• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:93) hipotesis adalah sebagai berikut:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.”

Jawaban dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris.

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran yang telah disampaikan di atas, maka hipotesis penelitian ini yaitu Sistem Pengendalian Manajemen berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan.

46 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah pengujian hipotesis (hyphotesis testing), memperlihatkan sifat dari hubungan variabel terikat dan variabel bebas dalam penelitian ini. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional, yaitu suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328).

Pengaturan penelitian secara alamiah (non-contrived setting) dan penelitian lapangan (fieldresearch) menggunakan survei terhadap responden. Unit analisis yang digunakan adalah individu, dalam hal ini para karyawan yang bekerja di PT Jaswita Jabar Unit Mobil Care. Penelitian ini menggunakan horizon waktu cross-sectional, yaitu data hanya dikumpulkan sekali selama penelitian berlangsung.

Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja Keuangan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Sistem Pengendalian Manajemen. Penelitian ini ingin mengetahui Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Keuangan PT Jaswita Jabar Unit Mobil Care.

3.2 Operasionalisasi Variabel 3.2.1 Definisi Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:38). Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih penulis yaitu Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Keuangan PT Jaswita Jabar Unit Mobil Care maka penulis mengelompokan variabel yang digunakan dalam penelitian ini menjadi variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).

Adapun penjelasannya sebagai berikut : 1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (X) variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, abtecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

(Sugiyono, 2016 :39).

Dalam penelitian ini variabel independen yang diteliti adalah Sistem Pengendalian Manajemen. Menurut Mulyadi (2007:3) mendefinisikan bahwa Sistem Pengendalian Manajemen adalah sebagai berikut :

“Sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem yang digunakan untuk merencanakan sasaran masa depan yang hendak dicapai oleh organisasi, merencanakan kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut, serta

mengimplementasikan dan memantau pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.”

Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan perilaku terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan mengendalikan perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan asumsi-asumsi tertentu.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016 : 39). Dalam penelitian ini variabel independen yang diteliti adalah Kinerja Keuangan.

Pengertian Kinerja Keuangan menurut Rudianto (2013:189) adalah :

“Kinerja keuangan adalah hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu.”

Kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel dibuat agar penelitian dapat lebih mudah dipahami oleh setiap pembaca tulisan ini, sekaligus untuk menghindari terjadinya salah pengertian atau kekeliruan dalam mengartikan variabel yang diteliti, selain itu juga berguna sebagai kerangka acuan untuk mendeskripsikan permasalahan yang hendak diungkap. Adapun semua indikator dalam operasionalisasi variabel ini adalah berskala ordinal.

Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Konnsep Dimensi Indikator Skala

Sistem manajemen adalah suatu sistem yang digunakan untuk merencanakan sasaran masa depan yang hendak dicapai oleh organisasi, merencanakan kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengimplementasikan dan

Pemisahan fungsi Ordinal Pengelompokkan

Target penjualan Ordinal Realisasi penjualan

Alat analisis Penjualan

Penilaian penjualan Anggaran penjualan

3.3 Sumber Dan Cara Penentuan Data 3.3.1 Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan (Sugiyono, 2008:193). Dalam penelitian ini data penjualan tahun 2013-2017 diperoleh langsung melalui wawancara dengan akunting PT Jaswita Jabar Unit Mobil Care dan melakukan survey kuesioner langsung kepada seluruh karyawan PT Jaswita Jabar Unit Mobil Care.

2. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi (Sugiyono, 2008:193). Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Selain data primer, sumber data yang dipakai peneliti adalah sumber data sekunder. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

3.3.2 Cara Penentuan Data 3.3.2.1 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel dalam suatu penelitian perlu ditetapkan dengan tujuan agar penelitian yang dilakukan benar-benar mendapatkan data sesuai yang diharapkan. Adapun pembahasan mengenai populasi dan sampel sebagai berikut.

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan data yang mempunyai karakteristik yang sama dan menjadi objek inferensi, Statistika inferensi mendasarkan diri pada dua konsep dasar, populasi sebagai keseluruhan data, baik nyata maupun imajiner, dan sampel, sebagai bagian dari populasi yang digunakan untuk melakukan inferensi (pendekatan/penggambaran) terhadap populasi tempatnya berasal.

