• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.4 Hipotesis Kerja

Hipotesis (Sugiyono, 2016: 134-135) merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis kerja adalah hipotesis yang akan diuji. Adapun hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah untuk mengarahkan penulis dalam membahas bagaimana strategi Kantor Pertanahan Kota Medan dalam usaha meningkatkan pelayanan sertifikat tanah terkait dengan strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. Sejalan dengan teori Fred R. David dan strategi Kantor Pertanahan Kota Medan, maka penulis merumuskan hipotesis kerja, yaitu strategi pelayanan sertifikat tanah di Kantor Pertanahan Kota Medan meliputi strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan fenomena secara mendalam melalui pengumpulan data. Penelitian ini muncul karena adanya perubahan paradigma sehingga dapat dipandang sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis dan penuh makna. Menurut Bodgan dan Biklen (1982) dalam Sugiyono (2016:

40), secara umum penelitian kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan

peneliti adalah instrumen kunci

b. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.

c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome

d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif

e. Penelitian kualitatif lebih menekanka makna (data dibalik yang teramati).

Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan dan menguraikan strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT Kantor Pertanahan Kota Medan dalam pelayanan sertifikat.

Untuk melihat bagaimana pelaksanaan strategi pelayanan sertifikat penulis menggunakan analisis SWOT untuk mengidentifikasi faktor lingkungan internal yang terdiri atas kekuatan ( strength) dan kelemahan (weakness) serta lingkungan eksternal yang meliputi peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan informasi tentang strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT melalui sumber informasi yaitu informan penelitian dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi yang berpedoman

pada pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi yang telah disusun berdasarkan tujuan penelitian dan hipotesis kerja. Informasi yang di peroleh melalui teknik pengumpulan data tersebut kemudian disatukan dan dibandingkan satu dengan yang lainnya untuk memperoleh informasi yang akurat dan kesimpulan yang tepat.

3.2 Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh informasi dan data sebagai bahan rujukan untuk menjawab permasalahan yang telah dikemukakan, penelitian ini dilakukan di Kantor Pertanahan Medan yang terletak di Jalan AH. Nasution No.17, Pangkalan Masyhur, Medan Johor, Kota Medan sebagai instansi pemerintah yang bergerak di bidang jasa pelayanan dalam pembuatan sertifikat tanah bagi masyarakat kota Medan. Setelah penulis mempelajari dokumen strategi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Medan, penulis belum memperoleh mana strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. Hal inilah yang membuat penulis melakukan penelitian di Kantor Pertanahan Kota Medan.

3.3 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang benar-benar mengetahui atau pelaku yangterlibat langsung dengan permasalahan penelitian. Informan ini harus banyakpengalaman tentang penelitian, serta dapat memberikan pandangan tentang nilai-nilai, sikap, proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian setempat.

Adapun informan yang dimaksud adalah dapat dilihat dalam matrix di bawah ini :

Bagan 3.1: Matrix Informan

No Informan Informasi yang dibutuhkan

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena bertujuan untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang diharapkan (Sugiyono, 2016: 101). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya :

a. Teknik Pengumpulan Data Primer

1) Wawancara mendalam, yaitu proses memperoleh keterangan atau informasi untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan terlibat berdasarkan pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini terkait dengan informasi strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT dalam pelayanan sertifikat di Kantor Pertanahan Kota Medan.

2) Observasi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat gejala-gejala yang terjadi dilapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Alat yang digunakan dalam melakukan dalam melakukan observasi ini adalah pedoman observasi. Pedoman observasi ini berisi informan berupa hasil pengamatan tentang bagaimana penerapan strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT yang terdiri dari faktor lingkungan internal yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) serta lingkungan eksternal yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat) di Kantor Pertanahan Kota Medan.

b. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen, foto-foto, gambar dan sumber-sumber lain yang ada dilokasi penelitian yang terkait dengan objek penelitian berdasarkan pedoman dokumentasi yaitu dokumen-dokumen yang di perlukan terkait informasi mengenai strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT dalam pelayanan sertifikat di Kantor Pertanahan Kota Medan.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisa data merupakan kegiatan mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta meningkatkan data sehingga mudah untuk membuat suatu deskripsi dari gejala yang diteliti. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa kualitatif yaitu dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia, menelaah, menyusunnya dalam satu satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar penelitian untuk membuat kesimpulan penelitian (Sugiyono, 2016 : 95).

