel minimal sebanyak 50 orang.

Sampel yang diperlukan dalam penelitian ini sebanyak 50 sampel yang nantinya akan dibagi masing-masing menjadi 16 mahasiswa angkatan 2017, 17 mahasiswa angkatan 2018 dan 17 mahasiswa angkatan 2019.

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA

Pada penelitian ini peneliti menggunakan data primer, data sekunder dan instrument penelitian.

3.4.1 Data Primer

Data primer didapat dari hasil kuesioner PSQI dan IPAQ yang telah diisi oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara melalui google form yang akan disebarkan menggunakan media sosial whatsapp dan line yang selanjutnya akan dikumpulkan.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan yaitu jumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2017, 2018 dan 2019. Data yang didapat dari bagian pendidikan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara menunjukkan terdapat 759 orang secara total.

28

3.4.2 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:

1. Informed consent

2. International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) yang telah dimodifikasi dan dialihbahasakan

3. Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) yang telah dialihbahasakan

Setelah penetapan dan pemilihan kuesioner selesai, dilakukan uji coba kuesioner. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen adalah pengujian suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan suatu alat ukur atau seberapa besar suatu alat ukur dapat di percaya dan stabil dari kurun waktu ke waktu. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan menggunakan program SPSS (Statistic Package for Social Science).

Rumus yang digunakan untuk menilai validitas kuesioner yang dikenalkan oleh Pearson disebut rumus korelasi product moment, sedangkan syarat kuesioner dinyatakan reliabel adalah jika nilai kepercayaan>0,5 (Sudigdo, 2014).

Pada penelitian ini digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai aktivitas fisik dan kualitas tidur pada mahasiswa kedokteran. Kuesioner yang digunakan adalah International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya menggunakan program SPSS serta dialihbahasakan.

Tabel 3.1 Validitas dan reliabilitas IPAQ.

International Physical Activity Questionnaire

IPAQ telah dialihbahasakan menjadi Bahasa Indonesia (Viola, 2013) (Effendy, 2017). PSQI memiliki konsistensi dan reliabilitas koefisien (nilai alpha) sebesar 0,83 untuk 7 komponen pertanyaan dan memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi (Smyth, 2012) dan telah dialih bahasakan menjadi Bahasa Indonesia (Sukmawati, 2019)

Setelah kuesioner valid, peneliti membagikan kuesioner pada subjek penelitian yang telah menyetujui informed consent-nya sampai subjek penelitian mencapai jumlah yang diinginkan, maka pencarian subjek dihentikan. Subjek penelitian mengisi kuesioner yang nantinya akan dikirim dan secara otomatis akan tersimpan oleh responden pada google form.

3.5 METODE PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 3.5.1 Metode Pengolahan Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan melalui beberapa tahap (Sastroasmoro dan Ismael, 2014), yaitu:

a. Editing, yaitu data yang telah diperoleh perlu dilakukan penyuntingan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam komputer.

b. Coding, yaitu data berupa jumlah mahasiswa yang telah disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian diberi kode secara manual.

c. Entry, yaitu pemasukkan data, yang telah diberi kode, ke dalam komputer.

d. Cleaning Data, yaitu pengoreksian kembali seluruh data yang telah dimasukkan untuk melihat kemungkinan kesalah kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya.

e. Saving, yaitu penyimpanan data ke dalam komputer sebelum dianalisa.

f. Analisis Data

Data yang didapatkan akan diolah menggunakan aplikasi statistik SPSS secara univariat dan bivariat. Univariat untuk mendistribusikan data berdasarkan aktivitas fisik dan kualitas tidur. Bivariat untuk menunjukkan hubungan aktivitas fisik

30

dengan kualitas tidur yang sebelumnya data diuji normalitasnya menggunakan Kolmogorov smirnov test dan selanjutnya digunakan uji chi square, namun karena adanya syarat chi square yang tidak terpenuhi pada hasil penelitian ini maka peneliti menggunakan uji Mann-Whitney kemudian data disajikan dalam bentuk tabel.

3.6 DEFISINI OPERASIONAL

Tabel 3.2 Definisi operasional variabel aktivitas fisik.

1.

Variabel Aktivitas fisik

Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh akibat kerja otot rangka yang dilakukan sehari-hari.

