10
akhirnya nanti penulis juga akan di tuntut untuk berkecimpung dalam dunia pendidikan dan untuk memajukan sistem pendidikan.
2. Kemampuan guru atau ustadz/ustadzah dalam memilih pengelolaan kelas menjadi penentu terhadap keberhasilan dari proses belajar mengajar.
3. Pembelajaran klasikal dengan pembelajaran baca simak dan kemampuan belajar membaca al-Qur’an membawa pengaruh terhadap fungsi, tujuan dan peningkatan kualitas pendidikan serta menjalin terjadinya kegiatan belajar mengajar.
F. Hipotesis Penelitian
Istilah hipotesis berasal dari kata ”Hypo” yang artinya di bawah dan “Thesa” yang artinya kebenaran, jadi hipotesa artinya di bawah kebenaran atau kebenarannya masih perlu di uji lagi.10 Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai data terkumpul.11
Berdasarkan anggapan dasar tersebut di atas, hipotesis itu sendiri di bagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Hipotesis awal atau di sebut juga hipotesis nol.
Hipotesis yang mengandung pernyataan yang menyangkal dan biasanya di tulis dengan (Ho).
10Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta; Rineka CIpta,
2002), h 68
11Suharsimi Arikunto, Proses Penelitian Suatu Penelitian Praktis, (Jakarta; Bina Aksara, 1988), h 2
11
2. Hipotesis Alternatif atau di sebut juga hipotesis kerja.
Hipotesis yang isinya mengandung pernyataan yang tidak menyangkal dan biasa di tulis dengan (Ha).12
Adapun hipotesis untuk penelitian ini adalah : a. Hipotesis Awal :
Menyatakan tidak adanya pengaruh kemampuanmembaca al-Qur’an anak antara pembelajaran klasikal dengan pembelajaran baca simak.
b. Hipotesis Alternatif :
Menyatakan adanya pengaruhkemampuan membaca al-Qur’an anak antara pembelajaran klasikal dengan pembelajaran baca simak.
G. Definisi Opersional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran maksud dan tujuan penelitian serta permasalahan yang dibahas dalam judul skripsi ini, kiranya perlu dijelaskan beberapa istilah yang termaktub dalam judul skripsi ini, yaitu :Pengaruh Penarapan Metode Tilawati Terhadap Kemampuan Baca
al-Qur’an 1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada dari suatu (benda, orang, dan lain-lain) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau
12Ibid
12
perbuatanseseorang.13Yang dimaksud disini adalah adakah peruabahan yang terjadi bila mana pembelajaran al-Qur’an di sajikan dengan menggunakan cara tertentu.
2. Penerapan
Komparasi berasal dari bahasa indonesia terap yang berbentuk sebagai kata benda yang berati bertukir, menjadi penerapan karena mendapatkan imbuhan pe dan anyang berarti pemasangan, pengenaan, atau perihal mempraktekkan.Dan yang di maksud penerapan dalam penelitian ini adalah abila metode ini di pakai atau diterapkan dalam pembelajaran al-Qur’an maka diharapkan akan tercipta sebuah pembelajaran yang ideal.14
3. Metode Tilawati
Metode adalahcara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan prinsip dan pratek-praktek pengejaran bahasa.15Adapun yang dimaksud Metode dalam judul ini adalah carapembelajaran santri agar bisa membaca al-Qur’an dengan baik.
Sedangkan Tilawati adalah pembelajaran secara perlahan lahan dengan mengunakan lagu Rose.16
4. Kemampuan
13Tanti Yunair Sip, TimAgung media mulia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pustaka,
1987), h 469
14Tanti Yunair Sip, TimAgung media mulia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pustaka, 1987), h 583
15Ibid, h 348
13
Kemampuan berasal dari kata mampu, mendapat awalan “ke” dan akhiran “an” yang berarti mampu, bisa, dapat mencapai suatu obyek. 5. Membaca al-Qur’an
Membaca adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu. Sedangkan al-Qur’an menurut bahasa adalah merupakan kata benda bentuk dasar yang bersinonim dengan kata “al - Qira’ah” berarti bacaan, sedangkan menurut istilah, al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang disampaikan kepada umatnya secara mutawattir, dan yang membacanya adalah ibadah.