Populasi menurut Sugiyono (2013:117), adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh karyawan PT Jaswita Jabar Unit Mobil Care dengan jumlah 56 orang tetapi penulis hanya megambil responden sebanyak 40 orang yaitu (Kepala Unit, Manajer, Supervisor dan staff) sebagai karyawan yang mengerti dan mengetahui kebijakan dalam perusahaan.

2. Sampel

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2012:73) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representative (mewakili). Ukuran sampel merupakan banyaknya sampel yang akan diambil dari suatu populasi. Menurut Arikunto (2012:104) jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasinya.

Berdasarkan penelitian ini karena jumlah populasinya tidak lebih besar dari 100 orang responden, maka penulis mengambil 100% jumlah populasi yang ada pada PT Jaswita Jabar Unit Mobil Care yaitu sebanyak 40 orang responden (Kepala Unit, Manajer, Supervisor dan staff). Dengan demikian penggunaan seluruh sampel penelitian sebagai unit observasi disebut sebagai teknik sensus.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2014:401) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Terdapat beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan pada suatu penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini antara lain:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dilakukan untuk memperoleh data primer yang dibutuhkan dalam penelitian dengan cara pengamatan secara langsung pada aktivitas kerja PT Jaswita Jabar Unit Mobil Care. Penelitian lapangan (Field Research) dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung terhadap aktivitas kerja di lingkungan kerja PT Jaswita Jabar Unit Mobil Care.

b. Wawancara yaitu dengan melakukan tanya-jawab secara langsung dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang terkait, seperti Manajer dari PT Jaswita Jabar Unit Mobil Care untuk

memperoleh data atau informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

c. Kuesioner Yaitu cara mengajukan pernyataan- pernyataan yang sudah dipersiapkan secara tertulis dengan menyebarkan angket dan disertai dengan alternatif jawaban yang akan diberikan kepada responden.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Dilakukan untuk memperoleh data sekunder penelitian, dengan melakukan penelaahan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang berasal dari sumber-sumber penelitian kepustakaan. Sumber-sumber penelitian kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian terdahulu yang telah dipublikasikan (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya (internet, surat kabar, dan lain-lain) yang sesuai dengan topik penelitian. Berikut adalah beberapa data sekunder yang diperoleh melalui Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu:

Sejarah, literatur dan profil PT Jaswita Jabar Unit Mobil Care; teori-teori yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian; artikel-artikel yang berkaitan dengan dengan topik penelitian; dan jurnal-jurnal penelitian terdahulu.

3.5 Rancangan Analisis Dan Uji Hipotesis

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel seluruh responden, menyajikan data setiap variabel

yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono 2013:142).

Skala yang umum digunakan dalam angket dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sugiyono (2013:143) berpendapat bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi yang positif. Terdapat lima kategori pembobotan dalam skala Likert sebagai berikut :

Tabel 3. 2 Skala Model Likert

Skala Keterangan Pernyataan Positif

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu-Ragu 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2013:93)

Mengacu pada ketentuan tersebut, maka jawaban dari setiap responden dapat dihitung skornya yang kemudian skor tersebut ditabulasikan untuk menghitung validitas dan reliabilitasnya.

3.5.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Pengujian Validitas

Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti. Validitas sebagai salah satu

derajat ketepatan atau keandalan pengukuran instrumen mengenai isi pertanyaan (Sugiyono, 2012:124). Teknik uji yang digunakan adalah teknik korelasi melalui koefisien korelasi Product Moment. Skor ordinal dari setiap item pernyataan yang diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor ordinal keseluruhan item. Jika koefisien korelasi tersebut positif, maka item tersebut dinyatakan valid, sedangkan jika negatif maka item tersebut tidak valid dan akan dikeluarkan dari kuesioner atau diganti dengan pernyataan perbaikan. Cara mencari nilai korelasi adalah sebagai berikut:

𝑟 = 𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)

√[𝑛(∑ 𝑋2) − ∑ 𝑋)2][𝑛(∑ 𝑌)2− ∑ 𝑌)2]