Menurut Miles dan Haberman dalam (Sugiyono, 2016: 246) Terdapat beberapa langkah dalam melakukan analisisdata, yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dengan merangkum dan memfokuskan hal-halyang penting tentang penelitian dengan mencari tema dengan polahingga memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudahpeneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya danmencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian Data

Bermakna sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikantindakan. Penyajian data ini dilakukan dalam bentuk teks yang bersifatnaratif, bagan, dan dalam bentuk lainnya.

c. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara danakan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahapawal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitikembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yangdikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Sependapat dengan Miles dan Haberman dalam penelitian ini, penulis juga melalui langkah-langkah dimulai dari merangkum dan memfokuskan pada hal-hal yang dirasa penting mengenai penelitian, memberikan gambaran yang lebih jelas untuk mempermudah penelitian dalam pengumpulan data, mengumpulkan serta mengkaji informasi data sebagai landasan penelitian dalam menganalisis permasalahan penelitian. Selanjutnya peneliti akan merumuskan jawaban sementara (hipotesis) berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian.

3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik apa yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang menyatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong, 2017 : 320). Pada proses pemeriksaan keabsahan data penulis menggunakan metode triangulasi, metode triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2017: 330). Terdapat tiga macam triangulasi menurut Petton (1987) dalam Moleong (2017: 332) yaitu:

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang dalam penelitian kualitatif. Hal tersebut dapat dicapai dengan:(1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

b. Triangulasi Metode

Terdapat dua strategi, yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

c. Triangulasi Teori.

Menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong (2017: 332), berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derejat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Di pihak lain, Patton berpendapat lain, yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (rival explanation).

Berdasarkan tiga macam triangulasi menurut Petton di atas, dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi sumber dikarenakan jenis triangulasi tersebut membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang dalam penelitian kualitatif. Demikian dalam penulisan penelitian ini, penulis dalam menjaga keakuratan informasi atau data yang diperoleh melalui proses wawancara, dokumentasi, dan observasi, maka penulis akan melakukan perbandingan untuk menunjukkan bukti empiris dalam meningkatkan pemahaman terhadap realita yang diteliti. Sehingga mengarah pada penarikan kesimpulan yang benar.

Menjaring

data/informasi dengan teknik triangulasi tertentu

Menyusun, memperbaiki

cakupan atau hipotesis Meneliti dan memverifikasi Bagan 3.2: Proses Triangulasi

Sumber : Wirawan (2011: 159)

(1) Perencanaan triangulasi. Triangulasi perlu direncanakan secara sistematis, dalam fase ini dilaksanakan aktivitas sebagai berikut.

(a) Disusun atau diperbaiki fokus, cakupan dan hipotesis evaluasi. Cakupan, fokus, dan hipotesis evaluasi sebaiknya disusun bersama-sama para pemangku kepentingan. Aktivitas ini akan menentukan jenis dan jumlah data yang harus dikumpulkan dalam evaluasi.

(b) Diidentifikasi sumber-sumber informasi, yaitu jenis dan jumlah setiap para pemangku kepentingan dari evaluasi yang dapat dijadikan sumber informasi.

(c) Menentukan teknik triangulasi yang akan dipergunakan. Evaluator memilih salah satu atau kombinasi teknik triangulasi yang akan dipergunakan.

(d) Menyusun instumen untuk menjaring data (wawancara, obervasi, kelompok fokus, informan kunci, kuesioner dan tes).

(e) Menentukan waktu, tenaga, dan biaya untuk melaksanakan triangulasi.

