• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian”

(Azwar, 2014: 49). Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis yang diajukan yaitu:

H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar mata pelajaran PKn materi Harga Diri Kelas III dengan tingkat harga diri siswa gugus Diponegoro Kecamatan Adiwerna

Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar mata pelajaran PKn materi Harga Diri Kelas III dengan tingkat harga diri siswa gugus Diponegoro Kecamatan Adiwerna

Hasil belajar mata pelajaran PKn materi harga diri kelas III

(X)

Tingkat harga diri siswa (Y)

35

METODE PENELITIAN

Pada bab metode penelitian akan dijabarkan mengenai desain penelitian, populasi dan sample, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan metode analisis data. Selanjutnya, akan dijabarkan penjelasan dari masing-masing subbab:

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan Kuantitatif. Menurut Azwar (2014: 7), “Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.” Data yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang berbentuk angka. Sedangkan jenis penelitian ini ialah ex- postfacto. “Penelitian ini disebut demikian, karena sesuai dengan arti ex-postfacto,

yaitu „dari apa dikerjakan setelah kenyataan‟, maka penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian” (Sukardi: 2004). Artinya, penelitian ini melihat apa yang telah terjadi dan diteliti apa yang menyebabkan sesuatu terjadi.

Penelitian ini meneliti seberapa besar pengaruh mata pelajaran PKn materi Harga Diri (variabel X) terhadap tingkat harga diri siswa (variabel Y) di SD Gugus Diponegoro. Terdapat dua data yang dibutuhkan pada penelitian ini, yaitu data yang pertama diambil dari nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) mata pelajaran PKn pada semester II yang dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2015

sedangkan data yang kedua diambil dari skor skala siswa kelas III yang akan dibagikan pada siswa.

3.2 Populasi dan Sampel

Pada bagian populasi dan sampel akan dibagi menjadi dua penjelasan, yaitu: (a) populasi; dan (b) sampel.

3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2013: 119) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa kelas III SD di

Gugus Diponegoro Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal. Populasi diambil dari dengan cara mengunjungi setiap SD untuk mengambil data jumlah siswa kelas 3. Berikut populasi siswa yang akan diteliti:

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Siswa Kelas III SD Gugus Diponegoro Kecamatan Adiwerna Kab. Tegal Tahun Pelajaran 2014/2015

No Nama SD Kelas Populasi

1 SD Negeri Adiwerna 01 3 A 32 3 B 30 2 SD Negeri Adiwerna 02 3 32 3 SD Negeri Adiwerna 03 3 10 4 SD Negeri Adiwerna 04 3 37 5 SD Negeri Adiwerna 05 3 34 6 SD Negeri Adiwerna 06 3 25 7 SD Negeri Adiwerna 07 3 31 8 SD Negeri Lemahduwur 02 3 39 9 SD Negeri Kalimati 01 3 53 10 SD Negeri Kalimati 02 3 42 Jumlah 365

3.2.2 Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2013: 120). Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah probability sampling dengan jenis sample random atau

sampel acak. Menurut Sugiyono (2013: 122) “probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Selanjutnya, Sugiyono menjelaskan bahwa pengambilan anggota sampel (simple random sampling) dari populasi dilakukan secara acak tanpa memerhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Perhitungan pengambilan jumlah sampel dengan taraf kesalahan 5% menggunakan rumus slovin sebagai berikut:

Keterangan:

N = ukuran populasi n = ukuran sampel

e = margin of error, yaitu persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir sebesar 5%.

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui jumlah sampel yang akan diambil sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Siswa Kelas III

SD Gugus Diponegoro Kecamatan Adiwerna Kab. Tegal Tahun Pelajaran 2014/2015

Sumber: data hasil observasi

3.3

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai variabel penelitian dan definisi operasional variabel.

