• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profitabilitas Sebagai Pemoderasi, Pengaruh Ukuran Perusahaan Pada Audit Report Lag.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profitabilitas Sebagai Pemoderasi, Pengaruh Ukuran Perusahaan Pada Audit Report Lag."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PROFITABILITAS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN PADA AUDIT REPORT LAG

SKRIPSI

Oleh :

NI LUH MADE WINDA PRATIWI NIM :1215351036

PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

(2)

PROFITABILITAS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN PADA AUDIT REPORT LAG

SKRIPSI

Oleh :

NI LUH MADE WINDA PRATIWI NIM :1215351036

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

(3)

ii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal :…………..

Tim Penguji: Tanda tangan

1. Ketua : Dr. Ni Ketut Rasmini, SE., M.Si., Ak. ………..…… 2. Sekretaris : Dr. Maria M. Ratna Sari, SE.,M.Si., Ak ……….……. 3. Anggota : Drs. I Wayan Putra, M.Si. ………

Mengetahui

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plaginasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, Januari 2016 Mahasiswa

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Profitabilitas Sebagai Pemoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1) Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2) Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3) Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan dan Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., Ak selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4) Drs. I Ketut Suardika Natha, M.Si., selaku Ketua Program Ekstensi dan Drs. I Made Jember, M.Si., selaku Sekretaris Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5) Ni Gusti Putu Wirawati, SE., M.Si., selaku Koordinator Jurusan Akuntansi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6) Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, SE., M.Si., Ak, selaku Pembimbing Akademik yang membimbing dan selalu memberi dukungan untuk kemajuan penulis.

7) Dr. Maria M. Ratna Sari., SE., M.Si., Ak, selaku Dosen Pembimbing atas waktu, bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.

8) Dr. Ni Ketut Rasmini., SE., M.Si., Ak, selaku Dosen Ketua Penguji atas waktu, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.

9) Drs. I Wayan Putra, M.Si., selaku Dosen Penguji atas waktu, bimbingan, masukan serta masukan selama penyelesaian skripsi ini.

(6)

11) Teman-teman setia Ida Ayu Radha Arestantya, L.K. Inten Pratiwi Sucandra, Floriani Ria Dimarcia, Ida Ayu Eka Purnama Yuni, Karina Pravita, Ni Luh Nyoman Adi Kusuma Dewi, Ika Wulan Indah Sari, serta teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu, atas dukungannya selama perkuliahan dan penulisan skripsi.

12) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan motivasi dan perhatian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi in bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, Januari 2016

(7)

vi

Judul : Profitabilitas Sebagai Pemoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag

Nama : Ni Luh Made Winda Pratiwi NIM : 1215351036

Abstrak

Audit report lag diukur berdasarkan rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan yang dihitung sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profitabilitas sebagai pemoderasi pengaruh ukuran perusahaan pada audit report lag.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 perusahaan dengan metode purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah Moderated Regression Analysis(MRA).

Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis, maka didapat simpulan bahwa (1) ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada audit report lag yang menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin pendek audit report lag, (2) profitabilitas mampu memoderasi (memperlemah) pengaruh ukuran perusahaan pada audit report lag yang menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor dengan profitabilitas yang tinggi memiliki tingkat audit report lag yang rendah. Penyelesaian audit akan lebih cepat apabila auditor mengaudit perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi pada perusahaan besar.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS... iii

KATA PENGANTAR ...iv

ABSTRAK ...vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ...9

1.3 Tujuan Penelitian...9

1.4 Kegunaan Penelitian ...9

1.5 Sistematika Penulisan ...10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep...12

2.1.1 Teori Keagenan ...12

2.1.2 Teori Sinyal ...14

2.1.3 Audit...15

2.1.4 Audit Report Lag...17

2.1.5 Ukuran Perusahaan...19

2.1.6 Profitabilitas ...20

2.2 Hipotesis Penelitian ...22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ...27

3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian ...28

3.3 Objek Penelitian ...28

3.4 Identifikasi Variabel...28

3.5 Definisi Operasional Variabel ...29

3.6 Jenis dan Sumber Data ...31

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ...31

3.8 Metode Pengumpulan Data ...33

3.9 Teknik Analisis Data...33

3.9.1 Uji Statistik Deskriptif ...33

3.9.2 Uji Asumsi Klasik...34

(9)

viii

4.3 Uji Statistik Deskriptif ...42

4.4 Uji Asumsi Klasik...44

4.5 Uji Regresi...46

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian...52

4.6.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag...52

4.6.2 Kemampuan Profitabilitas Memoderasi Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag ...54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan...56

5.2 Saran...57 DAFTAR RUJUKAN

(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.1 Ringkasan Perolehan Sampel Penelitian ...41

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ...42

4.3 Hasil Uji Normalitas ...44

4.4 Hasil Uji Autokorelasi...45

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas...46

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1. Daftar Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel Penelitian ...56

2. Tabulasi Data Perusahaan ...59

3. Analisis Statistik Deskriptif ...63

4. Hasil Uji Asumsi Klasik ...64

(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan pasar modal di Indonesia semakin hari semakin meningkat.

Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu negara

seiring dengan perkembangan perusahaan go public. Pasar yang efisien dan efektif

membutuhkan informasi yang transparan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan

investor dalam membuat keputusan investasi. Informasi seputar kinerja suatu

perusahaan dapat dilihat melalui berbagai media, diantaranya melalui laporan

keuangan keuangan suatu perusahaan.

Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang berguna di

dalam membuat keputusan bisnis dan ekonomi (Dogan et al.,2007). Laporan

keuangan menjadi sumber informasi yang wajib dipublikasikan dan sebagai sarana

pertanggungjawaban terhadap banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

pemerintah, kreditor, dan lain-lainnya. Informasi yang terdapat pada laporan

keuangan mempunyai peran yang penting dalam proses pengukuran dan penilaian

kinerja serta bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi pengguna laporan

keuangan. Laporan keuangan akan bermanfaat bagi pengguna apabila informasi

disajikan tepat waktu. Knechel dan Payne (2001) menyatakan nilai informatif suatu

(15)

2

makin lama penundaan publikasi laporan keuangan, sejak para pengguna laporan

keuangan dapat memperoleh informasi dari sumber substitusi (Bonsόn et al.,2005).

Semua perusahaan yang terdaftar di pasar modal wajib menyampaikan

laporan keuangan secara berkala kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

dan mengumumkan kepada masyarakat. Waktu pelaporan laporan keuangan yang

dipublikasikan oleh perusahaan go public tidak boleh melebihi dari ketentuan yang

dikeluarkan oleh Bapepam. Peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan ini

telah diperbaharui oleh Bapepam pada tahun 1996, lampiran keputusan Ketua

Bapepam Nomor: KEP-80/PM/1996 dan mulai berlaku pada tanggal 17 Januari 1996.

Peraturan ini menyebutkan bahwa perusahaan wajib menyampaikan laporan

keuangan tahunan yang telah diaudit selambat-lambatnya 120 hari terhitung sejak

tanggal tutup tahun buku perusahaan. Pada tanggal 30 September 2003 Bapepam

mengeluarkan peraturan baru untuk memperketat penyampaian laporan keuangan.

Berdasarkan peraturan pasar modal dengan keputusan Ketua Bapepam Nomor:

KEP-36/PM/2003 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan secara berkala yang

mulai berlaku untuk laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2003,

laporan keuangan harus disampaikan selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90

hari) setelah tanggal laporan keuangan.

Peraturan tersebut tidak cukup membuat perusahaan tepat waktu dalam

penyampaian laporan keuangan. Beberapa catatan mengungkapkan masih terdapat

beberapa emiten yang terlambat dalam penyampaian laporan keuangan. Berdasarkan

(16)

laporan keuangan auditan yang berakhir per 31 Desember 2014 menyebutkan 52

perusahaan belum menyampaikan laporan keuangan tepat waktu. Keterangan

mengenai perusahaan tersebut 13 perusahaan tercatat menyampaikan informasi

mengenai keterlambatan penyampaian laporan keuangan sedangkan 39 perusahaan

tidak menyampaikan informasi mengenai keterlambatannya. Sebelumnya di tahun

2013, terdapat tiga emiten yang terkena denda atas keterlambatan penyampaian

laporan keuangan. Sanksi denda dan peringatan tertulis diberikan karena perusahaan

tidak menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit untuk laporan keuangan

interim serta laporan keuangan per 31 Desember 2011 (Prasongkoputra, 2013).

Kendala yang biasanya dihadapi manajemen dalam menghasilkan laporan

keuangan yakni harus menyajikan laporan keuangan yang telah diaudit terlebih

dahulu oleh akuntan publik sebelum disampaikan ke publik secara tepat waktu.

Pemeriksaan laporan keuangan oleh akuntan publik bertujuan untuk menilai

kewajaran penyajian laporan keuangan yang memerlukan waktu yang cukup panjang.

Hal ini disebabkan karena terbatasnya jumlah karyawan yang akan melakukan audit,

banyaknya transaksi yang harus diaudit, kerumitan dari transaksi, dan pengendalian

intern yang kurang baik (Petronila, 2007).

Waktu penyelesaian pekerjaan audit yang lama, merupakan indikasi dari

perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam

laporan keuangan atau yang biasa disebut audit report lag. Knechel dan Payne (2001)

(17)

4

adalah jangka waktu antara tanggal tahun buku perusahaan berakhir sampai dengan

tanggal laporan audit.