Dimana:

r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel ΣX = Jumlah skor item

ΣY = Jumlah total skor jawaban ΣX2 = Jumlah kuadrat skor item

ΣY2 = Jumlah kuadrat total skor jawaban

ΣXY = Jumlah perkalian skor jawaban suatu item dengan total skor Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrumen valid adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3 (Sugiyono, 2012:115) dan jika koefisien korelasi Product Moment > r tabel. Oleh karena itu, semua pernyataan yang memiliki tingkat korelasi dibawah 0,3 harus diperbaiki karena dianggap tidak valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012:130). Uji

reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh pernyataan. Untuk uji reliabilitas digunakan metode split half , hasilnya bisa dilihat dari nilai Correlation Between Forms. Jika rhitung > rtabel, maka instrumen tersebut dikatakan reliabel atau membandingkannya dengan nilai cut off point 0,3 maka reliabel jika r > 0,3.

Sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel.

Pengujian reliabilitas dengan Alpha Cronbach bisa dilihat dari nilai Alpha, jika nilai Alpha > dari nilai rtabel yaitu 0,6 maka dapat dikatakan reliabel.

3.5.2. Analisis Deskriptif

3.5.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan bidang ilmu statistika yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penelitian. Kegiatan yang termasuk dalam kategori tersebut adalah kegiatan collecting atau pengumpulan data, grouping atau pengelompokan data, penentuan nilai dan fungsi statistik, serta yang terakhir termasuk pembutan grafik dan gambar.

Menurut Sugiyono (2013:206) yang dimaksud analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, dan lain-lain. Variabel penelitian ini mengenai Sistem Pengendalian Manajemen dan Kinerja Keuangan, setiap item dari kuesioner tersebut memiliki lima jawaban dengan bobot/nilai yang berbeda.

3.5.2.2 Teknik penentuan skor

Teknik penentuan skor yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penentuan skor melalui berbagai pernyataan yang diajukan kepada responden. Kemudian akan ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang kuantitatif. Dan dari setiap alternatif jawaban (a,b,c,d,e) akan diberikan skor yang berbeda, yaitu:

 Untuk jawaban yang memilih SS diberi skor 5

 Untuk jawaban yang memilih S diberi skor 4

 Untuk jawaban yang memilih RG diberi skor 3

 Untuk jawaban yang memilih TS diberi skor 2

 Untuk jawaban yang memilih STS diberi skor 1

Kemudian untuk uji skorsing pada data dan informasi dengan cara memberi skor pada data dan informasi yang dianalisis dan kemudian dihitung kumulatif yang akhirnya dapat dihitung rata-rata persentasenya. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan kesimpulan yang dapat memberikan arahan terhadap saran atau rekomendasi sebagai upaya pemecahan masalahnya. Untuk menentukan jawaban responden termasuk ke dalam golongan jawaban yang tinggi, sedang, atau rendah terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut:

Dimana : Rentang kelas = Nilai tertinggi – Nilai terendah Banyak kelas = 5

Panjang kelas interval = Rentang kelas : Banyak kelas interval

Berdasarkan penjelasan di atas, perhitungan dan pengelompokan nilai jawaban responden untuk setiap pernyataan pada variabel Sistem Pengendalian Manajemen dan Kinerja Keuangan adalah sebagai berikut :

Total nilai tertinggi:

Jumlah pernyataan x sampel (n) x skor tertinggi = 1 x 40 x 5 = 200 Total nilai terendah:

Jumlah pernyataan x sampel (n) x skor terendah = 1 x 40 x 1 = 40 Panjang kelas interval =Total nilai tertinggi − Total nilai terendah

Banyak kelas = 200 – 40 = 32

5

Tabel 3. 3 Kategori Interpretasi Skor

Sistem Pengendalian Manajemen dan Kinerja Keuangan

Kategori Skala

Untuk mengklasifikannya dapat dilihat pada garis kontinum sebagai berikut:

Secara umum perhitungan dan pengelompokan nilai jawaban responden mengenai Sistem pengendalian Manajemen pada PT Jaswita Jabar Unit Mobil Care Bandung adalah sebagai berikut:

Total nilai tertinggi:

Jumlah pernyataan x sampel (n) x skor tertinggi = 10 x 40 x 5 = 2.000 Tidak Baik Kurang Baik Cukup