3.3.1 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 64) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.” Terdapat dua buah variabel dalam penelitian ini yaitu: variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

3.3.1.1Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2013: 64) “variabel bebas adalah merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

No Nama SD Kelas Sampel

1 SD Negeri Adiwerna 01 3 A 32/365 x 191 = 17 3 B 30/365 x 191 = 16 2 SD Negeri Adiwerna 02 3 32/365 x 191 = 17 3 SD Negeri Adiwerna 03 3 10/365 x 191 = 5 4 SD Negeri Adiwerna 04 3 37/365 x 191 = 19 5 SD Negeri Adiwerna 05 3 34/365 x 191 = 18 6 SD Negeri Adiwerna 06 3 25/365 x 191 = 13 7 SD Negeri Adiwerna 07 3 31/365 x 191 = 16 8 SD Negeri Lemahduwur 02 3 39/365 x 191 = 20 9 SD Negeri Kalimati 01 3 53/365 x 191 = 28 10 SD Negeri Kalimati 02 3 42/365 x 191 = 22 Jumlah 191

variabel dependen (terikat)”. Variabel bebas dalam penelitian ini ialah hasil belajar mata pelajaran PKn materi Harga Diri kelas III SD (X).

3.3.1.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Sugiyono (2013: 64) “variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini ialah tingkat harga diri siswa (Y).

3.3.2 Definisi Operasional Variabel

Terdapat dua buah variabel dalam penelitian ini yaitu hasil belajar mata pelajaran PKn materi Harga Diri kelas III SD sebagai variabel bebas dan tingkat harga diri siswa sebagai variabel terikat.

3.3.2.1Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil akhir sebuah pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku. Hasil belajar dapat dikatakan baik apabila siswa menguasai ranah kognitif dalam pembelajaran, dan juga terjadi perubahan perilaku dari segi afektif dalam diri siswa. Hasil belajar dalam penelitian ini diambil dari nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) semester II kelas 3 di SD Negeri Gugus Diponegoro.

3.3.2.2Tingkat Harga Diri

Harga diri merupakan keyakinan diri terhadap kemampuan yang dimiliki seseorang. Tingkat harga diri digunakan untuk menilai pemahaman siswa pada ranah afektif dari materi Harga Diri. Aspek dari harga diri yang akan diukur dalam penelitian ini diambil dari Clemes dan Bean yang meliputi keterikatan, keunikan, kekuasaan, dan model.

3.4

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala psikologi, dokumentasi, dan wawancara. Selanjutnya akan dipaparkan skala psikologi, teknik dokumentasi, dan wawancara:

3.4.1 Skala Psikologi

Menurut Azwar (1999: 3) “... skala psikologi selalu mengacu kepada alat ukur aspek atau atribut afektif.” Skala dibutuhkan untuk mengetahui tingkat harga

diri siswa kelas III SD.

3.4.2 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006: 231) “...metode dokumentasi, yaitu mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”. Pada penelitian ini dokumentasi yang dibutuhkan ialah daftar nama SD gugus Diponegoro, jumlah siswa, hasil nilai mid semester 2, dan hasil pengisian skala psikologi.

3.4.3 Wawancara

Menurut Riduwan (2013: 102) wawancara adalah cara pengumpulan data untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara yang dilaksanakan merupakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara digunakan oleh penulis untuk memperoleh data awal berupa permasalahan pada diri siswa yang berkaitan dengan pembelajaran PKN materi Harga Diri. Narasumber dalam penelitian ini yaitu Saparyati, AMa.Pd, selaku wali kelas III SD Negeri Adiwerna 2, serta siswa dari beberapa sekolah dasar di Gugus Diponegoro Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal.

3.5

Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2013: 148). Terdapat

satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu skala psikologi untuk mengukur tingkat harga diri siswa. Sedangkan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa, penulis menggunakan hasil nilai ulangan mid semester.

Skala harga diri didasarkan pada empat kondisi harga diri menurut Clemes dan Bean (2012: 40) yang meliputi keterikatan, keunikan, kekuasaan, dan model. Berikut adalah kisi-kisi skala harga diri:

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Skala Harga Diri

Aspek Indikator Pernyataan Jumlah

Favourable Unfavourable

Keterikatan Mampu berhubungan dengan baik

2, 4 7 3 Merasa dipedulikan serta

diperhatikan oleh orang lain

1, 5, 6 3 4

Keunikan Memahami kekurangan dan kelebihannya

8, 10, 12, 14 9, 11, 13, 15 8 Keberanian berbicara 16, 17, 18,

20

19 5 Berkuasa Mudah memikul tanggung

jawab

21, 22 23, 24, 25 5 Mengetahui bagaimana

mengahadapi tekanan dan stres sehingga tidak kehilangan kontrol diri

29 26, 27, 28, 30, 31

6

Model Menentukan sikap apa yang harus dilakukan

32, 33, 34, 35 36 5 Memiliki keyakinan sebagai pemandu perilakunya 37, 38, 40 39 4 Jumlah 40

“Pada skala-skala psikologi, pertanyaan sebagai stimulus tertuju pada indikator perilaku guna memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri subjek yang biasanya tidak disadari oleh responden yang

bersangkutan” (Azwar, 1999: 5). Skala psikologi yang digunakan berjumlah 40

item sedangkan untuk skala pengukuran yang digunakan ialah skala likert yang

dimodifikasi dengan alternatif jawaban 4, yaitu „selalu‟, „sering‟, „kadang-

kadang‟, dan „tidak pernah‟. Modifikasi skala likert dilakukan untuk mencegah

kecenderungan responden menjawab pertengahan alternatif jawaban, yaitu kadang-kadang. Setiap alternatif jawaban mendapat bobot skor antara 1 sampai 4.

Tabel 3.4 Skor Skala Pengukuran Likert

Sebuah instrumen dapat dikatakan baik jika memiliki dua persyaratan yaitu validitas dan realiabilitas. Penjelasan validitas dan reliabilitas akan dijelaskan sebagaimana berikut ini:

3.5.1 Validitas

Uji validitas yang akan dilakukan menggunakan uji validitas isi (content validity) dan uji validitas konstruksi (construct validity).

Uji validitas yang pertama ialah uji validitas isi (content validity). Menurut

Sugiyono (2006: 272), “Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas

isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen.” Validitas isi dapat dilihat dari kesesuaian antara indikator dengan item pernyataan serta tata bahasa instrumen. Pengujian validitas isi dilakukan oleh Drs. Sigit Yulianto, M.Pd.

Alternatif Jawaban Favourable Unfavourable

Selalu 4 1

Sering 3 2

Kadang-kadang 2 3

Selanjutnya, akan dilihat validitas konstruk dari instrumen yang akan digunakan. Sebuah instrumen yang baik harus dilihat validitasnya. “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”

(Sugiyono, 2009: 121). Menurut Pramono (2014: 225) “... validitas (ketepatan) di

sini berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat penilaian yang benar-benar sesuai”.

Uji validitas penelitian ini menggunakan korelasi pearson dengan menggunakan SPSS 20. Kaidah keputusan uji validitas ialah jika rhitung > rtabel berarti valid, sedangkan jika rhitung < rtabel berarti tidak valid dengan taraf signifikansi 0,05. Responden yang digunakan untuk uji validitas sebanyak 30 (n=30). Maka, didapatkan rtabel pada n = 30 ialah 0,361 pada taraf kesalahan 0,05.

Langkah-langkah untuk uji validitas dengan menggunakan SPSS 20 ialah

Analyze Correlate Bivariate, setalah data dimasukkan ke kotak Variables, klik OK. Uji validitas dilakukan pada 40 item skala. Hasil uji validitas diketahui bahwa terdapat 11 pernyataan tidak valid dan 29 pernyataan valid. Duapuluhsembilan item pernyataan yang valid tersebut kemudian digunakan untuk memperoleh data penelitian. Hasil perhitungan data uji validitas konstruksi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5 Rekap Data Uji Validitas Konstruksi

Butir

Soal Valid Tidak Valid Jumlah

No 1, 2, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 25, 26, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39 3, 4, 7, 14, 15, 21, 24, 27, 31, 35, 40 40 Jumlah 29 11

3.5.2 Reliabilitas

“Reliabilitas berkaitan dengan kepercayaan. Suatu tes itu bisa dipercaya apabila mempunyai taraf kepercayaan yang cukup tinggi” (Pramono, 2014: 235).

Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen dapat menggunakan metode

Cronbach Alpha dengan menggunakan SPSS 20, sehingga didapat kaidah keputusan: jika r11 > rtabel berarti reliabel dan r11 < rtabel berarti tidak reliabel. Langkah-langkah untuk uji reliabilitas ialah Analyze Scale Reliability Analysis, setelah memasukkan item-item yang valid ke dalam koak Items, maka langkah selanjutnya ialah klik Statistics, kemudian klik Scale if item deleted, lalu klik Continue kemudian OK. Hasil perhitungan dengan SPSS menunjukkan nilai

Cronbach‟s Alpha sebesar 0,892 yang berarti reliabel, karena 0,892>0,361.

3.6

Metode Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan jenis penelitian ex-postfacto. “Penelitian ini disebut demikian, karena sesuai dengan arti ex-postfacto, yaitu „dari apa dikerjakan setelah kenyataan‟, maka penelitian ini

disebut sebagai penelitian sesudah kejadian” (Sukardi: 2004). Pada metode analisis data akan dijelaskam mengenai analisis deskriptif, uji prasyarat penelitian, dan pengujian hipotesis.

3.6.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat gambaran responden berdasarkan masing-masing variabel penelitian. Dengan menggunakan analisis deskriptif, maka akan terlihat kecenderungan responden baik dari hasil belajar materi Harga Diri maupun dari tingkat harga diri siswa.

3.6.1.1Analisis Deskriptif Variabel Hasil Belajar Materi Harga Diri

Analisis deskriptif variabel hasil belajar materi Harga Diri menggunakan kategori nilai responden penelitian. Katergori tersebut digunakan untuk melihat frekuensi dan persentase siswa pada masing-masing kategori nilai.

3.6.1.2Analisis Deskriptif Variabel Tingkat Harga Diri

Analisis deskriptif variabel tingkat harga diri menggunakan persentase respon siswa oleh Yonny (2010) terhadap skala harga diri dan menggunakan analisis indeks. Menurut Ferdinand (2006: 291) angka yang didapatkan pada analisis indeks digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai derajat persepsi responden atas variabel yang akan diteliti.

3.6.2 Uji Prasyarat Penelitian

Uji prasyarat yang dibutuhkan dalam penelitian ini ialah uji normalitas dan uji linearitas.

3.6.2.1Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan sebagai prasyarat penelitian distribusi data harus

normal. “Bila data tidak normal, maka teknik Statistik Parametris tidak dapat

digunakan untuk alat analisis. Sebagai gantinya digunakan teknik statistik lain yang tidak harus berasumsi bahwa data berdistribusi normal” (Sugiyono, 2006: 69). Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan bantuan software SPSS 20. Uji signifikansi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan uji signifikansi 0,05. Maka, apabila nilai uji Kolmogorov Smirnov diatas 0,05, maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila nilai uji Kolmogorov Smirnov di bawah 0,05, maka data berdistribusi

tidak normal. Bila data yang didapat berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji non parametris. Langkah-langkah uji normalitas dengan menggunakan

software SPSS 20 ialah klik Analyze  klik Nonparametric Test  klik Legacy Dialogs  klik 1-Sample K-S, centang Normal pada Test Distribution OK.

Nilai uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat pada tabel One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed).

3.6.2.2Uji Linearitas

“Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai

hubungan yang linear atau tidak secara signifikan” (Priyatno, 2010: 73). Uji linearitas dengan menggunakan software SPSS 20. Langkah-langkah uji linearitas ialah klik Analyze Compare Means Means. Selanjutnya, setelah terbuka kotak dialog Means, klik variabel Y, dan masukkan ke kotak Dependent List, kemudian variabel X, di kotak Independent List. Klik Options, dan beri tanda centang pada Test for Linearity, lalu klik Continue, lalu klik OK. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada output ANOVA Table, bila dalam kolom Linearity, Sig. menunjukkan nilai kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan variabel X dan Y terdapat hubungan yang linier. Sebaliknya, apabila kolom Linearity Sig. menunjukkan nilai lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan variabel X dan Y tidak terdapat hubungan yang linier. Apabila hubungan yang didapatkan tidak linier, maka perhitungan dapat menggunakan analisis regresi nonlinier.

