• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Hipotesis

Dalam dokumen 4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS (Halaman 34-41)

4.2. Hasil Olah Data 1. Outer Model

4.2.2. Inner Model 1. R-square

4.2.2.2. Uji Hipotesis

Analisa Partial Least Square juga menghasilkan koefisien path pada inner model :

Tabel 4.35. Hasil Path Coefficient Original

Strategic Leadership 

Competitive Positioning

0,240 0,263 0,133 0,133 1,799

(Sumber: Output Hasil Olah Data)

Dari tabel 4.35. di atas dapat disusun model struktural untuk membuktikan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Dampak dari strategic leadership terhadap organization learning

Berdasarkan data pada Tabel 4.35. dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel strategic leadership terhadap organization learning sebesar 0,36 dengan nilai T-statistic sebesar 2,367 yang lebih besar dari 1,96. Hal ini menunjukkan bahwa strategic leadership mempunyai pengaruh signifikan terhadap organization learning. Pengaruh yang dihasilkan oleh strategic leadership terhadap organization learning adalah positif yang menunjukkan bahwa semakin baik penerapan strategic leadership dalam suatu organisasi, maka organization learning perusahaan juga akan semakin baik.

2. Dampak organization learning terhadap competitive positioning

Berdasarkan data pada Tabel 4.35. dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel organization learning terhadap competitive positioning sebesar -0,18 dengan nilai T-statistic sebesar 0,714 yang lebih kecil dari 1,96. Hal ini menunjukkan bahwa organization learning memberikan pengaruh tidak signifikan terhadap competitive positioning. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan konsep yang ada karena perusahaan non- manufaktur yang ada di Surabaya yang digunakan sebagai sampel penelitian sebagian besar merupakan perusahaan kecil atau masih merupakan perusahaan keluarga yang belum memperhatikan atau belum menggangap penting organization learning dan competitive positioning. Oleh karena itu, pengaruh organization learning terhadap competitive positioning kurang kuat atau kurang sesuai dengan yang telah dijabarkan dalam hipotesis. Pengaruh yang dihasilkan oleh organization learning terhadap competitive positioning adalah negatif yang berarti bahwa organization learning yang dilakukan suatu perusahaan belum mampu memberikan pengaruh positif yang kuat terhadap competitive positioning

yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Hal ini dapat disebabkan karena latar belakang perusahaan yang masih banyak dalam golongan perusahaan keluarga dan perusahaan tradisional. Dimana perusahaan keluarga dan tradisional pada umumnya belum memberikan ruang yang besar dan optimal kepada para karyawannya. Sehingga organization learning yang sudah baik, belum mampu berdampak terhadap competitive positioning. Hal ini disebabkan karena peranan pemilik ataupun manajemen puncak masih sangat dominan.

3. Dampak strategic leadership terhadap competitive positioning

Berdasarkan data pada Tabel 4.35. dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel strategic leadership terhadap competitive positioning sebesar 0,24 dengan nilai T-statistic sebesar 1,799 yang lebih kecil dari 1,96. Hal ini menunjukkan bahwa strategic leadership mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap competitive positioning. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan konsep yang ada karena perusahaan non- manufaktur yang ada di Surabaya yang digunakan sebagai sampel penelitian sebagian besar merupakan perusahaan kecil atau masih merupakan perusahaan keluarga yang belum memperhatikan atau belum menggangap penting strategic leadership dan competitive positioning, bahkan terdapat beberapa perusahaan yang masih belum menerapkan dan belum mengenal strategic leadership. Oleh karena itu, pengaruh strategic leadership terhadap competitive positioning kurang kuat.

Pengaruh yang dihasilkan oleh strategic leadership terhadap competitive positioning adalah positif yang berarti bahwa semakin baik penerapan strategic leadership yang dilakukan oleh suatu perusahaan, maka competitive positioning perusahaan juga akan semakin baik.

4. Dampak organization learning sebagai intervening antara strategic leadership terhadap competitive positioning

Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 4.35. dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel organization learning terhadap competitive positioning sebesar -0,18 dengan nilai T-statistic sebesar 0,714 yang lebih kecil dari 1,96.

