• Tidak ada hasil yang ditemukan

Erlina (2011: 41) menyatakan β€œHipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau kontrak yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena”.

Berdasarkan dari latar belakang,perumusan masalah, kajian teori, dan kerangkat konseptual diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

H1: Struktur kepemilikan manajerialberpengaruh signifikanterhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H2: Growth opportunitiesberpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H3: Debt covenant berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H4: Struktur kepemilikan manajerial,growth opportunities, dan debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini tergolong penelitian asosiatifkausal. Penelitian asosiatif kausal merupakan tipe penelitian untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel terhadap variabel lainnya. Dimana penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Penelitian ini berusaha menjelaskan pengaruh struktur kepemilikan manajerial(X1)growth opportunities(X2) dan debt covenant(X3) sebagai variabel independent terhadap konservatisme akuntansi yang merupakan variabel dependent (Y).

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur sektor industri Properti dan Real estateyang terdaftar dibursa efek indonesia. Data keuangan perusahaan pada tahun 2013 sampai 2015.

3.2 Definisi Operasional danSkala Pengukuran Variabel

Definisi operasional dapat dikatakan sebagai pendefinisian konsep secara operasional dimana definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian. Di dalam definisi operasional,

setiap konsep variabel yang digunakan dalam penelitian harus memiliki definisi yang jelas.

Definisi operasional pada penelitian ini adalah:

3.2.1 Variabel Terikat (dependent = Y)

Variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang tidak bebas dalam suatu hubungan penelitian, sehingga variabel ini selalu dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini menyebabkan variabel terikat adalah konsekuensi dari variabel bebas. Dalam penelitian yang penulis lakukan, Variabel terikat dalam penelitian ini disimbolkan dengan β€œY”.

Watss (2003) mendefinisikan konservatisme akuntansi sebagai perbedaan variabilitas dalam pengakuan laba dibanding rugi. Variabel dependent ini diukur dengan menggunakan rasio market to book yang mengacu pada penelitian. Perusahaan dengan market to book ratio lebih besar dari 1 menunjukkan penerapan konservatisme akuntansi dikarenakan rasio tersebut menunjukkan aktiva yang understatement dan kewajiban yang overstatement yang dapat dilihat dari nilai buku merupakan penilaian paling menyeluruh dan paling akhir atas status pasar saham perusahaan. Rasio ini mengikhtisarkan pandangan investor tentang perusahaan secara keseluruhan, manajemennya, labanya, likuiditasnya dan prospek masa depan perusahaan.

𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝑀𝑀𝐡𝐡 𝑏𝑏𝐡𝐡𝐡𝐡𝑀𝑀 π‘€π‘€π‘€π‘€π‘€π‘€π‘˜π‘˜π΅π΅ = 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝑉𝑉𝑀𝑀𝑉𝑉𝑉𝑉𝑀𝑀 𝑀𝑀𝐡𝐡𝐡𝐡𝑀𝑀 𝑉𝑉𝑀𝑀𝑉𝑉𝑉𝑉𝑀𝑀

3.2.2 Variabel Bebas(independent = X)

Variabel bebas (independent variable) sering disebut dengan stimulus, prediktor atau antecedent. Variabel ini merupakan variabel yang dapat mempengaruhi hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya. Terdapat tiga variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini.

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur kepemilikan manajerial,growth opportunitiesdan debt covenant. Nilai yang dipakai oleh peneliti dalam variabel bebas adalah nilai variabel tersebut pada akhir tahun 2013, 2014dan 2015 pada perusahaanmanufaktur sektor industri properti dan real estateyang termasuk dalam sampel penelitian. Variabel bebas disimbolkan dengan β€œX”. Oleh karena itu, maka variabel-variabel bebas tersebut disimbolkan sebagai X1 (struktur kepemilikan manajerial),X2 (growth opportunities),X3 (debt covenant).

Berdasarkan uraian diatas telah dirangkum defenisi operasional dan skala pengukuran dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

No Variabel Defenisi Skala Pengukuran

1 Konsevatisme

3

= saham beredar x harga penutupan saham Total equitas

3.3 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam variabel independen dan variabel dependen adalah skala rasio. Skala rasio adalah skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak dan perbandingan variabel yang diukur dengan Skala rasio menggunakan nilai absolut sehingga memperbaiki skala interval yang menggunakan nilai relatif.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu. Menurut Sugiyono (2004) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.

Didalam penelitian ini populasi yang digunakan adalahseluruh perusahaan manufaktur sektor industri properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 sampai 2015. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan caraNon-probability Sampling yaitu Purposive Sampling.Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang didasarkan suatu kriteria tertentu yang ditentukan oleh sang peneliti untuk mendapatkan sampling yang memadai dan valid.