(2) Melaksanakan triangulasi. Aktivitas dalam fase ini meliputi :

(a) Menjaring data dengan mengadministrasikan berbagai jenis instrumen kepada para sumber informasi.

(b) Memferifikasi dan membandingkan data/informasi yang terjaring.

(c) Mentabulasi dan menganalisis data/informasi yang terjaring.

(3) Mengkomunikasikan data/informasi hasil triangulasi. Data/informasi yang terjaring dibahas, diferifikasi dan dikomunikasikan dengan para evaluator dan para pemangku kepentingan untuk menentukan reliabilitas dan validitas temuan.

Demikian dalam penulisan ini, guna memperoleh hasil penelitian yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Penulis akan melalui tiap-tiap proses triangulasi dimulai perencanaan triangulasi yang akan digunakan penulis dalam penelitian terkait strategi kantor Pertanahan Kota Medan dalam pelayanan penerbitan sertifikat tanah secara sporadik, kemudian selanjutnya menerapkan triangualasi yang telah dipilih tersebut dalam hal ini penulis akan melakukan perbandingan terhadap hasil wawancara, dokumentasi dan observasi peneliti terkait strategi kantor Pertanahan Kota Medan dalam pelayanan penerbitan sertifikat tanah secara sporadik. Terakhir menarik kesimpulan penelitian berdasarkan hasil perbandingan terhadap hasil wawancara, dokumentasi dan observasi penulis terkait strategi kantor Pertanahan Kota Medan dalam pelayanan penerbitan sertifikat tanah secara sporadik.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kantor Pertanahan Kota Medan 4.1.1 Deskripsi Kota Medan

Kota Medan secara geografis terletak di antara 2 27'-2 47' Lintang Utara dan 98 35'-98 44' Bujur Timur. Posisi Kota Medan ada di bagian Utara Propinsi Sumatera Utara dengan topografi miring ke arah Utara dan berada pada ketinggian tempat 2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2 secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Sarana dan prasarana perhubungan di Kota Medan terdiri dari prasarana perhubungan darat, laut, udara. Transportasi lainnya adalah kereta api. Di samping itu juga telah tersedia prasarana listrik, gas, telekomunikasi, air bersih dan Kawasan Industri Medan (KIM) I. Sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara memiliki posisi strategis.

4.1.2 Kantor Pertanahan Kota Medan

Kantor Pertanahan merupakan instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional (BPN) di setiap daerah Kabupaten/Kota. Kantor Pertanahan sebagai bagian terdepan dari Badan Pertanahan Nasional, mempunyai peranan yang sangat strategis serta penting dalam memberikan pelayanan di bidang pertanahan secara langsung kepada masyarakat, sebab hal tersebut telah

tertera di dalam Perpres No. 20 Tahun 2015 Bab 3 Pasal 7 ayat (1) dan (2) menyatakan bahwasanya, yaitu:

1) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi BPN di daerah, dibentuk Kantor Wilayah BPN di provinsi dan Kantor Pertanahan di kabupaten/kota.

2) Kantor Pertanahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk lebih dari 1 (satu) Kantor Pertanahan tiap kabupaten/kota.

Kantor Pertanahan Kota Medan sebagai instansi vertikal dari Badan Pertanahan Nasional memiliki visi dan misi serta fungsi yang sama dengan Badan Pertanahan Nasional di Indonesia, yang telah dijelaskan dalam Bab 3 Pasal 7 ayat (3), “Tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan ditetapkan oleh Kepala setelah mendapat persetujuan dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara”.

Dalam menjalankan kewajiban dan kewenangannya, Kantor Pertanahan Kota Medan berlandaskan pada visi dan misi Badan Pertanahan Nasional.

Berikut visi dan misi Kantor Pertanahan Kota Medan:

1) Visi Kantor Pertanahan Kota Medan

Kantor Pertanahan Kota Medan sendiri mempunyai visi, yaitu menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia khususnya di kota Medan.

2) Misi Kantor Pertanahan Kota Medan

Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk:

1) peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T).

2) Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian hari.

3) Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat.

4) Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.