Intensitas aktivitas fisik diukur dengan kuesioner IPAQ.

Alat ukur IPAQ yang telah dialihbahasakan dan dimofidikasi.

Cara ukur Subjek diminta mengisi kuesioner berisi 13 pertanyaan berkaitan dengan aktivitas kerja, aktivitas terkait transport, aktivitas terkait pekerjaan rumah, aktivitas di waktu luang dan durasi duduk yang nantinya akan dihitung berdasarkan MET yang dihasilkan.

Hasil ukur Skor intensitas aktivitas fisik yang merupakan perkalian MET dengan durasi dan frekuensi aktivitas fisik yang selanjutnya digolongkan menjadi:

• Aktivitas fisik berat (≥1500MET)

• Aktivitas fisik sedang (≥600MET)

• Aktivitas fisik ringan Skala ukur Ordinal

Tabel 3.3 Definisi operasional variabel kualitas tidur.

2.

Variabel Kualitas tidur

Definisi Kualitas tidur seseorang merupakan keadaan tidur seseorang yang menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun yang dapat dilihat dari kualitas tidur, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi kebiasaan tidur, gangguan tidur, penggunaan obat-obatan tidur dan adanya disfungsi di siang hari.

Alat ukur PSQI yang telah dialihbahasakan.

Cara ukur Subjek diminta mengisi kuesioner berisi 18 pertanyaan yang dikelompokkan kedalam 7 komponen pertanyaan. Setiap jawaban dari 7 komponen pertanyaan kuesioner nantinya akan diinterpretasikan ke dalam skala jawaban 0-3 lalu dijumlahkan. Total skor jawaban akan mengindikasikan kualitas tidur seseorang.

Hasil ukur • Total skor ≤5 mengindikasi kualitas tidur baik.

• Total skor >5 mengindikasikan kualitas tidur buruk.

Skala ukur Ordinal

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini didapatkan dari pengisian kuesioner IPAQ dan PSQI oleh mahasiswa FK USU angkatan 2017, 2018 dan 2019 dengan jumlah 50 mahasiswa pada bulan September 2020. Penelitian ini dilakukan secara daring menggunakan google form dimana mahasiswa mengisi kuesioner di tempat masing-masing.

A. Deskripsi Data Penelitian

Karakteristik sampel penelitian dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan angkatan di FK USU. Berikut ini merupakan tabel karakteristik sampel penelitian:

Tabel 4.1 Data distribusi sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin dan angkatan.

Karakteristik Frekuensi Persentase

Jenis Kelamin

Perempuan 25 50.0

Laki-laki 25 50.0

Angkatan

2017 16 32.0

2018 17 34.0

2019 17 34.0

Berdasarkan tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa terdapat jumlah sampel yang sama antara perempuan dan laki-laki dengan jumlah masing-masing sebanyak 25 orang (50%) dengan jumlah mahasiswa angkatan 2017 sebanyak 16 orang (32%), angkatan 2018 sebanyak 17 orang (34%) dan angkatan 2019 sebanyak 17 orang (34%).

Tabel 4.2 Data distribusi sampel penelitian berdasarkan aktivitas fisik selama pandemi COVID-19.

Aktivitas Fisik Frekuensi Persentase

Ringan 7 14.0

Sedang 32 64.0

Berat 11 22.0

Total 50 100.0

Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa aktivitas fisik sedang pada mahasiswa FK USU memiliki persentase terbesar yaitu 64% dengan frekuensi 32 orang. Mahasiswa dengan aktivitas fisik berat memiliki persentase 22% dengan frekuensi 11 orang dan aktivitas fisik ringan memiliki persentase 14% dengan frekuensi 7 orang.

Melalui tabel ini dapat dilihat bahwa aktivitas fisik tetap dapat dilaksanakan oleh mahasiswa FK USU meskipun adanya pandemi COVID-19. Hal ini menandakan bahwa aktivitas fisik dan olahraga selama pandemi COVID-19 tidak hanya bisa dilakukan di luar rumah namun juga dapat dilakukan didalam rumah dengan saran aktivitas fisik dilakukan selama 30 menit setiap hari guna meningkatkan kekebalan tubuh (Hita, et.al, 2020).