Hal ini menunjukkan bahwa organization learning tidak mempengaruhi competitive positioning secara signifikan. Oleh karena itu, organization learning tidak dapat digunakan sebagai intervening yang memperkuat peran

strategic leadership terhadap competitive positioning. Pengujian efek mediasi tidak perlu dilakukan karena menurut Baron dan Kenney (1986), pengujian efek mediasi dapat dilakukan jika efek utama (hubungan langsung variabel independen terhadap dependen) signifkan, jika tidak signifikan maka pengujian efek mediasi tidak dapat dilanjutkan.

Hasil pengujian atas keempat hipotesis ini dirangkum dalam Tabel 4.36.

berikut ini :

Tabel 4.36. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Pernyataan Hipotesis Kesimpulan

H1 Terdapat pengaruh langsung strategic leadership terhadap organization learning.

Hipotesis diterima

H2 Terdapat pengaruh organization learning terhadap competitive positioning.

Hipotesis ditolak

H3 Terdapat pengaruh langsung strategic leadership terhadap competitive positioning.

Hipotesis ditolak

H4 Organization learning sebagai intervening dapat memperkuat pengaruh strategic leadership terhadap competitive positioning

Hipotesis ditolak

4.3. Pembahasan

Dari pengolahan data yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan bahwa satu hipotesis yang diajukan adalah benar dan dapat diterima dan tiga hipotesis sisanya adalah salah dan tidak diterima. Berikut pembahasan mengenai masing- masing hipotesis :

1. Terdapat pengaruh langsung strategic leadership terhadap organization learning.

Menurut Toivon dan Mattila (2001), strategic leadership merupakan pedoman untuk melaksanakan organization learning. Selain itu, menurut Watkins dan Marsick (1996), salah satu dimensi untuk mengukur

organization learning adalah menyediakan pembelajaran tentang strategic leadership. Rowe (2001) menjelaskan bahwa salah satu dimensi untuk mengukur strategic leadership adalah dengan menggunakan dan saling bertukar ilmu pengetahuan di setiap level atau tingkat organisasi sehingga setiap individu di dalam organisasi secara terus menerus belajar dan berkembang. Dimensi ini serupa dengan pernyataan Watkins dan Marsick (1996) yang mengatakan bahwa organization learning merupakan proses belajar dan transformasi secara terus menerus dengan menggunakan proses yang terintegrasi. Hal ini menunjukkan bahwa strategic leadership dan organization learning saling mempengaruhi. Selain itu, hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Vera dan Crossan (2004). Vera dan Crossan (2004) dalam penelitiannya menggunakan framework transactional dan tranformasional leadership untuk meneliti pengaruh strategic leadership terhadap organization learning. Vera dan Crossan (2004) mengatakan bahwa untuk mengelola organization learning, strategic leadership yang paling efektif adalah dengan menggunakaan transactional dan tranformasional leadership. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Vera dan Crossan (2004), menemukan bahwa strategic leadership berpengaruh positif terhadap organizational learning. Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Schutte dan Barkhuizen (2014). Schutte dan Barkhuizen (2014) yang menemukan bahwa strategic leadership berpengaruh positif terhadap organization learning. Schutte dan Barkhuizen (2014) menemukan bahwa budaya organisasi, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan memahami ekspektasi bawahan dan konsumen merupakan hal yang dapat berpengaruh terhadap strategic leadership yang kemudian berpengaruh juga terhadap organization learning suatu organisasi. Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa strategic leadership mempunyai pengaruh positif terhadap organization learning pada perusahaan non- manufaktur di Surabaya. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan adanya penerapan strategic leadership, akan memberikan pengaruh positif terhadap organization learning. Dengan kata lain, adanya penerapan strategic leadership akan

meningkatkan organization learning. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penerapan aktual sesuai dengan teori yang diajukan.

2. Terdapat pengaruh organization learning terhadap competitive positioning.

Menurut Recardo, Molloy, dan Pallegrino (1995) organization learning dapat menjadi strategi organisasi dalam menghadapi persaingan, dimana baik individu maupun organisasi belajar untuk mencari keunggulan organisasi.

