HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR DENGAN PILIHAN SISWA
MASUK SEKOLAH MENENGAH Studi kasus Siswa Kelas 1X SMP N 1 TURI
Jl. Turi-Pakem, Turi, Donokerto Turi, Sleman Tahun Ajaran 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Hilaria Melani Yustejo NIM: 041334069
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR DENGAN PILIHAN SISWA
MASUK SEKOLAH MENENGAH Studi kasus Siswa Kelas 1X SMP N 1 TURI
Jl. Turi-Pakem, Turi, Donokerto Turi, Sleman Tahun Ajaran 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Hilaria Melani Yustejo NIM: 041334069
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Tuhan Yesus Juru Selamatku dan Bunda Maria
Bapakku Victorianus Suwartidjo dan Ibuku Yustina Suyatni
Suamiku Dudik Hariyanto dan anakku Sherly Angelia Margaretha
v
MOTTO
“Awalilah segala sesuatu dengan senyuman
sekalipun itu tidak menyenangkan hatimu”
“Kita Bertemu Demi Ilmu
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Juni 2011 Penulis
vii
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Hilaria Melani Yustejo
Nomor Mahasiswa : 041334069
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
“HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR DENGAN PILIHAN SISWA MASUK SEKOLAH MENENGAH”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 10 Juni 2011
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR DENGAN PILIHAN SISWA MASUK SEKOLAH
MENENGAH
Studi Kasus: Siswa Kelas IX SMP N 1 TURI Jl. Turi-Pakem, Turi, Donokerto Turi, Sleman
Tahun Ajaran 2010/2011
Hilaria Melani Yustejo Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara: (1) status sosial ekonomi orang tua dengan pilihan siswa untuk melanjutkan studi ke sekolah menengah, (2) prestasi belajar dengan pilihan siswa untuk melanjutkan studi ke sekolah menengah siswa siswa kelas IX SMP N 1 TURI Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IX SMP N 1 TURI Sleman Yogyakarta yang berjumlah 101 responden. Data dikumpulkan dengan teknik kuisioner dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan penelitian populasi. Data dianalisis dengan menggunakan korelasi sperman.
ix
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENT’S ECONOMIC SOSIAL STATUS, ACHIVEMENT OF STUDYING AND STUDENTS’ OPTION FOR
CONTINUING THEIR STUDY TO HIGH SCHOOL
A Case Study on: Students of the 9th Grade, 1 TURI Junior High School Jl. Turi-Pakem, Turi, Donokerto Turi, Sleman
Hilaria Melani Yustejo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
The research aims to know the relationship between: (1) parent’s economic sosial status and the choice of students to continue their studies to high school, (2) the achivement of studying and the option to continue their studies to high school of the students of the 9th grade, 1 TURI Junior High School, 2010/2011 Academic year.
The population of this research was 101 students of the 9th grade, 1 TURI Junior High School. The data were collected by applying questionnaire and documentation techniques. This study is a population study. Data were analysed by applying Spearman corelation.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Yang Mulia Yesus Kristus karena berkat kasih karunia
yang besar dan dampinganNya maka penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
dengan judul ”HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG
TUA, PRESTASI BELAJAR DENGAN PILIHAN SISWA MASUK SEKOLAH
MENENGAH: Studi Kasus: Siswa kelas IX SMP N 1 Turi Sleman” dengan baik
dan lancar.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, banyak kesulitan dan hambatan yang dialami
penulis, terutama karena kemampuan yang terbatas, tetapi berkat bimbingan dari
dosen pembimbing, serta bantuan dari berbagai pihak, maka penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
xi
3. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
4. Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan, memberikan
nasehat, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
5. A. Heri Nugroho,S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini;
6. Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Penguji yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan
kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;
8. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu
kelancaran proses belajar selama ini;
9. Drs. Purwadi, M.Pd., Kepala Sekolah, SMP Negeri 1 Turi, Sleman, Yogyakarta
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;
10. Para guru, tenaga administrasi, dan siswa-siswi kelas IX SMP Negeri 1 Turi,
Sleman, Yogyakarta, yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian;
11. Orang Tuaku Bapak Victorianus Suwartidjo dan Ibu Yustina Suyatni, suamiku
Dudik Hariyanto, adikku Meytha yang selalu memberikan doa, dukungan serta
xii
12. Teman-temanku: Octa Savinawati, Yohanes Dana Puspita, Tri Purnomo, Agil,
Krismanto, Elisabeth Danny Pratiwi, Christina Dwi Hartanti, Galuh, Rosalia
Eka, Budiman, Lilik, Vina, Vitri yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu
yang telah mendukung selesainya skripsi ini. Semoga mereka juga meraih
kesuksesan.
Akhir kata, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan umumnya, dan pendidikan akuntansi khususnya.
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
xiv
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Sekolah Menengah ... 7
1. Sekolah Menengah Umum ... 7
2. Sekolah Menengah Kejuruan ... 8
B. Pilihan. ... 9
C. Tingkat Pendidikan ... 11
D. Status Sosial ekonomi ... 13
E. Pendapatan ... 16
F. Prestasi Belajar ... 17
G. Kerangka Berpikir ... 19
1. Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Pilihan Siswa Untuk Melanjutkan Studi Ke Sekolah Menengah ... 19
2. Hubungan antara Prestasi Belajar dengan Pilihan Siswa Untuk Melanjutkan Studi Ke Sekolah Menegah ... 20
H. Hipotesis ... 22
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 23
A. Jenis Penelitian ... 23
xv
C. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 24
D. Populasi Penelitian ... 24
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 25
1. Uji Validitas ... 28
2. Uji Reliabilitas ... 30
F. Data yang Diambil ... 32
G. Teknik Pengumpulan Data ... 32
1. Kuisioner ... 32
2. Dokumentasi ... 32
H. Teknik Analisa Data dan Pengujian Hipotesis. ... 33
1. Analisis Deskriptif ... 33
2. Pengujian Hipotesis ... 35
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 37
A. Sejarah Berdirinya SMP N 1 TURI ... 37
B. Visi, Misi SMP N 1 TURI ... 39
C. Analisis Keadaan dan Potensi Sekolah ... 40
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Deskripsi Responden ... 44
B. Deskripsi Data Penelitian ... 44
xvi
2. Data Variabel Prestasi Belajar ... 45
3. Data Variabel Pilihan Siswa Untuk Melanjutkan Studi Ke Sekolah Menengah ... 46
C. Uji Hipotesis ... 48
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51
1. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Pilihan Untuk Melanjutkan Studi Ke Sekolah Menengah .. 51
2. Hubungan Antara Prestasi Belajar Dengan Pilihan Siswa Untuk melanjutkan Studi Ke sekolah Menengah ... 53
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN... 56
A. Kesimpulan ... 56
B. Keterbatasan ... 56
C. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 25
Tabel 3.2 Kisi-Kisis Instrumen Pilihan Siswa Masuk Sekolah Menengah ... 28
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 29
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Uji Validitas Pilihan Siswa Masuk Sekolah Menengah ... 30
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 31
Tabel 3.6 PAP II. ... 33
Tabel 3.7 Interval Skor Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 34
Tabel 3.8 Interval Skor Prestasi Belajar ... 34
Tabel 3.9 Interval Skor Pilihan Siswa Masuk Sekolah Menengah ... 35
Tabel 5.1 Kategori Data Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 45
Tabel 5.2 Kategori Data Prestasi Belajar ... 46
Tabel 5.3 Kategori Data Pilihan Siswa Masuk Sekolah Mnenengah ... 47
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Uji Coba Instrumen Penelitian ... 62
Lampiran 2 Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 67
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 69
Lampiran 4 Kuisioner Penelitian ... 71
Lampiran 5 Data Hasil Penelitian ... 76
Lampiran 6 Deskriptif Data Variabel (PAP Tipe 2) ... 85
Lampiran 7 Uji Korelasi Sperman ... 86
Lampiran 8 Nilai-Nilai r Product Moment... 87
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, peningkatan
kualitas pendidikan menduduki peranan penting, sehingga perlu mendapatkan
prioritas tinggi dalam pembangunan nasional. Dalam rangka peningkatan kualitas
manusia itu, pendidikan memberikan bekal pada seseorang agar potensinya
berkembang sehat, wajar, dan bersikap adaptif, sehingga sifat dasar manusia yang
eksploratif dan kreatif bisa berkembang dan menemukan artikulasinya dalam
wadah pendidikan (Suharso, 1993:7)
Pendidikan sering juga dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan
yang lebih baik di kemudian hari. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya orang tua
yang tidak ragu-ragu memberikan pengorbanan yang besar untuk pendidikan
anaknya. Anak yang telah menamatkan sekolah diharapkan sanggup melakukan
pekerjaan sebagai mata pencaharian atau setidaknya mempunyai dasar untuk
mencari nafkahnya. Dalam hal ini yang mendukung suatu pekerjaan seseorang
atau yang mendasari tingkat pekerjaan seseorang adalah pendidikan. Semakin
tinggi pendidikan seseorang semakin besar harapannya untuk memperoleh
pekerjaan yang lebih baik.