Tabel 4.3 Data distribusi sampel penelitian berdasarkan kualitas tidur.

Kualitas Tidur Frekuensi Persentase

Kualitas tidur baik 20 40.0

Kualitas tidur buruk 30 60.0

Total 50 100.0

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa terdapat 20 orang (40%) dengan kualitas tidur baik dan terdapat 30 orang (60%) dengan kualitas tidur buruk.

Perubahan pola tidur yang terus menerus karena adanya kebiasaan mengerjakan tugas akademik hingga larut malam dapat menyebabkan kualitas tidur yang buruk

34

pada mahasiswa. Faktor lain yang dapat menyebabkan perubahan pola tidur mahasiswa adalah penggunaan internet di malam hari dengan durasi lebih dari satu jam sebelum tidur yang juga menyebabkan kualitas tidur buruk. Stres emosional yang tinggi dan kurang dapat dikontrol, menyebabkan terjadinya peningkatan ketegangan dan kesulitan dalam memulai tidur yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kualitas tidur buruk (Yunaningsi & Raf, 2020). Kualitas tidur yang buruk selama pandemi COVID-19 berhubungan dengan stres dan ansietas terutama karena adanya limitasi interaksi sosial dan ketakutan terhadap penyebaran infeksi yang dapat menyebabkan terbentuknya tekanan mental dan fisik (Xiao et al., 2020).

B. Analisis Data

1. Uji Normalitas Data

Tabel 4.4 Uji normalitas aktivitas fisik selama pandemi covid-19 dengan kualitas tidur mahasiswa FK USU.

Kolmogorov-Smirnova Sig.

Aktivitas Fisik dan Kualitas Tidur

0,000

Uji normalitas data yang digunakan pada uji normalitas adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Asymp. Sig. pada seluruh sampel sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan distribusi data aktivitas fisik dan kualitas tidur pada mahasiswa FK USU tidak normal. Data dengan distribusi tidak normal dianalisis dengan uji non parametrik chi square, namun karena adanya syarat chi square yang tidak terpenuhi pada hasil penelitian ini maka peneliti menggunakan uji Mann-Whitney (Dahlan, 2015).

2. Hasil Analisis Bivariat

Tabel 4.5 Aktivitas fisik selama pandemi COVID-19 dengan kualitas tidur mahasiswa FK USU.

Aktivitas Fisik P

Value

Ringan Sedang Berat

n % n % n % 0.871

Kualitas Tidur

Baik 2 4.0 14 28.0 4 8.0

Buruk 5 10.0 18 36.0 7 14.0

Total 7 14.0 32 64.0 11 22.0

Uji Mann- Whitney; Rerata peringkat kualitas tidur baik 25,85; kualitas tidur buruk 25,27

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa mahasiswa dengan aktivitas fisik ringan dan kualitas tidur yang baik terdapat sebanyak 2 orang (4%) sedangkan dengan kualitas tidur yang buruk terdapat 5 orang (10%). Selanjutnya dapat dilihat terdapat 14 orang (28%) dengan aktivitas sedang dan kualitas tidur baik serta 18 orang (36%) dengan kualitas tidur buruk. Terdapat pula mahasiswa dengan aktivitas fisik berat dan kualitas tidur baik sebanyak 4 orang (8%) dan dengan kualitas tidur buruk sebanyak 7 orang (14%).

Hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada penelitian ini dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Berdasarkan uji tersebut didapatkan nilai p value sebesar 0,871 maka H0 diterima yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik selama pandemi COVID-19 dengan kualitas tidur mahasiswa FK USU. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yolanda et al., (2019) di SMAN 1 Ungaran yang menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur (p = 0,927) dimana kualitas tidur buruk ditemukan pada responden dengan aktivitas fisik berat. Hasil yang sama juga didapatkan dari penelitian oleh Nurfadilah et al., (2017) yang menunjukkan tidak adanya hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada remaja di Wates.

36

Namun penelitian yang dilakukan oleh Iqbal (2017) menjelaskan bahwa terdapat hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada mahasiswa, dimana aktivitas fisik rendah cenderung menghasilkan kualitas tidur buruk. Menurut penelitian Feng et al., (2014) aktivitas fisik berhubungan dengan kualitas tidur, dimana dengan melakukan aktivitas fisik dan menghindari perilaku sedentary akan menghasilkan kualitas tidur yang baik.

