• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.3 Hipotesis

Pengembangan Hipotesis 1 : Audit dan Assurance

Seorang lulusan akuntansi dituntut untuk memiliki dan memahami kompetensi di bidang Audit dan Assurance sesuai dengan kompetensi-kompetensi yang tercantum dalam peraturan IAPI yang meliputi pengetahuan dan kompetensi akan penugasan audit dan penugasan atestasi dan assurance yang di dalamnya mencakup perencanaan audit dan penugasan, pertimbangan atas pengendalian intern, evaluasi risiko, dan kompetensi akuntan untuk dapat menjadikan bukti audit dan dokumentasinya sebagai dasar pengambilan kesimpulan audit, dapat melakukan review atas pelaksanaan penugasan dan menyajikan bentuk laporan audit. Bidang Audit dan Assurance juga mencakup kompetensi calon lulusan akuntansi untuk dapat memberikan jasa akuntansi dan review yang mencakup perencanaan penugasan, pengumpulan bukti dan dokumentasi bukti sebagai dasar

pengambilan kesimpulan dan menyajikan bentuk laporan kompilasi dan review atas laporan keuangan, calon lulusan akuntansi juga dituntut untuk memahami aturan etika dan independensi dalam melaksanakan audit.

Peneliti menduga terdapat celah atau gap antara kompetensi yang dimiliki oleh calon lulusan akuntansi dengan yang diharapkan oleh pemberi kerja karena Botes (2016) menyatakan bahwa para lulusan akuntansi tidak dapat langsung menyesuaikan diri dengan tempatnya bekerja karena mereka tidak memiliki ketrampilan dan atribut yang diharapkan dan diperlukan oleh pemberi kerja sehingga hal ini menciptakan celah atau gap antara kompetensi yang diharapkan oleh pemberi kerja dengan kompetensi yang dimiliki oleh calon lulusan akuntansi. (Albrecht dan Sack dalam Sithole (2015)) juga menyatakan bahwa gap tersebut semakin meluas karena calon lulusan akuntansi belum berpengalaman dalam dunia kerja.

H1a : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai penugasan audit.

H1b : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai penugasan atestasi dan assurance.

H1c : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai jasa akuntansi dan review.

H1d : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai pemahaman aturan etika dan independensi.

Pengembangan Hipotesis 2 :Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Calon lulusan akuntansi yang nantinya menjadi seorang akuntan juga dituntut untuk memiliki kompetensi di bidang Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang meliputi kompetensi akuntan untuk dapat memahami dan menerapkan

kerangka dasar penyusunan laporan keuangan, memahami dan mengakui kejadian ekonomi dari suatu entitas dan organisasi dalam melakukan klasifikasi akun dari komponen laporan keuangan, memahami dan mengukur nilai transaksi yang merupakan komponen laporan keuangan, memahami dan menentukan pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan akuntansi yang sesuai untuk transaksi baru atau tidak biasa, menyiapkan dan menyusun laporan keuangan (termasuk laporan keuangan konsolidasian) yaitu laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi komprehensif (laporan laba rugi), laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas termasuk catatan atas laporan keuangan yang diperlukan, sehingga akuntan dapat menghasilkan laporan keuangan yang diperlukan sesuai dengan peraturan ataupun pelaporan yang diharuskan oleh peraturan dan perundangan (misal laporan tahunan, laporan berkala), dan dapat memahami dan menganalisis laporan keuangan.

Peneliti menduga terdapat celah atau gap antara kompetensi yang dimiliki oleh calon lulusan akuntansi dengan yang diharapkan oleh pemberi kerja karena Botes (2016) menyatakan bahwa para lulusan akuntansi tidak dapat langsung menyesuaikan diri dengan tempatnya bekerja karena mereka tidak memiliki ketrampilan dan atribut yang diharapkan dan diperlukan oleh pemberi kerja sehingga hal ini menciptakan celah atau gap antara kompetensi yang diharapkan oleh pemberi kerja dengan kompetensi yang dimiliki oleh calon lulusan akuntansi. (Albrecht dan Sack dalam Sithole (2015)) juga menyatakan bahwa gap tersebut semakin meluas karena calon lulusan akuntansi belum berpengalaman dalam dunia kerja.

H2a : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai pemahaman kerangka dasar, standar, ketentuan badan pengatur dan pemerintah atas laporan keuangan.

