• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Kerangka Konseptual Dan Hipotesis Penelitian …

2.3.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang nantinya akan diuji kebenarannya dalam sebuah penelitian. Sesuai dengan tinjauan teoritis dan rumusan masalah yang telah di uraikan diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1: Manajemen laba berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tambang yang terdaftar pada BEI 2011-2015

Manajemen Laba merupakan suatu tindakan illegal yang dimana data keuangan perusahaan khususnya laba diubah agar tampak perusahaan tersebut memiliki laba yang tinggi ataupun stabil agar menarik bagi pihak internal maupun eksternal. Sehingga dapat meningkatkan harga saham perusahaan tersebut dikarenakan laba yang tertera pada laporan keuangan tinggi maupun stabil. Karena laba perusahaan yang tinggi ataupun stabil dapat menjamin keberlangsungan perusahaan dan memperoleh dividen yang tinggi bagi pemilik saham.

H2: Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tambang yang terdaftar pada BEI 2011-2015

Seperti yang kita ketahui profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Maka semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin tinggi pula harga saham

perusahaan tersebut dilihat dari tingkat kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.

H3: Likuiditas berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tambang yang terdaftar pada BEI 2011-2015

Sama halnya seperti profitabilitas, Likuiditas juga penting dalam perusahaan. Perusahaan yang dapat melunasi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya atau tingkat Likuiditas yang baik maka dapat menjadi jaminan yang baik untuk keberlangsungan perusahaan dengan salah satu contoh dalam melakukan pinjaman, pihak kreditur tidak akan ragu meminjamkan uang kepada perusahaan tersebut karena yakin bahwa perusahaan tersebut pasti dapat melunasi hutang pinjamannya.

Sehingga keberlangsungan operasi perusahaan dapat terus berjalan maka harga saham akan meningkat pada perusahaan yang mempunyai tingkat Likuiditas yang tinggi.

H4: Manajemen Laba, Profitabilitas, dan Likuiditas berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tambang yang terdaftar pada BEI 2011-2015.

Sesuai dengan penjelasan diatas, harga saham mengalami perubahan bila manajemen melakukan Manajemen Laba dimana data laba perusahaan diubah menjadi tinggi ataupun stabil, Profitabilitas atau kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan Likuiditas

perusahaan yang tinggi sehingga keberlangsungan perusahaan dalam beroperasi dan juga memperoleh keuntungan semakin terjamin.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode asosiatif dengan hubungan kausal. Menurut Erlina (2008:34) “penelitian asosiatif adalah penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi yang lain”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba, profitabilitas, dan likuiditas sebagai variabel independen (merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen), sedangkan harga saham sebagai variabel dependen (merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat).

3.2. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik pihak pengumpul data primer maupun pihak lain (Umar, 2001:69). Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dengan mendownload dari situs resmi yang disediakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id yang dapat dilihat dalam laporan keuangan perusahaan tambang yang terdaftar dengan periode tahun 2011-2015 dan www.sahamok.com.

3.3. Batasan Operasional

Sesuai pertimbangan-pertimbangan efisensi, keterbatasan tenaga, serta pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan operasional terhadap penelitian ini, diantaranya:

1. Perhitungan variabel independen meliputi manajemen laba dihitung dengan Modified Jones , profitabilitas akan dihitung dengan (ROA) return on asset,, dan likuiditas dengan rumus Current ratio.

2. Penelitian ini dibatasi hanya selama 5 tahun yaitu dari tahun 2011-2015.

3. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

3.4. Definisi Operasional

Definisi operasional menurut (Erlina, 2008) ialah “menjelaskan karakteristik dari objek dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan dalam penelitian”.

Sesuai dengan judul skripsi ini, yaitu “ Pengaruh Manajemen Laba, Profitabilitas, Dan likuiditas Terhadap Harga Saham Perusahaan Tambangan Yang Terdaftar pada BEI Tahun 2011-2015 ”, maka terdapat dua jenis variabel penelitian yaitu variabel independen dan variabel dependen.

Tabel 3.1 Definisi Oprasional

3.4.1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003:50). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independen yaitu Manajemen Laba, Profitabilitas, dan Likuiditas. Untuk menentukan Manajemen Laba, penelitian ini menggunakan rumus Modified Jones Model Dechow, Profitabilitas menggunakan Return On Asset (ROA) dan Likuiditas menggunakan Current ratio.

