• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Dengan kata lain hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti yang kemudian akan di uji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan.46

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan kerangka pemikiran maka hipotesis dari penelitian ini seperti berikut:

H1 : Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh negatif terhadap dividend payout ratio.

H2 : Return On Assets memiliki pengaruh positif terhadap dividend payout ratio H3 : Investment Opportunity Set memiliki pengaruh negatif terhadap dividend

payout ratio

45 R. Fajar Nugroho D, “Analisis Pengaruh Return on Equity, Insider Ownership, Invesment Opportunity Set, Firm Size, Cash Flow, dan Debt Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2004-2007)”, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2010)

H4 : Insider Ownership memiliki pengaruh negatif terhadap dividend payout ratio

H5 : Firm Size memiliki pengaruh negatif terhadap dividend payout ratio

H6 : Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Investment Opportunity Set,

Insider Ownership dan Firm Size memiliki pengaruh terhadap dividend

payout ratio. I. Metode Penelitian

1.Jenisi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah pendekatan kuantitatif. Desain penelitian ini termasuk desain penelitian sebab akibat antara dua variabel atau lebih atau penelitian ini sering disebut dengan penelitian kausatif. Desain kausal berguna untuk mengukur hubungan antar variabel penelitian atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.47 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian terhadap dividend payout ratio pada perusahaan perdagangan, jasa dan investasi yang terdapat dalam Daftar Efek Syariah (DES) tahun 2010 sampai 2014.

2.Populasi dan Sampel a. Populasi

47 Husein Umar, Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 8.

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.48 Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar (listing) di Daftar Efek Syariah (DES) pada periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2014 ada 85 perusahaan.

b. Sampel

Penarikan sampel yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan desain sampel non probabilitas dengan metode “judgment

sampling”. Judgment Sampling adalah salah satu jenis purposive

sampling dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap

beberapa karakteristik anggota populasi yang disesuaikan dengan maksud penelitian.49

Adapun kriteria penarikan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1) Perusahaan yang selalu listing di Daftar Efek Syariah (DES) selama periode penelitian, yaitu 2010-2014.

2) Perusahaan yang memiliki data laporan keuangan audited yang lengkap selama periode penelitian, yaitu 2010-2014.

48

Suharsini dan Ari Kuncoro. Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek, Edisi revisi V. (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2002), hlm. 108.

49 Mudrajat Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 119.

3) Perusahaan yang selalu membagikan dividen selama periode penelitian, yaitu 2010-2014.

Berdasarkan kriteria sampel yang telah dijelaskan diatas maka didapat 9 perusahaan yang masuk dalam kriteria.

Tabel 1.2

Perusahaan yang Memenuhi Kriteria Sampel

No. Kode Emiten Nama Perusahaan

1 ASGR PT ASTRA GRAPHIA Tbk

2 FAST PT FAST FOOD INDONESIA TBK

3 JTPE PT JASUINDO TIGA PERKASA TBK

4 MAPI PT MITRA ADIPERKASA TBK

5 MNCN PT MEDIA NUSANTARA CITRA TBK

6 MTDL PT METRODATA ELEKTRONICS TBK

7 PJAA PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL TBK

8 TURI PT TUNAS RIDEAN TBK

9 UNTR PT UNITED TRACTORS

Sumber: Data diolah oleh peneliti 3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa laporan keuangan. Sedangkan sumber data dari penelitian ini adalah data sekunder yaitu jenis data yang diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangannya.50 Dalam penelitian ini data

50 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 121.

sekundernya berupa laporan keuangan Audited perusahaan yang memenuhi kriteria sampel tersebut secara berturut-turut dari tahun 2010 sampai 2014. 4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi dengan mendapatkan data laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit dan telah dikeluarkan oleh perusahaan pada periode tahun 2010-2014. Data tersebut diperoleh dari website resmi yang dimiliki oleh BEI, yakni www.idx.co.id

Untuk memperoleh data yang obyektif yang dibutuhkan dalam hal ini maka pengumpulan data dilakukan dengan cara:

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan untuk mengambil data yang bersifat teori yang kemudian digunakan sebagai penunjang guna mendukung penelitian yang dilakukan. Data ini diperoleh dari buku-buku sumber yang dapat dijadikan acuan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Internet (Internet Reseach)

Tekadang buku refernsi atau literartur yang kita miliki atau pinjam diperpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa, karena ilmu selalu berkembang, penulis melakukan penelitian dengan teknologi yang berkembang yaitu internet sehingga data yang diperoleh up to date seperti www.idx.co.id

5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independen. Dengan menggunakan skala pengukuran skala rasio. Skala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, di mana jarak dua titik pada skala sudah diketahui, dan mempunyai nilai 0 (nol) yang absolut.51

a. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.52 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (Y). Dividend payout ratio (DPR) merupakan perbandingan antara dividend per share (DPS) dengan

earnings per share (EPS). Rasio ini dirumuskan dengan:

Dimana :

DPR = Dividend payout ratio DPS = Dividend per share EPS = Earning per share b. Variabel Independen

51

Singgih Santoso, Statistik Parametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010), hlm. 6.

52

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel dependen (terikat).53 Variabel independen dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio,

Return On Asset, Investment Opportunity Set, Insider Ownership, dan

Firm Size.

1) Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) diberi tanda X1, Debt to Equity Ratio

(DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memnuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang memiliki DER tinggi akan memberikan dividen yang rendah.

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang mengukur sejauh

mana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri.54 Rumusnya:

2) Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) diberi tanda X2, return on asset

merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan.

53

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 4.

54 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), hlm. 158.

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Return on asset dihitung menggunakan rumus:55

3) Investment Opportunity Set (IOS)

Investment Opportunity Set (IOS) diberi tanda X3, Investment

Opportunity Set (IOS) merupakan rasio yang perhitungannya

mendasarkan pada perbedaan antara aset dan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio MVE/BE. Rumus MVE/BVE ini adalah sebagai berikut:

Dimana :

MVE/BVE = Rasio market to book value of equity

MC = Kapitalisasi Pasar ( Lembar saham beredar × harga ) TE =Total Ekuitas

4) Insider Ownership

Insider Ownership diberi tanda X4, Insider Ownership merupakan

kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh manajerial, seperti direktur dan komisaris, besarnya dapat dihitung sebagai berikut:

55 Farah Margaretha, Manajemen Keuangan intuk Manajer Nonkeuangan, (Jakarta: Erlangga, 2011), hlm. 26.

5) Firm Size.

Firm size diberi tanda X5, firm size merupakan cerminan besar

kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan pada neraca akhir tahun. Semakin besar total aset perusahaan, maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Firm Size dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Tabel 1.3

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi variabel Pengukuran Skala

Dependen

Dividend Payout Ratio (Y)

Dividend payout ratio

merupakan bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan.

Rasio

Independen

Debt to Equity Ratio (X1)

Debt to Equity Ratio

adalah rasio yang menunjukan perbandingan antara total hutang dengan total modal perusahaan.

DER = Total Hutang Total Modal Rasio Return on Asset (X2) Return on Asset merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total aktiva yang dipergunakannya.

ROA =

Rasio Invesment Opportunity Set (X3) Rasio yang penghitungannya mendasarkan pada

perbedaan antara aset dan nilai perusahaan. Rasio Insider Ownership (X4) Insider ownership merupakan kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh manajerial, seperti direktur dan komisaris

INSD = Jumlah saham yang __dimiliki insider__ Total saham beredar

Rasio

Firm Size (X5)

Firm size merupakan

cerminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan pada neraca akhir tahun.

SIZE =

Log of Total Assets Rasio

6. Teknik Analisis Data a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.56 Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Seperti yang diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.57 Pengujiannya dapat dilakukan dengan analisis grafik dan analisis statistik.

Uji ini dilakukan dengan cara melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah:58

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

56

Mudrajad Kuncoro, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. (Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2007). hlm. 94.

57 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2011. Edisi 5), hlm.160.

