• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat proses pemberian kredit kepada petani kelapa sawit di daerah penelitian

2. Terdapat korelasi positif antara kredit, luas lahan, pupuk, dan pestisida terhadap produksi usahatanai kelapa sawit di daerah penelitian.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dilakukan dengan metode purposive (sengaja). Daerah yang dipilih adalah Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat.

Alasan utama pemilihan Kecamatan Sei Bingai ini sebagai daerah penelitian adalah karena desa ini merupakan kecamatan yang banyak petani mendapat kredit KUR (Kredit Usaha Rakyat) dari Bank Rakyat Indonesia di Unit Namu Ukur, Cabang Binjai. Menurut survey awal ada 40 petani yang mendapat fasilitas Kredit Usaha Rakyat yang berasal dari Bank BRI di Kabupaten Langkat. Sehingga kecamatan ini sangat layak dijadikan sampel daerah penelitian.

3.2. Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah metode sampling jenuh,yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2004). Penggunaan metode ini dilakukan karena jumlah petani yang mendapat fasilitas KUR dari BRI adalah sebanyak 40 petani. Sehingga seluruh populasi petani dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 40 petani.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Untuk mendapatkan data-data primer tentang proses pemberian kredit digunakan instrument questionair yang berisi tentang pertanyaan tentang prosedur pemberian kredit . Juga dilakukan wawancara tertutup dengan petugas Perkreditan BRI. Sedangkan untuk mendapatkan data produksi usahatani, jumlah kredit yang

diterima, luas lahan, jumlah pupuk, dan jumlah pestisida yang dikeluarkan petani pengisian questionair dan wawancara langsung dengan para petani.

3.4. Metode Analisis Data

Terdapat 2 metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode descriptive dan metode regressi linier berganda. Alasan menggunakan 2 metode ini karena tujuan penelitian ini ada 2. Untuk membuktikan hipotesis 1 yaitu

“menganalisis proses pemberian kredit petani kelapa sawit di Kecamatan Sei Bingai“ digunakan analisis deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang proses pemberian kredit atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud untuk memberi kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2004).

Untuk membuktikan hipotesis 2 yaitu “menganalisis pengaruh pemberian kredit, luas lahan, pupuk, dan pestisida terhadap produksi usaha tani kelapa sawit di Kecamatan Sei Bingai“ digunakan analisis regressi linier berganda. Adapun persamaan regressi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

+ b

4

X

4

+ e

Untuk memudahkan pendugaan, maka dalam proses analisisnya persamaan diubah menjadi bentuk linear berganda dengan cara melogaritma naturalkan persamaan tersebut

LnY = Lna + b1LnX1 + b2LnX2 + b3LnX3 + b4LnX4 + e

Keterangan :

Y = Produksi (Ton)

X1 = Jumlah kredit yang diperoleh pertahun (Rp)

X2 = Luas Lahan (Ha) X3 = Jumlah Pupuk (Kg) X4 = Jumlah Pestisida (Lt) a = Konstanta

b1 = Koefisien X1 b2 = Koefisien X2 b3 = Koefisien X3

b4 = Koefisien X4 e = error

Untuk memperoleh hasil regresi yang baik, beberapa persyaratan untuk memperoleh persamaan yang bersifat The Best Linear Unbiased Esstimated (BLUE) sehingga perlu dilakukan uji asumsi klasik.Namun pada penelitian ini hanya asumsi normalitas, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas yang diuji.

Sedangkan autokorelasi tidak diuji sebab asumsi sering terjadi pada penelitian dengan data time series.

3.5. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik harus dilakukan untuk menguji layak tidaknya model analisis regresi yang digunakan dalam penelitian. Uji ini meliputi:

3.5.1. Uji Normalitas

Uji normalitas mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi yang normal atau tidak, karna model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal.Uji normalitas dilakukan dengan melihat normal

sebenarnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan di bandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

3.5.2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi (hubungan) antara variabel bebas. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (lebih dari 0,9) maka hal ini menunjukkan adanya Multikolinieritas atau jika VIF kurang dari 10 dan nilai toleransi lebih dari 0,1 maka regresi bebas dari Multikolinieritas.