Variabel yang diukur

Definisi Parameter Skala

Variabel Independen:

Manajemen Laba

Manajemen laba adalah suatu bentuk penyimpangan dalam proses penyusunan laporan keuangan, yaitu mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan.

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.

Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.

Saham merupakan sebuah piagam yang berisi aspek-aspek penting bagi perusahaan, termasuk hak dari pemilik saham dan hak

3.4.2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan apakah variabel tersebut dipengaruhi atau tidak oleh variabel independen. Pada penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah Harga Saham.

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2005). Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia mulai dari tahun 2011 sampai 2015.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005). Pada penelitian ini , pengambilan atau penentuan sampel dilakukan dengan purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan berdasarkan kriteria yang ditentukan.

Adapun kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan tambang yang terdafar pada bursa efek Indonesia berturut-turut dari tahun 2011 - 2015 yang mempublikasikan laporan keuangan dengan data lengkap

2. Mempunyai data harga saham secara lengkap periode 2011 - 2015.

3. Perusahaan yang berlaba setiap tahun berturut-turut selama periode pengamatan yaitu 2011 - 2015.

Berdasarkan karakteristik penentuan sampel pada penelitian ini, maka diperoleh 10 perusahaan dari 41 populasi perusahaan. Dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2

Daftar populasi dan sampel penelitian perusahaan tambang

NO. KODE PERUSAHAAN KRITERIA

SAMPEL

BORN (Borneo Lumbung Energy & Metal

Tbk) X X X

PTBA (Tambang Batubara Bukit Asam

persero Tbk) √ √ √ 5

20 PTRO (Petrosea Tbk) √ √ X

21 SMMT (Golden Eagle Energy Tbk) X X X 22 TKGA (Permata Prima Sakti Tbk X X X 23 TOBA (Toba Bara Sejahtra Tbk) X X X

NO. KODE PERUSAHAAN KRITERIA

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara mendownload data laporan keuangan yang dibutuhkan dari situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id .

3.7. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan bantuan program computer yaitu SPSS Versi 23. Analisis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

3.7.1. Pengujian Data

3.7.1.1. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik digunakan untuk mengetahui dan meguji kelayakan atas model regresi yang digunakan pada penelitian ini. Pengujian ini juga ditujukan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang digunakan tidak terdapat autokorelasi, multikolineritas, dan heteroskedastisitas serta untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal (Ghozali, 2006).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006). Jika data normal digunakan uji parametrik dan jika data tidak normal digunakan non parametrik agar data normal. Pada penelitian ini untuk menguji normalitas digunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan melihat tingkat signifikansinya. Residual dinyatakan terdistribusi normal jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov > 0,05 dan sebaliknya. Uji normalitas juga menggunakan normal P-P Plot yang dimana jika data menyembar diseitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas (Gozali, 2006).

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas dalam model regresi (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik seharusnya bebas dari multikolineritas. Suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolineritas apabila mempunyai nilai toleransi tidak kurang dari 0,1 dan nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ditujukan agar mengetahui dalam model regresi linear apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Bila terjadi korelasi maka dapat dikatakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi timbul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya

Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokolerasi positif, 2. Angka D-W diatas +2, berarti ada autokolerasi negative,

3. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berart tidak ada autokolerasi

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedasitisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Mengetahui ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di – studentized. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.7.1.2. Pengujian Hipotesis

Pada penelitian ini akan menggunakan model regresi linier berganda. Model ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen mempunyai hubungan untuk memprediksi nilai

dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Pada penelitian ini, seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya variabel independen yang terdapat dalam penelitian ini ialah manajemen laba, profitabilitas dan likuiditas sedangkan variabel dependennya adalah harga saham.

Rumus persamaan regresi linier berganda penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan :

Y = Harga Saham α = Konstanta

b1,b2,dan b3 = Koefisien Regresi X1 = Manajemen Laba X2 = Profitabilitas X3 = Likuiditas

e = Error

1. Uji Signifikansi simultan (uji F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen/terikat. Pada pengujian ini juga menggunakan tingkat

signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Prosedur Uji F ini adalah sebagai berikut :

1) Menentukan hipotesis nol maupun hipotesis alternatifnya : Ho : b1 = b2 = b3 = 0, berarti tidak ada pengaruh X1, X2, X3,

terhadap Y

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, berarti ada pengaruh X1, X2, X3, terhadap Y

2) Membuat keputusan uji F

Jika nilai F lebih besar dari pada 4 maka Ho ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain hipotesis alternatif (Ha) diterima, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2. Uji Signifikansi parsial (uji t)

Tujuan dari uji parsial adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara parsial. Uji t dilakukan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas pada variabel terikat.

Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan jika signifikansi < dari 0,05 maka Ha diterima dan jika signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak serta dengan membandingkan nilai statistic t dengan t tabel, apabila nilai statistic t >

t tabel maka Ha diterima sedangkan nilai statistic t < t tabel maka Ha ditolak.

Hipotesis yang akan di uji adalah :

Ho = Tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

Ha = Semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

Uji t ini dilakukan dengan membandingkan hitung dengan t-tabel dengan ketentuan :

Jika t hitung < t table, maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika t hitung > t table, maka Ho di tolak dan Ha diterima

3. Koefisien Determinasi (𝑹𝟐)

Koefisien determinasi digunakan untuk “mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel independen (Ghozali,2006). Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan 1. Apabila koefisien determinasi semakin mendekati 1 maka semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan koefisien determinasi mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model Ghozali (2006),.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Penelitian

4.1.1. Deskripsi Umum Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh manajemen laba, profitabilitas dan likuiditas sebagai variabel independen terhadap harga saham sebagai variabel dependennya. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa laporan keuangan dimana laporan keuangan tersebut diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Data di peroleh dengan mengunduh/download pada website tersebut.

Pada penelitian ini akan menggunakan model regresi linier berganda.

Penelitian terlebih dahulu dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel, dan selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan menggunakan software SPSS versi 23. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, diperoleh 10 perusahan tambangan yang memenuhi kriteria dari populasi diperoleh yang berjumlah 41 perusahaan. Daftar perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan

4.2. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah Manajemen Laba, Profitabilitas (ROA), dan Likuiditas sebagai variabel independennya dan harga saham sebagai variabel dependennya. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel yang telah ditetapkan selama tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Manajemen_Laba 50 3.760 -1.359 2.402 .58646

Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah :

No Kode Nama Perusahaan

6 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk

7 KKGI Reources Alam Indonesia Tbk

8 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam persero Tbk 9 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk

10 TINS Timah persero Tbk

1. Variabel manajemen laba memiliki nilai minimum sebesar -1,359 dan nilai maksimumnya sebesar 2,402. Nilai rata-rata manajemen laba sebesar 0,58646 dengan standard deviasi sebesar 0,527134. Nilai standard deviasi lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata sehingga menunjukkan adanya variansi manajemen laba yang kecil.

2. Variabel profitabilitas (ROA) memiliki nilai minimum sebesar 0,001 dan nilai maksimumnya sebesar 0,466. Nilai rata-rata profitabilitas sebesar 0,09311 dengan standat deviasi sebesar 0,109089. Nilai standard deviasi lebih besar dibandingkan nilai rata-rata sehingga menunjukkan adanya variansi profitabilitas (ROA) yang besar.

3. Variabel likuiditas (Current Ratio) memiliki nilai minimum sebesar 0,865 dan nilai maksimumnya sebesar 5,420. Nilai rata-rata profitabilitas sebesar 2,36523 dengan standard deviasi sebesar 1,160268. Nilai standard deviasi lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata sehingga menunjukkan adanya variansi likuiditas (Current Ratio) yang kecil.

4. Variabel harga saham memiliki nilai minimum sebesar 56 dan nilai maksimumnya sebesar 41550. Nilai rata-rata profitabilitas sebesar 4786,46 dengan standard deviasi sebesar 9142,114. Nilai standard deviasi lebih besar dibandingkan nilai rata-rata sehingga menunjukkan adanya variansi harga saham yang besar.

4.2.1. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan agar mengetahui apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi dengan normal. Hasil uji normalitas residual pada tabel 4.3 dengan menggunakan uji statistic nonparametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan nilai hasil sebesar 0,200.

Hasil yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal.