Perbedaan hasil yang ditemukan antara penelitian ini dengan beberapa penelitian lain yang menunjukkan adanya hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur mungkin dipengaruhi oleh perbedaan populasi dari segi jumlah maupun karakteristik populasi serta situasi penelitian saat ini yang dilakukan saat pandemi COVID-19. Sesuai hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Marelli (2020) terhadap mahasiswa di University Vita-Salute San Raffaele, Milan dimana terdapat peningkatan waktu di tempat tidur, latensi tidur dan waktu bangun selama pandemi dibandingkan sebelum pandemi yang dapat memengaruhi kualitas tidur menjadi buruk, selain itu adanya rasa kesepian dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas selama isolasi sosial juga meningkatkan kecemasan dan rasa takut dengan terjadinya peningkatkan kadar kortisol dalam tubuh, pengurangan sintesis melatonin dan perubahan ritme biologis yang menyebabkan kualitas tidur yang buruk.

Kebiasaan penggunaan alat elektronik seperti handphone dan televisi dengan durasi lebih dari 2 jam per hari juga dapat menyebabkan kualitas tidur yang buruk (H. Siti et al., 2017). Pembatasan yang dilakukan selama pandemi COVID-19 juga memberi perubahan yang cukup banyak terhadap kebiasaan dan aktivitas sehari-hari terutama dalam pembatasan bentuk aktivitas, perubahan pola tidur dan beberapa penyimpangan gaya hidup yang menjadi kurang sehat. (Kumari et al., 2020). Selain itu terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kualitas tidur seperti aktivitas fisik, kebiasaan melewatkan sarapan, kebiasaan mengonsumsi kafein, pola hidup, tingkat stres, penyakit yang diderita, usia dan jenis kelamin (Wang et al., 2016) (Ghrouz et al., 2019). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat banyak faktor selain aktivitas fisik yang memengaruhi kualitas tidur seseorang dan beberapa

faktor penyebab kualitas tidur tersebut tidak diteliti dalam penelitian ini sehingga terdapat keterbatasan penelitian yang memengaruhi hasil yang didapatkan.

Tidak adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik selama pandemi COVID-19 dengan kualitas tidur mahasiswa FK USU menunjukkan bahwa terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi kualitas tidur mahasiswa FK USU yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti sleep hygiene, kebiasaan penggunaan internet sebelum tidur, riwayat penyakit, gaya hidup seperti kebiasaan mengonsumsi kafein ataupun melewatkan sarapan, stres dan kondisi psikologis khususnya selama pandemi yang mengharuskan setiap orang untuk mengurangi aktivitas di luar dan melakukan pembatasan sosial yang dapat menyebabkan terjadinya beberapa perubahan pola hidup dan perilaku masyarakat dimana mahasiswa FK USU termasuk didalamnya.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini tidak meneliti variabel tidak terkendali seperti sleep hygiene, kebiasaan penggunaan internet sebelum tidur, tingkat stres dan kondisi psikologis, riwayat penyakit dan gaya hidup.

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada beberapa mahasiswa kedokteran di FK USU.

38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai hubungan aktivitas fisik selama pandemi COVID-19 dengan kualitas tidur mahasiswa FK USU dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Aktivitas fisik mahasiswa FK USU yang tergolong sedang didapatkan berjumlah paling banyak dengan persentase sebesar 64% diikuti dengan persentase aktivitas fisik berat sebesar 22% dan aktivitas fisik ringan dengan persentase sebesar 14%.

2. Kualitas tidur mahasiswa FK USU yang buruk terdapat sebesar 60% yang diikuti dengan kualitas tidur baik sebanyak 40%.

3. Hasil analisis korelasi dengan uji Mann-Whitney memberikan nilai p-value sebesar 0,871 yang berarti hipotesis nol (H0) diterima, dimana tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara aktivitas fisik selama pandemi COVID-19 dengan kualitas tidur mahasiswa FK USU.