Menurut Senge (2006), organization learning adalah perusahaan yang menfasilitasi karyawannya untuk dapat belajar dan berkembang secara terus menerus. Suatu perusahaan yang terus belajar akan mempunyai pengetahuan yang luas sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, dimana hal tersebut akan berdampak terhadap performa perusahaan, dimana akhirnya akan berdampak terhadap pencapaian competitive positioning suatu perusahaan atau organisasi. Menurut Chen (2005), organization learning merupakan proses dimana organisasi secara terus menerus berubah dan berkembang melalui ilmu pengetahuan dengan mengadaptasi setiap perubahan lingkungan internal maupun eksternal untuk mencapai competitive positioning. Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa organization learning mempunyai pengaruh negatif terhadap competitive positioning pada perusahaan non- manufaktur di Surabaya. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan adanya penerapan organization learning tidak memberikan pengaruh terhadap competitive positioning yang dimiliki oleh organisasi tersebut.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penerapan aktual tidak sesuai dengan teori yang diajukan.

3. Terdapat pengaruh langsung strategic leadership terhadap competitive positioning.

Menurut Elenkov (2008), tanpa adanya strategic leadership yang efektif, maka suatu organisasi tidak akan mampu mencapai dan mempertahankan competitive positioningnya. Selain itu, Ireland dan Hitt (1995) menyebutkan bahwa terdapat enam komponen strategic leadership (SL) yang dapat menjadi sumber tercapainya competitive positioning (CP) bagi organisasi,

antara lain : (1) menentukan arah strategic (strategic direction), (2) mengeksploitasi dan memelihara kemampuan utama (core competency), (3) mengembangkan sumber daya manusia, (4) mendukung budaya organisasi yang efektif, (5) memperhatikan praktik yang beretika, dan (6) membangun strategic control. Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa strategic leadership mempunyai pengaruh positif terhadap competitive positioning pada perusahaan non- manufaktur di Surabaya. Namun pengaruh tersebut tidak signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan adanya penerapan strategic leadership, akan memberikan pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap competitive positioning. Dengan kata lain, adanya penerapan strategic leadership akan meningkatkan competitive positioning namun tidak secara signifikan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penerapan aktual tidak sesuai dengan teori yang diajukan.

4. Organization learning sebagai intervening dapat memperkuat pengaruh strategic leadership terhadap competitive positioning

Recardo, Molloy, dan Pallegrino (1995) yang menyatakan bahwa organization learning dapat menjadi strategi organisasi dalam menghadapi persaingan, dimana baik individu maupun organisasi belajar untuk mencari keunggulan organisasi. Selain itu, menurut Senge (2006), organization learning adalah perusahaan yang menfasilitasi karyawannya untuk dapat belajar dan berkembang secara terus menerus. Suatu perusahaan yang terus belajar akan mempunyai pengetahuan yang luas sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, dimana hal tersebut akan berdampak terhadap performa perusahaan, dimana akhirnya akan berdampak terhadap pencapaian competitive positioning suatu perusahaan atau organisasi. Oleh karena itu, kesimpulan sementara yang dapat ditarik adalah competitive positioning dapat diciptakan melalui strategic leadership dengan menggunakan organization learning.

Penggunaan organization learning dalam menciptakan competitive positioning dapat memaksimalkan peran strategic leadership karena melalui organization learning, seorang pemimpin yang menggunakan gaya

kepemimpinan strategic leadership dapat mengambil manfaat dari organization learning tersebut, misalnya seperti sharing value, sharing ilmu pengetahuan, proses pembelajaran secara terus menerus, akan berdampak terhadap performa perusahaan yang kemudian akan berdampak pula terhadap competitive positioning yang dapat dicapai oleh suatu organisasi. Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa organization learning tidak mempengaruhi competitive positioning pada perusahaan non- manufaktur di Surabaya. Oleh karena itu, organization learning tidak dapat digunakan sebagai intervening yang memperkuat peran strategic leadership terhadap competitive positioning. Pengujian efek mediasi tidak perlu dilakukan karena menurut Baron dan Kenney (1986), pengujian efek mediasi dapat dilakukan jika efek utama (hubungan langsung variabel independen terhadap dependen) signifkan, jika tidak signifikan maka pengujian efek mediasi tidak dapat dilanjutkan.

Dalam dokumen 4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS (Halaman 34-41)

Dokumen terkait