3.6.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik analisis, diantaranya ialah analisis regresi sederhana, koefisien korelasi, dan koefisien determinasi.

3.6.3.1 Analisis Regresi Sederhana

“Regresi yang berarti peramalan merupakan teknik statistik (alat analisis) hubungan yang digunakan untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari satu variabel dalam hubungannya dengan variabel yang lain melalui persamaan garis

regresi” (Hasan, 2004: 45). Untuk menggunakan analisis regresi sederhana maka uji prasyarat harus dipenuhi terlebih dahulu. Apabila uji prasyarat menghasilkan data yang normal, baru kemudian dilanjutkan dengan uji linearitas. Apabila dalam uji linearitas data termasuk linear, maka analisis dapat dilanjutkan analisis regresi sederhana. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dengan menggunakan software SPSS 20 ialah: (1) klik menu Analyze Regression Linear, maka akan muncul kotak dialog Linear Regression; (2) masukkan variabel y ke dalam kotak

Dependent dan variabel x ke kotak Independent, lalu klik OK. Hasil dari perhitungan dengan menggunakan bantuan SPSS 20 akan muncul output yang berupa tabel Model Summary, Anovaa, dan Coefficientsa.

Hasil dari perhitungan analisis regresi dengan menggunakan bantuan

software SPSS 20 dapat diterjemahkan sebagai berikut: (1) dalam Model Summary

terdapat kolom R dan R Square, dimana kolom R merupakan angka korelasi antara variabel x dan y, sedangkan R Square menunjukkan koefisien determinan; (2) dalam Anovaa dapat dilihat kolom Sig menunjukkan signifikan tidaknya suatu keputusan berdasarkan tingkat kepercayaan. Pada penelitian ini, tingkat

kepercayaan yang digunakan sebesar 95% (0,05). “Jika nilai Sig. < 5% (0,05), maka Ho ditolak” (Qodratullah, 2013: 61); (3) untuk mengetahui bentuk

persamaan regresi, dapat dilihat pada tabel Coefficients. Nilai α dapat dilihat pada baris (constant), dan nilai β dapat dilihat pada bagian bawah baris (constant).

Berdasarkan tabel Coefficient, dapat dibuat suatu persamaan regresi. Persamaan regresi yang akan dibuat mengacu pada persamaan regresi linier sederhana sebagaimana berikut:

Y = a + bX

Keterangan:

Y = variabel terikat (variabel yang diduga) X = variabel bebas

a = intersep

b = koefisien regresi (slop) (Hasan, 2004: 64)

Sedangkan untuk pengujian hipotesis dapat dilihat pada output ANOVA pada kolom Sig. dan diperkuat dengan uji t dengan ketentuan Ha diterima apabila thitung>ttabel. Sedangkan jika thitung<ttabel maka Ho diterima.

3.6.3.2Koefisien Korelasi

Menurut Hasan (2004: 45) “Koefisien korelasi sederhana adalah koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur derajat hubungan dari dua variabel.”

Untuk melihat koefisien korelasi dapat dilihat di tabel Summary Output pada kolom R. Koefisien yang didapatkan apabila semakin mendekati angka satu, maka koefisien korelasi (r) semakin besar. Selanjutnya, hasil koefisien korelasi kriteriakan untuk melihat kuat lemahnya tingkat hubungan dua buah variabel.

3.6.3.3Koefisien Determinan

Menurut Priyatno (2010) “Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2, ... Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien determinan digunakan untuk menentukan pengaruh (varians) yang dinyatakan dalam persen. Koefisien determinan disimbolkan dengan R2. Apabila R2 sama dengan 0, maka tidak ada sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap dependen, namun apabila R2 sama dengan 1, maka sumbangan pengaruh variabel independen terhadap dependen ialah sempurna, yang artinya tidak ada faktor lain yang mempengaruhi variabel dependen selain dari variabel independen. Koefisien determinasi dapat dilihat di tabel Model Summary dalam kolom R Square

