SKRIPSI
PENGARUH STRUKTURKEPEMILIKAN MANAJERIAL,GROWTH OPPORTUNITIESDAN DEBT COVENANT TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG
TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013 SAMPAI 2015
OLEH:
KHAIRUN NISA 130503020
PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2017
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul: “PENGARUH STRUKTURKEPEMILIKAN MANAJERIAL,GROWTH OPPORTUNITIESDAN DEBT COVENANT TERHADAP KONSERVATISME
AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTARDI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013 SAMPAI 2015”
adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Studi S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 17Mei 2017
Yang membuat pernyataan
Khairun Nisa NIM: 130503020
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan manajerial, growth opportunities dan debt covenantterhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 sampai 2015.
Model analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linear Berganda.
Sampel dalam penelitian ini adalah 41perusahaan properti dan real estate. Jenis data dalam penelitian ini adalah data Sekunder. Metode pemlilihan sampel yaitu metode purposive sampling. Dan pengolahan data menggunakan software SPSS.
Hasil yang terdapat dalam penelitian ini adalah growth opportunities dan debt covenant secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan struktur kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Dan hasil lainnya yaitu struktur kepemilikan manajerial, growth opportunities dan debt covenant secara simultan berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 sampai 2015.
Kata Kunci: struktur kepemilikan manajerial, growth opportunities, debt covenant, konservatisme akuntansi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis telah mampu menyelesaikanskripsi yang berjudul “PENGARUH STRUKTURKEPEMILIKAN MANAJERIAL,GROWTH
OPPORTUNITIESDAN DEBT COVENANT TERHADAP
KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTARDI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013 SAMPAI 2015”.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang sangat saya kagumi dan cintai yaitu Ayahanda Sukardi dan Ibunda Asni Damanik yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasihat serta semangat yang tulus hingga saat ini.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MSselaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Syahrul Rambe, M.M, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Program Studi Stara 1 Akuntansi dan Bapak Drs. Syahrul Rambe, M.M, Ak selaku Sekretaris Program Studi Strata 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak,selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Rustam, M.SI, Ak, selaku Dosen Penguji danIbu Yeti Meliany Lubis SE.M.SI, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan arahan, kritik dan saran yang sangat membangun sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
6. Serta seluruh teman-temanMahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Tahun 2013 yang telah bersama dengan penulis yang berjuang untuk mendapatkan ilmu bermanfaat agar kelak kita dapat memberikan yang terbaik tidak hanya untuk diri sendiri melainkan juga untuk bangsa dan tanah air.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapatkekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 17Mei 2017 Penulis,
Khairun Nisa NIM: 130503020
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB IPENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 12
1.3 Tujuan Penelitian ... 12
1.4 Manfaat Penelitian ... 13
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 15
2.1 Konservatisme Akuntansi ... 15
2.1.1 Pengukuran Konservatisme Akuntansi ... 15
2.2 Struktur Kepemilikan Manajerial ... 16
2.3Growth opportunities ... 17
2.4Debt covenant... 18
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19
2.6Kerangka Konseptual ... 24
2.7Hipotesis Penelitian ... 27
BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 28
3.1 Jenis Penelitian ... 28
3.2Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 28
3.2.1 Variabel Terikat (dependent = Y) ... 29
3.2.2 Variabel Bebas (independent = X) ... 29
3.3 Skala Pengukuran Variabel ... 31
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 31
3.5 Jenis Data ... 34
3.6Metode Pengumpulan Data ... 34
3.7 Teknik Analisis ... 35
3.7.1Uji Statistik Deskriptif... 35
3.7.2Pengujian Asumsi Klasik ... 35
3.7.2.1 Pengujian Normalitas Data ... 35
3.7.2.2 Uji Autokorelasi ... 36
3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 36
3.7.2.4 Uji Multikolinieritas ... 37
3.7.3 Uji Analisis Regresi Linear Berganda ... 37
3.7.4 Pengujian Hipotesis ... 38
3.7.3.1Uji Statistik F (Simultan) ... 38
3.7.3.2Uji Statistik t (Parsial) ... 39
3.7.4.3UjiKoefisien Determinasi ... 39
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN ... 40
4.1 Sampel Penelitian ... 40
4.2 Analisis Deskriptif ... 42
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 43
4.3.1 Uji Normalitas ... 43
4.3.2 Uji Autokorelasi ... 44
4.3.3Uji Heteroskedastisitas ... 46
4.3.4 Uji Multikolinearitas ... 47
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 48
4.5Pengujian Hipootesis ... 50
4.5.1 Uji Statistik F (Simultan) ... 40
4.5.2 Uji Statistik t(Parsial) ... 51
4.6Uji Koefisien Determinasi ... 53
4.7Pembahasan ... 54
4.7.1Hipotesis Pertama ... 54
4.7.2 Hipotesis Kedua ... 55
4.7.3 Hipotesis Ketiga ... 56
4.7.4 Hipotesis Keempat ... 57
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 59
5.1 Kesimpulan ... 59
5.2Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
LAMPIRAN ... 63
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Research Gap Penelitian Sebelumnya ... 11
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23
3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ... 30
3.2 Populasi dan Sampel ... 32
4.1 Sampel Penelitian ... 40
4.2 Hasil Statistik Deskriptif ... 42
4.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 45
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 48
4.5 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 49
4.6 Hasil Uji F ... 51
4.7 Hasil Uji T ... 52
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 53
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 24 4.1 Hasil Uji Grafik ... 44 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 47
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Hasil Output SPSS ... 63
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Informasi yang disampaikan melalui laporan keuangan ini digunakan oleh pihak internal dan pihak eksternal dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan tersebut penting bagi pihak eksternal, karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannnya.
Para pengguna internal memiliki kontak langsung dengan entitas atau perusahaannya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi, sehingga tingkat ketergantungan terhadap informasi akuntansi tidak sebesar para pengguna eksternal. Oleh karena itu, perusahaan publik berkewajiban menerbitkan dan menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya.
Informasi laba adalah fokus utama dalam pelaporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan selama satu periode tertentu. Pengguna laporan keuangan, terutama investor dan kreditor dapat menggunakan informasi laba dan komponennya untuk membantu mereka dalam mengevaluasi kinerja perusahaan, mengestimasi daya melaba dalam jangka panjang, memprediksi laba di masa yang akan datang dan menaksir risiko investasi atau pinjaman kepada perusahaan Juanda(2007). Untuk
mewujudkanmanfaat tersebut, maka diperlukan prinsip-prinsip akuntansi yang akan menghasilkan angka-angka yang relevan dan reliabel.
Salah satu prinsip yang dianut dalam proses pelaporan keuangan adalah prinsip konservatisme. Penggunaan prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi di masa mendatang, sehingga pengukuran dan pengakuan untuk angka-angka tersebut dilakukan dengan hati-hati dan akuntabel.
Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan menghasilkan angka-angka pendapatan dan aset cenderung rendah, serta angka- angka biaya cenderung tinggi. Akibatnya, laporan keuangan akan menghasilkan laba yang terlalu rendah (understatement). Kecenderungan seperti itu terjadi karena konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan serta mempercepat pengakuan biaya.
Soewardjono (2005) menyatakan bahwa tindakan kehati-hatian tersebut diimplikasikan dengan mengakui biaya atau rugi yang mungkin akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang walaupun kemugkinan terjadinya besar. Pelaporan yang bersifat kehati-hatian tersebut seringkali disebut dengan konservatisme akuntansi.
Konservatisme akuntansi cenderung terjadi karena adanya perilaku manajer dalam membuat keputusan. Keputusan untuk menggunakan metode konservatif atau tidak, akan ditentukan oleh beberapa faktor.Watts (2003) bahwa konservatisme akuntansi muncul dari insentif yang berkaitan dengan kontrak hutang (debt covenant), serta beberapa faktor lain yang mempengaruhi
konservatisme seperti disebutkan oleh Widya (2005) antara lain adalah struktur kepemilikan dan growth.
Struktur Kepemilikan merupakan salah satu faktor intern perusahaan yang menentukan kemajuan perusahaan. Pemilik (pemegang saham) merupakan penyedia dana yang dibutuhkan perusahaan. Struktur kepemilikan perusahaan dapat dibagi menjadi dua yaitu struktur kepemilikan institusional dan struktur kepemilikan manajerial.
Kepemilikan manajerial adalah jumlah saham perusahaan-perusahaan publik yang dimiliki oleh individu-individu atau kelompok elit yang berasal dari dalam perusahaan yang mempunyai kepentingan langsung terhadap perusahaan.
Kepemilikan manajerial ini dihitung dengan membandingkanjumlah saham yang dimiliki oleh manajerial dengan jumlah total saham perusahan tersebut yang beredar di pasar.Kontrak utang (debt covenant) merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan manajer terhadap kepentingan kreditor, seperti pembagian deviden yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas di bawah tingkat yang telah ditentukan.
Debt covenant hypothesis memprediksikan bahwa manajer ingin meningkatkan laba dan aktiva untuk mengurangi biaya kontrak utang ketika perusahaan memutuskan perjanjian utangnya.Besar kecilnya jumlah kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan dapat mengindikasikan adanya kesamaan (congruance) kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham.
Perusahaan dengan jumlah kepemilikan saham oleh manajerial yang besar
seharusnya mempunyai konflik keagenan yang rendah dan biaya keagenan yang rendah pula.
Untuk mengidentifikasi debt covenant adalah dengan menggunakan proksi dari tingkat leverage.Rasio-rasio leverage menunjukkan besarnya modal yang berasal dari pinjaman (modal asing) yang dipergunakan untuk membiayai investasi dan operasional perusahaan. Rasio leverage dihitung dengan membandingkan total hutang dengan total aset perusahaan. Lasdi (2009) menyatakan bahwa leverage merupakan proksi bagi kecenderungan perusahaan untuk melanggar perjanjian utang. Semakin tinggi leveragemenunjukkan semakin tinggi probabilitas ex ante dari pelanggaran utang, sehingga semakin kuat insentif untuk menaikkan laba.
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan meningkatkan size-nya Trombley (2001). Perusahaan yang sedang bertumbuh cenderung akan memilih konservatisme akuntansi karena perhitungan laba yang lebih rendah daripada menggunakan akuntansi optimis yang perhitungan labanya lebih tinggi. Hal itu dapat terjadi karena perusahaan menggunakan cadangan tersembunyinya untuk meningkatkan investasi yang secara tidak langsung cadangan tersembunyitersebut dapat digunakan untuk meningkatkan investasi dan mengurangi laba pada periode tersebut.
Contoh dari konservatisme akuntansi diskresioner adalah pengakuan laba yang ditangguhkan dari Microsoft yang berkaitan dengan penjualan piranti lunak Lasdi(2009). Pengakuan pendapatan yang ditangguhkan didasarkan pada estimasi subjektif dari biaya ekspektasian untuk memberikan jasa upgrades dan customer
support di masa depan, dari pada mengakui seluruh pendapatan penjualan piranti lunak dalam periode kini sebagai penerimaan penjualan. Pendapatan yang ditangguhkan kemudian diakui dalam periode berikutnya ketika upgrades dan customer support benar-benar direalisasikan.
Penelitian tentang konservatisme telah banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Widya (2005), yaitu tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan perusahaan terhadap akuntansi konservatif. Hasil yang diperoleh yaitu struktur kepemilikan mempengaruhi pilihan perusahaan terhadap konservatisme akuntansi, debt covenant hypothesis diproksikan dengan utang jangka panjang panjang/ aset tidak memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi, dan perusahaan yang tumbuh umumnya akan memilih akuntansi yang konservatif.
Berdasarkan teori sinyal (signaling theory), Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang dari pada pihak luar. Kurangnya informasi bagi pihak luar bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi asimetri informasi. Salah satu untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan
akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (wolk et al, 2000).
Dalam teori sinyal dijelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manager untuk mengurangi asimetri informasi. Manager menberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme untuk menghasilkan laba lebh berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Dalam prakteknya, manajemen menerapkan kebijakan akuntansi konsevatif dengan menghitung depresiasi yang tinggi akan mengkasilhan laba rendah yang relatif permanen yang berarti tidak mempunyai efek sementara pada penurunan laba yang akan berbalik pada masa yang akan datang (Fala, 2007).
Kusuma (2006) menyatakan bahwa tujuan teori signaling kemungkinan besar membawa dampak yang baik bagi para pemakai laporan keuangan. Manajer berusaha menginformasikan kesempatan yang dapat diraih perusahaan dimasa yang akan datang. Sebagain contoh, karena manajer sangat erat kaitannya dengan aktivitas investasi maupun operasi perusahaan, otomatis para manajer memiliki informasi yang lebih baik mengenai prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu manajer dapat mengestimasi secara baik laba masa yang akan dtang dan diinformasikan kepada investor atau pemakai laporan keuangan lainnya.
Watts (2003) menyatakan bahwa understatement aktiva bersih yang sistematik atau relatif permanen merupakan salah satu ciri dari konservatisme
akuntansi sehingga dapat dikatakan bahwa konservatisme akuntansi menghasilkan laba yang berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tndakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba yang tidak overstate. Fala (2007) menyatakan bahwa konservatisme akuntansi mencerminkan kebijakan akuntansi yang permanen.
Secara empiris penelitian mereka menunjukkan bahwa earnings Yang berkualitas diperoleh jika manajemen menerapkan akuntansi yang konservatif secara konsisten tanpa adanya perubahan metode akuntansi dan perubahan estimasi.
Understatement laba dan aktiva bersih yang relatif permanen ditunjukkan melalui laporan keuangan yang merupakan suatu “sinyal positif” dari manajemen telah menerapkan akuntansi konservatif untuk menghasilkan laba yang berkualitas.
