• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang sedang diteliti (Suwarno, 2006:65). Selain itu (Nasution:2000) mendefinisikan hipotesis sebagai pernyataan tentatif yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.

Suwarno (2006:65) menyatakan bahwa jenis hipotesis menurut abstraksinya ada 3 (tiga) dimana salah satunya adalah hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antarvariabel. Hipotesis ini merumuskan hubungan antara dua atau lebih variabel-variabel yang diteliti. Dalam menyusun hipotesisnya, peneliti harus dapat mengetahui variabel mana yang mempengaruhi variabel lainnya sehingga variabel tersebut berubah. Dengan demikian penulis menetapkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat pengaruh positif Sistem Informasi Manajemen (SIM) terhadap Kinerja pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) (X) Kinerja Pegawai (Y)

Ha : Terdapat pengaruh positif Sistem Informasi Manajemen (SIM) terhadap kinerja pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan.

3.1 Bentuk Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan bentuk penelitian kausional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Menurut Umar (2015:74) Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh dari satu variabel (Sistem Informasi Manajemen) terhadap variabel yang lain (Kinerja Pegawai).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan tepatnya di Jalan Letjend Djamin Ginting Km.9 No.88 Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2017 sampai dengan Januari 2018.

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pegawai tetap di PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. Adapun jumlah pegawai tetap pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan yang akan penulis jadikan sebagai populasi adalah sebanyak 45 orang.

3.4.2 Sampel

Penetapan jumlah sampel pada penelitian ini, penulis menetapkan seluruh pegawai tetap yang bekerja di PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. Teknik

pengambilan sampel dengan menggunakan sampling jenuh yaitu semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel.

3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan penarikan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh.

Teknik ini digunakan bila keseluruhan populasi digunakan sebagai sampel. Jadi jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 45 orang responden.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan baik dalam bentuk observasi, wawancara maupun hasil pengisian kuisioner kepada informan. Sumber data primer dari penelitian ini adalah sumber data asli yang diperoleh dari wawancara dan penyebaran kuisioner.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang dijadikan sebagai data pendukung dari data primer dalam bentuk tabel, diagram, ataupun dalam bentuk informasi yang telah dikumpulkan untuk beberapa tujuan. Sumber data sekunder mencakup informasi dan laporan yang telah ada di dalam perusahaan.

3.6 Metode Pengambilan Data

Pada penelitian ini, penulis menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu:

1. Penelitian Kepustakaan (Library research), yaitu teknik pengumpulan data dengan berdasarkan literatur-literatur yang berhubungan dengan objek penelitian sebagai landasan teoritis. Bahan dan teori ini bersumber dari buku ilmiah, bahan kuliah, diklat, maupun artikel-artikel yang berhubungan dengan judul penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung ke objek penelitian yaitu dengan:

a. Wawancara (Interview), pelaksanaannya dilakukan secara lisan dan langsung berhadapan dengan narasumber.

b. Pengamatan (observasi), teknik pengamatan secara langsung terhadap obejek penelitian.

c. Kuisioner, teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara memberikan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden. Pada pernyataan dalam kuisioner penelitian ini terdapat lima pilihan dengan pembobotan tertinggi adalah nilai lima dan nilai terendah adalah satu.

Tabel 3.2 Skala Likert

No. Alternatif jawaban Bobot

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Netral 3

Lanjutan Tabel 3.2

No. Alternatif Jawaban Bobot

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

3.3 Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:59) variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

1 Variabel independen yaitu sistem informasi manajemen (X)

Sistem Informasi Manajemen (X) yaitu suatu sistem informasi berbasis komputer yang terpadu (integrated) guna mendukung fungsi manajemen, pengambilan keputusan dan juga sangat membantu dalam memilih dan merealisasikan keputusan dalam tindakan, mengawasi tindakan serta memberikan umpan balik yang berkaitan dengan hasilnya sampai menetapkan pemilihan solusinya sesuai syarat sistem informasi yang baik, tersedia, mudah dipahami, sesuai, bermanfaat, tepat waktu, akurat dan konsisten (Teguh:1995, Nashir:2002, Davis:1993, Simangunsong:1991, Kumorotomo:1998, Kristanto:2003). Variabel