6. Anak adalah pihak yang merupakan obyek kepentingan dalam pendidikan.
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang di kembangkan menjadi permasalahan beserta pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.17
2. Jenis Data
Data adalah hasil pencatatan peneliti yang berupa fakta ataupun angka, data yang diperlukan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
a. Data Kualitatif
14
Data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka, data kualitatif dinyatakan dalam kata atau kalimat. Adapun data kualitatif dalam penelitian ini adalah :
1) Sejarah singkat Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam (YSPI) SD Kyai Ibrahim Surabaya.
2) Proses pembelajaran Tilawati.
3) Hasil pembelajaran membaca al-Qur’an. b. Data Kuantitatif
Data kuantitatifyaitu dalam bentuk angka sebagai hasil pengamatan atau pengukuranyang dapat dihitung dan diukur. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah :
1) Jumlah tenaga pengajar di Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam (YSPI) SD Kyai Ibrahim Surabaya.
2) Jumlah santri di Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam (YSPI) SD Kyai Ibrahim Surabaya.
3. Sumber Data
Sumber data adalah obyek dari mana data di peroleh. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Library Research
Yaitu sumber data yang diperoleh peneliti dari buku karangan para ahli yang sesuai dengan masalah yang di teliti,
15
termasuk dalam hal ini karya ilmiah makalah serta terbitan-terbitan yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian. b. Field Research
Yaitu sumber data yang diperoleh dari tempat penelitian. Dari jenis data ini maka sumber data dalam penelitian ada dua yaitu :
1) Sumber Data Primer
Yaitu sumber data yang memberikan data langsung dari tangan pertama. Adapun yang menjadi sumber data primer adalah guru dan coordinator tim Tilawati.
2) Sumber Data Sekunder
Yaitu sumber data pelengkap.Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah santri/siswa. 4. Penentuan Populasi Dan Sampel
Populasi adalah kumpulan obyak penelitian.Sedangkan sample adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti.18
Penelitian ini tidak dilakukan terhadap populasi secara keseluruhan, melainkan dilakukan terhadap sebagian dari populasi tersebut dengan menggunakan sampel purposif. Yang dimaksud sampel purposif adalah pengambilan unsur sampel atas dasar tujuan tertentu sehingga memenuhi
18Asep Saiful Muhtadi et. Al, Metode Penelitian Dakwah, (Bandung; Pustaka Setia, 2003), h 153
16
keinginan dan kepentingan peneliti.Maksudnya peneliti memilih sampel dari aspek tertentu, peristiwa tertentu dan siapa yang dijadikan fokus pada saat dan situasi tertentu.
Untuk itu dalam penelitian ini peneliti sengaja menentukan sampel yang akan menjadi fokus penelitian yaitu koordinator tim Tilawati, guru dan siswa.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode adalah cara untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan. Karena baik buruknya suatu penelitian sebagian tergantung pada tehnik pengumpulan data. Agar dalam penelitian ini memperoleh data yang valid, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Metode Observasi
metode observasi adalah suatu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang di teliti.19Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang cara pembelajaran Tilawati di SD Kyai Ibrahim dan hasil belajar membaca al-Qur’an anak.
b. Metode Dokementasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa dokumen, catatan, transkip, surat kabar,
17
majalah, prasasti, notulen,leger, agenda dan sebagainya.20Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai sejarah berdirinya YSPI SD Kyai Ibrahim, data tentang guru dan karyawan, serta jumlah santri.
c. Metode Wawancara Atau Interview
Metode wawancara atau interview merupakan tehnik pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab sepihak antara pewawancara dengan responden (informan) yang dikerjakan dengan sistematis dan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (pedoman wawancara).21Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang data yang berkaitan dengan YSPI SD Kyai Ibrahim Surabaya., data tentang cara pembelajaran At-Tartil, data tentang hasil belajar membaca al-Qur’an.