Investor diharapkan dapat menerima sinyal ini dan menilai perusahaan dengan lebih tinggi.
Terdapat beberapa fenomena yang berhubungan dengan kurangnya penerapan prinsip akuntansi konservatisme. Salah satunya terjadinya pada perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi yaitu PT Waskita karya (persero) mengoreksi laba perusahaan tahun 2008, sebab dalam laporan keuangan tahun ini persero salah mencatat jumlah laba. Menteri negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan waskita perlu memperbaiki itu sebelum privatisasi perusahaannya.
“Ada overstetment seperti itu dan perlu dikoreksi,” ujarnya dikantor kementrian BUMN, jurnal (27/3), akibatnya, dia melanjutkan, waskita belum bisa melakukan privatisasi pada tahun ini. Sofyan menjelaskan kesalahan pencatatan laba berasal dari proyek-proyek tahun jamak. Laba yang seharusnya masuk dalam pembukuan
tahun depan dicatat sebagai laba tahun lalu. “Standar akuntansinya yang harus dibereskan,” Jelas Sofyan. Sebab sebagian besar kontrak BUMN karya merupakan tahun jamak.agar kesalahan serupa tak terulang lagi, sofyan mengaku kementrian telah memperketat pengawasan para direksi BUMN karya. Menurut dia rotasi direksi BUMN karya merupakan salah satu upaya kementrian mempertahankan kualitas. “Kalau direksi terlalu lama disatu tempat jadi kurang awas,” ucapnya (www.tempo.com
Selain itu ada pula perusahaan yang kurang memperhatikan prinsip konservatisme yaitu PT.KAI. perusahaan yang bergerak dibiang jasa ini diduga telah melakukan manipulasi laporan keuangan yang disebabkan oleh kesalahan pencatatan laba pada tahun 2005. Komisaris PT Kereta Api mengungkapkan adanya manipulasi laporan keuangan BUMN tersebut yang seharusnya perusahaan merugi namun dilaporkan memperoleh keuntungan. “Saya tau bahwa ada sejumlah pos yang sebetulnya harus dinyatakan sebagai beban bagi perusahaan tetapi malah dinyatakan sebagai aset perusahaan. Jadi ada trik akuntansi,” kata salah satu komisaris PT Kereta Api, Hekinus Manao di Jakarta, rabu. Ia menyebutkan, hingga kini dirinya tidak mau menandatangani laporan keuangan itu karena adanya ketidak benaran dalam laporan keuangan BUMN perhubungan itu (
, 2009).
www.antaranews.com, 2006).
Melihat laporan keuangan PT.KAI tahun 2005 yang memanipulasi beban tapi masih dinyatakan sebagai aset perusahaan. Dalam laporan kinerja keuangan tahun yang diterbitkan pada tahun 2005, diungkapkan adanya keuntungan sebesar RP. 690 milyar telah diraih. Padahal, apabila dicermati, sebenarnya harus
dinyatakan menderita kerugian sebesar RP. 63 milyar. Kerugian ini terjadi karena PT. KAI selama tiga tahun tidak dapat menagih pendapatan dari pihak ketiga.
Menurut stndar akuntansi keuangan jika pendapatan tidak tertagih tidak bisa dikelompokkan sebagai aset, tetapi menjadi beban dengan kelompok pendapatan tidak tertagih (www.kompasiana.com, 2014).
Berdasarkan fenomena diatas dapat kita lihat bahwa perusahaan tersebut kurang memperhatikan prinsip konservatisme dengan melakukan kesalahan pencatatan pada laporan keuangan, padahal prinsip konservatisme ini merupakan suatu prinsipyang menganut kehati-hatian, baik dalam pencatatan pendapatan maupun biaya serta keuntungan dan kerugian. Selain itu juga, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan properti danreal estate, karena terdapat kemungkinan besar kurangnya penerapan prinsip konservatisme juga terjadi pada perusahaan-perusahaan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, mengindikasikan adanya research gap dari variabel independen yang mempengaruhi konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Adapun variabel independen tersebut adalahstruktur kepemilikan manajerial,growth opportunitiesdan debt covenant.
Pada variabel pertama yaitustruktur kepemilikan manajerialbukti empirisLestari Dewi (2014) menunjukkan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. SedangkanDinny Prastiwi Brilianti (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa struktur kepemilikan
manajerialberpengaruh negatifterhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Dengan adanya research gap dari penelitian Lestari Dewi (2014) dan Dinny Prastiwi Brilianti (2013), maka perlu melanjutkan penelitian kembali yaitu pengaruhstruktur kepemilikan manajerialterhadap konservatisme akuntansi.
Variabel independen kedua adalah growth opportunities, Dalam penelitian Fatmariani (2013),menunjukkan bahwa growth opportunitiesberpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme akuntansi. SedangkanDini Lestari (2013)menunjukkan bahwa growth opportunities tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi.Dengan adanya research gap dari penelitian Fatmariani (2013) danDini Lestari (2013) maka perlu melanjutkan penelitian kembali yaitu pengaruh growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi.
Variabel independen ketiga adalah debt covenant. Oleh Deffa Agung Nugroho (2012), yang menemukan bahwadebt covenantmempunyai pengaruh yang signifikan positifterhadap konservatisme akuntansi.Sedangkan bukti empiris menurutRessy Vemiliyarni (2014) debt covenant berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Dengan adanya research gap dari penelitianDeffa Agung Nugroho (2012)danRessy Vemiliyarni (2014), maka perlu melanjutkan penelitian kembali yaitu pengaruhdebt covenant terhadap konservatisme akuntansi.
Research gap yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini telah dirangkum dalam tabel berikut ini:
Tabel 1.1
Research Gap Penelitian Sebelumnya Variabel
Dependen
Variabel
Independen Pengaruh Peneliti Sebelumnya
Konservatisme Akuntansi
Struktur Kepemilikan
Manajerial
Berpengaruh Positif Lestari Dewi (2014) Berpengaruh Negatif Diny Prastiwi
Brlianti (2013)
Growth Opportunities
Berpengaruh Signifikan Positif
Fatmariani (2013) Tidak Berpengaruh
Signifikan
Dini Lestari (2013)
Debt Covenant
Berpengaruh Positif Deffa Agung
Nugroho (2012) Berpengaruh Negatif
Ressy Vemiliyarni
(2014) Sumber: Berbagai Jurnal
Adanya inkonsistensi hasil penelitian-penelitian terdahulu membuat peneliti tertarik untuk meneliti variabel-variabel diatas pada perusahaan industri properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 sampai 2015. Alasan pemilihan adalah sebagian besar perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak dalam sektor manufaktur, sehingga sampelnya dimungkinkan akan lebih banyak dan hasilnya akan dapat mewakili seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengambil judul
“Pengaruh strukturkepemilikan manajerial,growth opportunitiesdan debt covenant terhadap konservatisme akuntansi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 sampai 2015”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan masalah yaitu:
1. Apakah struktur kepemilikan manajerialberpengaruh secara parsial terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakahgrowth opportunitiesberpengaruh secara parsial terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah debt covenant berpengaruh secara parsial terhadapkonservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Apakahstruktur kepemilikan manajerial,growth opportunities dan debt covenant berpengaruh secara simultanterhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakahstruktur kepemilikan manajerialberpengaruh secara paesial terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti danreal estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah growth opportunities berpengaruh secara parsial terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui apakah debt covenant berpengaruh secara parsial terhadapkonservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui apakah struktur kepemilikan manajerial,growth opportunitiesdandebt covenant berpengaruh secara simultan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak:
1. Bagi Peneliti
Penelitiaan ini merupakan pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh penulis selama di bangku perkuliahan. Menambah wawasandan pengetahuan mengenai konservatisme akuntansi pada perusahaanpenulis tentang masalah yang diteliti.