1. SIM membantu dalam pengambilan keputusan artinya SIM dapat digunakan secara efektif untuk mendukung sebuah tindakan pada proses pengambilan keputusan dan dapat digunakan juga untuk memperoleh dan menyimpan informasi yang berkaitan dengan masalah dan situasi sekarang.

2. SIM sebagai pendukung fungsi perencanaan artinya SIM sangat membantu dalam memilih dan merealisasikan tindakan untuk tercapainya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

3. SIM memberi informasi yang lengkap dan tepat waktu artinya SIM akan membantu dalam penyampaian ataupun menerima informasi yang lengkap dan sesuai dengan waktu yang ditentukan terutama pada saat informasi itu dibutuhkan pada saat membuat keputusan.

4. SIM sebagai penentuan program kerja artinya perencanaan terhadap program kerja didasarkan masalah mana yang harus didahulukan dan program mana yang dapat ditunda untuk sementara.

2 Variabel dependen yaitu kinerja pegawai (Y)

Kinerja pegawai yaitu hasil kerja atau outcome yang dihasilkan oleh pegawai dalam satuan waktu dimana hasil kerja pegawai dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk mencapai hasil sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap hasil kerja yang merupakan hasil (prestasi) yang dikerjakan oleh pegawai itu sendiri dari kewajibannya sebagai pegawai sesuai tugas pokok dan fungsi pada jabatan yang dimiliki dan juga tingkat kemampuan dan motivasi kerja yang baik (Moheriono:2010, Ambar:2003, Anwar:2009, Sinambela:2006). Variabel kinerja menghasilkan indikator-indikator sebagai berikut:

1. Kualitas yaitu menyangkut kesesuaian hasil dengan yang diinginkan.

2. Kuantitas yaitu jumlah yang dihasilkan baik dalam bentuk nilai uang, jumlah unit, ataupun jumlah lingkaran aktivitas.

3. Ketepatan waktu yaitu kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan organisasi pelaksanaan kerja yang dapat diselesaikan dalam waktu yang ditentukan.

4. Kehadiran yaitu jumlah kegiatan yang dihadiri pegawai dalam masa kerja organisasi.

5. Dampak interpersonal yaitu menyangkut peningkatan harga diri, hubungan baik dan kerja sama di antara teman kerja, maupun kepada bawahan dan atasan.

Tabel 3.1

Defenisi Operasional Variabel

No. Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

1 Sistem Informasi Manajemen (X)

Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang terpadu (integrated) guna mendukung fungsi manajemen, pengambilan keputusan dan juga sangat membantu dalam merealisasikan keputusan dalam tindakan dan mengawasi tindakan serta memberikan umpan balik yang berkaitan dengan hasilnya sesuai

1. SIM membantu

Lanjutan Tabel 3.1

No. Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

syarat sistem informasi yang baik, tersedia, mudah dipahami, sesuai, bermanfaat, tepat waktu, akurat dan konsisten. outcome yang dihasilkan oleh pegawai dalam satuan waktu dimana hasil kerja pegawai dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk mencapai hasil sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap hasil kerja yang merupakan hasil (prestasi) yang dikerjakan oleh pegawai itu sendiri dari kewajibannya sebagai pegawai sesuai tugas pokok dan fungsi pada jabatan

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis, 2017

3.7 Teknik Analisis Data

Data penelitian yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

3.7.1 Uji Instrumen 3.7.1.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki kualitas yang rendah. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Adapun rumus untuk menguji validitas yaitu:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

∑ ∑ kemudian dikuadratkan Suatu data dikatakan valid apabila ≥ 0,3

3.7.1.2 Uji Reliabilitas

Arikunto (2010:213) berpendapat bahwa reliabilitas merupakan instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena intrumen tersebut sudah baik. Adapun rumus yang

r11 = reliabilitas yang dicari

n = jumlah item pertanyaan yang di uji

t2 = jumlah varians skor tiap-tiap item

2

t = varians total

Suatu data dikatakan reliabel atau korelan apabila data korelasinya ≥ 0,6.