Informasi laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu dapat mempengaruhi

permintaan akan audit laporan keuangan. Hubungan teori keagenan sangat erat

dengan audit report lag. Implementasi teori keagenan berupa kontrak kerja yang

mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan memaksimumkan

utilitas. Agen diharapkan bertindak menggunakan cara-cara yang sesuai kepentingan

prinsipal. Perusahaan dalam hal ini digambarkan sebagai prinsipal, sedangkan yang

berperan sebagai agen adalah auditor independen. Perusahaan menggunakan jasa

auditor independen untuk mengaudit laporan keuangan mereka. Perusahaan berharap

agar auditor menyelesaikan laporan keuangan tepat waktu, sehingga informasi dalam

laporan keuangan menjadi berkualitas.

Ukuran perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya sebuah persusahaan.

Indikator ukuran perusahaan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang seperti total

nilai aset, total penjualan, jumlah tenaga kerja, anak perusahaan, dan sebagainya.

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana perusahaan dapat diklasifikasikan

sesuai besar kecilnya perusahaan tersebut, umumnya diproksikan dengan total aset.

Perusahaan besar umumnya lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga

mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga

berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat dan tepat waktu.

Perusahaan besar cenderung mendapat tekanan untuk segera melaporkan laporan

(18)

perusahaan berskala kecil. Hal ini membuat manajemen perusahaan berkerja secara

lebih professional sehingga proses penyusunan laporan dan auditnya lebih cepat.

Besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam

menanggung risiko yang mungkin timbul dari berbagai situasi yang dihadapi

perusahaan. Menurut Febrianty (2011), perusahaan yang memiliki aset yang besar

memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staff akuntansi dan sistem

informasi yang lebih canggih, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk

melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat. Munsif et al. (2012)

menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki audit report lag yang lebih pendek di

banding dengan perusahaan besar. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung

memiliki permintaan publik akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan

perusahaan yang lebih kecil.

Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat

dibandingkan perusahaan kecil. Menurut Simnett et al. (dalam Ilaboya et al. 2014)

perusahaan besar akan memiliki keterlambatan penerbitan lebih pendek, hal ini

dikarenakan perusahaan memiliki sistem akuntansi dan kontrol yang lebih baik.

Ilaboya et al. (2014) menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar mungkin dapat

mengerahkan tekanan yang lebih besar pada auditor untuk memulai dan

menyelesaikan audit report lag. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk

(19)

6

memiliki jumlah sampel yang lebih banyak jika dibandingkan dengan perusahaan

menengah dan kecil yang nantinya akan berdampak pada lamanya audit report lag

pada perusahaan besar. Menurut Subekti dan Widiyanti (2004) sistem pengendalian

yang intern menjadi faktor pendukung perusahaan besar sehingga dapat memudahkan

di dalam melakukan proses audit. Ahmad dan Kamarudin (2003) menyatakan

perusahaan besar memiliki sumber daya untuk membayar biaya audit lebih tinggi dan

dapat membayar secepatnya setelah tahun berakhir. Hal ini dapat menjadi motivasi

bagi auditor sehingga berakibat pada penyelesaian audit yang lebih tepat waktu.

Penelitian ini menggunakan profitabilitas sebagai variabel pemoderasi,

variabel profitabilitas diambil karena apabila profitabilitas pada perusahaan besar

tinggi maka, audit report lag perusahaan akan berkurang. Hal mengindikasikan

kinerja manajemen perusahaan yang baik karena hal tersebut mempengaruhi cepat

atau lambatnya manajemen melaporka kinerjanya. Sebaliknya, proses pengauditan

laporan keuangan akan semakin lama apabila perusahaan mengalami kerugian.

Menurut Ariyani dan Budiartha (2014) perusahaan yang mengalami kerugian akan

berdampak buruk yang menyebabkan turunnya penilaian kinerja suatu perusahaan,

sedangkan perusahaan yang memperoleh laba yang tinggi akan berdampak positif

terhadap penilaian kinerja suatu perusahaan. Apabila kinerja suatu kinerja perusahaan

baik maka akan memiliki sistem pengendalian intern yang baik pula. Sistem

pengendalian intern perusahaan besar yang baik akan menghabiskan lebih sedikit

(20)

Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan

laba, dengan demikian dapat dikatakan bahwa laba merupakan berita baik bagi

perusahaan. Menurut Petronila (2007) profitabilitas merupakan kemampuan suatu

perusahaan dalam menghasilkan laba secara efektif dan efisien. Profitabilitas suatu

perusahaan merupakan gambaran yang mengukur seberapa mampu perusahaan

menghasilkan laba dari proses operasional yang telah dilaksanakan untuk menjamin

kelangsungan perusahaan di masa yang akan datang. Nilai profitabilitas yang tinggi

mengindikasikan kinerja manajemen yang baik karena hal tersebut mempengaruhi

cepat atau lambatnya manajemen melaporkan kinerjanya.