2. Perusahaan
Penelitian ini menjadi bahan masukan dan pertimbangan yang dapat dijadikan tolok ukur dalam melakukan pencatatan akuntansi dengan menggunakan prinsip konservatisme.
3. Investor dan calon investor
Penelitian ini mampu membantu investor dan calon investor supaya berhati-hati terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan sehingga tidak melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi serta memberikan pemahaman tentang manfaat informasi dalam laporan keuangan sebagai ukuran kinerja suatu perusahaan.
4. Pembaca dan Akademisi
Penelitian ini menjadi bahan tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan mendalami masalah konservatisme akuntansi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konservatisme Akuntansi
Soewardjono (2005) menjelaskan bahwa: “Konservatisme adalah sikap dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan (outcome) yang terjelek dari ketidakpastian tersebut.”
Konservatisme adalah reaksi yang hati-hati menghadapi ketidakpastian yang melekat dalam perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko yang intern dalam lingkungan bisnis sudah cukup dipertimbangkan. Selain merupakan konvensi penting dalam laporan keuangan, konservatisme mengimplikasikan kehati-hatian dalam mengakui dan mengukur pendapatan dan aktiva.
Pengantisipasian rugi berarti pengakuan rugi sebelum suatu verifikasi secara hukum dapat dilakukan, dan hal yang sebaliknya dilakukan terhadap laba.
Konservatisme akuntansi merupakan asimetri dalam permintaan verifikasi terhadap laba dan rugi.Interpretasi tersebut berarti bahwa semakin besar perbedaan tingkat verifikasi yang diminta terhadap laba dibandingkan terhadap rugi,maka semakin tinggi tingkat konservatisme akuntansi.
2.1.1 Pengukuran Konservatisme Akuntansi
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Net asset measuresuntuk mengetahui tingkat konservatisme dalam laporan keuangan adalah nilai aktiva yang understatement dan kewajiban yang overstatement. Salah satu model pengukurannya adalah proksi pengukuran yang digunakanyaitu dengan
mengunakan market to book ratio yang mencerminkan nilai pasar relatif terhadap nilai buku perusahaan. Rasio yang bernilai lebih dari 1, mengindikasikan penerapan akuntansi yang konservatif karena perusahaan mencatat nilai perusahaan lebih rendah dari nilai pasarnya.
Rumus untuk menghitung konservatisme akuntansi adalah sebagai berikut:
𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 =𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝑉𝑉𝑀𝑀𝑉𝑉𝑉𝑉𝑀𝑀 𝑀𝑀𝐵𝐵𝐵𝐵𝑀𝑀 𝑉𝑉𝑀𝑀𝑉𝑉𝑉𝑉𝑀𝑀 2.2 Struktur Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan merupakan salah satu faktor intern perusahaan yang menentukan kemajuan perusahaan. Pemilik atau biasa dikenal dengan sebutan pemegang saham merupakan penyedia dana yang dibutuhkan perusahaan.
Kepemilikan manajerial merupakan saham oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen Soebiantoro(2007). Menurut Aida (2004) kepemilikan saham manajerial adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen. Investor manajerial biasanya terdiri dari pengelola perusahaan seperti Dewan Direksi dengan Dewan Komisaris.
Struktur kepemilikan manajerial mencerminkan persentase jumlah saham yang dimiliki manajemen dari seluruh jumlah saham yang ada dalam perusahaan.
Pada dasarnya pemilihan metode akuntansi juga dipengaruhi oleh manajer.
Dengan kata lain kepemilikan manajer menentukan kebijakan dan pilihan manajemen terhadap metode akuntansi termasuk konservatif. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyelaraskan antara kepentingan pemilik dan manajemen adalah dengan melibatkan manajemen dalam struktur kepemilikan saham yang
cukup besar. Saham merupakan bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dimilikinya. Seseorang pemegang saham ikut memiliki segala sesuatu yang menjadi milikperusahaan dan juga ikut dalam hal menanggung resiko dan kewajiban perusahaan Winelta(2011).
Rumus untuk menghitung Struktur kepemilikan Manajerial adalah sebagai berikut:
𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 = 𝐽𝐽𝑉𝑉𝐽𝐽𝑉𝑉𝑀𝑀ℎ 𝑠𝑠𝑀𝑀ℎ𝑀𝑀𝐽𝐽 𝑀𝑀𝐵𝐵𝐽𝐽𝑘𝑘𝑠𝑠𝑀𝑀𝑀𝑀𝑘𝑘𝑠𝑠 𝑑𝑑𝑀𝑀𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑘𝑘𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑠𝑠𝑘𝑘 𝑗𝑗𝑉𝑉𝐽𝐽𝑉𝑉𝑀𝑀ℎ 𝑠𝑠𝑀𝑀ℎ𝑀𝑀𝐽𝐽 𝑏𝑏𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑑𝑑𝑀𝑀𝑀𝑀
2.3 Growth opportunities
Growth opportunities adalah kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Perusahaan dengan growth opportunities yang tinggi akan cenderung membutuhkan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk membiayai pertumbuhan tersebut pada masa yang akan datang.
Oleh karenanya, perusahaan akan mempertahankan earning untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan dan pada waktu bersamaan perusahaan diharapkan akan tetap mengandalkan pendanaan melalui utang yang lebih besar Astarini(2011).
Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari kesempatan bertumbuh (growth opportunities). Perusahaan untuk tumbuh dan berkembang membutuhkan kesempatan dan peluang. Selain growth opportunities, perusahaan juga membutuhkan dana dimana terdapat tantangan bagi manajer untuk menyeimbangkan pendapatan dan penggunaan utang yang diperlukan perusahaan.
Semakin tinggi kesempatan bertumbuh perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana yang diperlukan perusahaan. Besarnya dana yang dibutuhkan
perusahaan menyebabkan manajer menerapkan prinsip konservatisme agar pembiayaan untuk investasi dapat terpenuhi, yaitu dengan meminimalkan laba.