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Dari keterangan populasi diatas dapat dikatakan bahwa sampel yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri properti dan real estate yang memiliki data yang tersedia lengkap untuk mendeteksi semua variabel yang ada.

Adapun kriteria sampel yang dijadikan peneliti sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur sektor industri properti dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013 sampai 2015.

2. Perusahaan manufaktur sektor industri properti dan real estateyang mempublikasikanlaporan keuangan selama 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2013 sampai 2015.

3. Perusahaan manufaktur sektor industri properti dan real estate yang Menyajikan laporan keuangan tidak dalam mata uang asing.

Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh banyaknya sampel yaitu:

Tabel 3.2 Populasi dan Sampel

NO Nama Perusahaan Kode Kriteria

NO Nama Perusahaan Kode Kriteria

Sampel

41 Putdjati Prestige Tbk PUDP √ √ √ 35

42 Pakuwon Jati Tbk PWON √ √ √ 36

43 Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk RBMS √ √ √ 37

44 Roda Vivatex Tbk RDTX √ √ √ 38

45 Pikko Landdevelopment Tbk RODA √ √ √ 39

46 Dadanayasa Arthatama Tbk SCBD √ - √ -

47 Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM √ √ √ 40

48 Summarecon Agung Tbk SMRA √ √ √ 41

Sumber: Hasil pengolahan data, 2016

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 49 populasi pada penelitian ini.

Populasi yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel penelitian ini adalah 41 perusahaan dengan 123 amatan penelitian (41 X 3). Sampel penelitian diambil pada laporan keuangan perusahaan properti dan real estate dari tahun 2013 sampai 2015.

3.5 Jenis Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Indriantoro (2002), data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

Penelitian ini menggunakan kombinasi antara data time series dan cross section atau sering disebut dengan pooling data. Data time series atau disebut juga data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan atau tahunan. Sementara itu, data cross section atau sering disebut data

satu waktu merupakan sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari data-data yang ada dalam objek penelitian. Data penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sumber eksternal, yaitu data yang didapat dari membaca dan memahami laporan keuangan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, buku-buku referensi, artikel, jurnalserta data-data yang berasal dari internet.

3.7 Teknik Analisis

3.7.1 Uji Statistik Deskriptif

Statisitk deskriptif digunakan untuk memberi gambaran dan deskripsi mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini. Alat yang digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan adalah rata-rata, median, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi.

3.7.2 Pengujian Asumsi Klasik

Peneliti menggunakan uji asumsi klasik terlebih dahulu untuk menentukan apakah distribusi data normal, sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian tersebut meliputi:

3.7.2.1 Pengujian Normalitas Data

Uji normalitas adalah pengujian terhadap kenormalan distribusi data.Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji grafik. Alat uji yang digunakan adalah dengan analisis grafik normal probability plot. Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik normal probabilityplot adalah:

1) Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.7.2.2Uji Autokorelasi

Untuk melakukan pendeteksian terhadap ada atau tidaknya masalah autokorlasi pada suatu model regresi dapat dikemukakaan dengan memperhatikan nilai dari pengujian Durbin-Waatson (DW). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini digunakan metode Durbin-Watson.

Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson adalah sebagai berikut:

1. DU < DW < 4-DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi.

2. DW < DL atau DW > 4-DL maka Ho ditolak, artinya terjadi autokorelasi.

3. DL < DW < DU atau 4-DU <DW <4-DL, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti.

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain atau untuk melihat penyebaran data. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat gambar plot antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila dalam grafik tersebut tidak terdapat pola tertentu yang teratur dan data tersebar secara acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diidentifikasikan tidak terdapat heteroskedastisitas.

3.7.2.4 Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas merupakan suatu gejala korelasi antar variable independen yang ditunjukkan dengan korelasi yang signifikan antar variabel independen. Menurut Ghozali(2005) menyatakan bahwa deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari besaran VIF dan tolerance, dengan ketentuan sebagai berikut:

- Jika nilai Tolerance> 0,10 dan VIF< 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut

- Jika nilai Tolerance< 0,10 dan VIF> 10, maka dapat diartikan bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.

3.7.3 Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi berganda untuk melihat pengaruh antara struktur kepemilikan manajerial,growth opportunities dan debt covenant terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Analisa data menggunakan regresi berganda (multiple regression) untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi yang digunakan adalah:

π‘Œπ‘Œ = 𝑀𝑀 + 𝑏𝑏1𝑋𝑋1 + 𝑏𝑏2𝑋𝑋2 + 𝑏𝑏3𝑋𝑋3 + 𝑀𝑀

Dimana:

Y = konservatisme akuntansi

X1 = struktur kepemilikan manajerial X2 = growth opportunities

X3 =debt covenant a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien regresi

e = Error

3.7.4 PengujianHipotesis

Metode penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing)adalah penelitian bertujuan untuk menguji hipotesis dan umumnya merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel.