Namun demikian memperoleh pendidikan tersebut diperlukan biaya yang
kendala bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Banyak dari
mereka yang terpaksa putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan ke jejang
pendidikan yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya pendidikan.
Ketika siswa tamat dari Jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP), mereka akan dihadapkan pada pilihan, melanjutkan ke bangku Sekolah
Menengah Umum (SMU) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Ada di
antara mereka yang sudah mempunyai kepastian dalam menentukan studi
lanjutnya, namun ada pula yang masih ragu-ragu dalam menentukan pilihanya
karena adanya dorongan atau paksaaan dari orang tua. Pada umumnya orang tua
yang mampu akan memilih SMU agar anak-anaknya mampu mempersiapkan
untuk pendidikan tinggi. Sebaliknya orangtua yang mengetahui batas kemampuan
keluarganya cenderung memilih SMK bagi anak-anaknya. (Nasution, 1985:35).
Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya kelak hidup sejahtera.
Untuk mencapai itu tidaklah mudah. Salah satu jalan anak harus dibekali dengan
pendidikan/pengetahuan yang cukup, baik dari pendidikan yang bersifat informal,
formal maupun nonformal. Pada saat sekarang ini duduk dibangku sekolah sudah
merupakan suatu kewajiban bagi seorang anak. Bentuk pendidikan seperti ini
merupakan pendidikan formal. Menurut H. Coombs (Yusuf, 1989:62) Pendidikan
formal adalah pendidikan yang berstruktur, mempunyai jenjang/ tingkatan dalam
periode waktu-waktu tertentu, berlangsung dari SD sampai universitas.
Untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi sudah barang
sebagai orang tua dalam hal pendidikan anak-anak juga semakin besar. Setiap
orang tua secara langsung maupun tidak langsung akan mendorong anak-anaknya
melanjutkan studi ke jenis sekolah yang menurut mereka baik. Keinginan dalam
menentukan pilihan studi antara orang tua dan anak belum tentu sama sehingga
keinginan anak untuk melanjutkan sekolah ataupun menentukan jenis sekolah
harus menyesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi orang tuanya. Untuk
mencapai aspirasi tersebut orang tua sering menjejalkan macam-macam pelajaran
dan pangalaman kepada anak tanpa mempertimbangkan minat, kemampuan, dan
aspirasi remaja itu sendiri (Munandar, 1984:21).
Ambisi dari orang tua sering kali mengakibatkan adanya konflik antara
anak dan orang tuanya. Namun dalam hal ini kedua belah pihak tidak dapat
disalahkan. Banyak hal yang berpengaruh terhadap anak dan dalam memilih apa
yang mereka inginkan. Dari sudut orang tua (keluarga) dapat dilihat dari sifat
keluarga itu sendiri. Menurut Probbins (Ahmadi, 1982:102) sifat keluarga di bagi
menjadi 3 macam yaitu: keluarga yang bersifat otoriter, di sini perkembangan
anak semata-mata ditentukan oleh orang tuanya; keluarga yang demokratis, di sini
sikap pribadi anak lebih dapat menyesuaikan diri; keluarga yang liberal, di sini
anak-anak bebas bertindak dan berbuat.
Bagi anak sendiri sudah memikirkan kemana ia akan meneruskan, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi sikapnya terhadap pendidikan, antara lain:
sikap orang tua terhadap pendidikan dilihat dari jawaban menuju mobilitas sosial;
bekerja; sejauh mana ia diterima secara sosial oleh teman-teman sekelasnya;
keberhasilan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Pada akhir masa remaja ia sudah banyak memikirkan tentang apa yang ia
lakukan dan yang tidak mampu dilakukan. Makin banyak mendengar tentang
macam-macam kemungkinan, baik dalam pendidikan maupun dalam pekerjaan,
dapat membuatnya ragu-ragu mengenai apa yang sebetulnya yang paling cocok
baginya (Semiawan, dkk, 1984:22). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
antara orang tua dan anak (siswa) mempunyai tingkat pemahaman yang berbeda
dalam hal pendidikan.
Namun pada akhirnya saat siswa hendak mengambil keputusan terhadap
sekolah lanjutnya, mereka harus mempertimbangkan adanya dua hal (Winkel,
1984:31): kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup dan
kemampuan finansial; tidak dapat diabaikan pula harapan dari keluarga serta
kewajibannya keluarga.
Di era globalisasi sekarang ini pendidikan sangat penting sebab sumber
daya manusia sangat berpengaruh tetapi keluarga juga mempunyai harapan-harapan
yang ingin diwujudkan untuk meningkatkan taraf hidupnya agar menjadi lebih baik,
selain itu keluarga juga memiliki kewajiban-kewajiban lain yang harus dipenuhi
dalam kehidupannya sehari-hari agar memperoleh status sosial yang layak di dalam
keluarga maupun masyarakat.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam menentukan jenjang
faktor-faktor tersebut, dalam penelitian ini dipilih faktor-faktor yang diduga dominan
berpengaruh dalam menentukan pilihan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
Dalam hal ini pilihan siswa SLTP kelas III dalam menentukan pendidikan
ke sekolah menengah. Faktor tersebut adalah status sosial ekonomi orang tua dan
prestasi belajar siswa. Dipilihnya prestasi belajar siswa di dasarkan pertimbangan
bahwa prestasi belajar siswa selama ini dijadikan sebagai alat seleksi dalam
penerimaan siswa baru, sehingga prestasi belajar siswa dalam menentukan
pendidikan lanjutannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut;
1. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan pilihan
siswa untuk melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan.
2. Apakah ada hubungan antara prestasi belajar dengan pilihan siswa untuk
melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan.
C. Tujuan Penelitian
1. Ada tidaknya hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan pilihan
siswa untuk melanjutkan studi ke sekolah menengah.
2. Ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar dengan pilihan siswa
melanjutkan studi ke sekolah menengah.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Sebagai gambaran siswa dalam menetukan pilihan sebagai kelanjutan dari
pendidikannya setelah tamat dari SLTP.
2. Bagi SLTP
Sebagai masukan bagi sekolah dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan
yang berhubungan dengan studi lanjut.
3. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui secara menyeluruh latar belakang sosial ekonomi orang
tua, prestasi belajar dan hubungannya dengan pilihan siswa untuk melanjutkan
studi.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Sebagai tambahan bacaan di perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Sekolah Menengah
Jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Dalam proposal
ini khusus dibicarakan mengenai jalur pendidikan sekolah menengah.
Jalur pendidikan sekolah menengah adalah pendidikan yang
diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial,
budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut
dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi (Hastuti, 1995:19).
Pendidikan sekolah menengah terdiri atas dua jalur, yaitu SMU dan SMK.
1. Sekolah Menengah Umum (SMU)
Sekolah Menengah Umum merupakan lembaga pendidikan umum,
yang disatu pihak sebagai kelanjutan dari SMP, sedangkan di lain pihak
sebagai persiapan ke Perguruan Tinggi (Hamalik, 1990:159). Pasal 3 ayat (2)
Peraturan Pemerintah No.29 tahun 1990 menyebutkan bahwa pendidikan
a. meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi dan mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian;
b. meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya,
dan alam sekitarnya.
Kurikulum Sekolah Menengah Umum disusun untuk mewujudkan
tujuan pendidikan Sekolah Menengah Umum pada umumnya, yaitu
meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikannya pada
jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini yang tak kalah pentingnya
adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat
dengan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial,
budaya, dan alam sekitarnya.
2. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jalur pendidikan
sekolah/ pendidikan formal dalam sistem pendidikan di Indonesia, sebagai
lembaga pendidikan formal, berdasarkan pada surat keputusan Menteri
Pendidikan dan kebudayaan No.180/1993 tentang kurikulum SMK.
a. menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan
sikap professional;
b. menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, berkompetensi, serta
mampu mengembangkan sikap diri;
c. menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan
dunia usaha dan industri pada saat ini dan masa yang akan datang;
d. menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif dan
kreatif.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyelenggarakan program
pendidikan Sekolah Menengah yang disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan
kerja. Menurut Departemen Pendidikan, (1993:6) program kejuruan
dikelompokkan menjadi enam kelompok, yaitu:
1) kelompok Pertanian dan Kehutanan;
2) kelompok Teknologi dan Industri;
3) kelompok Bisnis dan Manajemen (SMEA);
4) kelompok Kesejahteraan Masyarakat;
5) kelompok Seni dan Kerajinan.
Kemudian setiap kelompok program tersebut masih dibagi menjadi
beberapa jurusan, dan selanjutnya setiap jurusan dipecah lagi menjadi
beberapa program studi. Pendidikan di SMK dalam jangka waktu
B. Pilihan
Memilih merupakan faktor psikologis yang dapat memberikan suatu
keputusan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pilihan adalah hasil dari
memilih, yang berarti hasil dari mencari atau hasil dari memisahkan mana yang
baik dan menghendaki yang sesuai dengan keinginannya, yang sangat penting
untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1988:683).
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pilihan siswa untuk memilih
melanjutkan studi ke sekolah menengah, antara lain faktor teman seusia, prestasi
belajar, keadaan sosial ekonomi orang tua, tingkat pendidikan orang tua. Namun
yang akan dibahas di sini hanyalah faktor status sosial ekonomi orang tua dan
prestasi belajar (Siwi, 2009:9).
Dalam penelitian ini pilihan yang dimaksud adalah siswa yang
menentukan apakah memilih melanjutkan sekolah atau tidak dan jika ia memilih
melanjutkan sekolah, maka ia masih dihadapkan pada dua pilihan yaitu akan
melanjutkan ke SMA atau SMK. Ada di antara mereka yang sudah mempunyai
kepastian dalam menentukan studi lanjutnya. Ada pula yang masih ragu-ragu
dalam menentukan pilihannya, karena adanya paksaan atau dorongan dari orang
tua. Pada umumnya orang tua yang mampu akan memilih SMU agar anak-anakya
mampu mempersiapkan untuk pendidikan tinggi. Sebaliknya orang tua yang
mengetahui batas kemampuan keuangannya akan cenderung memilih SMK bagi
Namun demikian untuk memperoleh pendidikan tersebut perlu biaya yang
tidak kecil jumlahnya. Biaya pendidikan yang tinggi kadang menjadi kendala bagi
mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Banyak dari mereka yang
terpaksa putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi karena keterbatasan biaya untuk pendidikan (Winahyu, 2009:1).
C. Tingkat Pendidikan
Sejak dahulu sebenarnya manusia telah mengenal pendidikan, namun
dalam perwujudannya yang berbeda-beda, sesuai dengan situasi dan kondisi saat
itu. Perkembangan dan pertumbuhan manusia sejalan dengan perubahan yang
terjadi dalam masyarakat. Dengan terjadinya perkembangan ilmu dan teknologi,
maka timbul bermacam-macam pendapat mengenai pendidikan.
Menurut Tap MPR RI No IV/MPR/1973 tentang GBHN: “Pendidikan
pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup”.
Menurut Fudyartanta: Pendidikan adalah proses yang membawa perubahan
kelakuan manusia dalam pengetahuan, cara berpikir kecakapan dan perasaan atau
sikap mental mereka sedangkan menurut Noeng Muhadjir (1975:11), pendidikan
adalah membimbing anak menuju kedewasaan oleh seseorang yang bertanggung
jawab.
Pendidikan tidak hanya diperuntukan bagi anak-anak saja, melainkan juga
sebab pada hakikatnya pendidikan terutama adalah untuk menambah
pengetahuan. Dengan demikian orang yang telah menerima pendidikan dalam
bentuk apapun akan menjadi berkembang baik pikiran, kemampuan, pengetahuan
maupun kecakapannya sebagai manusia yang bertanggung jawab dan berguna
bagi individu itu sendiri dalam kehidupannya maupun bagi masyarakat dan
Negara. Pendidikan dapat diperoleh atau dilakukan baik di dalam sekolah maupun
di luar sekolah.
Westy Soemarto memberikan batasan bahwa pendidikan adalah proses
pengalaman yang memberikan kesejahteraan pribadi, baik lahiriah maupun
batiniah (Soemarto, 1984:211).
Dari batasan-batasan pengertian serta pendapat di atas disimpulkan bahwa
melalui pendidikan seseorang akan memperoleh pengalaman, mampu
mengembangkan kepribadian dan lebih terbuka dalam menerima nilai-nilai dan
hal-hal yang baru, yang semua itu akhirnya akan memberikan kesejahteraan pada
orang itu sendiri. Dengan pendidikan yang cukup seseorang akan mudah
mendapatkan pekerjaaan yang sesuai pula. Dengan demikian orang akan lebih
terbuka menerima nilai-nilai baru dan mempunyai cakrawala kehidupan yang luas
sehingga mempermudah bagi orang itu sendiri untuk menyesuaikan diri dalam
masyarakat di mana ia berada. Tingkat pendidikan adalah jenjang sekolah yang
telah diselesaikan oleh orang tua yang telah dibuktikan dengan ijazah yang paling
akhir diperolehnya, misalnya lulus SD, SMP, Sekolah Menengah, Sarjana Muda,
mencari atau mendapatkan pekerjaan sesuai dengan tingkat pendidikan yang
dimilikinya.
D. Status Sosial Ekonomi
Status sosial adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok.
Status ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan status ekonomi yang
dimiliki seseorang (orang tua) dalam suatu kelompok masyarakat. Soerjono
Sukanto (1990:263) mengatakan bahwa status sosial adalah tempat orang secara
umum di dalam masyarakat, sehubungan dengan orang lain, dalam arti
lingkungan pergaulannya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.