Baik

Baik Sangat

Baik

40 72 105 137 169 200

Total nilai terendah:

Jumlah pernyataan x sampel (n) x skor terendah = 10 x 40 x 1 = 400 Panjang kelas interval =Total nilai tertinggi − Total nilai terendah

Banyak kelas = 2.000 – 400 = 320

5

Dengan demikian panjang kelas interval untuk masing-masing kriteria adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 4 Pengelompokan Nilai Jawaban Responden Mengenai Penerapaan Sistem Pengendalian Manajemen

Untuk mengklasifikannya dapat dilihat pada garis kontinum sebagai berikut:

Secara umum perhitungan dan pengelompokan nilai jawaban responden mengenai Kinerja Keuangan pada PT Jaswita Jabar Unit Mobil Care Bandung Panjang kelas interval =Total nilai tertinggi − Total nilai terendah

Banyak kelas Tidak Baik Kurang Baik Cukup

Baik

Baik Sangat

Baik

400 721 1.041 1361 1.681 2.000

= 800 – 160 = 128 5

Dengan demikian panjang kelas interval untuk masing-masing kriteria adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 5 Pengelompokan Nilai Jawaban Responden Mengenai Kinerja Keuangan

Untuk mengklasifikannya dapat dilihat pada garis kontinum sebagai berikut:

3.5.2.3 Merubah Data dari Skala Ordinal menjadi Data Interval

Mentransformasi data dari ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data yang disajikan oleh penulis adalah data ordinal maka harus dinaikan menjadi data berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method of Successsive Interval) menurut Sugiyono (2012:268).

Langkah-langkah menganalisis data dengan menggunakan Method of Successive Interval adalah sebagai berikut:

a. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan.

Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik

Baik Sangat

Baik

160 289 417 545 673 800

b. Menentukan frekuensi setiap responden yaitu banyaknya responden yang memberikan respon untuk masing-masing kategori yang ada.

c. Menentukan nilai proporsi setiap responden yaitu dengan membagi setiap bilangan pada frekuensi, dengan banyaknya responden keseluruhan.

d. Jumlahkan proporsi secara keseluruhan (setiap responden), sehingga diperoleh proporsi kumulatif.

e. Tentukan nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif.

f. Menghitung Scale Value (SV) untuk masing-masing responden dengan rumus:

Density at lower limit-Density at upper limit SV =

Area below upper limit-Area below lower limit

Dimana:

Density of lower limit = kepadatan batas bawah Density at upper limit = daerah dibawah batas atas Area below upper limit = daerah dibawah batas atas Area below lower limit = daerah dibawah batas bawah

g. Mengubah Scale Value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (=1) dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh Transformed Scaled Value (TSV).

3.5.2.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi syarat Analisis Regresi Linier, ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi agar kesimpulan dari hasil pengujian tidak bias, diantaranya adalah uji normlitas , uji linieritas dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini, mengunakan statistik parametris karena data yang akan diuji berbentuk ordinal. Uji normalitas digunakan untuk mengkaji kenormalan variabel yang diteliti apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Hal tersebut penting karena bila data setiap variabel tidak normal, maka pengujian hipotesis tidak bisa menggunakan statistik parametik (Sugiyono, 2012:173).

Sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu ditentukan taraf signifikan atau taraf nyata. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu rencana pengujian agar dapat diketahui batas-batas untuk menentukan pilihan antara Ho dan Ha. Dalam penelitian ini, taraf nyata yang dipilih adalah 0,05 atau 5% karena dapat mewakili hubungan antara variabel yang diteliti dan merupakan suatu signifikansi. Jadi tingkat kebenaran yang dikemukakan oleh penulis adalah 0,95 atau 95%.

Menurut Stainslaus, Singgih Santoso (2012:393), uji normalitas data menggunakan statistik SPSS versi 20 dengan dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan probabilitas (asymptotic significancy), yaitu :

1. Jika probabilitas > 0,05 maka distibusi dari model regresi adalah normal.

2. Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi tidak normal.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk menguji apakah keterkaitan antara dua variabel yang bersifat linier. Perhitungan linieritas digunakan untuk mengetahui prediktor data peubah bebas berhubungan secara linier atau tidak dengan peubah

terikat. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan analisis variansi terhadap garis regresi yang nantinya akan diperoleh Kinerja Keuangan .

