• Tidak ada hasil yang ditemukan

6) Penilaian Risiko Audit

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Hubungan Risiko Bisnis Klien Dengan Keputusan Penerimaan Klien Auditor menggunakan pengetahuan yang diperolehnya dari pemahaman strategis atas bisnis dan industri klien untuk menilai risiko bisnis klien yaitu risiko bahwa klien akan gagal dalam mencapai tujuannya. Risiko bisnis klien dapat timbul dari banyak faktor yang mempengaruhi klien dan lingkungannya, seperti teknologi baru yang mengikis keunggulan kompetitif klien, atau klien gagal melaksanakan strateginya sebagai pesaing (Arens et al, 2006).

Pemahaman yang menyeluruh atas bisnis dan industri klien serta pengetahuan tentang operasi perusahaan adalah penting untuk melaksanakan audit yang memadai. Sifat bisnis dan industri klien dapat memengaruhi risiko bisnis klien serta risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan. Risiko yang berkaitan dengan risiko industri tertentu dapat memengaruhi penilaian auditor atas risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat diterima. Bahkan, banyak industri memiliki persyaratan perlakuan akuntansi khusus yang harus dipahami oleh

auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum. (Hery, 2013).

Auditor harus membangun pemahaman dengan sesuai dengan jasa yang akan dilaksanakan selama penugasan audit. Pemahaman tersebut akan mengurangi risiko terjadinya salah interpretasi kebutuhan pihak laim, baik auditor maupun klien. Auditor harus mendokumentasikan pemahamannya dalam kertas kerjanya, lebih baik dalam bentuk komunikasi tertulis dengan klien. Jika auditor yakin bahwa pemahaman dengan klien belum terbentuk, ia harus menolak untuk menerima atau menolak untuk melaksanakan penugasan. Tetapi jika auditor yakin, maka penugasan tersebut dapat diterima. (Rahayu dan Ely, 2013)

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang terbentuk yaitu sebagai berikut

Ho1 : Risiko bisnis klien tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan penerimaan klien

Ha1 : Risiko bisnis klien berpengaruh signifikan terhadap keputusan penerimaan klien

2.4.2 Hubungan Risiko Audit Dengan Keputusan Penerimaan Klien

Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas laporan keuangan yang mengandung salah saji material (Konrath, 2002). Pengertian lainnya, risiko audit (audit risk) merupakan risiko kesalahan auditor dalam memberikan pendapat

wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan yang salah saji secara material. (Guy et al, 2002).

Kegagalan audit (audit failure) yang dialami oleh auditor independentterutama disebabkan karena KAP gagal mendeteksi adanya kecurangan (fraudulent) yang dilakukan manajemen, baik yang disebabkan oleh perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva perusahaan (misappropriation of assets) atau kecurangan yang terjadi terhadap laporan keuangan (fraudulent financial statement). Kecurangan (fraud) terjadi jika 3 (tiga) kondisi terpenuhi yaitu incentive, opportunity, rationalization/attitude (Ramos, Michael, 2003).

Risiko audit yang dihadapi auditor hendaknya terus diusahakan dapat diminimalisir untuk menghindari risiko bisnis yang dihadapi oleh pengguna laporan auditor dan juga bertujuan untuk menjaga reputasi dari auditor itu sendiri. Auditor dapat menggunakan logika model risiko audit untuk mengambil keputusan tentang sifat, saat, dan luasnya prosedur audit bagi suatu asersi maupun untuk perikatan para staf pada berbagai aspek penugasan. Kompenen risiko audit tersebut adalah risiko bawaan, risiko deteksi dan risiko pengendalian.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang terbentuk yaitu sebagai berikut

Ho2 : Risiko audit tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan penerimaan klien

2.4.3 Hubungan Risiko Bisnis Auditor Dengan Keputusan Penerimaan Klien

Risiko bisnis auditor adalah risiko dimana auditor atau KAP akan menderita kerugian karena melakukan perikatan, meskipun laporan audit yang dibuat untuk klien dinyatakan unqualified opinion (wajar tanpa pengecualian). Manajemen risiko KAP merupakan satu hal yang sangat penting bagi profesi akuntan publik. Telah terbukti secara emphiris bahwa risiko klien, risiko audit dan risiko bisnis KAP mempunyai dampak signifikan terhadap proses penerimaan klien di KAP.

Peluang perusahaan yang mempunyai management integrity yang baik untuk diterima sebagai klien pada KAP adalah cukup signifikan dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai integritas management yang buruk. Peluang perusahaan yang mempunyai risiko bisnis dan risiko audit yang rendah, untuk diterima sebagai klien KAP adalah cukup besar (signifikan) dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki risiko bisnis dan risiko audit yang tinggi. Peluang perusahaan yang memiliki dampak terhadap risiko bisnis auditor yang rendah untuk diterima sebagai klien KAP adalah cukup signifikan dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki dampak terhadap risiko bisnis auditor yang tinggi (Wondabio, 2006).