Mengenai status sosial ekonomi, Keeves (1972:67) mengatakan bahwa
status sosial ekonomi mencakup unsur pendidikan, pekerjaan, jabatan,
penghasilan, pemilikan barang berharga yang dimiliki seseorang di dalam suatu
masyarakat atau kelompoknya.
Pernyataan di atas didukung oleh Hopkins (1985:59) yang menyatakan
bahwa status sosial ekonomi dirumuskan sebagai kombinasi dari status sosial dan
ekonomi dimana di dalamnya mencakup tingkat pendidikan, pekerjaan, jabatan,
dan tempat tinggal. Kedudukan seseorang di masyarakat banyak ditentukan oleh
yang dia miliki, yang dipandang penting oleh masyarakat. Semakin tinggi tingkat
pendidikan, jabatan, dan pekerjaan seseorang maka semakin tinggi pula statusnya
di masyarakat. Semakin tinggi pendapatan yang dimiliki, dan cenderung memiliki
tinggi di masyarakat. Dengan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa status
sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang dipandang dari sudut sosial dan
ekonomi.
Kedudukan seseorang dalam masyarakat akan mempengaruhi kegiatan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kedudukan sosial ekonomi juga akan
mempengaruhi seseorang untuk menuntut ilmu dan mempersiapkan serta melihat
masa depanya. Mengenai kedudukan ini, Jhonson(1986:131) berpendapat bahwa :
“Kegiatan individu, apakah itu diarahkan untuk sekedar memperthankan hidup biologisnya atau memenuhi pelbagai kebutuhan manusia yang lain-lain, dibatasi oleh kedudukan sosial ekonomi tertentu yang kebetulan ia miliki dalam lingkungan sosial dan material ini. Juga cara individu melihat dunia dikondisikan oleh kedudukannya yang tertentu dalam lingkungan sosial dan materialnya”
Adanya perbedaan status dalam masyarakat akan memberikan kesempatan
atau fasilitas hidup yang berbeda bagi masyarakat, seperti keselamatan hidup,
harta bendanya, standar hidup, kebebasan dan tingkah laku. Disamping itu juga
akan memberikan perbedaan dalam memperoleh kesempatan-kesempatan dan
menjalani jenis pendidikan.
Hal tersebut di atas diartikan bahwa keluarga yang mendapat fasilitas
lebih banyak akan berpeluang untuk menganyam pendidikan yang lebih tinggi
pula. Dengan adanya perbedaan dalam hal kemampuan, sebagai akibat perbedaan
situasi sosial, maka disini sekolah dihargai bukan karena nilai pendidikannya saja
Tingkat pendidikan seseorang dapat dilihat dari jenjang pendidikan yang
pernah dialaminya atau lamanya pendidikan. Pada umumnya tingkat pendidikan
menentukan jenis pekerjaan atau jabatan. Hal ini sejalan dengan pendapat Mifflen
F.J & Mifflen S.C,(1986:54) bahwa semakin tinggi pendidikan akan berpeluang
yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan yang status sosialnya lebih tinggi
dan berakibat pada tingkat penghasilan yang tinggi pula.
Sementara itu Ridwan Said seperti yang dikutip Mulyanto S. (1985:76)
menyatakan bahwa kebutuhan hidup menusia erat kaitanya dengan kebutuhan
jasamani dan rohani manusia itu sendiri. Kebutuhan manusia dapat dirinci
menjadi nutrisi, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan, partisipasi, air dan
sanitasi. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut keadaan ekonomi keluarga akan
memegang peranan yang sangat penting.
Keadaan keluarga juga akan berpengaruh terhadap perkembangan
pendidikan anak. Ini dapat diartikan bahwa sikap, cita-cita, minat motivasi anak
terhadap suatu objek akan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi orang tuanya,
seperti yang dikemukakan Gerungan bahwa : “dengan kondisi ekonomi keluarga
yang cukup, ia akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk
mengembangkan bermacam-macam kecakapannya yang tidak dapat ia
kembangkan apabila tidak ada alat-alatnya”. Dari pendapat tersebut dapat
diartikan bahwa anak yang berasal dari keluarganya yang ekonominya cukup,
mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan kemampuannya
Nasution (1983:18) mengungkapkan bahwa orang tua yang mengetahui
batas kemampuan keluarganya akan memilih sekolah umum sebagai persiapan
untuk dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Jadi dalam tingkat pendidikan
anak, untuk memasuki suatu sekolah seorang siswa dapat dipengaruhi oleh
keadaan ekonomi orang tuanya.
E. Pendapatan
Pendapatan sangat erat hubungannya dengan penghasilan, yaitu jumlah
barang dan jasa yang diperoleh dari hasil pekerjaan seseorang. Jika kita
memperhatikan lingkungan di sekitar kita, maka akan terlihat betapa sibuknya
orang-orang bekerja. Hal ini dilakukan orang agar memperoleh imbalan. Untuk
memenuhi kebutuhan hidup suatu rumah tangga, maka sebuah keluarga harus
berusaha agar memperoleh pemasukan sebagai sumber keuangan guna memenuhi
kebutuhannya.
Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982:92),
“pendapatan adalah hasil yang diperoleh suatu keluarga baik bersumber dari
pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan dan pendapatan lain yang berupa uang
maupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan “.
Penghasilan dalam jumlah besar akan memudahkan bagi mereka untuk
memenuhi kebutuhan yang diinginkan, termasuk kebutuhan akan pendidikan.
Sebaliknya penghasilan dalam jumlah kecil akan mengakibatkan keluarga dalam
Pemenuhan kebutuhan sering dirasa sukar dengan penghasilan yang kecil,
padahal mereka dituntut untuk dapat selalu mempertahankan kehidupan
keluarganya. Agar kebutuhan pokok hidup dapat terpenuhi sering sekali harus
mengorbankan kebutuhan lain yang sifatnya tidak mendesak.
Sedangkan pada saat sekarang ini pendidikan merupakan kebutuhan
pokok dan sangat penting untuk dipenuhi. Untuk itu orang tua bekerja keras untuk
memperoleh pendapatan guna mencukupi macam-macam kebutuhan akan
pendidikan.
a. Bentuk Pendapatan
Menurut Biro Pusat Statistik pendapatan dapat dibedakan menjadi tiga
bentuk yaitu sebagai berikut:
1) Pendapatan berupa uang
Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang
sifatnya regular dan diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra
prestasi.
2) Pendapatan berupa barang
Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya regular
dan biasa dan diterima dalam bentuk barang dan jasa.
3) Lain-lain penerimaan uang dan barang
Untuk penerimaan uang dan barang yang dipakai sebagai pedoman adalah
segala penerimaan yang bersifat transfer atau retribusi dan biasanya
F. Prestasi Belajar
Prestasi adalah suatu hasil yang telah dicapai (Purwodarminto, 1976:768).
Sejalan dengan itu Winkel (1989:161) mengatakan bahwa prestasi merupakan
bukti usaha yang dicapai.
Apabila prestasi dikaitkan dengan belajar maka kita akan mengenal apa
yang dinamakan dengan prestasi belajar. Hal ini menyangkut seberapa jauh hasil
yang telah dicapai atau dibuktikan oleh seseorang.
Belajar sendiri merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan
dengan didapatkannya kemampuan baru yang disebabkan usaha (Suryabrata,
1984:324). Sehubungan dengan prestasi belajar maka ia mengemukakan bahwa
nilai raport merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai
kemajuan siswa atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu.
Dari beberapa pengertian tentang prestasi belajar tersebut dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan perubahan kemampuan yang
dinyatakan dalam nilai raportnya, setelah siswa tersebut selesai mengikuti
pelajaran selama jangka waktu tertentu. Dengan demikian prestasi belajar
merupakan hasil setelah proses belajar yang menyatakan (mengukur) tingkat
keberhasilan seseorang mengikuti proses belajar.