3) Tugas Dan Fungsi Badan Pertanahan Nasional Tugas :

Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Fungsi :

Badan Pertanahan Nasional dalam melaksanakan tugas BPN juga memiliki fungsinya, berikut adalah beberapa fungsi dari Badan Pertanahan Nasional menurut UU No. 20 tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional:

(1) penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan

(2) perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei, pengukuran, dan pemetaan;

(3) perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak tanah, pendaftaran tanah, dan pemberdayaan masyarakat;

(4) perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan, penataan dan pengendalian kebijakan pertanahan;

(5) perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah;

(6) perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan penanganan sengketa dan perkara pertanahan;

(7) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPN;

(8) pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPN;

(9) pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan dan informasi di bidang pertanahan;

(10) pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan; dan (11) pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang

pertanahan.

Tugas dan fungsi tersebut merupakan patokan bagi Kantor Pertanahan Kota Medan untuk menjalankan kewajibannya sebagai lembaga pemerintahan yang melayani setiap masyarakat sebagai pemohon di dalam Kantor Pertanahan Kota Medan.

4) Struktur Organisasi dan Tugas Kantor Pertanahan Kota Medan Sebagai salah satu lembaga pemerintah, Kantor Pertanahan bertugas menangani masalah pertanahan yang berada di wilayah Kota Medan. Dalam menjalankan tugasnya serta fungsi dan visi misinya, sangatlah penting memiliki struktur organisasi yang memadai. Struktur oganisasi merupakan hal yang sangat penting dalam berjalannya atau terlaksananya kegiatan serta fungsi dan tugas dari Kantor Pertanahan. Salah satu hal penting dari struktur organisasi adalah penetapan seksi sesuai dengan tugasnya.

Struktur organisasi menggambarkan bagaimana seksi-seksi didalamnya dengan tanggung jawabnya masing-masing. Struktur organisasi hanya gambaran secara grafik struktur kerja dari suatu struktur organisasi, tanpa adanya struktur organisasi suatu lembaga pemerintah tidak dapat berjalan dengan lancar karena tidak adanya pembagian tugas di setiap masing-masing divisi. Struktur organisasi selalu ada di setiap lembaga pemerintah, oleh karena itu adapun struktur organisasi yang ada di Kantor Pertanahan Kota Medan dapat dilihat pada bagan berikut:

Bagan 4.1: Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Medan

Sumber : Kantor Pertanahan Kota Medan, 2018

Setiap struktur organisasi memiliki tugasnya masing masing yang telah ditentukan, di dalam bagan struktur organisasi tersebut. Adapun tugasnya yang telah dijelaskan di dalam Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/

kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2016 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Dan Kantor Pertanahan sebagai berikut:

(1) Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi Kantor Pertanahan.

(2) Seksi Infrastruktur Pertanahan

Seksi Infrastruktur Pertanahan mempunyai tugas melakukan pengoordinasian dan pelaksanaan pengukuran dan pemetaan dasar, pengukuran dan pemetaan kadastral, serta survei dan pemetaan tematik.

(3) Seksi Hubungan Hukum Pertanahan

Seksi Hubungan Hukum Pertanahan mempunyai tugas melakukan pengoordinasian dan pelaksanaan penetapan hak tanah dan pemberdayaan hak tanah masyarakat, pendaftaran hak tanah dan pemeliharaan data hak tanah serta pembinaan PPAT

(4) Seksi Penataan Pertanahan

Seksi Penataan Pertanahan mempunyai tugas melakukan pengoordinasian dan pelaksanaan penatagunaan tanah dan kawasan tertentu, landreform dan konsolidasi tanah.

(5) Seksi Pengadaan Tanah

Seksi Pengadaan Tanah mempunyai tugas melakukan pengoordinasian dan pelaksanaan pemanfaatan tanah pemerintah dan penilaian tanah, serta fasilitasi pengadaan dan penetapan tanah pemerintah.

(6) Seksi Penanganan Masalah dan Pengendalian Pertanahan

Seksi Penanganan Masalah dan Pengendalian Pertanahan mempunyai tugas melakukan pengoordinasian dan pelaksanaan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan, serta pengendalian pertanahan.