Variabel diperoleh berdasarkan data dan fakta-fakta. penelitian ini

dimaksudkan untuk mengetahui seberapa kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta arah hubungan itu terjadi. Untuk menguji hipotesis maka dilakukan pengujian sebagai berikut:

3.7.3.1 Uji Statistik F (Simultan)

Uji F dilakukan bertujuan untuk menguji apakah hasil analisis regresi berganda modelnya sudah fix atau belum. Patokan yang digunakan dalam pengujian ini adalah membandingkan nilai sig yang diperoleh dengan derajat signifikansi pada level Ξ± = 0.05. Apabila nilai sig yang diperoleh lebih kecil dari derajat signifikansi maka model yang digunakan sudah fix.

3.7.3.2 Uji Statistikt (Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Cara untuk mengetahuinya dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel maka berarti t hitung tersebut signifikan artinya hipotesis alternatif diterima yaitu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan melihat p-value dari masing-masing variabel.

Hipotesis diterima apabila p-value < 5 % Ghozali(2005).

3.7.4.3 UjiKoefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.

Koefisien determinasi ini digunakan karena dapat menjelaskan kebaikan dari model regresi dalam memprediksi variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi maka akan semakin baik pula kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen Ghozali (2005).

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah 41 perusahaan manufaktur sektor industri properti dan real estateyang telah terpilih berdasarkan metode purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.

Adapun kriteria pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur sektor industri properti dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013 sampai 2015.

2. Perusahaan manufaktur sektor industry properti dan real estate yang mempublikasikanlaporan keuangan selama 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2013 sampai 2015.

3. Perusahaan manufaktur sektor industri properti dan real estate yang Menyajikan laporan keuangan tidak dalam mata uang asing.

Tabel. 4.1 Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 APLN Agung Podomoro Land Tbk 2 ASRI Alam Sutera Realty Tbk 3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk

4 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 5 BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk 6 BKDP Bukit Darmo Property Tbk 7 BKSL Sentul City Tbk

8 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 9 COWL Cowell Development Tbk 10 CTRA Ciputra Development Tbk 11 CTRP Ciputra Property Tbk 12 CTRS Ciputra Surya Tbk

13 DART Duta Anggada Realty Tbk 14 DILD Intiland Development Tbk 15 DUTI Duta Pertiwi Tbk

16 ELTY Bakrieland Development Tbk 17 EMDE Megapolitan Development Tbk 18 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk 19 GAMA Gading Development Tbk

20 GMTD Goa Makssar Tourism Development Tbk 21 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk

22 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk 23 JRPT Jaya Rel Property Tbk

24 KIJA Kawsan Industri Jababeka Tbk 25 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk 26 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk 27 LPCK Lippo Cikarang Tbk 28 LPKR Lippo Karawaci Tbk 29 MDLN Modernland Realty Tbk 30 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 31 MTLA Metropolitan Land Tbk 32 MTSM Metro Realty Tbk

33 NIRO Nirvana Development Tbk 34 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 35 PUDP Putdjati Prestige Tbk 36 PWON Pakuwon Jati Tbk

37 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk 38 RDTX Roda Vivatex Tbk

39 RODA Pikko Landdevelopment Tbk 40 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk 41 SMRA Summarecon Agung Tbk

Sumber: Hasil pengolahan data, 2016

Berdasarkan data yang telah diperoleh terdapat 41 perusahaanmanufaktur sektor industri properti dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menjadi sampel dalam penelitian ini,sehingga jumlah observasi penelitian ini adalah 41x3 tahun = 123.Keseluruhan pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software SPSS.

4.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menghasilkan gambaran dari data yang telah terkumpul. Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan standar deviasi.

Tabel 4.2

Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kepemilikan Manajerial 123 .0000 15.7200 .640325 2.1640695

Growth Opportunities 123 .0000 10.4155 .709534 1.4048646

Debt Covenant 123 .0200 .6900 .388374 .1583282

Konservatisme Akuntansi 123 .1200 7.1400 1.621220 1.3486749

Valid N (listwise) 123

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS, 2016

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat variabel struktur kepemilikan manajerial memiliki nilai minimum 0.00 dan nilai maksimum 15.72. Nilai mean

untukstruktur kepemilikan manajerial yaitu sebesar 0.640325 dan nilai Std.