Pertumbuhan disini dilihat dari growth opportunities (kesempatan bertumbuh) sesuai dan konsisten dengan penelitianWidya (2005) memproksikan growth opportunities dengan market to book value of equity.
Rasio dari market to book value of equity menunjukkan besarnya perbandingan antara nilai pasar saham dengan besarnya ekuitas perusahaan. Rasio ini mencerminkan pasar yang menilai return dari investasi perusahaan di masa datang akan lebih besar dari return yang diharapkan dari ekuitasnya. Rasio market to book value of equity merupakan nilai sekarang dari pilihan-pilihan perusahaan untuk membuat investasi di masa depan.
Rumus untuk menghitung growth opportunities adalah sebagai berikut:
𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝑀𝑀𝐵𝐵 𝑏𝑏𝐵𝐵𝐵𝐵𝑀𝑀 𝑣𝑣𝑀𝑀𝑉𝑉𝑉𝑉𝑀𝑀 𝐵𝐵𝑜𝑜 𝑀𝑀𝑒𝑒𝑉𝑉𝑘𝑘𝑀𝑀𝑒𝑒 = 𝑠𝑠𝑀𝑀ℎ𝑀𝑀𝐽𝐽 𝑏𝑏𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑑𝑑𝑀𝑀𝑀𝑀 𝑥𝑥 ℎ𝑀𝑀𝑀𝑀𝑎𝑎𝑀𝑀 𝑝𝑝𝑀𝑀𝑑𝑑𝑉𝑉𝑀𝑀𝑉𝑉𝑝𝑝𝑀𝑀𝑑𝑑 𝑠𝑠𝑀𝑀ℎ𝑀𝑀𝐽𝐽 𝑀𝑀𝐵𝐵𝑀𝑀𝑀𝑀𝑉𝑉 𝑀𝑀𝑒𝑒𝑉𝑉𝑘𝑘𝑀𝑀𝑀𝑀𝑠𝑠
2.4 Debt covenant
Debt covenant adalah kontrak yang ditujukan pada peminjam oleh kreditur untuk membatasi aktivitas yang mungkin merusak nilai pinjaman dan recovery pinjaman (Verawaty, 2011).
Debt covenant hypothesis memprediksikan bahwa semakin tinggi jumlah pinjaman atau utang yang ingin didapatkan oleh perusahaan, maka perusahaan berupaya menunjukkan kinerja yang baik kepada debtholders. Upaya tersebut dilakukan dengan menurunkan tingkat konservatisme yaitu dengan cara menyajikan aset dan laba setinggi mungkin, serta liabilitas dan beban serendah mungkin. Hal itu bertujuan agar debtholders yakin keamanan dananya terjamin,
serta yakin bahwa perusahaan dapat mengembalikan pinjaman beserta bunganya.
Oleh karena itu perusahaan cenderung tidak konservatif ketika ia berupaya memperoleh dana yang besar dari debtholders.
Untuk mengidentifikasi debt covenant adalah dengan menggunakan proksi dari tingkat leverage. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Asset Ratio, yaitu suatu perbandingan antara nilai seluruh hutang (total debt) dengan total aktiva. Lasdi (2009) menyatakan bahwa leverage merupakan proksi bagi kecenderungan perusahaan untuk melanggar perjanjian utang. Semakin tinggi leverage menunjukkan semakin tinggi probabilitas ex ante dari pelanggaran utang, sehingga semakin kuat insentif untuk menaikkan laba.
Rumus untuk menghitung debt covenantadalah sebagai berikut:
𝐷𝐷𝑀𝑀𝑏𝑏𝑀𝑀 𝑀𝑀𝐵𝐵 𝑀𝑀𝑠𝑠𝑠𝑠𝑀𝑀𝑀𝑀 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑘𝑘𝐵𝐵 = 𝑀𝑀𝐵𝐵𝑀𝑀𝑀𝑀𝑉𝑉 𝑉𝑉𝑀𝑀𝑀𝑀𝑑𝑑𝑎𝑎 𝑀𝑀𝐵𝐵𝑀𝑀𝑀𝑀𝑉𝑉 𝐴𝐴𝑠𝑠𝑀𝑀𝑀𝑀 2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian pertama adalah penelitian Lestari Dewi (2014). Perbedaan yang terdapat antara penelitian Lestari Dewi dengan penelitian ini adalah pada variabel independennya. Lestari Dewimenggunakan variabel leverage dan financial distress, sedangkan penelitian ini menggunakan variabelindependennya menggunakangrowth opportunities dan debt covenant.Perbedaan lainnya terdapat pada populasi penelitian, Lestari Dewimeneliti konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, sedangkan peneliti mengambil populasi penelitian konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur sektor industri Properti dan real estateyang terdaftar di BEI tahun 2013 sampai 2015.
Hasil penelitian Lestari Dewi(2014) menunjukkan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
Penelitian kedua adalah penelitian Dinny Prastiwi Brilianti (2013), Perbedaan yang terdapat antara penelitian Dinny Prastiwi Brilianti dengan penelitian ini adalah pada variabel independennya.Dinny Prastiwi Brilianti menggunakan variablekepemilikan institusional,leveragedan komite audit, sedangkan penelitian ini menggunakan variabel independennya menggunakangrowth opportunities dan debt covenant.Perbedaan lainnya terdapat pada populasi penelitian, Dinny Prastiwi Brilianti meneliti konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, sedangkan peneliti mengambil populasi penelitian konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur sektor industri Properti dan real estateyang terdaftar di BEI tahun 2013 sampai 2015. Hasil penelitian Dinny Prastiwi Brilianti(2013) menunjukkan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi.
Penelitian ketiga yang digunakan sebagai penelitian terdahulu yaitu penelitian Fatmariani (2013), perbedaan yang terdapat antara penelitian Fatmariani dengan penelitian ini adalah pada populasi penelitian, Fatmariani meneliti konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, sedangkan peneliti mengambil populasi penelitian konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur sektor industri Properti dan real estateyang terdaftar di BEI tahun 2013 sampai 2015. Hasil penelitian Fatmariani (2013) menunjukkan bahwa growth opportunities berpengaruh signifikan positif.