4.2 Peranan Kantor Pertanahan Kota Medan dalam Pelayanan Pendaftaran Tanah Pertama Kali

Dalam penerbitan sertifikat tanah atau pendaftaran tanah pertama kali baik yang secara sistematis maupun sporadik merupakan wewenang dari Kantor Pertanahan. Begitu pula untuk penerbitan sertifikat tanah atau pendaftaran tanah pertama kali baik yang secara sistematis maupun sporadik di kota Medan merupakan wewenang dari Kantor Pertanahan Kota Medan. Berikut adalah Peranan Kantor Pertanahan Kota Medan dalam Pelayanan Pendaftaran Tanah Pertama Kali.

4.2.1 Alur Melakukan Pendaftaran Tanah Pertama Kali di Kantor Pertanahan Kota Medan

Sebelum masuk ke dalam penelitian tentang sejauh mana peran Kantor Pertanahan Kota Medan dalam melakukan pelayanan pendaftaran pertama kali, ada baiknya penulis ingin memberikan penjelasan mengenai alur dalam melakukan pendaftaran tanah pertama kali. Sesuai dengan hasil yang telah diperoleh penulis, berikut merupakan penjelasan mengenai aturan-aturan dan bagaimana persyaratan, biaya, waktu, prosedur, dan pelaporan, saat para pemohon tersebut melakukan pendaftaran terutama bagi yang pertama kali.

Terkadang masih ada saja yang kurang memahami, bagaimana cara dan

tahapannya. Kantor Pertanahan Kota Medan telah memberikan tahapan-tahapan saat para pemohon memasuki kantor tersebut, dijelaskan sebagaimana Kantor Pertanahan memiliki 4 (empat) loket, yaitu:

a. Loket pertama merupakan loket informasi dan pengaduan

Di loket ini para pemohon dapat menanyakan informasi yang pemohon tidak ketahui mengenai pendaftaran ataupun pemohon dapat memberikan pengaduan mengenai proses dari pendaftaran teersebut.

b. Loket kedua merupakan loket pelayanan yang terdiri dari:

1) Loket IIa

a) Permohonan pengukuran

b) Pengambilan produk peta bidang c) Permohonan hak

d) Pendaftaran surat keputusan e) Surat masuk

f) Penggabungan sertifikat g) Ijin penetapan lokasi

h) Ijin perubahan penggunaan tanah 2) Loket IIb

a) Peralihan hak waris/jual beli b) Hak tanggungan

c) Roya d) Cessi e) Imbreng f) Ganti nama

g) Perubahan hak GB jadi hak milik (tanpa ganti blanko) h) Pengecekan sertifikat

i) Pemecahan/ penggabungan/ pemisahan sertifikat c. Loket ketiga merupakan loket bendahara

Loket ketiga merupakan loket dimana para pemohon melakukan pembayaran sesuai dengan tartif yang berlaku.

d. Loket keempat merupakan loket pengambilan produk

Loket keempat merupakan loket dimana pemohon dapat mengambil berkasnya dengan membawa bukti tanda terima berkas atau apabila dikuasakan agar membawa surat kuasa.

4.2.2 Pendaftaran Tanah Secara Sporadik

Menurut PP No. 24 tahun 1997 pasal 1 pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan secara individual atau massal. Perbedaannya dengan pendafataran tanah secara sistematis adalah seluruh biaya pendaftaran tanah secara sporadik dibebankan kepada pemohon.

a. Pelaksana Pendaftaran Tanah

Tugas pendaftaran tanah dilakukan oleh kepala kantor Kota/kabupaten, kecuali kegiatan-kegiatan tertentu yang oleh PP 24/1997 atau peraturan perundang undangan yang bersangkutan ditugaskan kepada pejabat lain.

1) Pejabat yang membantu kepala kantor a) Panitia A

Melaksanakan penelitian data yuridis dan penetapan batas-batas

Melaksanakan penelitian data yuridis dan penetapan batas-batas

Dokumen terkait