3.7.2 Metode Analisis Data

3.7.2.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif yaitu suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun dan diklarifikasikan sehingga akan memberikan gambaran mengenai suatu keadaan.

3.7.2.2 Metode Analisis Regresi Sederhana

Metode regresi sederhana adalah metode statistik yang berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara variabel sistem informasi manajemen (X) terhadap kinerja pegawai (Y).

Model persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:

Y = a + bX + e

Keterangan:

Y = Produktivitas kerja a = kontanta

b = koefisien variabel X

Y = Sistem informasi manajemen e = Standart of error

3.8 Uji Asumsi Klasik 3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel, hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnnya bukan pada masing-masing variabel penelitian.

3.8.2 Uji Hipotesis 3.8.2.1 Uji t

Untuk membuktikan apakah setiap variabel bebas (X) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara parsial.

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

Ho: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh sistem informasi manajemen terhadap kinerja pegawai.

Ho: ≠ 0, artinya terdapat pengaruh sistem informasi manajemen terhadap kinerja pegawai.

Dengan kaidah pengambilan keputusan yaitu:

Ho ditolak jika < pada tabel α = 5%

Ha diterima jika > pada tabel α = 5%

Penelitian ini memerlukan bantuan software statistik SPSS (statistic product and service solutions) dalam menganalisis data.

3.8.2.2 Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Semakin besar nilai determinasi semakin besar kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika determinasi R2 semakin kecil (semakin mendekat) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen semakin kecil.

Rumus untuk koefisien determinasi ( ):

KD = x 100%

Keterangan :

KD = Koefisien determinasi

= Koefisien korelasi

4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan

PDAM Tirtanadi dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanja pada tanggal 8 September 1905 yang diberi nama NV Waterleiding Maatschappij Ajer Beresih.

Pembangunan ini dilakukan oleh Hendrik Cornelius Van Den Honert selaku Direktur Deli Hernkenrath selaku Direktur Deli Spoorweg Maatschappij. Kantor pusat dari perusahaan air bersih ini berada di Amsterdam Belanda.

Pada saat itu air yang diambil dari sumber utama air Rumah Sumbul di Sibolangit dengan kapasitas 3000 /hari. Air tersebut ditransmisikan ke Reservoir Menara yang memiliki kapasitas 1200 yang terletak di Jl. Kapitan (sekarang kantor Pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara). Reservoir ini memiliki ketinggian 42 meter dari permukaan tanah. Reservoir ini dibuat dari besi dengan diameter 14 meter. Setelah kemerdekaan Indonesia, perusahaan ini diserahkan kepada pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Pemerintah Indonesia.

Berdasarkan Perda Sumatera Utara No.11 tahun 1979, status perusahaan diubah menjadi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Sejak tahun 1991 PDAM Tirtanadi ditunjuk sebagai operator sistem pengelolaan air limbah Kota Medan. Dalam rangka pengembangan cakupan pelayanan air minum bagi masyarakat Sumatera Utara, PDAM Tirtanadi melaksanakan kerjasama operasi dengan 9 (Sembilan) PDAM di beberapa Kabupaten di Sumatera Utara, yaitu

kabupaten Simalungun, kabupaten Deli Serdang, kabupaten Toba Samosir, kabupaten Tapanuli Selatan, kabupaten Tapanuli Tengah, kabupaten Mandailing Natal, kabupaten Nias, kabupaten Nias Selatan, dan kabupaten Samosir. Pada Februari 2009, PDAM Tirtanadi cabang Nias dikembalikan ke pemerintah Kabupaten Nias, dengan pertimbangan bahwa pihak Pemkab Nias dan PDAM Tirta Umbu telah memiliki kemampuan di dalam pengelolaan PDAM di Gunung Sitoli.