H2b : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai akun-akun dan transaksi pengakuan, pengukuran, penilaian, perhitungan, penyajian, dan pengungkapan.

H2c : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai akuntansi transaksi syariah.

H2d : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai akuntansi pemerintahan.

H2e : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai akuntansi organisasi nirlaba.

Pengembangan Hipotesis 3 : Akuntansi Manajemen, Manajemen Keuangan, dan Sistem Informasi

Kompetensi di bidang Akuntansi Manajemen, Manajemen Keuangan, dan Sistem Informasi juga diharuskan untuk dimiliki oleh seorang mahasiswa lulusan akuntansi yang akan menjadi akuntan, dimana di dalam bidang ini mencakup pemahaman akuntan akan bidang akuntansi dan pengendalian manajemen seperti konsep dan terminologi biaya, metode kalkulasi dan pelaporan beban pokok, manajemen biaya strategik dan pengambilan keputusan, serta sistem pengendalian manajemen. Akuntan juga diharuskan memahami mengenai bidang manajemen keuangan yang mencakup aspek pemahaman fungsi dan tujuan manajemen keuangan, model perencanaan / proyeksi keuangan, dan pemahaman akan struktur dan biaya modal, serta pemahaman mengenai bidang pasar keuangan yang didalamnya mencakup pasar sekuritas, tingkat bunga dan maturitas, hubungan tingkat bunga, inflasi, dan kurs valuta asing, dan pasar modal. Pemahaman mengenai bidang Sistem Informasi juga diperlukan oleh seorang akuntan yang di

dalamnya mencakup teknologi informasi, sistem informasi yang berbasis computer, serta pengendalian dan pemeliharaan sistem informasi komputer.

Peneliti menduga terdapat celah atau gap antara kompetensi yang dimiliki oleh calon lulusan akuntansi dengan yang diharapkan oleh pemberi kerja karena Botes (2016) menyatakan bahwa para lulusan akuntansi tidak dapat langsung menyesuaikan diri dengan tempatnya bekerja karena mereka tidak memiliki ketrampilan dan atribut yang diharapkan dan diperlukan oleh pemberi kerja sehingga hal ini menciptakan celah atau gap antara kompetensi yang diharapkan oleh pemberi kerja dengan kompetensi yang dimiliki oleh calon lulusan akuntansi. (Albrecht dan Sack dalam Sithole (2015)) juga menyatakan bahwa gap tersebut semakin meluas karena calon lulusan akuntansi belum berpengalaman dalam dunia kerja.

H3a : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai pemahaman akuntansi dan pengendalian manajemen.

H3b : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai manajemen keuangan.

H3c : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai pasar keuangan.

H3d : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai sistem informasi.

Pengembangan Hipotesis 4 : Lingkungan Bisnis, Hukum Komersial dan Perpajakan

Pemahaman dan kompetensi calon lulusan akuntansi dalam menerapkan pengetahuan di bidang Lingkungan Bisnis, Hukum Komersial dan Perpajakan diperlukan dalam melaksanakan jasa audit, atestasi, penyusunan pelaporan

keuangan, jasa perpajakan, dan tanggung jawab jasa lainnya. Lingkungan bisnis menuntut akuntan untuk memiliki pengetahuan dan keahlian mengenai konsep ekonomi makro, mikro, industri, organisasi termasuk corporate governance dan pemahaman mengenai kegiatan operasi bisnis. Hukum Komersial mengharuskan akuntan untuk memiliki pengetahuan dan keahlian dalam bidang hukum komersial, termasuk yang berkaitan dengan tanggung jawab hukum dan tanggung jawab profesional akuntan public, dan pemahaman mengenai implikasi hukum transaksi bisnis khususnya yang berkaitan dengan akuntansi, auditing dan pelaporan keuangan baik yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata), Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), maupun yang diatur dalam Undang-undang lain beserta peraturan pelaksanaannya. Perpajakan mengharuskan akuntan untuk memiliki pemahaman di bidang perpajakan berkaitan dengan undang-undang pajak dan peraturan pelaksanaannya, dan dapat menunjukkan keahlian yang diperlukan untuk menerapkan pengetahuan perpajakan dalam pemberian jasa konsultasi perpajakan dan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai akuntan publik.