Apabila seseorang belajar, maka ia akan memperoleh hasilnya. Hasil
belajar adalah perubahan didalam diri si pelajar, dimana ia dapat mengetahui
sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui. Setiap orang mempunyai hasil yang
belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar dapat
diketahui dari hasil evaluasi belajarnya. Evaluasi adalah usaha penilaian terhadap
suatu hal, bisa dari segi tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara kerja, metode
pemecahan (Sudjana, 1990:28).
Usaha mengetahui hasil belajar biasanya dilakukan dengan mengadakan
pengukuran dalam bentuk ujian tertulis, lisan mupun praktik yang kemudian
diberi skor, yang biasanya berwujud angka. Hasil dari pengukuran ini merupakan
informasi-informasi atau data yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka yang
disebut prestasi belajar (Masrun, 1975:1).
G. Kerangka Berpikir
1. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Pilihan Siswa Untuk Melanjutkan Studi Ke Sekolah Menengah
Status sosial adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok. Status ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan status
ekonomi yang dimiliki seseorang (orang tua) dalam suatu kelompok
masyarakat. Soerjono Sukanto (1990:263) mengatakan bahwa status sosial
adalah tempat orang secara umum di dalam masyarakat, sehubungan dengan
orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, dan hak-hak serta
kewajiban-kewajibannya.
Mengenai status sosial ekonomi, Keeves (1972:67) mengatakan bahwa
penghasilan, pemilikan barang berharga yang dimiliki seseorang di dalam
suatu masyarakat atau kelompoknya.
Keadaan sosial ekonomi orang tua akan berpengaruh pada anak yang
beranjak dewasa. Biasanya hal ini tampak apabila anak akan melanjutkan
sekolahnya. Mereka yang kurang mampu hanya menyekolahkan anaknya
sampai SLTA saja ada pula yang hanya sampai SLTP saja kemudian
dianjurkan untuk bekerja (Sukanto, 1990:63).
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Alwin dan Thornton
sebagaimana dikutip oleh Mahmud M.Dimyanti (1990:21), bahwa
siswa-siswa yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang tidak
menguntungkan mengalami problem-problem finansial sehingga tidak
mempunyai kesempatan untuk melanjutkan sekolah, dengan demikian mereka
membatasi keinginan untuk lebih maju. Orang tua yang status sosial
ekonominya tinggi cenderung menginginkan anaknya melanjutkan sekolah,
sedangkan orang tua yang status sosial ekonominya rendah cenderung lebih
menghendaki agar anaknya bekerja membantu orang tua dari pada untuk
sekolah.
2. Hubungan Antara Prestasi Belajar dengan Pilihan Siswa Untuk Melanjutkan Studi Ke Sekolah Menengah
Prestasi adalah suatu hasil yang telah dicapai (Purwodarminto,
merupakan bukti usaha yang dicapai. Apabila prestasi dikaitkan dengan
belajar maka kita akan mengenal apa yang dinamakan dengan prestasi belajar.
Hal ini menyangkut seberapa jauh hasil yang telah dicapai atau dibuktikan
oleh seseorang.
Belajar merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan
dengan didapatkannya kemampuan baru yang disebabkan usaha (Suryabrata,
1984:324). Sehubungan dengan prestasi belajar maka ia mengemukakan
bahwa nilai raport merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru
mengenai kemajuan siswa atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu.
Setiap siswa tentu menginginkan sekolah setinggi-tingginya namun
untuk mencapai tidaklah mudah karena diperlukan usaha yang besar.
Meskipun mempunyai uang yang cukup, anak belum tentu anak dapat
melanjutkan sekolah jika tidak mempunyai kesungguhan dalam belajar.
Menurut Roestiyah (1983:159), faktor yang mempengaruhi prestasi
siswa yang rendah adalah dia tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas.
Siswa mengangap dirinya masuk sekolah menengah hanya sekedar memenuhi
anjuran orang tua, atau sekedar menggunakan waktu senggang dan hanya
sekedar gengsi. Adapula yang berpendapat bahwa sekolah menengah adalah
tempat menambah pergaulan para siswa supaya mereka tidak ketinggalan
informasi yang disampaikan oleh orang lain atau dari alat teknologi. Yang
mempunyai pendapat demikian sudah kelihatan ia tidak mempunyai tujuan
Siswa mempunyai prestasi belajar tinggi dapat dipastikan dia
mempunyai tujuan yang jelas untuk terus dapat melanjutkan sekolahnya,
karena ia memiliki bekal ilmu atau kemampuan yang memadai. Bagi siswa
yang prestasi belajarnya rendah diduga lebih memilih untuk tidak melanjutkan
sekolah karena sekolah hanya merupakan beban bagi dirinya.
H. Hipotesis
Hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara dan masih harus
dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam pengertian ini merupakan perumusan
jawaban atas dugaan sementara sehingga menjadi tuntunan untuk mencari
jawaban yang sebenarnya atas dasar kerangka berpikir tersebut di atas.
Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan pilihan
siswa untuk melanjutkan studi ke sekolah menengah.
2. Ada hubungan positif antara prestasi belajar dengan pilihan siswa untuk
23 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan meliputi
1. Deskriptif yaitu suatu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan
masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya bersifat
sekedar mengungkapkan (Wasito dkk, 1996:8).
2. Studi Kasus yaitu suatu penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu
yang menghasilkan gambaran yang berlaku untuk jangka waktu tertentu,
karena mengumpulkan data dan analisa data dilakukan pada waktu tertentu
(Winarno dan Surahman, 1990:43).
3. Studi ex post facto yaitu penelitian dimana si peneliti tidak dimungkinkan
untuk memanipulasi variabel atau menunjuk subyek untuk perlakuan
tertentu secara rambang atau menciptakan kondisi-kondisi secara rambang
(Wayan Ardhana, 1987: 131).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SLTP N 1 TURI
2. Waktu Penelitian
C. Lokasi dan Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi SLTP N 1 TURI. Adapun alasan
mengambil lokasi tersebut disebabkan sekolah tersebut masih berstandar
biasa dan siswa-siswinya berasal dari berbagai macam kalangan, baik
kalangan atas maupun kalangan bawah dengan status sosial ekonomi orang
tua yang berbeda-beda. Hal ini akan mendukung kelengkapan data yang
diperlukan. Dibandingkan sekolah yang mempunyai standar internasional
lebih sulit untuk memperoleh data yang diperlukan karena siswa-siswinya
hampir semua berasal dari keluarga yang status sosial ekonominya sama
(keluaga mampu).
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi SLTP Kelas IX. Dengan alasan
siswa kelas IX sebentar lagi tamat dari SLTP, mereka tentunya sudah
memiliki gambaran tentang pendidikan lanjutan yang dipilihnya.
D. Populasi Penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2002:108) “Populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian atau semua elemen yang ada dalam penelitian”. Populasi
dapat berupa kumpulan atau kelompok yang anggotanya orang atau benda.
Populasi bukan sekedar jumlah tetapi meliputi seluruh karakteristik atau
sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek yang sedang dipelajari. Dalam
penelitian ini yang digunakan penelitian populasi, dengan populasi siswa
E. Variabel Penelitian dan Pengukuranya
1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Status sosial ekonomi mencakup unsur pendidikan terakhir yang ditempuh
oleh ayah atau ibu siswa, penghasilan orang tua bersih dari pekerjaan
pokok dan pekerjaan sampingan ayah dan ibu selama satu bulan, status
rumah yang ditempati keluarga, luas rumah yang ditempati keluarga, atap
rumah, dinding rumah yang ditempati keluarga, lantai rumah yang
ditempati keluarga, langit-langit rumah yang ditempati keluarga, jenis
penerangan yang ada dalam rumah keluarga, rata-rata pengeluaran
pembayaran rekening listrik selama satu bulan, sumber air bersih rumah,
kamar mandi dan wc yang dimiliki dirumah, sawah atau kebun yang
dimiliki orang tua dan fasilitas yang dimiliki dalam keluarga. Adapun
kisi-kisi instrumen penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Status Sosial Ekonomi Orang Tua
NO Deskripsi Item Skor
d. Tamat Diploma/ Sarjana
1
d.Tamat Diploma/ Sarjana
1 2 3 4
3
Penghasilan per bulan Ayah/ Ibu
a. Dibawah Rp.500.000
a. Sewa
Luas bangunan rumah yang dimiliki orang tua a. <36m2
Atap rumah yang dimiliki orang tua
a. Kayu
Dinding rumah yang dimiliki a. Tanah liat
Lantai rumah yang dimiliki
a. Tanah
Langit-langit rumah yang dimiliki a. Tidak ada langit-langit
b. Triplek
Besarnya tegangan listrik rumah
a. 450 watt
Rata-rata pengeluaran listrik per bulan a. < Rp.50.000
Sumber air rumah orang tua
a. Mata air
13 Jumlah kamar mandi dan wc yang dimiliki
b. 1 kamar mandi dan 1 wc
Luas sawah atau kebun yang dimiliki orang tua
a. Tidak memiliki
Fasilitas yang dimiliki keluarga
1. Mesin Cuci
Nilai raport kels VIII semester I
3. Pilihan siswa terhadap studi lanjut
Memilih merupakan faktor psikologis yang dapat memberikan suatu
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Pilihan Siswa Untuk Melanjutkan Studi Ke Sekolah Menengah
Indokator Positif Negatif
Keinginan untuk melanjutkan ke SLTA 1,2,3 4,5,6
Pengaruh faktor ekonomi orang tua 7,9
Keterbatasan pengetahuan 8
Untuk pilihan studi, pengukuran variabel menggunakan skala
Linkert dengan kriteria sebagai berikut.
Sebelum instrumen digunakan dalam sebuah penelitian, maka
hendaknya instrumen tersebut diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya.
1. Pengujian Validitas
Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah
butir-butir pertanyaan mampu mengukur yang seharusnya diukur sahih atau tidak.
Pengujian validitas ini menggunakan rumus Korelasi Product Moment
(Arikunto, 2002:146) sebagai berikut:
Untuk mengetahui validitas instrumen (kuesioner) terlebih dahulu
item instrumen diujicobakan pada 30 responden. Penulis menggunakan taraf
signifikansi 5%. Setiap item pertanyaan dalam kuesioner dikatakan valid
apabila rhitung > rtabel dan tidak valid jika rhitung < rtabel. Penulis menggunakan
Pernyataan Skor
SS (sangat setuju) 4
S (setuju) 3
TS (tidak setuju) 2
bantuan program komputer SPSS for windows versi 16 untuk menghitung
validitas kuesioner, apabila diperoleh hasil r hitung untuk setiap butir lebih
besar dari r tabel dengan N=30 dimana untuk df = 30 – 2 = 28 dengan taraf
signifikansi 5% menunjukan nilai r tabel sebesar 0,361. Oleh karena semua r
hitung > r tabel, maka butir-butir soal dinyatakan valid sehingga dapat
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
a. Uji Validitas Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Tabel 3.3
Uji Validitas Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua
b. Uji Validitas Variabel Pilihan Siswa Untuk Melanjutkan Studi Ke
Sekolah Menengah
Dari tabel di bawah tampak bahwa dari 9 item pertanyaan,
diperoleh nilai r hitung lebih besar dari r tabel, sehingga item-item
pertanyaan tersebut layak digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian.
Tabel 3.4
Uji Validitas Variabel Pilihan Siswa Untuk Melanjutkan Studi Ke Sekolah Menengah
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data
karena insrumen tersebut sudah baik. Menurut pengujian (Arikunto,
2002:171), reliabilitas instrumen digunakan rumus koefisien alpha sebagai
berikut:
Keterangan:
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ = jumlah varians butir
= varians total
Kriteria pengujian instrumen dikatakan handal apabila r hitung lebih besar
dari pada r tabel pada taraf signifikansi 5%. Jika r alpha positif dan r alpha >
r tabel, maka variabel tersebut reliabel.
Uji reliabilitas ini menggunakan komputer program SPSS, apabila diperoleh
hasil r hitung untuk setiap butir lebih besar dari r tabel dengan N = 30
dimana untuk df = 30 - 2 = 28 dengan taraf signifikansi 5% menunjukan
nilai tabel 0,361. Oleh karena butir-butir soal yang telah disusun dalam
instrumen dinyatakan reliabel maka dapat digunakan untuk pengambilan
data penelitia
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Koefisien
Alpha
r-tabel (df = 28, α = 5%)
Status
Status Sosial Ekonomi Orang Tua 0,927 0,361 Reliabel
Pilihan Siswa Untuk Melanjutkan
Studi Ke Sekolah Menengah 0,812 0,361 Reliabel
Pada penelitian ini untuk menginterprestasikan hasil uji coba instrumen
menggunakan pedoman dari (Arikunto,2002:254) sebagai berikut:
Interval Kategori
0,800-1,000 Sangat tinggi
0,600-0,799 Tinggi 0,400-0,599 Cukup 0,200-0,399 Rendah
Berdasarkan tabel di atas maka, hasil pengujian reliabilitas Status Sosial
Ekonomi Orang Tua, dengan nilai alpha 0,927 termasuk dalam kategori
sangat tinggi dan hasil pengujian reliabilitas Pilihan Siswa Untuk
Melanjutkan Studi Ke Sekolah Menengah, dengan nilai alpha 0,812
termasuk dalam kategori sangat tinggi.
F. Data yang Diambil
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data atau
responden oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian tersebut sebagai
berikut: Status sosial ekonomi orang tua dan pilihan siswa
2. Data Skunder
Data skunder adalah data yang diperoleh dari data yang sudah ada di SLTP
tersebut, meliputi nilai raport siswa dan data-data monografi tentang
keadaan sekolah seperti jumlah siswa, jumlah guru, fasilitas sekolah.
G. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuisioner yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah
daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi dengan
jawaban yang sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya.
b. Dokumentasi yaitu pengumpulan data skunder nilai raport siswa kelas VIII
semester I dan data monografi dari sekolah tentang keadaan sekolah
misalnya jumlah siswa, jumlah guru, fasilitas sekolah, serta laporan KHL
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Untuk menganalisa data yang diperoleh digunakan beberapa cara sebagai
berikut.
1. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mengambarkan karakteristik data orang tua,
prestasi belajar terhadap pilihan siswa masuk sekolah menengah. Teknik
pengujian yang digunakan adalah dengan menghitung presentase.