Sedangkan dengan analisis statistik dapat dilihat melalui Kolmogrov – Smirnov test (K-S). Uji K – S dilakukan dengan membuat hipotesis:

H0 = Data residual terdistribusi normal Ha = Data residual tidak terdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K – S adalah sebagai berikut:

a) Apabila probabilitas nilai z uji K-S sigfikansi secara statistik maka H0 ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.

b) Apabila probablitas niali z uji K-S tidak signifikan secara statistik maka H0 diterima, yang berarti data terdistribusi normal.

2) Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas diartikan sebagai adanya hubungan erat dari variabel-variabel penjelas.59 Uji Multikolinieritas dapat dideteksi dengan menghitungkan koefisien korelasi ganda dan membandingkannya dengan koefisien korelasi antar variabel bebas. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dilakukan dengan melihat nilai toleransi dan lawannya atau

59 Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Riset Keuangan: Pengujian-pengujian Empiris. (Jakarta: PT. Graha Pustaka Utama. 2005). hlm. 204

nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada tabel Coefficients yang dapat dilihat dari output SPSS. Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:60

a) Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.

b) Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance konstan maka disebut homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas. Kebanyakan data crosssection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili beberapa ukuran (kecil, sedang, dan besar). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan

60 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2011. Edisi 5), hlm. 105-106.

melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.61

Dasar analisis yang digunakan untuk mendeteksi heteroskedatisitas adalah sebagai berikut:

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskesdatisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskerdatisitas.

Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.

4) Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat digunakan uji

Durbin-Watson (DW). DW test sebagai bagian dari statistic

non-parametrik dapat digunakan untuk menguji korelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. DW test dilakukan dengan membuat hipotesis:62

Ho : tidak ada autokorelasi ( r = 0 ) Ha : ada autokorelasi ( r ≠ 0 ) b. Pengujian Hipotesis

1) Analisis Regresi Berganda

Penggunaan data sekunder yang bersifat kuantitatif dalam penelitian ini mengarah pada metode kuantitatif dengan menggunakan alat analisis regresi berganda karena terdapat lebih dari satu variabel independen.

Dalam persamaan garis regresi, yang bertindak sebagai variabel dependen adalah kebijakan dividen, sedangkan variabel independen diwakili oleh DER, ROA, IOS, Insider Ownership dan Firm Size. Alat analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh dari gabungan variabel-variabel DER, ROA, IOS, Insider Ownership dan Firm Size.

Rumus: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Y = Variabel dependen yaitu dividend payout ratio (DPR) a = Konstanta

b1 ... b4 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen X1 = DER X2 = ROA X3 = IOS X4 = Insider Ownership X5 = Firm Size e = error 2) Uji Signifikansi a) Uji Statistik t

Untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap dividen payout ratio secara parsial (untuk menguji signifikan atau tidaknya masing- masing variabel bebas terhadap dividend payout ratio) dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 (5%).

Prosedurnya:

i. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti masing- masing variabel bebas tersebut mampu mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.

ii. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti masing-masing variabel bebas tersebut tidak mempengaruhi variabel terikat.

b) Uji Statistik F

Digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian yang menggunakan analisis regresi linier berganda, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

(dividend payout ratio) secara simultan atau serentak. tingkat

signifikan yang digunakan sebesar 5% kriteria uji yang digunakan adalah:

i. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima (tidak signifikan)) artinya hitung tabel secara statistik dapat dibuktikan bahwa variabel independen (DER, ROA, IOS, Insider Ownership

dan Firm Size ) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen

Dividend Payout Ratio (DPR).

ii. Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak (signifikan) dan Ha hitung tabel diterima, artinya secara simultan dapat dibuktikan semua variabel independen (DER, ROA, IOS, Insider Ownership

dan Firm Size) berpengaruh terhadap variabel dependen

Dividend Payout Ratio (DPR).

c) Uji Koefisien Determinansi (R2)

Nilai R2 mengukur ketepatan yang paling baik (goodnes fit) dari analisis linear berganda. Jika R2 yang diperoleh mendekati 1 (satu), maka semakin kuat model tersebut menerangkan variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika R2

mendekati 0 (nol), maka semakin lemah variabel-variabel independen menerangkan variabel dependen.

Dokumen terkait