Penelitian keempat adalah penelitian yang digunakan oleh Dini Lestari (2013), perbedaan yang terdapat antara penelitian Dini Lestari dengan penelitian ini adalah pada variabelindependennya. Dini Lestari risiko litigasidan tingkat kesulitan keuangan, sedangkan penelitian ini menggunakan variabelindependennya menggunakanstruktur kepemilikan manajerial dan debt covenant. Perbedaan lainnya terdapat pada populasi penelitian, Dini Lestari meneliti konservatisme pada perusahaan food and baverages di bursa efek Indonesia periode 2010 sampai 2012.Sedangkan peneliti mengambil populasi penelitian konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur sektor industri Properti dan real estateyang terdaftar di BEI tahun 2013 sampai 2015. Hasil penelitian Dini Lestari (2013) menunjukkan bahwa Growth opportunitiestidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Penelitian kelima adalah penelitian yang digunakan oleh Deffa Agung Nugroho (2012). Perbedaan yang terdapat antara penelitian Deffa Agung Nugroho dengan penelitian ini adalah pada variabelindependennya.Deffa Agung Nugroho tingkat kesulitan keuangan perusahaan, dan risiko litigasi sedangkan penelitian ini variabelindependenya menggunakanstruktur growth opportunities Perbedaan lainnya terdapat pada populasi penelitian, Agung Nugroho meneliti konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2008 sampai 2010.Sedangkan peneliti mengambil populasi penelitian konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur sektor industri Properti dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2013 sampai 2015.Hasil penelitianDeffa
Agung Nugroho (2012) menunjukkan bahwadebt covenant berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
Penelitian keenam adalah penelitian yang digunakan oleh Ressy Vemiliyarni (2014), perbedaan yang terdapat antara penelitian Ressy Vemiliyarni dengan penelitian ini adalah pada variabelindependennya. Ressy Vemiliyarni risikokonvergensi IFRS,bonus plann dan political cost, sedangkan penelitian ini menggunakan variabelindependenya menggunakanstruktur kepemilikan manajerial dan growth opportunities.
Perbedaan lainnya terdapat pada populasi penelitian, Ressy Vemiliyarni meneliti konservatisme pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia.Sedangkan peneliti mengambil populasi penelitian konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur sektor industri Properti dan real estateyang terdaftar di BEI tahun 2013 sampai 2015. Hasil penelitianRessy Vemiliyarni (2014) menunjukkan bahwadebt covenant berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konservatisme akuntansi telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Peneliti memilih beberapa penelitian terdahulu untuk menjadi rujukan penelitian ini. Terdapat 6 penelitian yang peneliti gunakan sebagai penelitian terdahulu.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu No
Nama peneliti (Tahun)
Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Lestari
Dewi (2014)
Variabel Dependen:
Konservatisme akuntansi
Independen:Pengaruh Struktur kepemilikan manajerial,leverage dan financial distress.
Variabelstruktur kepemilikan manajerialberpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme akuntansi,leverage berpengaruh positif dan signifikan pada penerapan konservatisme akuntansi, financial distress berpengaruh signifikan negatif pada konservatisme akuntansi.
2 Dinny
Prastiwi Brilianti (2013)
Variabel Dependen:
Konservatisme akuntansi
Independen:Pengaruhkepemilikan manajerial,kepemilikan
institusional,leverage dan komite audit.
Variabelkepemilikan
manajerialberpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi,kepemilikan
institusionalberpengaruh positif, leverage berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi dan komite auditberpengaruh negatif terhapat konservatisme akuntansi.
3 Fatmariani (2013)
Variabel Dependen:
Konservatisme akuntansi
Independen:Pengaruh struktur kepemilikan manajerial,debt covenantdangrowth opportunitie.
Variabelpengaruh struktur kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan negatif
terhadap konservatisme akuntansi.Debt covenant tidak
berpengaruh signifikan negatif
terhadap konservatisme akuntansidan growt opportunitis
berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme akuntansi.
4 Dini Lestari (2013)
Variabel Dependen:
Konservatisme akuntansi
Independen:Pengaruh growth opportunities,risiko ligitasi dan tingkat kesulitan keuangan.
Menunjukkan hanya variabel growth opportunities yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Sedangkan variabel risiko ligitasi dan tingkat kesulitan keuangan tidak berpengaruh secara signifikanterhadap
konservatismeakuntansi.
5 Deffa
Agung Nugroho
(2012)
Variabel Dependen:
Konservatisme akuntansi
Independen: Pengaruh struktur kepemilikan manajerial,debt covenant,tingkat kesulitan keuangan perusahaan dan risiko ligitasi.
Variabelpengaruh struktur kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap
konservatisme akuntansi. . Debt covenantberpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi, tingkat kesulitan keuangan berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi.risiko
litigasi berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
No
Nama peneliti (Tahun)
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
6 Ressy
Vemiliyarni (2014)
Variabel Dependen:
Konservatisme akuntansi
Independen:Pengaruh konvergensi IFRS, bonus plann,debt covenantdan political cost.
Variabelkonvergensi IFRS berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi,bonus plannberpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi,debt covenant berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi dan political cost berpengaruh
positif terhadap konservatismeakuntansi.
Sumber: Berbagai jurnal 2.6 Kerangka Konseptual
Dalam melihat hubungan antara berbagai variabel, kerangka konseptual akan membantu menggambarkan hubungan yang dimiliki dari variabel yang ingin diketahui. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Mengacu kepada dasar dan landasan teori, serta penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:
H1
H2
Struktur Kepemilikan Manajerial (X1)
Growth Opportunities(X2)
Konservatis me Akuntansi Properti dan
Real estate
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual diatas menjelaskan hubungan masing-masing variabel independen dan dependen. Penjelasan dari gambar diatas adalah sebagai berikut:
1. Hubungan struktur kepemilikan manajerial (X1) terhadap konservatisme akuntansi (Y).
Kepemilikan Manajerial merupakan saham dalam suatu peusahaan public yang dimiliki oleh individu-individu atau kelompok elit yang berasal dari dalam perusahaan yang mempunyai kepentingan langsung terhadap perusahaan. Dengan kepemilikan manajerial yang rendah maka permasalahan agensi akan semakin besar sehingga permintaan atas laporan keuangan yang bersifat konservatif akan meningkat, manajer dengan kepemilikan ekuitas yang tinggi akan memilih menggunakan konservatisme akuntansi yang lebih rendah dan menghindari penurunan harga saham.
H1: Struktur Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi
2. Hubungan growth opportunities (X2) terhadap konservatisme akuntansi (Y).
H4
Growth Opportunities merupakan perusahaan yang tumbuh identik dengan perusahaan yang menerapkan prinsip konservatisme akuntansi. Karena terdapat cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi. Cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi akan membuat pasar menilai positif atas investasi yang dilakukan saat ini diharapkan akan mendapatkan kenaikan arus kas dimasa depan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi juga memiliki motivasi untuk meminimalkan laba.
H2: Growth Opportunities berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
3. Hubungan Debt Covenant (X3) terhadap konservatisme akuntansi (Y).
Debt Covenant merupakan kontrak yang ditujukan pada peminjam oleh kreditur untuk membatasi aktifitas yang mungkin merusak nilai pinjaman dan recovery pinjaman seperti pembagian deviden yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas dibawah tingkat yang telah ditentukan. Debt covenant memprediksi bahwa manajer cenderung untuk menyatakan secara berlebihan laba dan aset untuk mengurangi renegoisasi biaya kontrak hutang. Manajer juga tidak ingin kinerjanya dinilai kurang baik apabila laba yang dilaporkan konservatif.