Kinerja Keuangan dikonsultasikan dengan kinerja pada taraf signifikan 5%.

Kriterianya apabila Kinerja Keuangan lebih kecil atau sama dengan pada taraf signifikan 5% maka hubungan antara variabel bebas dikatakan linier. Sebaliknya, apabila lebih besar dari pada taraf signifikan 5%, maka hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak linier (Burhan Nurgiyantoro, 2012:296).

3. Uji Heteroskedastisitas

Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Menurut Gujarati (2012:406) untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-rank spearman yaitu dengan mengkorelasikan variabel independen terhadap nilai absolut dari residual hasil regresi. Jika nilai 100 koefisien korelasi antara variabel independen dengan nilai absolut dari residual signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).

3.5.2.6 Analisis Korelasi

Analisis korelasi merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan antara variabel X (Sistem Pengendalian Manajemen) dan Y (Kinerja Keuangan) yang dinyatakan dengan koefisien korelasi. Hubungan antara variabel X (Sistem Pengendalian Manajemen) dan Y (Kinerja Keuangan) dapat bersifat :

1. Positif, artinya jika variabel bebas X (Sistem Pengendalian Manajemen) naik, maka variabel terikat Y (Kinerja Keuangan) naik.

2. Negatif, artinya jika variabel bebas X (Sistem Pengendalian Manajemen) turun, maka variabel terikat Y (Kinerja Keuangan) turun.

Derajat hubungan biasanya dinyatakan dengan r, yang disebut dengan koefisien korelasi sampel yang merupakan penduga bagi koefisien populasi. Sedangkan r2 disebut dengan Koefisien Determinasi (Koefisien Penentu). Kekuatan korelasi linear antara variabel X dan Variabel Y disajikan dengan ryx didefinisikan dengan rumus:

Formula tersebut disebut formula koefisien korelasi momen produk (Product Moment) Karl Pearson.

3.5.3 Analisis Regresi Linier Sederhana

Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan fungsional antara variabel X (Sistem Pengendalian Manajemen) dan Y (Kinerja Keuangan). (Sugiyono, 2012:132). Rumus yang digunakan adalah :

𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑥 Dimana:

Y = Variabel terikat (Kinerja Keuangan) A = Bilangan konstanta

b = Koefisien arah garis

X = Variabel bebas (Sistem Pengendalian Manajemen)

Untuk mendapatkan nilai a, b, dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

ΣY = an+bΣX ΣXY = aΣX+bΣX

Setelah a, b didapat, maka akan diperoleh persamaan Y.

3.5.4 Koefisien Determinasi

Dalam uji Linear Sederhana, Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel X (Sistem Pengendalian Manajemen) dan Y (Kinerja Keuangan). Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi, maka dapat dihitung koefisien determinasi. Koefisien determinasi dihitung dengan rumus:

𝐾𝑑 = 𝑅2𝑥 100%

Dimana:

Kd = Koefisien determinasi R2 = Kuadrat koefisien korelasi 3.5.5 Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan-pernyataan yang menggambarkan suatu hubungan antara dua variabel yang berkaitan dengan suatu kasus tertentu dan merupakan anggapan sementara yang perlu diuji benar atau tidak benar tentang dugaan dalam suatu penelitian serta memilki manfaat bagi proses penelitian agar efektif dan efisien. Hipotesis merupakan asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal tersebut dan dituntut untuk melakukan pengecekannya. Jika asumsi atau dugaan tersebut dikhususkan mengenai populasi,

Hipotesis merupakan pernyataan-pernyataan yang menggambarkan suatu hubungan antara dua variabel yang berkaitan dengan suatu kasus tertentu dan merupakan anggapan sementara yang perlu diuji benar atau tidak benar tentang dugaan dalam suatu penelitian serta memilki manfaat bagi proses penelitian agar efektif dan efisien. Hipotesis merupakan asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal tersebut dan dituntut untuk melakukan pengecekannya. Jika asumsi atau dugaan tersebut dikhususkan mengenai populasi,