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang terbentuk yaitu sebagai berikut

Ho3 : Risiko bisnis auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan penerimaan klien

Ha3 : Risiko bisnis auditor berpengaruh signifikan terhadap keputusan penerimaan klien

2.4.4 Hubungan Risiko Bisnis Klien, Risiko Audit, Dan Risiko Bisnis Auditor Dengan Keputusan Penerimaan Klien

Unsur penting dalam audit ialah menilai adanya risiko salah saji yang material salam laporan keuangan. Auditor harus peduli dengan risiko bisnis yang dihadapi perusahaan dalam kesulitan keuangan, atau masalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern problem). Apakah ada alasan bagi penggugat untuk menyatakan bahwa ia adalah pemakai laporan keuangan (yang diaudit) dan yang dianggapnya menyesatkan, kemudian menuntut Kantor Akuntan Publik (KAP). Dalam tahap client acceptance, hal khusus seperti ini perlu ditelisik lebih lanjut. Siapa yang berpotensi menjadi pemakai laporan keuangan yang diaudit, apa kepentingannya dengan perusahaan ini, keadaan keuangan dan keadaan legal-nya (apakah ada ancaman hukum, dari siapa saja, mengenai hal apa, berapa besar) (Tuanakotta, 2011).

Kekeliruan dari salah saji (errors dan misstatements) dalam laporan keuangan dapat terjadi karena bermacam-macam hal, antara lain: pemrosesan transaksi tidak akurat, transaksi hilang atau terabaikan dari system akuntansi, hasil akhir (laporan keuangan) dipalsukan, pemilihan kebijakan akuntansi yang tidak tepat, estimasi akuntansi (misalnya: penyisihan piutang ragu-ragu, nilai wajar surat berharga, persediaan usang, dan lain-lain) berdasarkan analisis yang lemah atau dimanipulasikan (Tuanakotta, 2011).

Keputusan penerimaan klien memberi kesempatan khusus kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengevaluasi dan mengurangi risiko. Auditor harus mempertimbangkan informasi dari berbagai sumber ketika mengevaluasi klien potensial. Standar khusus pengendalian (Quality Control Standars) dari AICPA mewajibkan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengembangkan kebijakan dan prosedur penerimaan klien dalam rangka meminimalkan kemungkinan berhubungan dengan klien integritas manajemennya rendah.

Menurut Hery (2013:73) Prosedur yang dapat dilakukan untuk menevaluasi klien baru adalah:

1. Memperoleh dan meninjau informasi keuangan yang ada, seperti laporan keuangan bulanan, laporan keuangan tahunan, surat pemberitahuan pajak penghasilan, dan sebagainya

2. Menanyakan kepada pihak ketiga, seperti pihak bank, pengacara, dan supplier, mengenai beberapa informasi yang terkait dengan integritas dan reputasi manajemen klien

3. Mengkomunikasikannya dengan auditor sebelumnya, sebagaimana yang diharuskan oleh standar auditing, mengenai apakah terdapat ketidaksesuaian dengan prinsip-prinsip akuntansi, prosedur audit, atau masalah penting lainnya

4. Mempertimbangkan apakah klien baru memiliki beberapa keadaan yang memerlukan perhatian khusus atau menunjukan risiko bisnis atau risiko audit yang tidak biasanya, seperti masalah tuntutan hukum atau masalah kesinambungan usaha

5. Mengidentifikasi alasan klien untuk diaudit

6. Memahami syarat-syarat penugasan yang ditetapkan oleh klien

7. Menentukan apakah KAP dapat bertindak independen dengan klien baru

8. Menentukan apakah Kantor Akuntan Publik (KAP) memiliki keahlian dan pengetahuan teknis khusus tentang industri klien agar dapat melaksanakan penugasan secara baik, dan

9. Menentukan apakah penerimaan klien baru tersebut tidak melanggar kode perilaku professional

Meskipun untuk memperoleh dan mempertahankan klien bukanlah hal yang mudah, Kantor Akuntan Publik (KAP) harus ekstra hati-hati dalam memutuskan klien mana yang diterima. Sebisa mungkin Kantor Akuntan Publik (KAP) menolak penugasan dari klien yang memiliki reputasi manajemen yang buruk (tidak memiliki integritas). Bahkan, saat ini beberapa KAP menolak klien yang berkecimpung dalam industri tertentu yang berisiko tinggi, seperti perusahaan simpan pinjam dalam perusahaan asuransi jiwa (asuransi kesehatan dan kecelakaan).

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang terbentuk yaitu sebagai berikut

Ho4 : Risiko bisnis klien, risiko audit, dan risiko bisnis auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan penerimaan klien

Ha4 : Risiko bisnis klien, risiko audit, dam risiko bisnis auditor berpengaruh signifikan terhadap keputusan penerimaan klien

Dokumen terkait