6. Metode Analisis Data
Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan anilisis data statistik sederhana yang berupa Analisis Regresi. Analisis Regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk hubungan antar variabel. Tujuan utamanya adalah untuk memprediksi atau meramalkan nilai dari satu variabel
20Ibid,h 193
18
dalam hubungannya dengan variabel lain yang diketahui. Hubungan tersebut dinyatakan daam bentuk persamaan, dimana nilai dari satu variabel yang diketahui dapat digunakan untuk meramalkan nilai dari variabel lain yang tak ketahui.22
Adapun analisis regresi digunakan peneliti untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat, jadi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Penerapan metode Tilawati (X) terhadap kemampuan membaca al-Qur’an (Y) dan rumus yang digunakan adalah rumus regsresi sederhana, dengan rumus sebagai berikut:
Y=a+bX Keterangan:
Y : Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a : Harga Y ketika harga X
b : Angka arah atau koefisien regresi, (nilai peningkatan ataupun penurunan)
X : Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.23
22Ine.I.Amirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan Statistika Pendidikan, (Jkarat:Bumi Angsara,1993), h 248
19
Sedangkan nilai a dan b dihitung dengan rumus sebagai berikut: a= ∑ ∑ �2 − ∑ ∑
� ∑ �2− ∑ 2
b= � ∑ − ∑ ∑ � ∑ − ∑ 2 24
Analisis ini merupakan tahap menginterpretasikan hasil pengolahan data yang telah dilakukakan terdahulu setelah mendapatkan hasil maka langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan hasil tersebut dengan tabel regresi dengan taraf signifikan 5%. Apabila nilai yang dihasilakan, dari Freg >Ftabel maka hasil yang diperoleh signifikan. Namun bila nilai yang dihasilkan dari Freg<Ftabel maka hasil yang diperoleh non signifikan yang berarti hipotesis yang dilakukan ditolak.
I. Sistematika Pembahasan
Dalam penelitian yang berjudul “pengaruh penerapan metode tilawati
terhadap kemampuan baca al-Qur’an siswa kelas V SD Kyai Ibrahim
Surabaya”menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab I
Pendahuluan, penjabarannya yaitu: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, TujuanPenelitian, Kegunaan Penelitian, Penelitian terdahulu, Definisi
24Ibid, h 262
20
Operasional, Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian,dan Sistematika Pembahasan.
Bab II
Landasan teori, yaitu merupakan tinjauan tentang penerapan, tinjauan tentang metode tilawati, tinjauan tentang kemampuan baca dan tinjauan tentang pengaruh pengaruh penerapan metode tilawati terhadap kemampuan baca al-Qur’an siswa kelas V SD Kyai Ibrahim Surabaya.
Bab III
Metode penelitian, berisi tentang rancangan penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, jenis data dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV
Laporan Penelitian, yang merupakan hasil penelitian dan terdiri dari gambaran umum objek penelitian, penyajian data, dan analisis data.
Bab V
Kesimpulan dan Saran, yang berisi tentang kesimpulan dari semua isi atau hasil penelitian, dan juga beberapa saran yang perlu penulis sampaikan kepada pihak yang terkait.
21 BAB II PEMBAHASAN A. Metode Tilawati 1. Pengertian Metode
Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang berarti suatu cara yang sitematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Apabila kata metode disandingkan dengan kata pembeljaran, maka berarti suatu cara atau sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan agar anak didik dapat mengetahui, memahami, mempergunakan, menguasai bahan pelajaran tertentu.
Metode bisa juga diartikan sebagai prinsip-prinsip yang mendasari kegiatan mengarahkan perkembangan seseorang khususnya dalam proses belajar mengajar. Metode dalam pandangan Arifin berati suatu jalan yang dilalui untuk mencapai sebuah tujuan.
Dalam bahasa Arab metode disebut “thariqat”. Dalam kamus besar bahasa Indonesia “metode” adalah cara yang teratur dan berpikir baik untuk mencapai maksud. Sehingga dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran.23
23
Ahmad Munjin Nasih, Metode Dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
22
2. Macam – Macam Metode Belajar
Untuk memberikan wawasan, perbandingan dan sekaligus untuk membuktikan adanya relevansi antara metode tilawati dengan metode mengajar secara umum, maka perlu kiranya penulis kemukakan beberapa macam metode mengajar menurut pendapat beberapa ahli sebagai berikut : a. Menurut Wina Sanjaya dalam bukunya Strategi Pembelajaran Beroreintasi
Standar Proses Pendidikan mengemukakan berbagai metode mengajar yaitu : 1) Metode Ceramah 2) Metode Demonstrasi 3) Metode Diskusi 4) Metode Simulasi a) Sosiodrama b) Psikodrama c) Role playing24
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Metode
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi atau yang harus diperhatikan dalam penerapan metode yang akan digunakan sebagai alat dan cara dalam penyajian bahan pengajaran, yaitu :
24
Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Bandung: , PT Remaja Rosdakarya Offset, 2006), h. 148
23
a. Tujuan Intruksional Khusus merupakan unsur utama yang harus dikaji dalam rangka menetapkan metode. Cara-cara atau metode-metode yang hendak dipergunakan itu harus disesuaikan dengan tujuan, karena tujuan itulah yang menjadi tumpuan dan arah untuk memperhitungkan efektivitas suatu metode.
