Analisis data hipotesis kedua menggunakan uji t dengan bantuan program
SPSS 18 for windows untuk melihat pengaruh hari Senin minggu pertama, kedua, ketiga dan Senin minggu keempat kelima terhadap return saham LQ-45 yang terendah.
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .018 .028 .641 .525 Senin_1.2.3 -.017 .025 -.159 -.669 .507 Senin_4.5 -.002 .025 -.022 -.093 .926
a. Dependent Variable: Return_Saham
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah)
Pada Tabel 4.7 dapat diketahui hasil uji signifikansi hari Senin tiga
minggu pertama dan dua minggu terakhir sebagai berikut:
1. Nilai thitung hari senin minggu pertama, kedua, dan ketiga adalah -0,669 dan
besar dari nilai alpha (α) 0,05 sehingga hari Senin minggu pertama, kedua,
dan ketiga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham LQ-45 yang terendah pada hari Senin.
2. Nilai thitung hari senin minggu keempat dan kelima adalah -0,093 dan ttabel
adalah 2,018 sehingga thitung < ttabel dan nilai signifikansi 0,926 lebih besar
dari nilai alpha (α) 0,05 sehingga hari Senin minggu keempat dan kelima berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham LQ-45 yang terendah pada hari Senin.
4.4 Pembahasan
Hasil uji hipotesis pertama dalam penelitian ini diketahui bahwa hari
Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham rata-rata LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa hari perdagangan yang terdiri dari 5 (lima) hari, empat
diantaranya yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat berpengaruh
signifikan terhadap return saham rata-rata indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia, namun hari Senin berpengaruh tidak signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
hari perdagangan (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) berpengaruh signifikan dan
masing-masing hari memiliki pengaruh yang berbeda pada retun saham rata-rata indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hipotesis pertama
diterima, yaitu terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat fenomena day of the week effect pada indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan nilai thitung maka hari Jumat memiliki nilai yang paling
rendah sebesar 2,050. Hal ini menunjukkan bahwa return saham rata-rata terendah sering ditemukan pada hari Jumat. Berdasarkan nilai thitung maka hari Rabu
memiliki nilai yang tertinggi sebesar 3,067. Hal ini menunjukkan bahwa return
saham rata-rata tertinggi sering ditemukan pada hari Rabu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dinyatakan oleh Mahdi (2006),
Erliyaningrum (2007), dan Rita (2009) bahwa hari perdagangan memiliki
pengaruh terhadap return saham harian, yang ditunjukkan dengan perbedaan signifikan antara rata-rata return 5 (lima) hari perdagangan di bursa.
Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama pada hari Senin berpengaruh
negatif terhadap return saham rata-rata indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Sehingga return negatif pada hari Senin disebut sebagai Monday Effect. Salah satu alasan yang mengakibatkan terjadi fenomena Monday Effect adalah bahwa pada umumnya perusahaan yang ingin menyampaikan infomasi buruk (bad news) akan menunggu waktu yang tepat, yakni pada akhir pekan. Tujuan emiten
menyampaikan bad news pada akhir pekan adalah agar para investor mempunyai waktu luang selama hari libur bursa (Sabtu dan Minggu) untuk mengevaluasi
kembali kinerja emiten terhadap informasi yang ada tersebut.
Harapannya agar reaksi pasar tidak terlalu panik terhadap penyampaian
bad news tersebut. Hasil ini memberikan implikasi bagi investor agar melakukan pembelian saham pada waktu sebelum penutupan pasar pada hari Senin dan
menunjukkan bahwa terjadi perbedaan signifikan antara variabel return saham rata-rata hari Senin denganreturn saham rata-rata hari Selasa.
Hasil uji hipotesis kedua dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hari
Senin minggu pertama, kedua, dan ketiga berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap return saham rata-rata indeks LQ-45 pada hari Senin di Bursa Efek Indonesia. Dan juga hasil yang sama diperoleh pada hari Senin minggu keempat
dan kelima berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham rata-rata indeks LQ-45 pada hari Senin di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan nilai
thitungmaka hari Senin minggu pertama, kedua, dan ketiga memiliki nilai terendah
-0,669, yang menunjukkan bahwa return terendah pada hari Senin lebih banyak ditemukan pada minggu pertama, kedua, dan ketiga. Berdasarkan nilai
signifikansi, maka hari Senin minggu keempat dan kelima memiliki return saham rata-rata tertinggi pada hari Senin sebesar -0,093 dibanding hari Senin minggu
pertama, kedua, dan ketiga.
Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara return saham rata-rata di hari Senin minggu pertama, kedua, dan ketiga dengan hari Senin minggu
keempat dan kelima. Dan return saham rata-rata pada hari Senin minggu pertama, kedua, dan ketiga memiliki nilai terendah dan negatif dibanding minggu keempat
dan kelima, return hari senin minggu keempat dan kelima memiliki nilai lebih tinggi dan negatif dibanding minggu pertama, kedua, dan ketiga. Dengan
demikian hipotesis kedua diterima, yaitu tidak terdapat pengaruh hari Senin
minggu keempat dan kelima terhadap return saham indeks LQ-45 yang terendah pada hari senin di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mahdi
(2006) yang menemukan fenomena week-four effect pada indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rita (2009) dan Maria (2013) yang tidak menemukan fenomena
BAB V