3.5.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, namun jika berbeda disebut dengan heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan cara melihat grafik plot antar prediksi variabel dependen Zprediction(ZPRED) dan residualnya Studentized Residual (SRESID).

Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola titik pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbuh Y adalah Y yang telah di prediksi dan sumbu X adalah residual yang telah di standarized.

Dasar analisis nya sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit) maka terjadilah heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbuh Y, maka hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6. Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit) 3.6.1. Koefisien Determinasi

Untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat dilakukan uji koefisien determinasi. Menurut Ghozali (2013:97),“Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen”. Nilai koefisien determinasi adalah antar nol sampai satu (0<R²<1). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.6.2. Uji Signifikansi Parsial / Individual (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

H0 : bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh pemberian kredit, luas lahan, pupuk dan pestisida terhadap produksi usahatani kelapa sawit di Kecamatan Sei Bingai.

Ha : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh pemberian kredit, luas lahan, pupuk dan pestisida terhadap produksi usahatani kelapa sawit di Kecamatan Sei Bingai..

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Ho diterima dan Ha ditolak jika thitungl<t tabel pada α = 5%, atau tingkat sig > α = 5%

Ho ditolak dan Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5% atau tingkat sig < α = 5%

3.6.3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara simultan (serempak) terhadap variabel terkait.

H0 : bi = 0, artinya secara serempak tidak terdapat pengaruh pemberian kredit, luas lahan, pupuk dan pestisida terhadap produksi usahatani kelapa sawit di Kecamatan Sei Bingai

Ha : bi ≠ 0, artinya secara serempak terdapat pengaruh pemberian kredit, luas lahan, pupuk, dan pestisida terhadap produksi usahatani kelap sawit di Kecamatan Sei Bingai.

Kriteria pengambilan keputusann adalah sebagai berikut :

Ho diterima dan Ha ditolak jika Fhitungl < F tabel pada α=5%,atau tingkat sig>α = 5%

Ho ditolak dan Ha diterima jika Fhitung > F tabel pada α=5% atau tingkat sig<α = 5%

3.7. Defenisi dan Batasan Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian ini, penulis memberikan defenisi terhadap variabel dan batasan operasional sebagai berikut :

3.7.1. Defenisi

1. Produksi adalah merupakan hasil produksi usahatani yang diperoleh petani melalu usahataninya. Pengukuran produksi ini dilakukan selama periode 1 tahun. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio dengan satuan Ton.

2. Kredit adalah jumlah rupiah pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diterima oleh petani. Jangka waktu pemberian kredit adalah periode 1 tahun.

Skala yang digunakan untuk variabel ini adalah skala ratio dengan satuan Rupiah.

3. Luas lahan merupakan luas lahan yang dimiliki petani yang digunakan untuk menanam sawit. Skala yang digunakakan adalah skala ratio dengan Hektar (Ha).

4. Pupuk merupakan jumlah pupuk yang diberikan untuk usahatani milik petani sampel dan diukur dalam satuan kilogram. Skala yang digunakan adalah skala ratio dengan Kg.

5. Pestisida merupakan jumlah pestisida yang digunakan untuk usahatani milik petani sampel dan diukur dalam satuan Liter.

3.7.2. Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kecamatan. Sei Bingai, Kab. Langkat, Sumatera Utara.

2. Sampel penelitian adalah petani Kecamatan Sei Bingai yang mendapat fasilitas pinjaman Kredit Usaha Rakyat ( KUR ) dari Bank Rakyat Indonesia.

3. Periode penelitian adalah sepanjang tahun 2018, yaitu periode pemberian kredit kepada petani.

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis

Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Langkat berada pada 3014’ – 4013’

Lintang Utara dan 97052’ – 98045’ Bujur Timur dengan ketinggian 0 - 300 m di atas permukaan Laut. Kabupaten Langkat memilki 23 Kecamatan, 215 Desa dan 15 Kelurahan dengan luas wilayah 6.263,29 km2

Tabel 4.1. Jumlah Kecamatan di Kabupaten Langkat Menurut Luas dan

jumlah penduduk 51.491 jiwa dan kepadatan penduduk 155 jiwa/km² dan terletak 106 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Sei Bingai berbatasan dengan : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Binjai

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Salapian, Selesai, dan Kuala - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Tabel 4.2. Luas, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Sei Bingai Tahun 2017.