Tabel 3.6 PAP II
Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan
Variabel
81%-100% Sangat Baik
66%-80% Baik
56%-65% Cukup Baik
46%-55% Tidak Baik
Dibawah 46% Sangat Tidak Baik
Berdasarkan kriteria di atas, maka kategori kecenderungan dari
masing-masing variabel adalah sebagai berikut.
a. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Skor tertinggi yang diharapkan dicapai dari 19 item pertanyaan
adalah 69 dan skor terendah adalah 14, maka selisih antara skor
tertinggi dengan skor terendah adalah 55, sehingga diperoleh :
Skor = nilai terendah + %(nilai tertinggi-nilai terendah)
Tingkat Penguasaan Kompetensi
Kategori Kecenderungan
Variabel
14 + (81% x 55) = 58,55 dibulatkan menjadi 59 Sangat Tinggi
14 + (66% x 55) = 50,3 dibulatkan menjadi 50 Tinggi
14 + (56% x 55) = 44,8 dibulatkan menjadi 45 Sedang
Dibawah 40 Sangat Rendah Disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.7
Interval Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Interval Skor Keterangan
59-69 Sangat Tinggi
50-58 Tinggi 45-49 Sedang 39-44 Rendah
14-38 Sangat Rendah
b. Prestasi Belajar
Skor tertinggi yang diharapkan dicapai adalah 100 dan skor
terendah adalah 0, maka selisih antara skor tertinggi dengan skor
terendah adalah 100, sehingga diperoleh:
Skor = nilai terendah + %(nilai tertinggi – nilai terendah)
Tingkat Penguasaan Kompetensi
Dibawah 46 Sangat Rendah
Disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.8
Interval Prestasi Belajar
Interval Skor Keterangan
81-100 Sangat Tinggi
66-80 Tinggi 56-65 Sedang 46-55 Rendah
c. Pilihan Siswa Untuk Melanjutkan Studi Ke Sekolah Menengah.
Skor tertinggi yang diharapkan dicapai dari 9 item pertanyaan
adalah 36 dan skor terendah adalah 9, maka selisih antara skor
tertinggi dengan skor terendah adalah 27, sehingga diperoleh:
Skor = nilai terendah + %(nilai tertinggi - nilai terendah)
Tingkat Penguasaan Kompetensi
Dibawah 21 Sangat Rendah
Disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.9
Interval Pilihan Siswa Untuk Melanjutkan studi Ke Sekolah Menengah
Interval Skor Keterangan
31-36 Sangat Tinggi
27-30 Tinggi 24-26 Sedang 21-23 Rendah
9-20 Sangat Rendah
2. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hubungan status sosial
ekonomi orang tua dengan pilihan siswa untuk melanjutkan studi ke
sekolah menengah, prestasi belajar dengan pilihan siswa untuk
melanjutkan studi ke sekolah menengah, status sosial ekonomi orang
tua, prestasi dengan pilihan siswa terhadap jenis sekolah menegah.
spearman yang dinyatakan dalam bentuk formulasi sebagai berikut
(Andi Supangat, 2007:362-363):
Keterangan:
r : Koefisien korelasi
d : Selisih ranking
n : Jumlah data
Dengan kriteria:
Range Hubungan
0 - 0,55 Tidak kuat
0,56 - 0,65 Cukup kuat
0,66 - 0,75 kuat
0,76 - 0,99 Sangat kuat
37
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya SMP N 1 TURI
Permulaan berdirinya SMP N 1 Turi, dimulai sekitar awal tahun 1960 oleh tokoh pendiri antara lain
1.Bp.Sutarjo (Almarhum) Kembangarum 2.Bp.Sunarjo (Almarhum) Turi
3.Bp.Sujud Hadi Sulistyo (Almarhum) Kembangarum
4.Didukung Seluruh Lurah di Kecamatan Turi seperti Bp.Radyo Sadewo (Almarhum) Lurah Desa Donokerto alamat Randusongo, Bp.Radyo Hadi Sugondo (Almarhum) Lurah Desa Girikerto, Lurah Desa Bangun Kerto dan Lurah Desa Wonokerto.
Nama SMP ini pada mulanya merupakan SMP Swasta dan di kepalai Bp.Sujud Hadi Sulityo dimana Guru-gurunya berasal dari warga sekitar Turi, yang pada waktu itu berstatus perangkat desa dan menarik sebagian warga yang menjadi guru SD di daerah lain. Perlu diketahui bahwa pada awalnya SMP ini tempatnya terpencar di Rumah-rumah penduduk seperti di Joglo depan SMP ( Rumah Bp.Darwanto ), Rumah Bp.Atmo Wiyono Turi.
Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan Nomor : 87/S.K/B/III tertanggal 30 September 1964 dan sejak itu disebut SMP Negeri Turi, yang diangkat sebagai Kepala Sekolah pertama kali adalah Bp.Muhamad Supardi dari Randusonggo dan SMP N Turi menempati gedung 3 kelas di Lapangan Turi dan sebagian belajar di Randu Songgo (Rumah Bp. Lurah), selanjutnya SMP N Turi mengalami cobaan cukup berat pada tahun 1968 dengan robohnya gedung sekolah di lapangan Turi karena angin ribut dengan korban jiwa Bp.Puspo Harjono (Dukuh Balong Kembangarum). Sejak peristiwa itu kembali SMP N Turi harus terpisah-pisah mendompleng ke SD Ngipik (SD Turi II sekarang), dan rumah- rumah penduduk di Ngentak.
Pada tahun 1974 atas inisiatif Bp.Radyo sadewo maka SMP N Turi tukar guling dengan Sekolah Misi (SMP Aloysius) dengan surat serah terima Gedung Pemerintah Kalurahan Donokerto Nomor:182/UM/DN/16/74 tertanggal 29 april 1974 dari Yayasan Santo Aloysius.
Mulai 1974 mulailah babak baru SMP N Turi di tempat ini dengan menempati 9 ruang kelas.
Tahun 1975 mendapat bantuan ruang laboratorium dan 2 ruang kelas.
Tahun 1979 BP 3 memperluas lokasi sekolah di sebelah barat, dengan membeli tanah milik Bp.Darto Winarto dan Bp.Sujiyono (tanah yang diduduki sekarang ini).
Tahun 1988 Kepala Sekolah dari Bp.Hubertus Sumarsono kepada Bp. Suhadi,BA dari Godean,
Tahun 1986 Dari Bp.Suhadi,BA kepada Bp.Drs.Umar Sahid dari Cepet, Purwobinagun.
Tahun 1992 Dari Bp.Drs.Umar Sahid kepada Bp.Samirejo,BA dari Gentan, Ngaglik.
Tahun 1998 Dari Bp.Samirejo,BA kepada Ibu Dra. Margini dari Wonorejo, Monjali
Tahun 2003 Dari Ibu Dra Margini kepada Bp.Heru Sumarsono, S.Pd. dari MinoMartani.
Pada tahun 2002 SMP N 1 Turi berganti nama SLTP N 1 Turi
Pada tahun 2004 SLTP N 1 Turi berganti Nama lagi SMP Negeri 1 Turi sampai sekarang.
Demikian sejarah SMP N 1 TURI Sleman Yogyakarta yang sekarang: Alamat : Jl. Turi-Pakem, Turi, Donokerto, Turi, Sleman Yogyakarta Telepon : 0274-896673
Faximile : 0274-896673
E-mail : smpn1_turi@yahoo.co.id
B. Visi, Misi SMP N 1 TURI 1. Visi
Unggul Dalam Prestasi, Terampil & Berakhlak Mulia 2. Misi
b. Mengintensifkan pembelajaran dan bimbingan akademik terhadap siswa secara efisien dan efektif.
c. Menanamkan jiwa keunggulan pada siswa dan masyarakat sekolah. d. Membekali siswa dengan ketrampilan komputer, penguasaan bahasa
inggris.
e. Meningkatkan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan. f. Membekali siswa dengan ketrampilan jurnalistik.
g. Menumbuhkan minat siswa dalam penelitian dan penulisan karya ilmiah.
h. Mengembangkan bakat dan kemampuan seni budaya maupun olah raga.
C. Analisis Keadaan dan Potensi Sekolah 1. Lingkungan Sekolah
SMP N 1 TURI terletak di sebuah desa dengan suasana lingkungan yang mendukung proses belajar mengajar, suasananya aman nyaman jauh dari keramaian tepatnya di Jl.Turi-Pakem, Turi, Donokerto, Turi Sleman Yogyakarta.