b. Keadaan Murid-murid merupakan unsur yang harus diperhitungkan, karena metode-metode yang hendak ditetapkan itu merupakan alat untuk menggerakkan mereka agar dapat mencerna atau mempelajari bahan yang akan disajikan.
c. Materi atau Bahan Pengajaran harus dikuasai oleh guru hendaknya mengarah kepada sifat spesialisasi atas ilmu atau kecakapan yang diajarkan.
d. Situasi adalah suasana belajar atau keadaan kelas.
e. Fasilitas atau segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya atau memperlancar kerja dalam mecapai suatu tujuan.
f. Guru sangat berpengaruh sebagai pelaksana dan pengembangan program kegiatan belajar mengajar.
g. Kelebihan dan kekurangan suatu metode seharusnya tidak perlu diperdebatkan, dengan kata lain, kita tidak dapat mengatakan dengan penuh kepastian bahwa metode inilah yang “paling efektif” dan
24
metode itulah yang “paling buruk”, karena hal itu amat bergantung kepada banyak hal.25
4. Pengertian Metode Tilawati
Membaca al-Qur’an (tilawatul/qira’atul Qur’an) adalah salah satu ibadah yang banyak mengandung keutamaan. Ia adalah pintu gerbang meraih petunjuk-petunjuk yang terkandung di dalam al-Qur’an. Siapa pun yang menginginkan petunjuk dari Allah pasti akan menjadikan tilawatul Qur’an
sebagai ibadah unggulannya. Siang dan malam ia tidak akan menjauh dari al-Qur’an. Bibir kering dan kerongkongan serak bukan halangan untuk mendapatkan keutamaan kitab suci itu.26
Untuk memompa semangat belajar al-Qur’an, amat penting mengetahui keutamaan membaca dan mengajarkannya. Diantara keutamaan-keutamaan tersebut adalah sesuai dengan isi kandungan hadis-hadis berikut ini.
a. Hadis dari Utsman bin Affan r.a., Rasulullah saw. bersabda,
ﱠنﺴأ
ﺴلﻮ ُﺴر
ِﱠ ﺒ
ﻰﱠ ﺴ
ُﱠ ﺒ
ِﺸﺴ ﺴ
ﺴﱠ ﺴﺴو
ﺴلﺎﺴ
ﺸُُﺮﺸـﺴﺧ
ﺸﺴ
ﺴﱠ ﺴﺴـ
ﺴنآ ﺸﺮُﺸﺒ
ُ ﺴﱠ ﺴﺴو
Artinya:“Dari Rasulullah S.A.W bersabda: Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari)27
25
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam,(Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 137-143
26
Ibid, h. 33
27
al-Bukhari, al-Jami’ al-Sahih al-Musnad Min Hadith Rasul Allah saw Wa Sunanihi Wa Ayyamihi, Juz 15, h. 439. CD Shoftware Maktabah Samilah, Ishdar al-Thani.
25
Hadis tersebut menegaskan bahwa orang yang belajar al-Qur’an, lalu setelah bisa, mengajarkannya kepada orang lain, adalah orang terbaik yang akan mendapatkan banyak kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat.