Proses pengauditan laporan keuangan akan semakin lama apabila perusahaan

mengalami kerugian. Kartika (2011) menyatakan tingkat keuntungan digunakan

sebagai salah satu cara untuk menilai keberhasilan efektivitas perusahaaan. Lee dan

Jahng (2008) menyatakan bahwa perusahaan yang mendapatkan laba akan

mengambil sedikit waktu untuk mengaudit. Perusahaan yang memiliki tingkat

profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan

keuangan lebih cepat dikarenakan keharusan untuk menyampaikan kabar baik

secepatnya kepada publik. Perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah akan

cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena

laporan keuangannya mengandung bad news. Perusahaan yang mengalami kerugian

atau tingkat profitabilitasnya rendah akan membawa dampak buruk yang

(21)

8

Teori sinyal bermanfaat dalam menjelaskan ketepatan waktu (sifat relevan)

penyajian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada pihak publik sehingga

dapat memberi sinyal bahwa perusahaan mempunyai informasi yang bermanfaat atau

memiliki good news. Semakin lama audit report lag menyebabkan kurang

bergunanya informasi dalam pengambilan keputusan karena informasi kehilangan

sifat relevannya. Sinyal yang diberikan perusahaan dapat dilakukan melalui

pengungkapan informasi akuntansi seperti publikasi laporan keuangan. Publikasi

laporan keuangan dilakukan oleh manajer untuk memberikan informasi kepada pasar.

Umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal bad news

atau good news.

Beberapa peneliti menguji tentang audit report lag yang dihubungkan dengan

variabel faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Penelitian yang dilakukan

oleh Tedja (2010) menguji ukuran perusahaan pada audit report lag. Hasil

penelitiannya membuktikan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report

lag. Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma, dkk. (2010) menguji faktor-faktor yang

berpengaruh pada audit report lag. Hasil penelitiannya membuktikan profitabilitas

berpengaruh terhadap audit report lag, sedangkan variabel ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap audit report lag. Juanita (2012) meneliti variabel ukuran

perusahaan dan variabel profitabilitas pada audit report lag. Hasil penelitiannya

membuktikan variabel ukuran perusahaan dan variabel profitabilitas tidak

(22)

Berdasarkan beberapa penelitian yang terdahulu yang di uraikan di atas

menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Terdapat perbedaan hasil penelitian antara

beberapa peneliti dengan variabel yang sama, hal ini menyebabkan ketertarikan

penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai ukuran perusahaan serta pengaruhnya

pada audit report lag. Bedanya, dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel

pemoderasi yaitu profitabilitas yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh

ukuran perusahaan pada audit report lag. Penelitian ini menggunakan objek

penelitian perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur jumlahnya banyak

di Indonesia dan memiliki kompleksitas dalam informasi laporan keuangan.

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian:

1) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada audit report lag?

2) Apakah profitabilitas mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan pada

audit report lag?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas

adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

(23)

10

2) Untuk mengetahui kemampuan profitabilitas memoderasi pengaruh ukuran

perusahaan pada audit report lag.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Kegunaan Teoritis

Secara teoritis diharapkan penelitian ini akan memberikan wacana (input) bagi

perkembangan studi akuntansi mengenai konsep dasar yang berkaitan dengan

Audit Report Lag (ARL), serta dapat membantu memberikan referensi dalam

mengadakan penelitian lebih lanjut tentang Report Lag (ARL).

2) Kegunaan Praktis

Bagi praktisi manajemen perusahaan, analisis keuangan, investor dan kreditor

bahwa hasil penelitian ini akan memberikan gambaran serta temuan-temuan

tentang ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap audit report lag.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang

satu dengan yang lain dan disusun secara terperinci serta sistematis untuk

memberikan gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab skripsi ini, dapat

dilihat dalam sistematika penyajian berikut:

(24)

Bab ini memuat mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bab ini mengkaji mengenai landasan teori dan konsep yang berkaitan

dengan pembahasan masalah yang dapat digunakan sebagai dasar acuan

penelitian, pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan

skripsi ini, hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai desain penelitian, lokasi penelitian, objek

penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan

sumber data, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data,

serta teknik analisis data yang digunakan.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum organisasi, deskripsi sampel

penelitian, hasil deskripsi statistik, dan hasil uji hipotesis.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang memuat simpulan dari hasil

pembahasan pada bab sebelumnya dan saran-saran yang diharapkan dapat

(25)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara agen dengan

prinsipal. Dalam teori keagenan, agen memiliki peran sebagai pengambil keputusan

menutup kontrak untuk memberikan tugas-tugas tertentu bagi principal, dan principal

menutup kontrak untuk memberikan imbalan kepada agen. Menurut Jensen dan

Meckling (1976) dalam teori keagenan mendefinisikan hubungan agensi muncul

ketika satu orang atau lebih (prinsipal) mempekerjakan orang lain (agen) untuk

memberikan suatu jasa, kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan

keputusan kepada agen tersebut.