H3: Debt Covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
4. Berdasarkan penjelasan mengenai Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial (X1), Growth Opportunities (X2), dan Debth Covenant (X3) terhadap Konservatisme Akuntansi (Y) terbukti bahwa ketiga variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi.Maka selanjutnya peneliti ingin menguji apakah Struktur Kepemilikan
Manajerial (X1), Growth Opportunities (X2), dan Debth Covenant (X3) Secara Simultan atau bersama-sama Berpengaruh terhadap terhadap Konservatisme Akuntansi (Y).
2.7 Hipotesis Penelitian
Erlina (2011: 41) menyatakan “Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau kontrak yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena”.
Berdasarkan dari latar belakang,perumusan masalah, kajian teori, dan kerangkat konseptual diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
H1: Struktur kepemilikan manajerialberpengaruh signifikanterhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H2: Growth opportunitiesberpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H3: Debt covenant berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H4: Struktur kepemilikan manajerial,growth opportunities, dan debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini tergolong penelitian asosiatifkausal. Penelitian asosiatif kausal merupakan tipe penelitian untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel terhadap variabel lainnya. Dimana penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Penelitian ini berusaha menjelaskan pengaruh struktur kepemilikan manajerial(X1)growth opportunities(X2) dan debt covenant(X3) sebagai variabel independent terhadap konservatisme akuntansi yang merupakan variabel dependent (Y).
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur sektor industri Properti dan Real estateyang terdaftar dibursa efek indonesia. Data keuangan perusahaan pada tahun 2013 sampai 2015.
3.2 Definisi Operasional danSkala Pengukuran Variabel
Definisi operasional dapat dikatakan sebagai pendefinisian konsep secara operasional dimana definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian. Di dalam definisi operasional,
setiap konsep variabel yang digunakan dalam penelitian harus memiliki definisi yang jelas.
Definisi operasional pada penelitian ini adalah:
3.2.1 Variabel Terikat (dependent = Y)
Variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang tidak bebas dalam suatu hubungan penelitian, sehingga variabel ini selalu dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini menyebabkan variabel terikat adalah konsekuensi dari variabel bebas. Dalam penelitian yang penulis lakukan, Variabel terikat dalam penelitian ini disimbolkan dengan “Y”.
Watss (2003) mendefinisikan konservatisme akuntansi sebagai perbedaan variabilitas dalam pengakuan laba dibanding rugi. Variabel dependent ini diukur dengan menggunakan rasio market to book yang mengacu pada penelitian. Perusahaan dengan market to book ratio lebih besar dari 1 menunjukkan penerapan konservatisme akuntansi dikarenakan rasio tersebut menunjukkan aktiva yang understatement dan kewajiban yang overstatement yang dapat dilihat dari nilai buku merupakan penilaian paling menyeluruh dan paling akhir atas status pasar saham perusahaan. Rasio ini mengikhtisarkan pandangan investor tentang perusahaan secara keseluruhan, manajemennya, labanya, likuiditasnya dan prospek masa depan perusahaan.
𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝑀𝑀𝐵𝐵 𝑏𝑏𝐵𝐵𝐵𝐵𝑀𝑀 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑘𝑘𝐵𝐵 = 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝑉𝑉𝑀𝑀𝑉𝑉𝑉𝑉𝑀𝑀 𝑀𝑀𝐵𝐵𝐵𝐵𝑀𝑀 𝑉𝑉𝑀𝑀𝑉𝑉𝑉𝑉𝑀𝑀
3.2.2 Variabel Bebas(independent = X)
Variabel bebas (independent variable) sering disebut dengan stimulus, prediktor atau antecedent. Variabel ini merupakan variabel yang dapat mempengaruhi hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya. Terdapat tiga variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini.
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur kepemilikan manajerial,growth opportunitiesdan debt covenant. Nilai yang dipakai oleh peneliti dalam variabel bebas adalah nilai variabel tersebut pada akhir tahun 2013, 2014dan 2015 pada perusahaanmanufaktur sektor industri properti dan real estateyang termasuk dalam sampel penelitian. Variabel bebas disimbolkan dengan “X”. Oleh karena itu, maka variabel-variabel bebas tersebut disimbolkan sebagai X1 (struktur kepemilikan manajerial),X2 (growth opportunities),X3 (debt covenant).
Berdasarkan uraian diatas telah dirangkum defenisi operasional dan skala pengukuran dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
No Variabel Defenisi Skala Pengukuran
1 Konsevatisme Akuntansi (Y)
Seberapa besar tingkat konservatisme yang diterapkan
perusahaan.
Rasio
𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 = 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝑉𝑉𝑀𝑀𝑉𝑉𝑉𝑉𝑀𝑀 𝑀𝑀𝐵𝐵𝐵𝐵𝑀𝑀 𝑉𝑉𝑀𝑀𝑉𝑉𝑉𝑉𝑀𝑀
2
Struktur kepemilikan
manajerial (X1)
Jumlah kepemilikan
saham oleh direksi dan komisaris.
Rasio 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 = saham komisaris &𝑑𝑑𝑘𝑘𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑠𝑠𝑘𝑘 saham beredar
3
Growth opportunities
(X2)
Pertumbuhan ini akan direspon
positifoleh investor sehingga
nilai pasar perusahaan yang konservatif lebih besar dari nilai bukunya sehingga
akan tercipta goodwill.
Rasio
𝐽𝐽𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝐵𝐵𝑏𝑏𝐵𝐵𝐵𝐵𝑀𝑀𝑣𝑣𝑀𝑀𝑉𝑉𝑉𝑉𝑀𝑀𝐵𝐵𝑜𝑜𝑀𝑀𝑒𝑒𝑉𝑉𝑘𝑘𝑀𝑀𝑒𝑒
= saham beredar x harga penutupan saham Total equitas
4 Debt covenant (X3)
Diproksikan dengan rasio leverage.
Leverage merupakan perbandingan
total utang tehadap total
asset yang dimiliki perusahaan.
Rasio 𝑑𝑑𝑀𝑀𝑏𝑏𝑀𝑀𝑀𝑀𝐵𝐵𝑀𝑀𝑠𝑠𝑠𝑠𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑘𝑘𝐵𝐵 = total utang total aset
Sumber: Berbagai jurnal
3.3 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam variabel independen dan variabel dependen adalah skala rasio. Skala rasio adalah skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak dan perbandingan variabel yang diukur dengan Skala rasio menggunakan nilai absolut sehingga memperbaiki skala interval yang menggunakan nilai relatif.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu. Menurut Sugiyono (2004) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.
Didalam penelitian ini populasi yang digunakan adalahseluruh perusahaan manufaktur sektor industri properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 sampai 2015. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan caraNon-probability Sampling yaitu Purposive Sampling.Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang didasarkan suatu kriteria tertentu yang ditentukan oleh sang peneliti untuk mendapatkan sampling yang memadai dan valid.