b. Bacaan al-Qur’an akan menjadi syafaat bagi pembacanya, seperti hadis dari Abu Umamah, Rasulullah saw. bersabda,
ُ ﺸِ ﺴﲰ
ﺴلﻮ ُﺴر
ِﱠ ﺒ
ﻰﱠ ﺴ
ُﱠ ﺒ
ِﺸﺴ ﺴ
ﺴﱠ ﺴﺴو
ُلﻮُﺴـ
ﺒو ُ ء ﺴﺮﺸـﺒ
ﺴنآ ﺸﺮُﺸﺒ
ُﱠِﺈﺴ
ِﰐﺸﺄ ﺴ
ﺴمﺸﻮﺴـ
ِﺔﺴﺎ ﺴ ِﺸﺒ
ﺎ ًِﺴ
ِِ ﺎ ﺴﺸﺴ ِﻷ
Artinya:“Aku mendengar Rasulullah S.A.W telah berkata ; Bacalah al-Qur’an karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada para ahlinya.” (HR. Muslim)28
c. Para pembaca al-Qur’an akan mendapatkan pahala yang berlipat29, Rasulullah saw. bersabda,
ﺴلﺎﺴ
ُلﻮ ُﺴر
ِﱠ ﺒ
ﻰﱠ ﺴ
ُﱠ ﺒ
ِﺸﺴ ﺴ
ﺴﱠ ﺴﺴو
ﺸﺴ
ﺴأ ﺴﺮﺴـ
ﺎً ﺸﺮﺴ
ﺸِ
ِبﺎﺴ ِ
ِﱠ ﺒ
ُﺴ ﺴـ
ِِ
ٌﺔﺴ ﺴﺴ
ُﺔﺴ ﺴﺴﺸﳊﺒ ﺴو
ِﺮﺸ ﺴِ
ﺎﺴ ِﺎﺴﺜ ﺸﺴأ
ﺴ
ُلﻮُﺴأ
ﱂﺒ
ٌفﺸﺮﺴ
ﺸِﺴ ﺴو
ٌ ِ ﺴأ
ٌفﺸﺮﺴ
ٌمﺴﺴو
ٌفﺸﺮﺴ
ٌ ِﺴو
ٌفﺸﺮﺴ
Artinya:“Rasulullah S.A.W bersabda; Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, ia mendapat satu kebaikan dan tiap kebaikan mendapat
28
Abu al-Husayn Muslim Ibn al-Hajjaj Ibn Muslim al-Qushayri al-Naysaburi, Jami’ al-Sahih, Juz 4, h. 231. CD Shoftware Maktabah Samilah, Ishdar al-Thani.
29
Syaikh Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi, Muntakhab Ahadits, Dalil-dalil Pilihan Enam Sifat utama (Yogyakarta : Ash-Shaff, 2007), h. 288
26
pahala lipat sepuluh. Aku tidak berkata alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR Turmudzi)30
Untuk mempelajari al-Qur’an, langkah pertama yang harus dilakukan adalah belajar membacanya. Jika seseorang sudah bisa membaca tulisan, maka setelah itu orang tersebut dapat menulisnya, sampai orang tersebut mengetahui maksud dari apa yang telah dibacanya.
Dasar membaca dalam al-Qur’an sudah diterangkan bahwasannya membaca adalah langkah untuk memahami sesuatu.
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1), Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (2) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah (3) Yang mengajar (manusia) dengan
30
Muhammad Ibn ‘Isa al-Tirmidhi, as-Sahih Sunan al-Tirmidhi, Juz 10, 153. CD Shoftware Maktabah Samilah, Ishdar al-Thani.
27
perantaran kalam (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5). (Q.S al-‘Alaq: 1 – 5).31
Ayat di atas mengungkapkan bahwasannya membaca adalah suatu langkah awal dimana seseorang mendapat ilmu pengetahuan dari pembacaan kemudian timbul suatu pemahaman dan terciptalah ilmu pengetahuan. Akan tetapi, belajar membaca al-Qur’an dibutuhkan usaha dan kesabaran yang tinggi untuk dapat membacanya dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah tajwid. Bahkan kita disyaratkan membaca al-Qur’an dengan tartil.
Tartil adalah membaca al-Qur’an dengan perlahan-lahan dan tidak terburu-buru dengan bacaan baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifatnya sebagaimana dijelaskan di beberapa buku tajwid.
Cara membacaa al-Qur’an tersebut wajib menggunakan Tajwid dengan menyesuaikan bacaannya (Tahqiq, Tartil, Tadwir atau Hadr). Tajwid secara bahasa berarti ‘memperbagus’. Sedangkan secara istilah berarti melafalkan huruf-huruf dalam al-Qur’an dengan benar dan sesuai ketentuan
makharijul huruf (tempat keluarnya huruf) serta melembutkan pengucapannya, tidak berlebihan, kasar, tergesa-gesa, atau dipaksakan. Faedah Ilmu Tajwid adalah : supaya lisan kita terjaga dari kesalahan di dalam membaca Kitabullah al-Qur’an.