Permasalahan yang timbul akibat adanya perbedaan kepentingan antara

prinsipal dan agen disebut agency problems. Masalah dalam teori keagenan tersebut

secara eksplisit maupun implicit tercermin pada laporan keuangan. Jensen dan

Meckling (1976) menyatakan permasalahan yang terjadi dalam agency problems,

yaitu:

1) Moral Hazard, yaitu permasalahan muncul jika agen tidak melaksanakan hal-hal

yang disepakati bersama dalam kontrak kerja.

2) Adverse Selection, yaitu suatu keadaan dimana prinsipal tidak dapat mengetahui

(26)

informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam

tugas.

Informasi laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu dapat mempengaruhi

permintaan akan audit laporan keuangan. Hubungan teori keagenan sangat erat

dengan audit report lag. Implementasi teori keagenan berupa kontrak kerja yang

mengatur posisi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan memaksimumkan

utilitas. Agen diharapkan bertindak menggunakan cara-cara yang sesuai kepentingan

prinsipal. Prinsipal akan memberikan insentif yang layak pada agen sehingga tercapai

kontrak kerja optimal. Menurut Arifin (dalam Lestari, 2010) inti dari teori keagenan

adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal

dan agen dalam hal ini terjadi konflik kepentingan.

Penelitian ini menjelaskan, perusahaan bertindak sebagai prinsipal, sementara

auditor independen merupakan agen. Konflik kepentingan dapat terjadi karena

berbagai sebab, seperti asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan

ketidakseimbangan informasi yang diterima antara agen dan prinsipal. Efek dari

asimetri informasi ini dapat berupa moral hazard, permasalahan yang timbul adalah

jika agen tidak melaksanakan hal-hal yang ada dalam kontrak kerja. Konflik

kepentingan dapat terjadi pula karena adverse selection, yaitu keadaan dimana

prinsipal tidak dapat mengetahui apakah keputusan yang diambil agen benar-benar

(27)

14 2.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana sebuah perusahaan

memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini merupakan

informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisaikan

keinginan pemilik. Menurut Hartono (dalam Wijaya 2012:112) teori sinyal

menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan

memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat

membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk.

Kualitas informasi yang baik akan mengurangi asimetri informasi yang timbul

antara manajemen yang lebih mengetahui informasi internal dibandingkan dengan

pihak eksternal perusahaan. Salah satu informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

adalah laporan keuangan tahunan yang memuat semua informasi keuangan dan non

keuangan sehingga dapat mencerminkan kinerja perusahaan. Sesuai dengan

karakteristik kualitatif yang harus dimiliki laporan keuangan, maka laporan

keuangan harus disajikan secara andal, dapat diperbandingkan, mudah dipahami, dan

relevan yang memuat informasi informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil

keputusan.

Teori sinyal bermanfaat dalam menjelaskan ketepatan waktu (sifat relevan)

penyajian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada pihak publik

sehingga dapat memberi sinyal bahwa perusahaan mempunyai informasi yang

bermanfaat atau memiliki good news. Semakin lama audit report lag menyebabkan

(28)

kehilangan sifat relevannya. Menurut Givoly dan Palmon (1982) lamanya audit

report lag memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki bad news sehingga tidak

dapat mempublikasikan laporan keuangannya secara tepat waktu.

2.1.3 Audit

Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk

menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan

kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan

independen Elder et al. (2013:4). Auditor dalam menjalankan tanggung jawab

profesionalnya berpedoman pada standar audit yang berlaku di Indonesia. Ikatan

Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 1 telah

menetapkan masing – masing standar audit sebagai berikut :

1) Standar umum, yaitu:

(1) Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian

dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

(2) Semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi, dan sikap

mental harus dipertahankan oleh auditor.

(3) Pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan

kemahiran profesionalnya dengan cermat.

(29)

16

(1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan asisten

dalam pelaksanaan audit harus disupervisi dengan semestinya.

(2) Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian saat

dilakukan.

(3) Bukti audit dikatakan kompeten jika diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,

permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk

menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

3) Standar pelaporan, yaitu :

(1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

(2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan

keuangan periode berjalan, dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi

tersebut dalam periode sebelumnya.