Pada tanggal 10 September 2009, telah ditandatangani Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara No.10 Tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi yang menyatakan bahwa tujuan pokok PDAM Tirtanadi adalah untuk mengelola dan menyelenggarakan pelayanan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan dan untuk mengembangkan perekonomian daerah, meningkatan pendapatan daerah, serta meningkatkan kualitas lingkungan dengan memberikan pelayanan pengumpulan dan penyaluran air limbah melalui sistem perpipaan dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

4.1.2 Visi dan Misi PDAM Tirtanadi

1. Visi

PDAM Tirtanadi menjadi perusahaan pengelola air minum dan air limbah yang terdepan di Indonesia, sehat dan memberikan pelayanan prima kepada pelanggan.

2. Misi

a. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat yang memenuhi azas kualitas, kuantitas, dan kontinuitas serta keterjangkauan masyarakat dengan menerapkan Good Corporate Govermance yang didukung oleh SDM yang berintegritasi, berkemampuan dan profesional.

b. Menunjang peningkatan kualitas lingkungan dengan mengembangkan pelayanan air limbah.

c. Memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan asli daerah dan membantu mengembangkan daerah.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara senantiasa berupaya untuk tetap eksis dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggannya. Sebagai perusahaan air minum yang melayani penduduk di Kota Medan dan sekitarnya secara khusus, dan Provinsi Sumatera Utara secara umum. PDAM Tirtanadi harus mampu mengikuti perkembangan yang terjadi di daerah - daerah tersebut. Namun, dengan adanya keterbatasan sumber daya dan kapasitas produksi maka perlu dilakukan analisa terhadap pemenuhan kebutuhan air minum penduduk di daerah Kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara secara keseluruhan. Perlu juga dilakukan peningkatan pengelolaan perusahaan dengan sistem manajemen yang baik dan profesional agar dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat dan mengelola air limbah dalam rangka menuju Medan Kota Metropolitan. Untuk itu, diperlukan penyusunan program-program kerja, anggaran dan perencanaan strategis yang terpadu agar dapat digunakan oleh pihak manajemen sebagai bahan referensi dalam pengambilan keputusan dan

pengembangan perusahaan. Program dan perencanaan tersebut berguna untuk memberi arah terhadap perkembangan dan perbaikan perusahaan.

Rencana pengembangan kota Medan tentunya akan berimplikasi terhadap program pengembangan wilayah pelayanan air minum PDAM Tirtanadi. Secara spesifik, rencana pengembangan kota yang berpengaruh terhadap penyediaan air bersih dan pengolahan air limbah antara lain:

1. Rencana pengembangan pemukiman dan industri diarahkan ke wilayah utara Kota Medan akan mengakibatkan peningkatan permintaan kebutuhan air bersih. Hal ini merupakan peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan wilayah pelayanan ke daerah dimaksud. Untuk itu, perusahaan harus proaktif dalam memantau rencana dimaksud dan bekerjasama dengan instansi terkait seperti Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumatera Utara dan Bappeda Kabupaten serta Dinas Tata Kota.

2. Pemindahan Bandara Polonia ke Kualanamu akan berimplikasi pada meningkatnya permintaan kebutuhan air bersih di daerah sekitarnya.

Pembangunan Bandar baru ini akan memberikan dampak terhadap berkembangnya daerah di sekitar bandar menjadi wilayah perdagangan maupun pemukiman.