Desa/Kelurahan Luas (Km2) Jumlah

4.2. Keadaan Penduduk 4.2.1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Kecamatan Sei Bingai sebanyak 51.491 orang dengan komposisi penduduk laki-laki sebesar 25.676 dan komposisi penduduk perempuan sebanyak 25.815 orang dari 12.526 kepala keluarga.

Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No Keterangan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. Perempuan 25.815 50,14

2. Laki-laki 25.676 49,86

Total 51.491 100

Sumber:BPS Kecamatan Sei Bingai 2017

Berdasarkan Tabel 4.3. Diatas terlihat komposisi penduduk Kecamatan Sei Bingai terdapat jumlah penduduk perempuan lebih tinggi dari pada jumlah penduduk laki-laki.

Tabel 4.4. Komposisi Penduduk Menurut Umur

No Golongan Umur (Tahun) Jumlah Penduduk (Jiwa)

1. 0-4 5.548

Berdasarkan data pada Tabel 4.4. Jumlah penduduk mayoritas terbesar yaitu pada kelompok usia 0-4 tahun yaitu sebanyak 5.548 orang.

4.2.2. Jumlah Tenaga Kerja

Adapun jumlah tenaga tenaga kerja di Kecamatan Sei Bingai dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 4.5. Jumlah Tenaga Kerja yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan

No Jenis Lapangan Pekerjaan Jumlah (Orang)

1. Pertanian 22.911

Berdasarkan Tabel 4.5. dapat dilihat bahwa sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama bagi penduduk di Kecamatan Sei Bingai yang dapat ditunjukkan dengan banyaknya jumlah tenaga kerja di bidang pertanian yaitu sebanyak 22.911 orang.

4.3. Sarana dan Pra Sarana

Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Kecamatan Sei Bingai dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6. Sarana dan Pra Sarana Kecamatan Sei Bingai

No Sarana dan Pra Sarana Jumlah (Unit)

Tabel 4.6. memperlihatkan bahwa sarana dan prasarana yang terdapat di kelurahan ini dinilai sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari tersedianya sarana kesehatan, pendidikan, dan sarana ibadah untuk semua agama yang dianut

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Prosedur Pemberian KUR oleh BRI Namu Ukur

Kredit Usaha Rakyat atau disingkat dengan KUR merupakan jenis kredit dari program pemerintah dengan suku bunga yang terbilang rendah yaitu 9% setiap tahunnya atau setara dengan 0,4% setiap bulannya karena telah mendapatkan subsidi dari pemerintah Indonesia. Sebenarnya kredit ini tidak hanya disalurkan oleh satu bank saja melainkan ada berbagai bank yang menyediakan jenis kredit seperti ini. Namun animo masyarakat dalam mengajukan kredit KUR ini lebih banyak melalui BRI karena mereka sangat percaya dengan pelayanan yang diberikan oleh BRI. Selain itu BRI memiliki beberapa kelebihan yakni mudah ditemukan di manapun, serta dana KUR yang disalurkan pada tahun 2016 – 2017 melalui BRI mencapai Rp 67,5 triliun, dan semua dana ini terbagai kedalam 3 alokasi yakni :

- KUR Ritel : yaitu kredit modal kerja yang diberikan kepada debitur yang sudah memiliki usaha produktif. Pinjaman yang diberikan pun mulai dari Rp 25 juta-Rp 500 juta.

- KUR Mikro : yaitu kredit modal kerja atau investasi yang diberikan kepada debitur mulai dari Rp. 5 juta hingga Rp 25 juta.

- KUR TKI : yaitu pinjaman yang diberikan kepada calon TKI (Tenaga Kerja

menolak permohonan calon debitur untuk meminjam KUR tersebut. Berikut ini adalah prosedur yang harus dilakukan oleh calon debitur yang ingin meminjam KUR dari Bank BRI.