(3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,

kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

(4) Laporan auditor harus memuat sesuatu pernyataan pendapat mengenai laporan

(30)

Kewajiban memenuhi standar profesi dan tanggung jawab atas opini audit

menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit atas laporan

keuangan ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan. Semua itu memberikan dampak

terhadap lamanya penyelesaian audit jika auditor tidak memiliki kemampuan dan

kecermatan. Auditor yang dapat memenuhi tanggung jawabnya akan membuat

publikasi laporan keuangan kepada masyarakat umum akan dapat terlaksana secara

tepat waktu. Penyelesaian audit jika cepat dilakukan maka informasi yang akan

diberikan bagi stakeholder akan lebih cepat penyampaiannya.

2.1.4 Audit Report Lag

Proses penyediaan informasi akuntansi kepada publik akan memberikan nilai

lebih apabila informasi tersebut disajikan tepat waktu. Informasi yang tepat waktu

adalah informasi yang memiliki audit report lag kecil. Menurut Petronila (2007)

audit report lag adalah jangka waktu penyelesaian audit antara tanggal tahun buku

perusahaan berakhir sampai dengan tanggal laporan audit. Iskandar dan Trisnawati

(2010) menyatakan, lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor

dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit

dalam laporan keuangan disebut Audit Report Lag. Dalam penelitian Henderson dan

Kaplan (2000) menyatakan bahwa kesenjangan antara akhir tahun buku dan tanggal

(31)

18

Audit report lag termasuk dalam karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi

dalam laporan keuangan yaitu sifat relevan. Laporan keuangan dianggap tidak relevan

saat laporan keuangan tersebut kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan

yang diambil, yaitu memiliki ketepatan waktu (Kieso,dkk., 2010:57). Audit report lag

sangat mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan

yang telah diaudit. Semakin panjang audit report lag, berarti perusahaan akan

semakin terlambat untuk menyampaikan laporan keuangan kepada publik yang

menunjukan semakin lamanya auditor menyelesaikan pekerjaan audit.

Menurut Halim (2000) audit report lag berkaitan dengan rentang waktu

penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan yang dihitung sejak

tanggal tutup buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai dengan tanggal yang tertera

pada laporan auditor independen. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan

merupakan hal penting karena merupakan salah satu indikator utama untuk dapat

memberikan informasi yang relevan. Dyer dan McHugh (1975), menjelaskan tiga

kriteria keterlambatan pelaporan keuangan antara lain:

1) Preliminary lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan

sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.

2) Auditor’s report lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan

sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

3) Total lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai

(32)

2.1.5 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi audit

report lag. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari besar atau kecilnya perusahaan

melalui total aset. Penelitian ini menggunakan total aset untuk mengukur besar

kecilnya perusahaan. Iskandar dan Trisnawati (2010) menyatakan perusahaan besar

akan melaporkan laporan keuangan lebih cepat karena didukung dengan proses audit

yang cepat, karena perusahaan yang lebih besar juga memiliki sumber daya untuk

membayar audit fee yang lebih tinggi sehingga pekerjaan audit dapat segera

dilakukan setelah tahun buku berakhir. Menurut Kusuma, dkk. (2010) perusahaan

berskala besar cenderung melaporkan laporan keuangan lebih cepat dibanding

perusahaan kecil karena perusahaan besar lebih diawasi oleh pemerintah, investor,

Bapepam, maka dari itu perusahaan besar lebih cepat melaporkan karena adanya

tekanan dari eksternal.

Sesuai keputusan ketua Bapepam Nomor: Kep-11/PM/1997 menjelaskan

bahwa perusahaan menengah dan kecil adalah badan hukum yang memiliki jumlah

kekayaan (total assets) tidak lebih dari seratus miliar rupiah, sedangkan perusahaan

besar adalah badan hukum yang memiliki jumlah kekayaan (total assets) lebih dari

seratus miliar rupiah. Menurut Machfoedz (dalam Yulia, 2013) ukuran perusahaan

terbagi dalam tiga kategori, yaitu:

(33)

20

Total aset yang besar dapat mencerminkan bahwa perusahaan tersebut memiliki

ukuran yang besar pula. Perusahaan yang dikategorikan besar biasanya

merupakan perusahaan yang telah go public di pasar modal dan memiliki aset

sekurang-kurangnya 200 miliar.

2) Perusahaan menengah

Perusahaan yang digolongkan dalam kategori ini jika memiliki aset diantara 2

miliar dan biasanya telah terdaftar di pasar modal.

3) Perusahaan kecil

Perusahaan kecil merupakan perusahaan yang memiliki aset kurang dari 2 miliar

dan biasanya belum terdaftar di pasar modal.

Penelitian ini menggunakan total aset untuk mengukur besar kecilnya

perusahaan. Total aset yang dimaksud adalah jumlah aset yang dimiliki perusahaan

yang tercantum pada laporan keuangan pada akhir periode yang telah diaudit

(Widosari, 2012). Menurut Modugu et al. (2012) total aset mencerminkan seberapa

besar aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan serta mencerminkan ukuran dari

perusahaan. Total aset dipilih karena penilaian ukuran perusahaan dengan total aset

lebih stabil dibandingkan dengan nilai pasar dan total penjualan.

