BAB IV. HASIL PENELITIAN
3. Hipotesis Ketiga
Dari analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama pada Tabel 4.4
diperoleh Fab=2,4548 dan F0,05;2;53 = 3,178. Jadi Fobs < Ftabel , sehingga Fobs ÏDK maka H0a diterima. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara model
pembelajaran dan aktivitas belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika
pada subpokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel. Hal ini berarti siswa
yang dalam pembelajarannya menggunakan model PBM mempunyai prestasi yang
lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
konvensional baik secara umum maupun ditinjau dari masing-masing kategori aktivitas
Tidak adanya interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar
matematika terhadap prestasi belajar ini bisa saja disebabkan karena dalam model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM) siswa yang memiliki aktivitas rendah
berkelompok dengan siswa lain yang memiliki aktivitas yang lebih tinggi sehingga
mereka juga bisa mengikuti pembelajaran dengan aktif, akibatnya prestasi mereka pun
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mangacu pada
perumusan masalah yang telah diuraikan di depan, maka dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Prestasi belajar matematika siswa yang diberikan pembelajaran dengan model
PBM lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang diberi
pembelajaran dengan model konvensional pada subpokok bahasan sistem
persamaan linear dua variabel.
2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika
siswa yang memiliki aktivitas belajar matematika tinggi, sedang dan rendah.
Dengan demikian aktivitas belajar siswa tidak berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa.
3. Prestasi belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran berdasarkan masalah selalu lebih baik daripada prestasi belajar
siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
konvensional untuk setiap kategori aktivitas belajar.
B. Implikasi
Berdasarkan pada kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian ini, maka
penulis akan menyampaikan implikasi yang berguna baik secara teoritis maupun praktis
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran matematika pada
subpokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model
PBM lebih baik dibandingkan dengan model konvensional. Pengaruh keberhasilan
pembelajaran matematika dengan menggunakan model PBM dapat ditinjau dari
beberapa hal sebagai berikut:
a. Pembelajaran matematika pada subpokok bahasan sistem persamaan linier
dua variabel dengan model PBM membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar,
sebab dalam model ini siswa dituntut untuk berpikir secara kreatif dan kritis serta dapat
menggunakan kemampuannya untuk menemukan konsep penyelesaian masalah dari
materi ajar secara mandiri dalam kelompoknya.
b. Pembelajaran matematika pada subpokok bahasan sistem persamaan linear
dua variabel dengan model PBM membuat siswa lebih mudah memahami dan
mengingat materi yang dipelajari, sebab siswa tidak hanya menghafal tetapi mereka
menemukan sendiri konsep dan jawaban dalam menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan materi yang dipelajari.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model PBM lebih efektif
bila dibandingkan dengan model konvensional jika diterapkan pada subpokok bahasan
sistem persamaan liniear dua variabel. Hal ini dapat digunakan sebagai masukan bagi
guru maupun calon guru matematika bahwa ketepatan dalam pemilihan model dalam
mengajar dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Selanjutnya
Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya aktivitas belajar siswa yang
belum optimal karena belum terlibatnya aktivitas mental. Hal ini dapat digunakan
sebagai masukan bagi guru maupun calon guru matematika bahwa hendaknya guru juga
memperhatikan aktivitas mental siswa dan tidak hanya aktivitas fisik saja yang selalu
dituntut, sehingga aktivitas belajar siswa bisa optimal yang akhirnya bisa membuahkan
prestasi belajar yang lebih baik.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka peneliti menyampaikan
saran sebagai berikut kepada:
1. Guru
Seorang guru hendaknya bisa memilih dan menggunakan model pembelajaran yang
tepat dan menarik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. model PBM
dapat digunakan sebagai salah satu alternatifnya.
2. Sekolah
Pihak sekolah hendaknya bisa memberikan fasilitas maupun dukungan kepada guru
untuk selalu mengembangkan kemampuan mengajarnya, termasuk dalam
memahami berbagai model pembelajaran.
3. Peneliti
Peneliti lain yang akan menggunakan angket untuk melihat aktivitas belajar siswa
hendaknya memperhatikan apakah angket yang dibuat sudah bisa mengukur
DAFTAR PUSTAKA
Arends. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: Mc Graw-Hill Companies Inc.
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press. ________. 2004. Statistika Dasar Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press. Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka.
M. Cholik Adinawan & Sugijono. 1997. Matematika untuk SLTP Jilid 2B Kelas 2. Jakarta: Erlangga.
M. Hasbi. 2000. Model Pembelajaran Investigasi Matematika. Wacana Kependidikan. FKIP Universitas Syiah Kuala, vol.1, No.2.
Mohamad Nur. 1987. Pengantar Teori Tes. Surabaya: IKIP Surabaya.
Nana Sudjana. 1987. CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nyimas Aisyah. 2003. Efektivitas Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada
mata pelajaran Matematika SLTP melalui pola kolaboratif. Jurnal pada Forum Kependidikan. FKIP Unsri, vol.23, No.1.
Purwoto. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press.
Ratumanan. 2000. Konstruktivisme dan Implikasinya dalam Pembelajaran (perkuliahan). Makalah. FKIP Unpati Ambon.
Sardiman A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sartono Wirodikromo. 2001. Matematika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutratinah Tirtonegoro. 1984. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Rineka Cipta.
Winkel W.S. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.