Peneliti menduga terdapat celah atau gap antara kompetensi yang dimiliki oleh calon lulusan akuntansi dengan yang diharapkan oleh pemberi kerja karena Botes (2016) menyatakan bahwa para lulusan akuntansi tidak dapat langsung menyesuaikan diri dengan tempatnya bekerja karena mereka tidak memiliki ketrampilan dan atribut yang diharapkan dan diperlukan oleh pemberi kerja sehingga hal ini menciptakan celah atau gap antara kompetensi yang diharapkan oleh pemberi kerja dengan kompetensi yang dimiliki oleh calon lulusan akuntansi.

(Albrecht dan Sack dalam Sithole (2015)) juga menyatakan bahwa gap tersebut semakin meluas karena calon lulusan akuntansi belum berpengalaman dalam dunia kerja.

H4a : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai konsep dan analisis ekonomi dan corporate governance.

H4b : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai hukum komersial.

H4c : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai perpajakan.

Pengembangan Hipotesis 5 :Fundamental Bisnis

Calon lulusan akuntansi dituntut untuk memiliki kapabilitas dan profesionalisme di bidang Fundamental Bisnis yang mencakup ekonomi bisnis yang terdiri atas kompetensi mengenai ekonomi makro, ekonomi mikro, kebijakan fiskal dan moneter, struktur pasar dan harga, serta bisnis internasional. Manajemen informasi juga termasuk dalam cakupan bidang fundamental bisnis yang terdiri atas kompetensi mengenai fundamental sistem informasi, sistem teknologi informasi, serta pengembangan dan perencanaan sistem. Selain manajemen informasi, yang termasuk dalam cakupan bidang fundamental bisnis yaitu matematika bisnis dan keuangan yang terdiri atas kompetensi akan analisis prakiraan, program linier, analisis jaringan, konsep probabilitas, dan teknik-teknik matematika bisnis dan keuangan lainnya. Perjanjian bisnis dan ketenagakerjaan serta fundamental keuangan juga termasuk dalam cakupan bidang fundamental bisnis yang terdiri atas pemahaman mengenai perjanjian bisnis, instrument keuangan, dan rasio keuangan.

Peneliti menduga terdapat celah atau gap antara kompetensi yang dimiliki oleh calon lulusan akuntansi dengan yang diharapkan oleh pemberi kerja karena Botes (2016) menyatakan bahwa para lulusan akuntansi tidak dapat langsung menyesuaikan diri dengan tempatnya bekerja karena mereka tidak memiliki ketrampilan dan atribut yang diharapkan dan diperlukan oleh pemberi kerja sehingga hal ini menciptakan celah atau gap antara kompetensi yang diharapkan oleh pemberi kerja dengan kompetensi yang dimiliki oleh calon lulusan akuntansi. (Albrecht dan Sack dalam Sithole (2015)) juga menyatakan bahwa gap tersebut semakin meluas karena calon lulusan akuntansi belum berpengalaman dalam dunia kerja.

H5a : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai ekonomi bisnis.

H5b : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai manajemen informasi.

H5c : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai matematika bisnis dan keuangan.

H5d : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai perjanjian bisnis dan ketenagakerjaan.

H5e : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai fundamental keuangan.

Pengembangan Hipotesis 6 : Akuntansi Manajemen dan Pelaporan Keuangan (AMPK)

Calon lulusan akuntansi yang akan menjadi akuntan nantinya juga dituntut untuk memiliki kapabilitas dan profesionalisme di bidang Akuntansi Manajemen dan Pelaporan Keuangan (AMPK) yang terdiri atas pemahaman akuntan akan akuntansi biaya dan break even point (BEP), manajemen biaya strategik dan

budgeting, pengukuran kinerja manajemen dan balanced scorecard, pelaporan keuangan, sistem dan proses akuntansi, serta pemahaman mengenai konvergensi IFRS dan perkembangan terkini pelaporan keuangan.