2.1.6 Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan

perusahaan dalam menggunakan aset atau ekuitas unuk menghasilkan laba bagi

(34)

(Wiagustini, 2010:76). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu. Jenis rasio profitabilitas antara lain profit

margin, return in total assets, dan return on equity (Wiagustini, 2010:81). Return On

Assets (ROA) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

pengembalian perusahaan di dalam operasional bisnisnya dengan memanfaatkan

sumber daya asetnya. Alasan perusahaan penelitian ini menggunakan ROA karena

penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur, dan perusahaan manufaktur

cenderung lebih menggunakan aset dalam melakukan operasional perusahaan.

Profitabilitas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam mencapai

keuntungan. Husnan (2010) menyatakan profitabilitas adalah kemampuan suatu

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan

modal saham tertentu. Menurut Petronila (2007) profitabilitas merupakan

kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba secara efektif dan efisien.

Nilai profitabilitas yang tinggi mengindikasikan kinerja manajemen yang baik karena

hal tersebut mempengaruhi cepat atau lambatnya manajemen melaporkan kinerjanya.

Proses pengauditan laporan keuangan akan semakin lama apabila perusahaan

mengalami kerugian. Perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah akan cenderung

tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena laporan

keuangannya mengandung bad news. Perusahaan yang mengalami kerugian atau

tingkat profitabilitasnya rendah akan membawa dampak buruk yang menyebabkan

(35)

22

analisis yang mendalam untuk memastikan kemungkinan terjadinya masalah

keuangan maupun management fraud.

2.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan di atas, maka diperoleh

hipotesis penelitian sebagai berikut:

2.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

audit report lag. Semakin besar perusahaan, maka semakin banyak pula informasi

yang terkandung di dalamnya. Manajemen harus mengolah informasi tersebut untuk

dilaporkan kepada stakeholders sehingga perusahaan membutuhkan waktu lebih lama

untuk menyerahkan laporan keuangannya ke auditor. Selain itu, semakin besar

perusahaan, auditor cenderung mengambil sampel semakin banyak serta

melakukan prosedur audit yang lebih luas. Akibatnya, audit report lag cenderung

lebih lama apabila ukuran perusahaan semakin besar (Almilia dan Setiady, 2006).

Hanipah (2001) menemukan bahwa waktu penyelesaian audit cenderung panjang

apabila ukuran perusahaan besar.

Semakin besar perusahaan maka perusahaan akan memiliki pengendalian

internal yang semakin baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam

penyajian laporan keuangan. Perusahaan dengan sistem pengendalian internal yang

(36)

laporan keuangan, sehingga bukti audit yang diperoleh akan lebih dapat dipercaya

daripada jika pengendalian internalnya lemah (Tedja, 2011). Menurut Modugu et al

(2012) perusahaan besar dikatakan mampu menyelesaikan auditnya lebih cepat dari

perusahaan kecil karena perusahaan besar memiliki pengendalian internal yang lebih

baik. Pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi salah saji dalam laporan

keuangan (Elder, 2013:273). Hal ini akan menyebabkan auditor tidak perlu mencari

bukti audit yang lebih banyak maupun membuat penyesuaian untuk memperbaiki

kesalahan penyajian dalam laporan keuangan (Prabandari dan Rustiana, 2007).

Hasil penelitian yang dilakukan Subekti dan Widiyanti (2004), membuktikan

bahwa total aset memiliki pengaruh yang besar terhadap audit report lag. Pada

umumnya perusahaan besar dimonitor oleh investor, pengawas permodalan, dan

pemerintah sehingga terdapat kecenderungan mengurang audit report lag. Perusahaan

besar juga telah memiliki sistem pengendalian intern yang memadai sehingga

memudahkan proses audit.

Dyer dan McHugh (1975), menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar

memiliki insentif yang lebih besar untuk mengurangi audit report lag maupun

penundaan pelaporan karena diawasi secara ketat oleh investor, serikat buruh, dan

regulator, akibatnya audit report lag pada perusahaan besar akan cenderung lebih

pendek. Sedangkan Ahmad dan Kamarudin (2003) menyatakan perusahaan yang

besar memiliki sumber daya yang lebih besar untuk membayar biaya audit dan

(37)

24

pekerjaannya. Sehingga dapat dikatakan ukuran perusahaan memiliki hubungan

negatif terhadap keterlambatan penyelesaian laporan auditor. Petronila (2007) juga

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit

report lag. Penelitian yang telah dilakukan oleh Christian (2013) dan Owusu-Ansah

(2000) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap audit report lag. Hal yang serupa juga ditemukan pada penelitian

Wirakusuma (2004), dan pemelitian Aryati dan Theresia (2005). Namun sebaliknya

Supriyati dan Rolinda (2007) menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap audit report lag. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada audit report lag.