75

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar materi Harga Diri berpengaruh signifikan terhadap tingkat harga diri siswa kelas 3 di SD Negeri di Gugus Diponegoro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh hasil belajar materi Harga Diri terhadap tingkat harga diri siswa berpengaruh sebanyak 4,5% dan sebanyak 95,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Selanjutnya, hasil dari persentase respon siswa didapatkan skor 70,93% yang masuk pada kriteria hasil skala yang tinggi. Dilihat dari teknik analisis indeks, maka indeks tertinggi terletak pada indikator mudah memikul tanggung jawab dengan angka indeks 78,31. Sedangkan indikator dengan indeks terendah terletak pada indikator merasa diperhatikan dan dipedulikan orang lain dengan angka indeks sebesar 60,16%. Pada nilai hasil belajar siswa materi Harga Diri, didapatkan bahwa nilai siswa bervariasi dari nilai di bawah atau sama dengan 50 sampai dengan nilai 100. Frekuensi tertinggi didapatkan sebanyak 52 siswa dengan perolehan persentase 27,2%, terletak pada nilai 86 – 100 dengan

predikat “sangat baik”. Sedangkan pada frekuensi terendah terdapat dua buah

predikat dengan frekuensi yang sama, yaitu predikat “kurang dari cukup” dan predikat “kurang”. Pada predikat “kurang dari cukup”, sebanyak 9 siswa dengan

kurang, sebanyak 9 siswa dengan persentase 4,7% dengan nilai 51 – 55. Pada nilai

dengan predikat terendah yaitu “kurang dari atau samadengan 50” diperoleh 18 siswa dengan persentase 9,4%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan bagi guru, siswa, maupun peneliti lain untuk:

5.2.1 Bagi Guru

5.2.1.1 Disarankan untuk memasukkan nilai-nilai afektif dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Harga Diri agar hasil pembelajaran lebih optimal.

5.2.1.2 Disarankan untuk memberikan evaluasi baik dalam ranah kognitif maupun afektif sebagai bahan pertimbangan guru dalam melakukan penilaian

5.2.1.3 Disarankan untuk membangun suasana yang demokratis di dalam kelas sehingga dapat menumbuhkan harga diri siswa.

5.2.2 Siswa

Bagi siswa disarankan untuk giat belajar untuk meningkatkan hasil belajar baik dari ranah kognitif maupun afektif.

5.2.3 Orang Tua

Bagi orang tua disarankan untuk membangun iklim yang demokratis dalam lingkungan keluarga, sehingga dapat meningkatkan harga diri anak.

77

DAFTAR PUSTAKA

Andriati, Lisa. 2010. Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Pembinaan Siswa Sebagai Warganegara Yang Demokratis (studi Deskriptif Analisis Terhadap Siswa Sma Di Kota Baturaja). Online. Available by http://www.distrodoc.com/8336-pengaruh-pembelajaran- pendidikan-kewarganegaraan-terhadap-pembinaan-siswa-sebagai-

warganegara-yang-demokratis--studi-deskriptif-analisis-terhadap-siswa- sma-di-kota-baturaja- [accessed 22/03/15]

Anni, Catharina Tri. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta

Aryana, Mohammad. 2010. This research highlights the relationship between self- esteem and academic achievement in the pre-university students. Journal of Applied Sciences. Online, 10: 2474-2477. Available by http://scialert.net/fulltext/?doi=jas.2010.2474.2477&org=11 [accessed 02/09/15]

Azwar, Saifuddin. 2014. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

______________. 2014. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Branden, Nathaniel. 2005. Kekuatan Harga Diri (The Power of Self-Esteem). Batam: Interaksara

Clemes, Harris dan Reynold Bean. 2012. Bagaimana Kita Meningkatkan Harga Diri Anak. Translated by Tjandrasa, Meitasari. Tanggerang Selatan: Binarupa Aksara Publisher

Dwi, Elita. 2012. Perkembangan Individu. Online. Available by https://www.academia.edu/10051180/Per_kem [accessed 10/06/2015]

Undang-Undang Pendidikan PP No 32 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan (S.N.P). 2013. Yogyakarta: diperbanyak oleh Pustaka Mahardika

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ghufron, M. Nur & Rini Risnawita S. 2014. Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara

Ho, Esther Sui-chu. 2003. Students' Self-Esteem in an Asian Educational System:

Dokumen terkait