31
al-Qur’an dan terjemah, surat 96 (al-‘Alaq ) :1-5, (Jakarta : Maghfirah Pustaka, 2006), h. 597
28
Seiring perkembangan zaman, banyak sekali metode-metode pembelajaran membaca al-Qur’an terbaru yang ditujukan agar anak dapat belajar dengan mudah dan riang.
Dahulu, orang tua kita belajar membaca al-Qur’an dengan memakai buku pegangan Qaidah Bagdadiah. Orang-orang sunda menyebutnya
tuturutan dan orang Jawa mengatakan turutan. Buku tersebut menjadi standar para pemula untuk belajar al-Qur’an di hampir seantero jagad. Bukunya tipis dan langsung diikuti oleh juz ‘amma alias juz ke-30. Pada masanya, Qaidah Bagdadiah merupakan terobosan cemerlang yang berabad-abad dipakai di seluruh dunia Islam dalam memperkenalkan huruf-huruf al-Qur’an.
Salah satu karakter metode ini adalah setiap kali hendak membaca satu kata atau satu kalimat, harus dieja dahulu. Misalnya, QUR’ANUN maka dieja terlebih dahulu seperti ini: qaf dhammah- ra sukun QUR, alif fathah A, nun dhammatain NUN, QUR’-A-NUN. Jadi metode terdahulu tersebut sangat praktis tapi agak njlimet. Membutuhkan waktu yang lama untuk dapat membaca al-Qur’an.
Sekarang, banyak metode belajar membaca al-Qur’an yang baru, semuanya praktis dan lebih gampang. Kita yang belum lancar atau belum mampu membaca al-Qur’an sama sekali, bisa memakai metode baru itu. Banyak sekali lembaga pendidikan al-Qur’an menggunakan metode-metode yang baru tersebut untuk menunjang keberhasilan peserta didiknya dalam hal membaca al-Qur’an. Beragam pula cara yang dipakai dalam suatu metode,
29
mulai dari cara membaca cepat atau model baca cepat, membaca dengan menyelipkan lagu-lagu tilawah, atau membaca dengan melafalkan huruf dengan suara keras.
Salah satu metode yang berkembang saat ini adalah metode Tilawati, Metode tilawati dalam pembelajaran al-Qur`an yaitu suatu metode atau cara belajar membaca al-Qur`an dengan ciri khas menggunakan lagu rost dan menggunakan pendekatan yang seimbang antara pembiasaan melalui klasikal dan kebenaran membaca melalui individual dengan tehnik baca simak. Metode ini aplikasi pembelajarannya dengan lagu rast. Rast adalah Allegro
yaitu gerak ringan dan cepat.32
Metode Tilawati merupakan metode belajar membaca al-Qur’an yang menggunakan nada-nada tilawah dengan pendekatan yang seimbang antara pembiasaan melalui klasikal dan kebenaran membaca melalui individual dengan teknik baca simak.33 Dengan penerapan lagu dalam bacaan al-Qur’an siswa akan lebih senang dalam proses pembelajaran dan gemar membaca al-Qur’an sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Dan diantara lembaga-lembaga pendidikan al-Qur’an yang menggunakan metode Tilawati adalah YSPI SD Kyai Ibrahim Surabaya.
5. Penerapan Metode Tilawati
32
M.Misbahul Munir, Pedoman Lagu-Lagu Tilawatil Qur`an Dilengkapi Tajwid dan Qasidah, (Surabaya: Apollo, 1997), cet.3, h. 28
33
Abdurrahim Hasan, dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati, Surabaya, Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah, 2010, h. 4
30
Adapun teknik yang digunakan dalam pembelajaran al-Qur’an adalah sebagai berikut :34
a. Klasikal
Klasikal adalah Proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara bersama – sama atau berkelompok dengan menggunakan alat peraga. Dalam teknik ini biasanya diberi waktu 15 menit. Manfaat Klasikal praga adalah agar santri terbiasa dengan bacaan yang dibaca sehingga santri mudah untuk melancarkan bacaannya. Selain itu dengan teknik klasikal ini santri mudah dalam penguasaan lagu rost, sehingga santri mampu untuk melancarkan halaman-halaman awal ketika santri sudah pada halaman akhir.
Dalam menerapkan klasikal peraga diatas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Alokasi waktu klasikal 15 menit tidak boleh dikurangi.
2) Pada saat klasikal tehnik 2 dan 3 guru harus ikut membaca, karena sebagai komando agar santri ikut membaca.