BAB V SIMPULAN DAN SARAN
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.2 Hipotesis Penelitian
analisis yang mendalam untuk memastikan kemungkinan terjadinya masalah keuangan maupun management fraud.
2.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan di atas, maka diperoleh hipotesis penelitian sebagai berikut:
2.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
audit report lag. Semakin besar perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung di dalamnya. Manajemen harus mengolah informasi tersebut untuk dilaporkan kepada stakeholders sehingga perusahaan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyerahkan laporan keuangannya ke auditor. Selain itu, semakin besar perusahaan, auditor cenderung mengambil sampel semakin banyak serta melakukan prosedur audit yang lebih luas. Akibatnya, audit report lag cenderung lebih lama apabila ukuran perusahaan semakin besar (Almilia dan Setiady, 2006). Hanipah (2001) menemukan bahwa waktu penyelesaian audit cenderung panjang apabila ukuran perusahaan besar.
Semakin besar perusahaan maka perusahaan akan memiliki pengendalian internal yang semakin baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan. Perusahaan dengan sistem pengendalian internal yang telah berjalan secara efektif dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian
laporan keuangan, sehingga bukti audit yang diperoleh akan lebih dapat dipercaya daripada jika pengendalian internalnya lemah (Tedja, 2011). Menurut Modugu et al
(2012) perusahaan besar dikatakan mampu menyelesaikan auditnya lebih cepat dari perusahaan kecil karena perusahaan besar memiliki pengendalian internal yang lebih baik. Pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi salah saji dalam laporan keuangan (Elder, 2013:273). Hal ini akan menyebabkan auditor tidak perlu mencari bukti audit yang lebih banyak maupun membuat penyesuaian untuk memperbaiki kesalahan penyajian dalam laporan keuangan (Prabandari dan Rustiana, 2007).
Hasil penelitian yang dilakukan Subekti dan Widiyanti (2004), membuktikan bahwa total aset memiliki pengaruh yang besar terhadap audit report lag. Pada umumnya perusahaan besar dimonitor oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah sehingga terdapat kecenderungan mengurang audit report lag. Perusahaan besar juga telah memiliki sistem pengendalian intern yang memadai sehingga memudahkan proses audit.
Dyer dan McHugh (1975), menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar memiliki insentif yang lebih besar untuk mengurangi audit report lag maupun penundaan pelaporan karena diawasi secara ketat oleh investor, serikat buruh, dan regulator, akibatnya audit report lag pada perusahaan besar akan cenderung lebih pendek. Sedangkan Ahmad dan Kamarudin (2003) menyatakan perusahaan yang besar memiliki sumber daya yang lebih besar untuk membayar biaya audit dan memiliki kemampuan untuk membayarnya secepat mungkin setelah tutup tahun
24
pekerjaannya. Sehingga dapat dikatakan ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap keterlambatan penyelesaian laporan auditor. Petronila (2007) juga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit
report lag. Penelitian yang telah dilakukan oleh Christian (2013) dan Owusu-Ansah
(2000) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag. Hal yang serupa juga ditemukan pada penelitian Wirakusuma (2004), dan pemelitian Aryati dan Theresia (2005). Namun sebaliknya Supriyati dan Rolinda (2007) menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada audit report lag.
2.2.2 Profitabilitas Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag
Teori keagenan menjelaskan perusahaan yang mendapatkan keuntungan berharap auditor akan menyelesaikan laporan keuangan tepat waktu, sehingga informasi dalam laporan keuangan menjadi berkualitas. Namun, apabila perusahaan mendapatkan kerugian maka perusahaan meminta auditor untuk menunda pelaporan laporan keuangan. Agen (auditor) diharapkan bertindak menggunakan cara-cara yang sesuai kepentingan prinsipal (perusahaan).
Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini merupakan
informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisaikan keinginan pemilik. Menurut Hartono (dalam Wijaya 2012:112) teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk.
Jika perusahaan menghasilkan tingkat profitabilitas yang lebih tinggi maka
audit report lag dan akan lebih pendek dibandingkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang lebih rendah. Menurut Colbert et al. (dalam Alim dan Shakawat, 2010) risiko usaha dapat menyebabkan auditor terkena kerugian sebagai akibat dari litigasi, publisitas buruk, atau peristiwa lain yang timbul sehubungan dengan laporan keuangan. Wirakusuma (2004) menyatakan bahwa perusahaan yang melaporkan kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktu auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. Sebaliknya, jika perusahaan melaporkan laba yang tinggi, maka perusahaan berharap laporan keuangan auditan dapat diselesaikan secepatnya sehingga good news tersebut segera dapat disampaikan kepada para investor dan pihak-pihak lainnya. Sitanggang dan Ariyanto (2015) menyatakan perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan mengurangi audit report lag. Menurut Ahmad & Kamarudin (2003), perusahaan yang memperoleh laba membutuhkan auditor yang akan segera melakukan pengauditan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan ingin menginformasikan kepada publik secepatnya tentang kondisi baik perusahaan.
26
Penelitian Subekti dan Widiyanti (2004) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil ini konsisten dengan penelitian Na’im (1998), Halim (2000), dan Supriyati dan Rolinda (2007). Sedangkan penelitian Aryati dan Theresia (2005), Sumiadji (2006), dan Petronila (2007) menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
Ukuran perusahaan menunjukkan total aset yang dimiliki perusahaan. Sebuah perusahaan yang ukuran atau skalanya besar dan sahamnya tersebar luas, pada umumnya memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba lebih tinggi karena usaha atau bisnisnnya didukung oleh aset yang besar. Perusahaan besar memiliki sumber informasi dan staf yang lebih banyak, sistem pengendalian yang kuat dan dimonitor oleh investor, jika menghasilkan laba maka perusahaan tersebut akan ingin segera mempublikasikan ke publik atas laba yang diperoleh perusahaan, dengan demikian hipotesis yang didapat adalah: