BAB I KAJIAN PUSTAKA
C. Hipotesis Penelitian
Gambar 2.1 Bagan kerangka piker
C. Hipotesis Penelitian
Terdapat pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar fisika kelas XI MIA MAN 1 Makassar.
= Terdapat pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar fisika kelas XI MIA MAN 1 Makassar.
Keadaan awal pembelajaran Fisika
Kurangnya variasi dalam penggunaan model pembelajaran sehingga pembejaran hanya berpusat pada guru
Kelas Eksperimen
(diterapkan model problem based learning)
Kelas Kontrol (diterapkan model pembelajaran langsung)
Hasil Belajar Fisika Hasil Belajar Fisika
Terdapat pengaruh model problem based learning terhdap hasil belajar fisika kelas XI MAN 1 Makassar
21
= Tidak terdapat pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar fisika kelas XI MIA MAN 1 Makassar.
21 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah True Eksperiment dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen ini diterapkan model problem based learning sedangkan kelas kontrol diterapkan model konvensional untuk melihat adanya pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar fisika kelas XI MIA MAN 1 Makassar
2. Lokasi Penelitian
Adapun Lokasi penelitian bertempat di MAN 1 Makassar
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Posttes Only Control Group Design. Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan diberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol tanpa perlakuan (model konvensional). Setelah pelaksanaan proses pembelajaran, maka diadakan posttest untuk melihat hasil belajar peserta didik baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.
22
Desain penelitian Posttes Only Control Group Design dapat dilihat sebagai berikut, oleh Sukardi (2017: 185)
Gambar 3.1 Desain Penelitian Posttes Only Control Group Design Dengan:
R = Kelas dipilih secara random (acak kelas)
O1 = Posttest (Pengukuran setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajran berbasis masalah)
X = Perlakuan yang diberikan dengan menggunakan model pembelajran berbasis masalah
O2 = Posttest (Pengukuran setelah diajar dengan menggunakan model konvensional)
- = Tidak ada perlakuan (model konvensional)
C. Variabel Penelitian
Variabel bebas : Model problem based learning dan model konvensional Variabel terikat : Hasil belajar Fisika
D. Defenisi Operasional Variabel Variabel bebas
Model problem based learning adalah suatu model pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis secara ilmiah serta mengembangkan pengetahuan peserta didik untuk aktif dalam membangun pengetahuan secara mandiri maupun kelompok. Langkah-langkah pada model PBL yang digunakan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada peserta didik yaitu (1) orientasi dan mengorganisasi peserta didik pada masalah; (2) mengembangkan rencana
R X O1 R - O2
untuk memecahkan masalah; (3) pengumpulan dan analisis data; dan (4) mengevaluasi.
Model konvensional adalah model yang digunakan guru di sekolah, yaitu model pembelajaran langsung.
Variabel terikat
Hasil belajar adalah skor total atau nilai yang diperoleh peserta didik setelah diterapkan model problem based learning dan model konvensional yang dilihat dari ranah kognitif (C1, C2, C3 dan C4).
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI MIA MAN 1 Makassar yang berjumlah 195 peserta didik yang terdiri dari 5 kelas.
2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random class dan terpilih kelas XI MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI MIA 5 sebagai kelas kontrol.
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tujuh langkah, yaitu: studi pendahuluan, studi literatur, pembuatan perangkat dan instrumen pembelajaran, uji coba instrumen, implementasi, teknik pengumpulan data, dan diakhiri dengan analisis hasil dan penyusunan laporan:
1. Studi Pendahuluan
24
Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran fisika di sekolah. Studi pendahuluan dilaksanakan dengan melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran dan wawancara dengan guru fisika.
2. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan penelitian sebelumnya, mencari teori-teori yang berkaitan dengan indikator hasil belajar fisika terhadap standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang sudah ditentukan.
3. Penyusunan Perangkat dan Instrumen Pembelajaran
Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kelas eksperimen dan kelas kontrol, lembar kerja peserta didik (LKPD) kelas eksperimen dan kelas kontrol. RPP dan LKPD yang telah dibuat dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran fisika.
Selanjutnya dari indikator-indikator hasil belajar kognitif peserta didik dibuat instrumen penilaian, dimana instrumen penilaian hasil belajar menggunakan tes pilihan ganda.
4. Uji Coba Instrumen Tes
Instrumen tes sebelum digunakan, dilakukan uji Gregory, validitas dan reliabilitas. Pengujian instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda dilakukan uji coba pada kelas yang bukan sampel penelitian.
5. Implementasi
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dilakukan pada kelas eksperimen dan sebagai pembanding digunakan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan posttest untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran fisika setelah proses pembelajaran.
7. Analisis Hasil dan Penyusunan Laporan
Peneliti melakukan pengumpulan dan penskoran data yang telah diperoleh.
Selanjutkan data dianalisis untuk memperoleh temuan penelitian dan pembahasan, sedangkan tahap terakhir adalah penyusunan laporan hasil penelitian.
G. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan instrumen yaitu tes hasil belajar fisika. Tes yang digunakan sebagai pengumpul data variabel hasil belajar fisika dengan ranah kognitif yang mencakup ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3) dan analisis (C4). Bentuk instrumen dalam penelitian ini adalah multiple choice test (pilihan ganda).
1. Tahap Pertama
Penyusunan tes berdasarkan kisi-kisi tes sesuai dengan isi materi yang tertuang dalam konsep dan sub konsep sejumlah 40 item soal.
2. Tahap kedua
Semua item tes yang telah disusun dikonsultasikan ke dosen pembimbing untuk selanjutnya diujicobakan untuk mengetahui validitas dan
26
melihat apakah tes kemampuan ini layak atau tidak untuk digunakan, dalam artian apakah tes kemampuan ini valid dan dapat dipercaya.
Kemudian instrumen penelitian sebelum digunakan sebagai hasil tes belajar, terlebih dahulu diujicobakan untuk menentukan validitas dan reliabilitas tes.
a. Uji Validitas
Sebelum melakukan uji validitas maka dilakukan uji gregori, adapun uji gregori sebagai berikut:
Tabel 3.1 kontingensi untuk menghitung indeks Gregory Rater 1
Lemah Kuat Rater
2
Lemah A B
Kuat C D
Koefisien validitas isi
Pada contoh kasus tersebut, koefisien validitas isi =
0,6 Selanjutnya hasil tersebut diinterpretasikan, jika indeks kesepakatan tersebut kurang dari 0,4 maka dikatakan validitasnya rendah, diantara 0,4 – 0,8 dikatakan validitasnya sedang (medicare) dan jika lebih dari 0,8 maka dikatakan validitasnya sedang (Retnawati 2016: 37).
Setelah dilakukan uji Gregory maka dilanjutkan dengan uji validitas.
Arikunto (2014: 24) Untuk pengujian validitas digunakan rumus sebagai berikut:
√
dengan:
pbi = Koefisien korelasi biseral
Mp = Rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya.
Mt = Rerata skor total
St = Standar deviasi dari skor total
p = Proporsi peserta didik yang menjawab benar
q = Proporsi peserta didik yang menjawab salah (q = 1 – p)
Valid tidaknya item ke-i ditunjukkan dengan membandingkan nilai
pbi(i) dengan nilai rtabel pada taraf signifikan = 0,05 dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika Nilai pbi (i) ≥ rtabel, item dinyatakan valid
2) Jika Nilai pbi (i) <rtabel, item dinyatakan invalid atau Drop
Item yang memenuhi kriteria valid dan mempunyai relibialitas tes yang tinggi dan selanjutnya digunakan untuk tes hasil belajar fisika pada kelas eksperimen.
b. Reliabilitas
Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data, maka ditentukan reliabilitasnya.
Untuk Perhitungan reliabilitas tes didekati dengan rumus Kuder dan Richardson ( KR-20 dan KR-21), Purwanto (2016: 169)
*
+ * ∑ +
dengan :
rii = Reliabilitas instrumen n = jumlah butir pertanyaan S = Standar deviasi dari tes S2 = Variansi total
28
p = Proporsi subjek yang menjawab betul
q = Proporsi subjek yang menjawab salah (q=1 – p) Σpq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
Tabel 3.2 Kriteria Relabilitas
Koefisien Reliabilitas Kriteria Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Rendah
Sangat Rendah (Arikunto, 2014: 89)
Instrumen dapat dikatakan mempunyai reliabilitas apabila nilai kriteria soal yang digunakan dalam instrumen 0.6 sampai dengan 1.00.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar fisika yang diperoleh peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah untuk kelas eksperimen dan model konvensional untuk kelas kontrol. Sedangkan analisis inferensial adalah uji normalitas dan uji hipotesis.
a. Analisis Deskriptif
Dalam hal ini digunakan skor rata-rata, standar deviasi, skor tertinggi (maksimum), skor terendah (minimum), serta distribusi frekuensi hasil belajar peserta didik dalam ketiga aspek hasil belajar.
Purwanto (2016: 201) Skor rata-rata diperoleh dari persamaan:
̅ ∑
∑
dengan:
̅ = skor rata-rata
i = tanda kelas interval
i = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas i
Sugiyono (2017: 58) Standar deviasi, dengan rumus:
s = √∑ (∑ )
dengan:
s = standar deviasi xi = titik tengah kelas fi = skor rata-rata
n = banyaknya subjek penelitian
Untuk mengetahui nilai yang diperoleh peserta didik, maka skor dikonversi dalam bentuk nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
dengan:
N = Nilai peserta didik
SS = Skor hasil belajar peserta didik SI = Skor ideal
Pengkategorian menggunakan skala lima berdasarkan skor ideal yakni sangat rendah, rendah, cukup, tinggi dan sangat tinggi.
Tabel 3.3 Kategori Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Rujukan
Interval Skor Keterangan
4 – 7 Sangat Lemah
8 – 11 Lemah
12 – 15 Cukup
16 – 19 Kuat
20 – 23 Sangat Kuat
Sumber: Data Hasil Pengolahan (2019) b. Analisis Inferensial
1) Uji Normalitas
30
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Sujarweni (2014: 102) Untuk pengujian tersebut digunakan dengan rumus Chi- kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut :
∑
dengan:
: Chi Kuadrat
: frekuensi yang diobservasi : frekuensi yang diharapkan
Jika, , maka distribusi data tidak Normal Jika, , maka distribusi data Normal 2) Uji Hipotesis
Hipotesis yang diuji adalah terdapat perbedaan yang signifikan antar hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran konvensional
= Terdapat pengaruh hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika yang diajar dengan model problem based learning.
= Tidak terdapat pengaruh hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika yang diajar dengan model problem based learning.
Jika maka diterima, jika maka diterima, pada taraf signifikan = 0,05.
: = :
Ha diterima bilamana – dimana
diperoleh dari daftar distribusi t dengan taraf signifikan
Untuk harga t lainnya, Ha ditolak pada taraf nyata atau H0 diterima.
Sugiyono (2012: 181) Untuk menguji hipotesis diatas digunakan uji t sebagai berikut:
̅ ̅ √
dimana:
√
dengan:
̅ = Rata-rata nilai kelas eksperimen ̅ = Rata-rata nilai kelas kontrol
= Jumlah peserta didik kelas eksperimen = Jumlah peserta didik kelas kontrol
= Varians kelas eksperimen = Varians kelas kontrol
s = Standar deviasi
32
32 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data hasil penelitian ini yaitu hasil tes hasil belajar fisika peserta didik yang diambil setelah proses pembelajaran (posttest). Data tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar fisika peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi suhu dan kalor. Data diperoleh dari 78 peserta didik, kelas XI MIA 1 sebagai kelas eksperimen sebanyak 39 peserta didik, dan kelas XI MIA5 sebagai kelas kontrol sebanyak 39 peserta didik. Pada kelas eksperimen, pembelajaran dilakukan mengunakan model problem based learning sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model konvensional.
1. Analisis Deskriptif
Berikut ini dikemukakan hasil deskriptif pencapaian hasil belajar fisika secara umum kelas XI MIA MAN 1 Makassar dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.1 Analisis deskriptif
Statistik Nilai Statistik
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Ukuran sampel 39 39
Skor tertinggi 20 15
Skor terendah 10 5
Skor rata-rata 15,53 9,91
Varians 9,45 10,14
Standar deviasi 3,07 3,18
Skor maksimum 22 22
Skor minimum 0 0
Sumber: Data hasil pengolahan 2019
Ukuran sampel pada kelas eksperimen yaitu 39 dan pada kelas kontrol yaitu 39. Adapun skor tertinggi yang diperoleh peserta didik pada kelas eksperimen yaitu 20 dan pada kelas kontrol yaitu 15 dari skor 23 yang mungkin dapat dicapai (skor ideal), sedangkan skor terendah yang diperoleh peserta didik pada kelas eksperimen yaitu 10 dan pada kelas kontrol yaitu 5 dari skor 0 yang paling rendah. Hasil belajar fisika yang diajar menggunakan model problem based learning memiliki skor rata-rata yaitu 15,53 dari 22 skor total yang mungkin dicapai, sedangkan hasil belajar fisika yang diajar menggunakan model konvensional memiliki skor rata-rata yaitu 9,91 dari 23 skor total yang mungkin dicapai. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa nilai varians pada kelas kontrol lebih besar dibandingkan kelas eksperimen, Sehingga standar deviasi yang merupakan akar kuadrat dari variansi pada kelas kontrol yaitu 3,18 juga akan lebih besar daripada kelas eksperimen yang hanya sebesar 3,07.
Tabel 4.2 Kategori hasil belajar peserta didik kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
Interval
Skor Kategori Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
20 – 23 Sangat Kuat 5 0
16 – 19 Kuat 13 0
12 – 15 Cukup 16 15
8 – 11 Lemah 5 12
4 – 7 Sangat Lemah 0 12
Sumber: Data hasil pengolahan (2019)
34
Gambar 4.1 Diagram kategori skor dan frekuensi hasil belajar fisika kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada kelas Eksperimen tidak terdapat peserta didik yang memperoleh skor sangat rendah, 15 pesrta didik memperoleh skor cukup, 19 peserta didik memperoleh skor tinggi dan 5 peserta didik memperoleh skor sangat tinggi, sedangkan pada kelas kontrol tidak terdapat peserta didik yang memperoleh skor sangat rendah, 16 peserta didik memperoleh skor kategori rendah, 20 peserta didik memperoleh skor kategori cukup, 3 peserta didik memperoleh skor kategori tinggi dan tidak terdapat peserta didik yang memperoleh skor sangat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar menggunakan model problem based learning dengan model pembelajaran konvensional.
0 2 4 6 8 10 12 14 16
0
5
16
13
5
12 12
15
0 0
Frekuensi
Kategori
Diagram kategori skor dan frekuensi hasil belajar fisika kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
2. Analisis inferensial a. Uji Normalitas
Uji prasyarat analisis pada penelitian ini menggunakan uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran data pada variabel hasil belajar untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Chi Kuadrat, dimana jika nilai
nilai maka data tersebut terdistribusi normal. Taraf signifikan yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,05. Adapun perhitungan pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C (hal.
110), sedangkan rangkuman hasil uji normalitas dari masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Analisis Uji Normalitas Peserta Didik kelas XI MAN 1 Makassar
Kelas Keterangan
Eksperimen 5,595 7,815 Normal
Kontrol 6,502 7,815 Normal
Sumber: Data hasil pengolahan (2019)
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, perhitungan pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C (hal. 120) terlihat bahwa untuk setiap kelas diperoleh nilai nilai . Sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar peserta didik kelas XI MIA MAN 1 Makassar berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas, maka untuk menguji hipotesis yang ada digunakan uji t dua pihak. Uji-t adalah jenis pengujian statistic untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dari nilai yang diperkirakan
36
dengan nilai hasil perhitungan statistika. Adapun hipotesis pada penelitian ini yaitu:
= Terdapat pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar fisika kelas XI MIA MAN 1 Makassar
= Tidak terdapat pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar fisika kelas XI MIA MAN 1 Makassar
Tabel 4.4 Uji Hipotesis Peserta Didik kelas XI MAN 1 Makassar Kelas
Eksperimen Kontrol
= 39 = 39
̅ = 15,53 ̅ = 9,91
= 3,07 = 3,18
Sumber: Data hasil pengolahan (2019)
Hasil perhitungan skor rata-rata dari kelas ekperimen dan kelas kontrol berdasarkan tabel 4.5, terlihat skor rata-rata kelas eksperimen yaitu 15,53 dan standar deviasi 3,07 dengan jumlah peserta didik sebanyak 39 peserta didik, sedangkan pada kelas kontrol skor rata-rata yaitu 9,91 dan standar deviasi 3,18 dengan jumlah peserta didik sebanyak 39 peserta didik.
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Peserta Didik kelas XI MAN 1 Makassar
Kesimpulan
1,99167 diterima
Sumber: Data hasil pengolahan (2019)
Hasil analisis diperoleh sebesar sedangkan untuk
, dengan dk ( + ) = (39 + 39 – 2) = 76. Pada taraf signifikan 0,05 diperoleh (0,975) (76) sebesar 1,99167. Hasil yang diperoleh menunjukkan = 1,99167.
Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika yang diajar
menggunakan model problem based learning dan model pembelajaran konvensional pada kelas XI MIA MAN 1 Makassar.
B. Pembahasan
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian True Eksperiment dengan desain yang digunakan Posttest Only Control Group Design, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar fisika kelas XI MIA MAN 1 Makassar. Dalam proses pembelajaran setiap pertemuan disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun dalam prosedur penelitian dan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah disiapkan. Penelitian ini membandingkan skor hasil belajar fisika yang diajar menggunakan model problem based learning dan model pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol diketahui hasil belajar fisika yang diajar menggunakan model problem based learning memiliki skor rata-rata yaitu 15,53. Sedangkan hasil belajar fisika yang diajar menggunakan model konvensional memiliki skor rata-rata yaitu 9,91. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa nilai varians pada kelas kontrol lebih besar dibandingkan kelas eksperimen, Sehingga standar deviasi yang merupakan akar kuadrat dari varians pada kelas kontrol yaitu 3,18 juga akan lebih besar daripada kelas kontrol yang hanya sebesar 3,07.
Kelas eksperimen dan kelas kontrol ini keduanya berada pada distribusi normal. Hal tersebut terbukti pada hasil uji normalitas terlihat bahwa untuk setiap kelas diperoleh nilai nilai . Sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar peserta didik berdistribusi normal.
38
Berdasarkan hasil analisis diperoleh sebesar sedangkan untuk , dengan dk ( + ) = (39 + 39 – 2) = 76. Pada taraf signifikan 0,05 diperoleh (0,975) (76) sebesar 1,99167. Hasil yang diperoleh menunjukkan = 1,99167.Artinya ditolak dan diterima yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model problem based
learning terhadap hasil belajar fisika.
39 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar fisika yang diajar menggunakan model problem based learning (kelas eksperimen) skor rata-rata yang diperoleh 15,53 berada pada kategori kuat.
2. Hasil belajar fisika yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional (kelas kontrol) skor rata-rata yang diperoleh 9,91 berada pada kategori lemah.
3. Dari hasil analisis data yang terlah diperoleh, ternyata terdapat pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar fisika, dimana pada taraf signifikan = 0,05 diperoleh sebesar 1,99167. Hasil yang diperoleh menunjukkan = 7,95077 1,99167.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan penelitian, dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Disarankan kepada peneliti yang hendak menerapkan model problem based learning mempunyai kesiapan yang matang dalam mengelola pembelajaran dikelas , agar semua tahap pembelajaran terlaksana dengan baik dan tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
40
2. Pilihlah sekolah yang intensitas/alokasi waktu pembelajaran lebih banyak agar tujuan pembelajaran yang telah dirancang dapat tercapai.
41
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Aris, Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Berkurikulum 2013.
Yogyakarta: AR-RUZZ Media
Departemen Agama RI. 2014. Al-Qur’an Terjemahan AL-IKHLAS. Jakarta:
SAMAD
Huda, Miftahul. 2016. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Priansa, Doni Juni. 2017. Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran.
Bandung: Pustaka Setia
Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Retnawati, Heri. 2016. Analisis kuantitatif instrumen penelitian. Yogyakarta:
Parama Publishing
Riduwan. 2018. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Setiawan, Sandi. 2016. Penerapan Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Macromedia Flash Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Smk
Negeri Limboro Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat. Skripsi Pendidikan Fisika. (http://repositori.uin-alauddin.ac.id/2777/, diakses 07 September 2019)
Sukardi.2017. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru
Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Widiasworo, Erwin. 2018. Strategi Pembelajaran Edutainment Berbasis
Karakter. Yogyakarta: Ar-ruzz Media
42
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A.2 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
A.3 Bahan Ajar
A.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes
Lampiran A.1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MAN 1 MAKASSAR Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : XI/1
Materi Pokok : Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor Alokasi waktu : 10 JP
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro- aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.5 Menganalisis pengaruh
kalor dan perpindahan panas pada kehidupan sehari-hari.
Pertemuan Pertama
3.5.1 Menjelaskan pengertian suhu.
3.5.2 Menjelaskan pengertian kalor.
3.5.3 Menyebutkan alat pengukur suhu.
3.5.4 Menjelaskan alat pengukur suhu dan skalanya masing-masing.
3.5.5 Menghitung konversi skala thermometer.
44 Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Pertemuan Kedua
3.5.6 Menjelaskan pengertian tentang pemuaian.
3.5.7 Menyebutkan macam-macam pemuaian dalam kehidupan sehari- hari.
3.5.8 Menganalisis perubahan suhu terhadap pemuaian benda.
3.5.9 Menyebutkan penerapan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.
3.5.10 Menjelaskan hubungan kalor
3.5.10 Menjelaskan hubungan kalor