5.2 SARAN

Dari penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran sebagi berikut :

1. Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk mengevaluasi beberapa faktor penyebab lain dari kualitas tidur yang buruk secara lebih mendalam seperti sleep hygiene maupun tingkat stres karena mahasiswa kedokteran mungkin memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa lainnya.

2. Mahasiswa FK USU disarankan untuk menjaga ataupun meningkatkan aktivitias fisik yang baik sesuai rekomendasi WHO dengan intensitas sedang sebanyak 150 menit per minggu.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Eisa, E., Buragadda, S., Melam, G.R., 2013. Association between Physical Activity and Insomnia among Saudi Female College Students. J. Phys.

Ther. Sci. 25, 1479–1482.

Andersen, M.L., Araujo, P., Frange, C., Tufik, S., 2018. Sleep Disturbance and Pain. Chest 154, 1249–1259. https://doi.org/10.1016/j.chest.2018.07.019 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI 2013,

Riset Kesehatan Dasar 2013, (Dr.dr.Trihono, Msc), Riskesdas, Jakarta Barrett, K.E., Barman, S.M., Boitano, S., Brooks, H.L., 2019. Ganong’s Review

of Medical Physiology: Twenty-Fifth Edition 763.

Baso, M.C., 2018. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Kualitas Tidur Pada Remaja Di Sma Negeri 9 Manado 7, 6.

Blake, H., Stanulewicz, N., Mcgill, F., 2017. Predictors of physical activity and barriers to exercise in nursing and medical students. J. Adv. Nurs. 73, 917–929.

Brick, C.A., Seely, D.L., Palermo, T.M., 2010. Association Between Sleep Hygiene and Sleep Quality in Medical Students. Behav. Sleep. Med. 8, 113–121.

Centers for Disease Control and Prevention ( CDC), 2020, Coronavirus Disease 2019, dilihat 1 Juni 2020

<https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/prevent-getting-sick/how- covid-spreads.html>

Chang, S.-P., Shih, K.-S., Chi, C.-P., Chang, C.-M., 2016. Association Between Exercise Participation and Quality of Sleep and Life Among University Students in Taiwan. Asia Pac. J. Public Health 28, 356–367.

Chen, P., Mao, L., Nassis, G.P., Harmer, P., 2020. Coronavirus disease (COVID-19): The need to maintain regular physical activity while taking

precautions. J. Sport Health Sci. 9, 103–104.

Dahlan, M.S, 2015, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan : Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat, Salemba Medika, Jakarta.

Effendy, Sesilia, 2017, Hubungan Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Obesitas berdasarkan Body Fat Percentage di Dusun Tanjung, Desa Banjaroyo, Kalibawang, Kulon Porgo, Yogykarta, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Feng, Q., Zhang, Q., Du, Y., Ye, Y., He, Q., 2014. Associations of Physical Activity, Screen Time with Depression, Anxiety and Sleep Quality among Chinese College Freshmen.

Fakihan, Ahmad, 2016, Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kualitas Tidur pada Usia Lanjut, Surakarta

Forrest, C.B., Meltzer, L.J., Marcus, C.L., de la Motte, A., 2018. Development and validation of the PROMIS Pediatric Sleep Disturbance and Sleep-Related Impairment item banks. Sleep 41.

Gao, Y., Yan, L., Huang, Y., Liu, F., Zhao, Y., 2020. Structure of the RNA-dependent RNA polymerase from COVID-19 virus. Science 368, 779–

782.

40

Ge, Y., Xin, S., Luan, D., Zou, Z., Liu, M., Bai, X., Gao, Q., 2019. Association of physical activity, sedentary time, and sleep duration on the health-related quality of life of college students in Northeast China. Health Qual. Life Outcomes 17, 124.

Ghrouz, A.K., Noohu, M.M., Dilshad Manzar, Md., 2019. Physical activity and sleep quality in relation to mental health among college students. Sleep Breath. 23, 627–634.

Gomes da Silva, S., Arida, R.M., 2015. Physical activity and brain development.

Expert Rev. Neurother. 15, 1041–1051.

Grasdalsmoen, M., Eriksen, H.R., Lønning, K.J., Sivertsen, B., 2020. Physical exercise, mental health problems, and suicide attempts in university students. BMC Psychiatry 20, 175.