4.1.3 Struktur Organisasi

Setiap perusahaan harus mempunyai struktur organisasi untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Struktur organisasi merupakan dasar dari pengolahan manajemen perusahaan yang terdiri dari sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Tujuan perusahaan dapat tercapai dengan sebaik mungkin apabila dalam pelaksanaan kerja terdapat koordinasi dan pembagian kerja yang jelas antara orang-orang yang bekerja di lingkup perusahaan.

Hubungan kerjasama dalam perusahaan digambarkan dalam sebuah struktur organisasi yang disusun sebagai suatu kerangka yang menunjukkan kegiatan atau aktivitas perusahaan, hubungan fungsi-fungsi, wewenang serta tanggung jawab masing-masing pemegang jabatan yang ada dalam fungsi tersebut. Selain itu, struktur organisasi juga berfungsi untuk memperlancar hubungan kerjasama yang diinginkan oleh pimpinan dan memudahkan bagi pimpinan untuk mengawasi setiap kinerja bawahannya.

Dengan adanya struktur organisasi diharapkan setiap pegawai mengetahui dengan jelas tanggung jawab, tugas, dan kewajiban yang akan dilaksanakan serta dapat mempertanggungjawabkan kinerja nya terhadap atasan . adapun struktur organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan terlihat pada gambar 4.1 di bawah ini.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

4.1.4 Deskripsi Jabatan

Berdasarkan struktur organisasi diatas dapat diuraikan tugas masing – masing sebagai berikut :

1. Kepala Cabang Padang Bulan

Kepala cabang membawahi seluruh kepala bagian seperti yang terdapat pada struktur organisasi, antara lain kepala bagian umum dan personalia, kepala

bagian hubungan pelanggan (hublang), dan kepala bagian pemasaran. Kepala cabang memiliki tugas sebagai berikut:

a. Bertindak sebagai Kepala Cabang

b. Menentukan kebijakan dan mengendalikan fungsi kepala bagian

c. Memberikan pendapat dan saran kepada direksi mengenal hal-hal yang berkaitan dengan bidang tugas.

d. Mengkordinasi, mengawasi dan memberikan pengarahan atas penyelenggaraan fungsi kepala bagian.

e. Melakasanakan tugas khusus yang diberikan oleh Direksi PDAM Tirtanadi.

f. Menyampaikan laporan khusus, bulanan dan tahunan serta kegiatan Kepala Cabang dan Kepala Bagian.

2. Kepala Bagian Umum/Personalia

Tugas-tugas kepala bagian umum dan personalia sebagai berikut:

a. Bertindak sebagai kepala bagian umum dan personalia.

b. Mengkordinasi pegawai dan mengawasi semua pekerja serta kegiatan pegawai umum dan personalia.

c. Memberikan pertimbangan dan saran kepada pegawai umum dan personalia mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang tugasnya.

d. Memelihara dan mengawasi pelaksanaan prosedur kerja pegawai umum dan personalia.

e. Mewakili kepala cabang apabila kepala cabang melaksanakan tugasnya.

f. Mengontrol kinerja pegawai umum dan personalia yang berada di gudang.

g. Mengawasi keluar masuknya meteran ataupun pipa yang diambil dari gudang untuk keperluan pelanggan.

3. Kepala Bagian Keuangan

Tugas-tugas kepala bagian keuangan sebagai berikut:

a. Bertindak sebagai kepala bagian keuangan.

b. Mengkordinasi pegawai dan mengawasi semua pekerja serta kegiatan pegawai keuangan.

c. Memberikan pertimbangan dan saran kepada pegawai keuangan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang tugasnya.

d. Memelihara dan mengawasi pelaksanaan prosedur kerja pegawai keuangan.

e. Mewakili kepala cabang apabila kepala cabang melaksanakan tugasnya.

f. Mengontrol kinerja pegawai keuangan yang berada di front office pembayaran rekening air minum.

g. Memberikan penjelasan kepada pelanggan yang menunggak membayar uang rekening air minum.