Peneliti menduga terdapat celah atau gap antara kompetensi yang dimiliki oleh calon lulusan akuntansi dengan yang diharapkan oleh pemberi kerja karena Botes (2016) menyatakan bahwa para lulusan akuntansi tidak dapat langsung menyesuaikan diri dengan tempatnya bekerja karena mereka tidak memiliki ketrampilan dan atribut yang diharapkan dan diperlukan oleh pemberi kerja sehingga hal ini menciptakan celah atau gap antara kompetensi yang diharapkan oleh pemberi kerja dengan kompetensi yang dimiliki oleh calon lulusan akuntansi. (Albrecht dan Sack dalam Sithole (2015)) juga menyatakan bahwa gap tersebut semakin meluas karena calon lulusan akuntansi belum berpengalaman dalam dunia kerja.

H6a : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai akuntansi biaya dan analisis Break Even Point (BEP).

H6b : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai manajemen biaya strategik dan budgeting.

H6c : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai pengukuran kinerja manajemen dan Balanced Scorecard.

H6d : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai pelaporan keuangan.

Pengembangan Hipotesis 7 :Manajemen Strategik

Calon lulusan akuntansi yang akan menjadi akuntan juga harus memiliki kapabilitas dan profesionalisme di bidang Manajemen Strategik yang didalamnya terdiri atas kapabilitas akuntan untuk dapat melakukan perencanaan dan

pengambilan keputusan manajemen strategik, melakukan pemasaran dan aliansi strategik, memahami manajemen operasi, manajemen keuangan dan investasi yang di dalamnya tercakup risiko dan imbalan, capital investment dan budgeting, dan pasar keuangan.

Peneliti menduga terdapat celah atau gap antara kompetensi yang dimiliki oleh calon lulusan akuntansi dengan yang diharapkan oleh pemberi kerja karena Botes (2016) menyatakan bahwa para lulusan akuntansi tidak dapat langsung menyesuaikan diri dengan tempatnya bekerja karena mereka tidak memiliki ketrampilan dan atribut yang diharapkan dan diperlukan oleh pemberi kerja sehingga hal ini menciptakan celah atau gap antara kompetensi yang diharapkan oleh pemberi kerja dengan kompetensi yang dimiliki oleh calon lulusan akuntansi. (Albrecht dan Sack dalam Sithole (2015)) juga menyatakan bahwa gap tersebut semakin meluas karena calon lulusan akuntansi belum berpengalaman dalam dunia kerja.

H7a : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai perencanaan dan pengambilan keputusan manajemen stratejik.

H7b : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai pemasaran dan aliansi stratejik.

H7c : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai manajemen operasi.

H7d : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai manajemen keuangan dan investasi.

Pengembangan Hipotesis 8 : Corporate Governance dan Manajemen Risiko (CGMR)

Kapabilitas dan profesionalisme di bidang Corporate Governance dan Manajemen Risiko (CGMR) juga diharuskan untuk dimiliki oleh seorang calon lulusan akuntansi yang akan menjadi akuntan, kapabilitas dan profesionalisme di bidang Corporate Governance dan Manajemen Risiko (CGMR) ini terdiri atas kompetensi untuk memahami corporate governance yang didalamnya mencakup pemahaman mengenai struktur dan mekanisme governance, serta fundamental corporate governance. Kompetensi pengendalian intern, menerapkan manajemen risiko, serta pemahaman mengenai etika bisnis dan tanggung jawab sosial juga termasuk dalam bidang Corporate Governance dan Manajemen Risiko (CGMR) yang harus dikuasai oleh seorang akuntan.

Peneliti menduga terdapat celah atau gap antara kompetensi yang dimiliki oleh calon lulusan akuntansi dengan yang diharapkan oleh pemberi kerja karena Botes (2016) menyatakan bahwa para lulusan akuntansi tidak dapat langsung menyesuaikan diri dengan tempatnya bekerja karena mereka tidak memiliki ketrampilan dan atribut yang diharapkan dan diperlukan oleh pemberi kerja sehingga hal ini menciptakan celah atau gap antara kompetensi yang diharapkan oleh pemberi kerja dengan kompetensi yang dimiliki oleh calon lulusan akuntansi. (Albrecht dan Sack dalam Sithole (2015)) juga menyatakan bahwa gap tersebut semakin meluas karena calon lulusan akuntansi belum berpengalaman dalam dunia kerja.

H8a : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai corporate governance.

H8b : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai pengendalian intern.

H8c : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai manajemen risiko.

H8d : Terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai etika bisnis dan tanggung jawab sosial.

Dokumen terkait