Guo, Y.-R., Cao, Q.-D., Hong, Z.-S., Tan, Y.-Y., , 2020. The origin, transmission and clinical therapies on coronavirus disease 2019 (COVID-19) outbreak – an update on the status. Mil. Med. Res. 7, 11.

Hall, G., Laddu, D.R., Phillips, S.A., Lavie, C.J., Arena, R., 2020. A tale of two pandemics: How will COVID-19 and global trends in physical inactivity and sedentary behavior affect one another? Prog. Cardiovasc.

Hall, J.E., 2016. Guyton and Hall textbook of medical physiology, 13th edition.

ed. Elsevier, Philadelphia, PA.

Hinz, A., Glaesmer, H., Brähler, E., Löffler, M., 2017. Sleep quality in the general population: psychometric properties of the Pittsburgh Sleep Quality Index, derived from a German community sample of 9284 people. Sleep Med.

30, 57–63.

Hirshkowitz, M., Whiton, K., Albert, S.M., Alessi, C., , 2015. National Sleep Foundation’s sleep time duration recommendations: methodology and results summary. Sleep Health 1, 40–43.

Iqbal, M.D., 2017. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa Perantau Di Yogyakarta 141.

Japardi, Iskandar, 2012.Gangguan Tidur. Fakultas Kedokteran Bedah Universitas Sumatera Utara, pp.1-2

João, K.A.D.R., Jesus, S.N. de, Carmo, C., Pinto, P., 2018. The impact of sleep quality on the mental health of a non-clinical population. Sleep Med. 46, 69–73.

Kannan, S., Ali, P.S.S., Sheeza, A., Hemalatha, K., 2019. COVID-19 (Novel Coronavirus 2019) – recent trends 6.

Kibble, Jonathan., Hasley, Colby.,2009, The Big Picture Medical Physiology, The McGraw-Hill Companies

Kim, S., Jo, K., Hong, K.-B., Han, S.H., Suh, H.J., 2019. GABA and L -theanine mixture decreases sleep latency and improves NREM sleep. Pharm. Biol.

57, 64–72.

Kohl, H.W., Craig, C.L., Lambert, E.V., Inoue, S., 2012. The pandemic of physical inactivity: global action for public health. The Lancet 380, 294–

305.

Kong, F., Liu, G., Xu, J., 2018. Pharmacological agents for improving sleep quality at high altitude: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Sleep Med. 51, 105–114.

Kredlow, M.A., Capozzoli, M.C., Hearon, B.A., Calkins, A.W., Otto, M.W., 2015. The effects of physical activity on sleep: a meta-analytic review. J.

Behav. Med. 38, 427–449.

Kumari, A., Ranjan, P., Vikram, N.K., Kaur, D., Sahu, A., 2020. A short questionnaire to assess changes in lifestyle-related behaviour during COVID 19 pandemic. Diabetes Metab. Syndr. Clin. Res. Rev. 14, 1697–

1701.

Kwak, M.-S., Kim, D., 2018. Non-alcoholic fatty liver disease and lifestyle modifications, focusing on physical activity. Korean J. Intern. Med. 33, 64–74.

Levenson, J.C., Shensa, A., Sidani, J.E., Colditz, J.B., Primack, B.A., 2016. The association between social media use and sleep disturbance among young adults. Prev. Med. 85, 36–41.

Lope, V., Martín, M., Castelló, A., Casla, S., Ruiz, A., 2017. Physical activity and breast cancer risk by pathological subtype. Gynecol. Oncol. 144, 577–585.

Madrid-Valero, J.J., Martínez-Selva, J.M., Ordoñana, J.R., 2017. Sleep quality and body mass index: a co-twin study. J. Sleep Res. 26, 461–467.

Marelli, S., n.d. Impact of COVID-19 lockdown on sleep quality in university students and administration staff. J. Neurol. 8.

Mattioli, A.V., Ballerini Puviani, M., Nasi, M., Farinetti, A., 2020. COVID-19 pandemic: the effects of quarantine on cardiovascular risk. Eur. J. Clin.

Mattioli, A.V., Ballerini Puviani, M., Nasi, M., Farinetti, A., 2020. COVID-19 pandemic: the effects of quarantine on cardiovascular risk. Eur. J. Clin.

Dokumen terkait