Tabel 4.3 Uji Normalitas (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize

d Residual

N 50

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.40739807 Most Extreme

Differences

Absolute .093

Positive .060

Negative -.093

Test Statistic .093

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan Normal P-P Plot dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut :

Gambar 4.1

Grafik Normalitas P-P Plot

Pada gambar terseebut menunjukkan bahwa titik-titik data berada pada sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini sudah terdistribusi normal atau sudah memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas dalam model regresi.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling korelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Yang dimaksud dengan orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5.635 .494

Manajemen_Laba -.333 .408 -.098 .931 1.074

Profitabilitas 8.759 2.032 .532 .877 1.141

Likuiditas .346 .190 .224 .886 1.128

Dari tabel hasil uji multikolinearitas di atas dapat dilihat bahwa nilai toleransi untuk variabel Manajemen Laba, Profitabilitas, dan Likuiditas yaitu 0,931, 0,877, dan 0,886 lebih besar dari 0,1 sedangkan nilai VIF variabel independen yaitu 1,074, 1,141, dan 1,128 tidak lebih besar dari 10.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.

Berdasarkan output SPSS di bawah ini diketahui bahwa nilai Durbin_Watson sebesar 0,725 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi.

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .646a .417 .379 1.41452 .725

Metode pengujian Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

4. Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokolerasi positif, 5. Angka D-W diatas +2, berarti ada autokolerasi negative,

6. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berart tidak ada autokolerasi

7. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variansi dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

1. Grafik Scatterplot

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari hasil uji heteroskedastisitas dengan grafik Scatterplot gambar 4.2 diperoleh kesimpulan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dilihat dari tidak adanya pola yang jelas dan titik-titik yang menyebar.

Gambar 4.2 Hasil Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot

2. Uji Glejer

Tabel 4.6 Uji Glejer

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.635 .494 11.406 .000

Manajemen_Laba -.333 .408 -.098 -.817 .418

Profitabilitas 8.759 2.032 .532 4.312 .060

Likuiditas .346 .190 .224 1.822 .075

Hasil tampilan output SPSS di atas menunjukkan tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen, hal

ini terlihat dari nilai signifikannya di atas 5% sehingga dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Uji Signifikansi simultan (uji F)

Pengujian hipotesis secara simultasn dilakukan dengan uji F-tes. uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh yang secara bersamaan terhadap variabel dependen. Pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%

atau 0,05.

Hasil uji F (uji simultan) pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Tabel Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regressi

on 65.761 3 21.920 10.955 .000b

Residual 92.039 46 2.001

Total 157.800 49

a. Dependent Variable: hargasaham

b. Predictors: (Constant), Likuiditas, Manajemen_Laba, Profitabilitas

Dari tabel hasil uji F di atas diperoleh F hitung sebesar 10,955 sedangkan f tabel pada tingkat kepercayaan 5% dengan tingkat signifikansi 0,00 dan karena nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan 0,05 , berarti hipotesis Ho ditolak dan menerima Ha yang menyatakan Manajemen Laba, Profitabilitas, dan Likuiditas berpengaruh secara bersamaan atau simultan terhadap Harga Saham.

4. Uji Signifikansi parsial (uji t)

Uji t dilakuka untuk mengetahui apakah setiap variabel independen yaitu Manajemen Laba, Profitabilitas, dan Likuiditas berpengaruh terhadap variabel dependen (Harga Saham) secara parsial. Bentuk pegujian untuk uji t adalah Ho

= Tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Ha = Semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

Uji t ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan jika t hitung < t table, maka Ho diterima dan Ha ditolak dan jika t hitung > t table, maka Ho di tolak dan Ha diterima. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Tabel Uji t

Dari output tabel uji t diatas dapat diketahui bahwa :

1. Variabel Manajemen Laba memiliki nilai signifikansi (0,422) lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Laba tidak

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.661 .417 13.587 .000

Manajemen_Laba -.320 .395 -.094 -.811 .422

Profitabilitas 8.161 2.013 .496 4.055 .000

Likuiditas 1.121 .457 .296 2.451 .018

berpengaruh terhadap Harga Saham. Dengan perbangingan antara t hitung dengan t tabel, t hitung pada Manajemen Laba -0,811 lebih kecil dibandingkan dengan t tabel yaitu 1,67866 dengan demikian Ho di terima dan Ha di tolak.

2. Variabel Profitabilitas memiliki nilai signifikansi (0,000) lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap Harga Saham. Dengan perbangingan antara t hitung dengan t tabel, t hitung pada Profitabilitas 4,055 lebih besar dibandingkan dengan t tabel yaitu 1.67866 dengan demikian Ho di tolak dan Ha di terima.

3. Variabel Likuiditas memiliki nilai signifikansi (0,018) lebih kecil dari

3. Variabel Likuiditas memiliki nilai signifikansi (0,018) lebih kecil dari

Dokumen terkait