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Dari keterangan populasi diatas dapat dikatakan bahwa sampel yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri properti dan real estate yang memiliki data yang tersedia lengkap untuk mendeteksi semua variabel yang ada.
Adapun kriteria sampel yang dijadikan peneliti sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur sektor industri properti dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013 sampai 2015.
2. Perusahaan manufaktur sektor industri properti dan real estateyang mempublikasikanlaporan keuangan selama 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2013 sampai 2015.
3. Perusahaan manufaktur sektor industri properti dan real estate yang Menyajikan laporan keuangan tidak dalam mata uang asing.
Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh banyaknya sampel yaitu:
Tabel 3.2 Populasi dan Sampel
NO Nama Perusahaan Kode Kriteria
Sampel
1 2 3
1 Agung Podomoro Land Tbk APLN √ √ √ 1
2 Alam Sutera Realty Tbk ASRI √ √ √ 2
3 Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA √ √ √ 3
4 Bumi Citra Permai Tbk BCIP √ - √ -
5 Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk BEST √ √ √ 4
6 Binakarya Jaya Abadi Tbk BIKA √ - √ -
7 Bhuawanatala Indah Permai Tbk BIPP √ √ √ 5
8 Bukit Darmo Property Tbk BKDP √ √ √ 6
NO Nama Perusahaan Kode Kriteria
Sampel
1 2 3
9 Sentul City Tbk BKSL √ √ √ 7
10 Bumi Serpong Damai Tbk BSDE √ √ √ 8
11 Cowell Development Tbk COWL √ √ √ 9
12 Ciputra Development Tbk CTRA √ √ √ 10
13 Ciputra Property Tbk CTRP √ √ √ 11
14 Ciputra Surya Tbk CTRS √ √ √ 12
15 Duta Anggada Realty Tbk DART √ √ √ 13
16 Intiland Development Tbk DILD √ √ √ 14
17 Puradelta Lestari Tbk DMAS √ - √ -
18 Duta Pertiwi Tbk DUTY √ √ √ 15
19 Bakrieland Development Tbk ELTY √ √ √ 16 20 Megapolitan Development Tbk EMDE √ √ √ 17 21 Fortune Mate Indonesia Tbk FMII √ √ √ 18
22 Gading Development Tbk GAMA √ √ √ 19
23 Goa Makssar Tourism Development Tbk GMTD √ √ √ 20
24 Perdana Gapura Prima Tbk GPRA √ √ √ 21
25 Greenwood Sejahtera Tbk GWSA √ √ √ 22
26 Jaya Rel Property Tbk JRPT √ √ √ 23
27 Kawsan Industri Jababeka Tbk KIJA √ √ √ 24
28 Lamicitra Nusantara Tbk LAMI √ √ √ 25
29 Laguna Cipta Griya Tbk LCGP √ √ √ 26
30 Lippo Cikarang Tbk LPCK √ √ √ 27
31 Lippo Karawaci Tbk LKPR √ √ √ 28
32 Modernland Realty Tbk MDLN √ √ √ 29
33 Metropolitan Kentjana Tbk MKPI √ √ √ 30 34 Mega Manunggal Property Tbk MMLP √ - √ -
35 Metropolitan Land Tbk MTLA √ √ √ 31
36 Metro Realty Tbk MTSM √ √ √ 32
37 Nirvana Development Tbk NIRO √ √ √ 33
38 Indonesia Prima Property Tbk OMRE √ - √ -
39 Pp Property Tbk PPRO √ - √ -
40 Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN √ √ √ 34
41 Putdjati Prestige Tbk PUDP √ √ √ 35
42 Pakuwon Jati Tbk PWON √ √ √ 36
43 Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk RBMS √ √ √ 37
44 Roda Vivatex Tbk RDTX √ √ √ 38
45 Pikko Landdevelopment Tbk RODA √ √ √ 39
46 Dadanayasa Arthatama Tbk SCBD √ - √ -
47 Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM √ √ √ 40
48 Summarecon Agung Tbk SMRA √ √ √ 41
Sumber: Hasil pengolahan data, 2016
Berdasarkan tabel di atas, terdapat 49 populasi pada penelitian ini.
Populasi yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel penelitian ini adalah 41 perusahaan dengan 123 amatan penelitian (41 X 3). Sampel penelitian diambil pada laporan keuangan perusahaan properti dan real estate dari tahun 2013 sampai 2015.
3.5 Jenis Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Indriantoro (2002), data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Penelitian ini menggunakan kombinasi antara data time series dan cross section atau sering disebut dengan pooling data. Data time series atau disebut juga data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan atau tahunan. Sementara itu, data cross section atau sering disebut data
satu waktu merupakan sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari data-data yang ada dalam objek penelitian. Data penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sumber eksternal, yaitu data yang didapat dari membaca dan memahami laporan keuangan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, buku-buku referensi, artikel, jurnalserta data-data yang berasal dari internet.
3.7 Teknik Analisis
3.7.1 Uji Statistik Deskriptif
Statisitk deskriptif digunakan untuk memberi gambaran dan deskripsi mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini. Alat yang digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan adalah rata-rata, median, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi.
3.7.2 Pengujian Asumsi Klasik
Peneliti menggunakan uji asumsi klasik terlebih dahulu untuk menentukan apakah distribusi data normal, sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian tersebut meliputi:
3.7.2.1 Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas adalah pengujian terhadap kenormalan distribusi data.Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji grafik. Alat uji yang digunakan adalah dengan analisis grafik normal probability plot. Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik normal probabilityplot adalah:
1) Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.7.2.2Uji Autokorelasi
Untuk melakukan pendeteksian terhadap ada atau tidaknya masalah autokorlasi pada suatu model regresi dapat dikemukakaan dengan memperhatikan nilai dari pengujian Durbin-Waatson (DW). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini digunakan metode Durbin-Watson.
Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson adalah sebagai berikut:
1. DU < DW < 4-DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi.
2. DW < DL atau DW > 4-DL maka Ho ditolak, artinya terjadi autokorelasi.
3. DL < DW < DU atau 4-DU <DW <4-DL, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti.
3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain atau untuk melihat penyebaran data. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat gambar plot antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila dalam grafik tersebut tidak terdapat pola tertentu yang teratur dan data tersebar secara acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diidentifikasikan tidak terdapat heteroskedastisitas.
3.7.2.4 Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas merupakan suatu gejala korelasi antar variable independen yang ditunjukkan dengan korelasi yang signifikan antar variabel independen. Menurut Ghozali(2005) menyatakan bahwa deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari besaran VIF dan tolerance, dengan ketentuan sebagai berikut:
- Jika nilai Tolerance> 0,10 dan VIF< 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut
- Jika nilai Tolerance< 0,10 dan VIF> 10, maka dapat diartikan bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.
3.7.3 Uji Analisis Regresi Linear Berganda