4. Kepala Bagian Pengawasan

Tugas-tugas kepala bagian pengawasan sebagai berikut:

a. Bertindak sebagai kepala bagian pengawasan.

b. Mengkordinasi pegawai dan mengawasi semua pekerja serta kegiatan pegawai pengawasan.

c. Memberikan pertimbangan dan saran kepada pegawai pengawasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang tugasnya.

d. Mewakili kepala cabang apabila kepala cabang melaksanakan tugasnya.

e. Memelihara dan mengawasi pelaksanaan prosedur bidang jaringan.

f. Mengontrol kinerja pegawai pengawasan yang berada dilapangan untuk bertugas mengawasi system kerja pegawai pemasaran dan jaringan yang dilapangan.

5. Kepala Bagian Jaringan

a. Bertindak sebagai kepala bagian jaringan.

b. Mengkoordinasi pegawai dan mengawasi semua pekerja serta kegiatan pegawai jaringan.

c. Memberikan pertimbangan dan saran kepada pegawai jaringan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang tugasnya.

d. Mewakili kepala cabang apabila kepala cabang melaksanakan tugasnya.

e. Memelihara dan mengawasi pelaksanaan prosedur bidang jaringan.

f. Mengontrol kinerja pegawai jaringan yang berada dilapangan.

6. Kepala Bagian Hubungan Pelanggan (HUBLANG)

Tugas-tugas kepala bagian hubungan pelanggan sebagai berikut:

a. Bertindak sebagai kepala bagian hubungan pelanggan .

b. Mengkoordinasi pegawai dan mengawasi semua pekerja serta kegiatan pegawai hubungan pelanggan

c. Memberikan pertimbangan dan saran kepada pegawai hubungan pelanggan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang tugasnya.

d. Memelihara dan mengawasi pelaksanaan prosedur kerja pegawai hubungan pelanggan

7. Kepala Bagian Pemasaran

Tugas – tugas kepala bagian pemasaran adalah sebagai berikut:

a. Bertindak sebagai kepala bagian pemasaran.

b. Koordinasi pegawai dan mengawasi semua pekerjaan serta kegiatan pegawai pemasaran.

c. Memberikan pertimbangan dan saran kepada pegawai pemasaran mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang tugas.

d. Memelihara dan mengawasi pelaksanaan prosedur kerja

e. Mewakili kepala cabang apabila kepala cabang melaksanakan tugasnya.

f. Membuat denah lokasi rumah pelanggan air minum yang akan dipasang.

4.1.5 Logo PDAM Tirtanadi

Arti dan makna logo PDAM Titanadi Sumatera Utara yaitu:

1. Lingkungan

Menggambarkan lingkup tugas PDAM Tirtanadi, yaitu antara lain melayani dan menyediakan air bersih secara berkeseimbangan dan merata bagimasyarakat kota medan. PDAM Tirtanadi juga bertugas mengelola airlimbah

2. Huruf T

Menyerupai pipa pada logo PDAM Titanadi yang menggambarkan ruang lingkup tugas Tirtanadi yang sebagian besar berhubungan dengan system pipa.

3. Gelombang tiga

Menggambarkan pelayanan air minum (air bersih) yang diberikanPDAM Tirtanadi kepada masyarakat kota medan dan merata bagi pemanfaatan air bersih tersebut.

4. Warna biru

Menyatakan nuansa yang ditimbulkan air. Adapun logo / lambang dari PDAM Tirtanadi dapat dilihat dibawah ini

Gambar 4.2 Logo PDAM Tirtanadi

Sumber : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan kepada 45 responden pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan diperoleh data yang mengungkapkan berbagai karakteristik responden yang disajikan pada tabel-tabel di bawah ini.

4.2.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada table 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah(orang) Persentase(%)

1 Laki-laki 27 60 %

2 Perempuan 18 40 %

Total 45 100%

Sumber: Data diolah Penulis, 2018

Sumber: Data diolah Penulis, 2018

Dokumen terkait