Deviation 2.1640695 dengan total pengamatan sebanyak 123 data.

Variabel growth opportunities memiliki nilai minimum 0.00 dan nilai maksimum 10.4155 Nilai mean untukgrowth opportunities yaitu sebesar 0.709534 dan nilai Std. Deviation 1.4048646 dengan total pengamatan sebanyak 123 data.

Variabel debt covenant memiliki nilai minimum 0.020 dan nilai maksimum 0.69 Nilai mean untukdebt covenant yaitu sebesar 0.388374 dan nilai Std. Deviation 0.1583282 dengan total pengamatan sebanyak 123 data.

Variabel konservatisme akuntansimemiliki nilai minimum 0.12 dan nilai maksimum 7.14 Nilai mean untukkonservatisme akuntansiyaitu sebesar 1.621220 dan nilai Std. Deviation 1.3486749 dengan total pengamatan sebanyak 123 data.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas, serta data yang dihasilkan memiliki distribusi normal. Apabila tidak dijumpai adanya multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas, maka asumsi klasik telah terpenuhi.

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji grafik. Alat uji yang digunakan adalah dengan analisis grafik normal probability plot. Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik normal probabilityplot adalah:

3) Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4) Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Berikut hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik:

Gambar 4.1 Hasil Uji Grafik

Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Dilihat dari Gambar 4.1 diatas, pada hasil uji grafik menggunakan P-P plot terlihat bahwa titik-titik

menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Grafik ini menunjukan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

4.3.2 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Alat analisis yang digunakan adalah uji Durbin Watson Statistik dengan ketentuan:

1. Bila nilai Durbin Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper Bound (DU) dan 4 – DU, makan koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif.

3. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dar nol, berarti ada autokorelasi negatif.

4. Bila nila DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

Dalam penelitian ini karena menggunakan n=123, k=4 sehingga sesuai dengan tabel Durbin Watson pada level of signifikansi 0,05 diketahui dl = 1.6392 du = 1.7733, 4-du = 2.2267, dan 4-dl = 2.3608

Tabel 4.3

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .328a .108 .085 1.2898764 2.282

a. Predictors: (Constant), Debt Covenant, Kepemilikan Manajerial, Growth Opportunities b. Dependent Variable: Konservatisme Akuntansi

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.3, nilai Durbin Watson (DW) terletak antara (4-DU) dan (4-DL) yaitu 2.2267 < 2.282 < 2.3608. Maka hasilnya tidak dapat disimpulkanatau tidak dapat diketahui apakahada atau tidak korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan periode sebelumnya dalam model regresi penelitian ini.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu observasi yang lain. Apabila varians dari residual satu observasi ke observasi yang lain tetap disebut homokedastisitas. Sedangkan apabila varians dari residual satu observasi ke observasi lain berbeda maka disebut heterokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas, tidak terjadi heterokedastisitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan nilai residual SRESID. Deteksi ada tidaknya dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya).

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model penelitian ini.

4.3.4 Uji Multikolinearitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Ketentuan dalam uji multikolinearitas:

- Jika nilai Tolerance> 0,10 dan VIF< 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut

- Jika nilai Tolerance< 0,10 dan VIF> 10, maka dapat diartikan bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Kepemilikan Manajerial .981 1.019

Growth Opportunities .976 1.025

Debt Covenant .993 1.007

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS, 2016

Berdasarkan Tabel 4.4, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas pada interaksi variabel struktur kepemilikan manajerial,growth opportunitiesdan debt covenantterhadap konservatisme akuntansi karena masing-masing nilai tolerance berada di atas 0.10 dan juga nilai VIF yang berada dibawah 10.

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh struktur kepemilikan manajerial,growth opportunitiesdan debt covenantterhadap konservatisme akuntansi. Hasil analisis regresi dapat dilihat pada tabel berikut:

a. Dependent Variable: Konservatisme akuntansi

Tabel 4.5

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .702 .322 2.181 .031

Kepemilikan Manajerial -.074 .054 -.119 -1.367 .174

Growth Opportunities .170 .084 .177 2.016 .046

Debt Covenant 2.179 .740 .256 2.944 .004

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS, 2016

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui persamaan regresi linier bergandanya, yaitu:

π‘Œπ‘Œ = 0.702 βˆ’ 0.074𝑋𝑋1+ 0.170𝑋𝑋2+ 2.179𝑋𝑋3 + 𝑀𝑀 Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

π‘Œπ‘Œ = 0.702 βˆ’ 0.074𝑋𝑋1+ 0.170𝑋𝑋2+ 2.179𝑋𝑋3 + 𝑀𝑀 Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Dokumen terkait