2. Keadaan Sekolah a. Sarana Prasarana
Ruang Keterangan
Jenis Jumlah Luas Jumlah Luas 1 Ruang Belajar
1.Ruang Teori/Kelas 9 63 567
3.Ruang Lab IPA 1 105 105
9.Ruang Serbaguna/Aula *R.Terbuka
Ruang
Keterangan Jenis Jumlah Luas Jumlah
Luas
3 Ruang Penunjang
1.Ruang Gudang 1 15 15
15.Bangsal Kendaraan/
Parkiran 1 36 36
16.Rumah Penjaga 1 24 24
Jumlah Luas Bangunan 1.696,5
b. Anggaran Sekolah
insidental. Adapun anggaran pendapatan dan belanja sekolah selama dua tahun terakhir adalah sebagai berikut
No Tahun Pelajaran Jumlah (Rupiah)
1 2008-2009 1.059.007.400
2 2009-2010 1.526.317.000
3. Personalia Sekolah a. Tenaga Pendidik
Pendidikan Jumlah dan Status Guru Jumlah
GT/PNS GTT/Guru Bantu
L P L P
b. Tenaga Kependidikan
Pendidikan Jumlah
Ket: TS: Tenaga Tetap Sekolah, TT: Tenaga Tidak Tetap 4. Peserta Didik
b. Profil Tamatan
Tahun Ajaran
Jumlah kelulusan dan kelanjutanStudi Jumlah
Peserta Ujian
Jumlah
Lulus Persentase
% Lulusan yang Melanjutkan
Studi
2007/2008 113 113 100 100
2008/2009 108 108 100 100
5. Latar Belakang Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa
No Pekerjaan Persentase
1 PNS 15.2
2 TNI/POLRI 1.5
3 Petani 24.4
4 Swasta 13.7
5 Perangkat Desa 0.6
6 Pedagang 3.2
7 Buruh 39.6
44 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Responden
Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 TURI Sleman Yogyakarta dengan responden berjumlah 106 orang yang terdiri dari siswa-siswi kelas IX. Jumlah kuisioner yang dibagikan sebanyak 106 kuisioner, dan jumlah kuisioner yang dibagikan tersebut kembali sebanyak 101, sehingga response rate sebesar 95%
B. Deskripdi Data Penelitian
Pendeskripsian data penelitian berfungsi untuk mengungkapkan cirri-ciri data dari setiap penelitian. Pendeskripsian dalam variabel ini meliputi : variabel status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar, dan pilihan siswa untuk melanjutkan studi ke sekolah menengah. Pendeskripsian dilakukan dengan menggunakan PAP tipe II.
1. Data Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Berdasarkan data hasil penelitian skor data tertinggi untuk variabel status sosial ekonomi orang tua yang diharapkan adalah 69 dan skor data terendah adalah 14. Berikut disajikan perhitungan menggunakan PAP Tipe II.
Skor = Nilai terendah + % (Nilai tertinggi – Nilai terendah) • 14 + (81%x55) = 58,55 dibulatkan 59
• 14 + (56%x55) = 44,8 dibulatkan 45 • 14 + (46%x55) = 39,3 dibulatkan 39
Dari perhitungan di atas dapat disajikan tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 5.1
Kategori Data Status Sosial Ekonomi Orang Tua
No Interval Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan 1 59-69 5 4,95 Sangat Tinggi
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki status sosial ekonomi orang tua sangat tinggi adalah 5 siswa (4,95%); tinggi adalah 68 siswa (67,33%); sedang adalah 13 siswa (12,87%); rendah adalah 15 siswa (14,85%); sedangkan status sosial ekonomi orang tua sangat rendah adalah 0 siswa (0%). Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa status sosial ekonomi orang tua sebagian siswa dikategorikan tinggi.
2. Data Variabel Prestasi Belajar
Batas untuk menentukan tinggi rendanya prestasi belajar menggunakan PAP Tipe II. Skor tertinggi yang mungkin dicapai 100 dan skor terendah 0.
• 0 + (66%x100) = 66 • 0 + (56%x100) = 56 • 0 + (46%x100) = 46
Dari perhitungan di atas dapat disajikan tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 5.2
Kategori Data Prestasi Belajar
No Interval Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan
1 81-100 24 23,76 Sangat Tinggi
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki prestasi belajar sangat tinggi adalah 24 siswa (23,76%); tinggi adalah 77 siswa (76,24%); sedangkan kategori sedang, rendah, dan sangat rendah adalah 0 siswa (0%). Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa siswa SMP N 1 TURI memiliki kategori yang tinggi terhadap prestasi belajar. 3. Data Variabel Pilihan Siswa Untuk Melanjutkan Studi Ke Sekolah
Menengah
Berdasarkan data hasil penelitian skor data tertinggi untuk variabel pilihan siswa untuk melanjutkan studi ke sekolah menengah yang diharapkan adalah 36 dan skor data terendah adalah 9. Berikut disajikan perhitungan menggunakan PAP Tipe II.
• 9 + (81%x27) = 30,87 dibulatkan 31 • 9 + (66%x27) = 26,82 dibulatkan 27 • 9 + (56%x27) = 24,12 dibulatkan 24 • 9 + (46%x27) = 21,42 dibulatkan 21
Dari perhitungan di atas dapat disajikan tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 5.3
Pilihan Siswa Untuk Melanjutkan Studi Ke Sekolah Menengah No Interval Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan
1 31-36 17 16,83 Sangat Tinggi
2 27-30 36 35,64 Tinggi
3 24-26 43 42,58 Sedang
4 21-23 5 4,95 Rendah
5 9-20 0 0 Sangat Rendah
Jumlah 101 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah pilihan siswa untuk melanjutkan studi ke sekolah menengah sangat tinggi adalah 17 siswa (16,83%); tinggi adalah 36 siswa (35,64%); sedang adalah 43 siswa (42,58%); rendah adalah 5 mahasiswa (4,95%); sedangkan kategori sangat rendah adalah 0 siswa (0%). Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa pilihan siswa untuk melanjutkan studi ke sekolah menengah dalam kategori sedang.
C. Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan massalah penelitian.
Penggunaan Hipotesis selengkapnya tampak seperti di bawah ini. 1. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Pilihan
Siswa Untuk Melanjutkan Studi Ke Sekolah Menengah a. Rumusan Hipotesis
Ho = Tidak ada hubungan yang posistif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan pilihan siswa untuk melanjutkan studi ke sekolah menengah.
Ha = Ada hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan pilihan siswa untuk melanjutkan studi ke sekolah menangah.
b. Pengujian Hipotesis
Tabel 5.4
Hasil Pengujian Hipotesisi I
Correlations
SE PS
Spearman's rho SE Correlation Coefficient 1.000 .226*
Sig. (2-tailed) . .023
N 101 101
PS Correlation Coefficient .226* 1.000
Sig. (2-tailed) .023 .
N 101 101
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Dari tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan pilihan siswa untuk melanjutkan studi ke sekolah menegah memiliki koefisien korelasi rhitung sebesar 0,226.
Bila rhitungini dibandingkan dengan rtabel maka rhitung 0,226 lebih besar
dari rtabel 0,196 yang dicari dengan cara interpolasi. Nilai rhitung yang
lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi 2 tailed 5% dan nilai
signifikan value 0,023 yang lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, yang artinya bahwa ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan pilihan siswa untuk melanjutkan studi ke sekolah menengah.
2. Hubungan Antara Prestasi Belajar Dengan Pilihan Siswa Untuk Melanjutkan Studi Ke Sekolah Menengah