2.2.2 Profitabilitas Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag

Teori keagenan menjelaskan perusahaan yang mendapatkan keuntungan

berharap auditor akan menyelesaikan laporan keuangan tepat waktu, sehingga

informasi dalam laporan keuangan menjadi berkualitas. Namun, apabila perusahaan

mendapatkan kerugian maka perusahaan meminta auditor untuk menunda pelaporan

laporan keuangan. Agen (auditor) diharapkan bertindak menggunakan cara-cara yang

sesuai kepentingan prinsipal (perusahaan).

Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana sebuah perusahaan

(38)

informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisaikan

keinginan pemilik. Menurut Hartono (dalam Wijaya 2012:112) teori sinyal

menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan

memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat

membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk.

Jika perusahaan menghasilkan tingkat profitabilitas yang lebih tinggi maka

audit report lag dan akan lebih pendek dibandingkan perusahaan dengan tingkat

profitabilitas yang lebih rendah. Menurut Colbert et al. (dalam Alim dan Shakawat,

2010) risiko usaha dapat menyebabkan auditor terkena kerugian sebagai akibat dari

litigasi, publisitas buruk, atau peristiwa lain yang timbul sehubungan dengan laporan

keuangan. Wirakusuma (2004) menyatakan bahwa perusahaan yang melaporkan

kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktu auditnya lebih lama

dibandingkan biasanya. Sebaliknya, jika perusahaan melaporkan laba yang tinggi,

maka perusahaan berharap laporan keuangan auditan dapat diselesaikan secepatnya

sehingga good news tersebut segera dapat disampaikan kepada para investor dan

pihak-pihak lainnya. Sitanggang dan Ariyanto (2015) menyatakan perusahaan yang

mempunyai profitabilitas tinggi akan mengurangi audit report lag. Menurut Ahmad

& Kamarudin (2003), perusahaan yang memperoleh laba membutuhkan auditor yang

akan segera melakukan pengauditan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Hal ini

disebabkan karena perusahaan ingin menginformasikan kepada publik secepatnya

(39)

26

Penelitian Subekti dan Widiyanti (2004) menunjukkan bahwa profitabilitas

berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil ini konsisten dengan penelitian Na’im

(1998), Halim (2000), dan Supriyati dan Rolinda (2007). Sedangkan penelitian

Aryati dan Theresia (2005), Sumiadji (2006), dan Petronila (2007) menemukan

bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

Ukuran perusahaan menunjukkan total aset yang dimiliki perusahaan. Sebuah

perusahaan yang ukuran atau skalanya besar dan sahamnya tersebar luas, pada

umumnya memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba lebih tinggi karena usaha

atau bisnisnnya didukung oleh aset yang besar. Perusahaan besar memiliki sumber

informasi dan staf yang lebih banyak, sistem pengendalian yang kuat dan dimonitor

oleh investor, jika menghasilkan laba maka perusahaan tersebut akan ingin segera

mempublikasikan ke publik atas laba yang diperoleh perusahaan, dengan demikian

hipotesis yang didapat adalah:

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana dimaklumi bersama bahwa para pelaksana Riset Dasar (Fundamental) yang telah selesai melaksanakan Risetnya tahun 2015 wajib mempresentasikan hasil akhir

Pada kata „kucurannya‟ sebagai ranah target merujuk pada cinta Ridho kepada Allah, sedangkan „samudara‟ sebagai ranah sumber yang dipikirkan bahwa cinta sebagai air

Hasil analisis intervensi fungsi step pada data nilai kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika periode 1 Agustus 2015 – 31 Desember 2015 diperoleh model ARIMA

HASIL UJIAN TULIS CALON ANGGOTA PANITIA PEMUNGUTAN SUARA (PPS) PEMILILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI PIDIE JAYA TAHUN

Dari hasil penelitian di atas dapat disarankan bahwa tindakan konservasi ekosistem perlu dilakukan agar habitat dapat menghadirkan karakteristik ekosistem yang

Dari ketiga indikator tersebut, indikator persepsi dan proses verbal dikatakan sudah efektif karena hasil penelitian pada beberapa keluarga dapat mempelajari, memahami

diadakan test ( ulangan ) dalam waktu yang singkat.Ulangan perminggu atau sekali dua ming gu lebih meranzsTng mahasisp1.9 untuk belajar de ngan giat dan tentu harus diberi

Dengan diketahuinya jenis pengotor yang terdapat pada bahan vial (pembungkus sampel) tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai pendukung dalam pencapaian hasil