Gambar 5.1. Skema Prosedur Pemberian KUR

Untuk mendapatkan kredit usaha rakyat (KUR) dari BRI Unit Namu Ukur, calon nasabah harus terlebih dahulu mengajukan berkas permohonan kredit untuk

MULAI

PENGAJUAN KREDIT OLEH CALON DEBITUR

PENERIMAAN DOKUMEN OLEH CUSTOMER SERVICE

PENDISPOSISIAN KE BAGIAN MANTRI KUR

PEMERIKSAAN KELENGKAPAN PROSEDUR PENGAJUAN KUR

PROSES PENILAIAN BI CHECKING

SURVEY

KEPUTUSAN KREDIT

REALISASI KREDIT / PENCAIRAN

SELESAI

mendapatkan kredit kepada pihak bank yang bersangkutan. Permohonan pengajuan kredit dilakukan secara tertulis dengan turut melampirkan :

1) Fotokopi kartu tanda penduduk calon debitur.

2) Fotokopi kartu keluarga.

3) Pas foto ukuran 3x4 sebanyak 1 lembar.

4) Surat keterangan usaha yang dikeluarkan oleh kepala desa atau lurah setempat.

5) Fotokopi bukti pemilikan agunan/jaminan. Apabila calon debitur mengajukan permohonan pinjaman kredit di bawah Rp. 10. 000. 000 dapat menggunakan

BPKB kendaraan bermotor roda 2 atau roda 4, sedangkan apabila pinjaman di atas Rp. 10.000. 000, maka harus menggunakan sertifikat hak milik tanah.

6) Serta fotokopi bukti pembayaran pajak bumi bangunan yang terakhir.

Setelah calon debitur mengajukan berkas permohonan kepada pihak bank, maka selanjutnya pihak bank akan melakukan BI Chekcing dari OJK untuk melihat track record calon debitur yang mengajukan permohonan pinj aman guna untuk melihat apakah terdapat kecacatan atau sejarah kredit macet calon debitur selama menjadi nasabah di bank lainnya. Apabila setelah dilakukan BI Checiking dan ternyata calon debitur memiliki track record yang buruk, maka pihak BRI Namu Ukur akan membatalkan permohonan calon debitur dan menghubungi calon debitur agar menarik kembali berkas yang telah dimasukkan. Tetapi apabila calon debitur tidak memiliki track record yang buruk, maka pihak BRI akan menghubungi calon debitur untuk selanjutnya dilakukan survey serta pihak bank akan melakukan dasar penelitian dengan memperhatikan 5C (Hasil Wawancara dengan Pimpinan BRI Unit Namu Ukur).

1. Character

Kepribadian, moral, dan kejujuran dari calon debitur perlu diperhatikan untuk mengetahui apakah pemohon dapat memenuhi kewajibannya dengan baik, yang timbul dari persetujuan kredit yang akan diadakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan karakter ini adalah sifat pribadi yang meliputi prilaku sehari-hari atas diri calon debitur, cara hidup, keadaan keluarga, hobby, pergaulan dalam masyarakat, riwayat hidup, dan lain lain. Yang merupakan suatu ukuran tentang kemauan untuk membayar.

2. Capacity

Prinsip ini adalah yang menilai nasabah dari kemampuan nasabah dalam menjalankan keungan yang ada pada usaha yang dimilikinya. Apakah nasabah tersebut pernah mengalami sebuah permasalahan keuangan sebelumnya atau tidak, di mana prinsip ini menilai akan kemampuan membayar kredit nasabah terhadap bank.

3. Capital

Yakni terkait akan kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki, khususnya nasabah yang mempunyai sebuah usaha. Capital dinilai dari laporan tahunan perusahaan yang dikelola oleh nasabah, sehingga dari penilaian tersebut, pihak bank dapat menentukan layak atau tidaknya nasabah tersebut mendapat pinjaman, lalu seberapa besar bantuan kredit yang akan diberikan.

4. Collateral

Prinsip ke-empat yang perlu diperhatikan. Prinsip ini perlu diperhatikan bagi para nasabah ketika mereka tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam

dengan ketentuan yang ada, pihak bank bisa saja menyita aset yang telah dijanjikan sebelumnya sebagai sebuah jaminan.

5. Condition

Prinsip ini dipengaruhi oleh faktor di luar dari pihak bank maupun nasabah.

Kondisi perekonomian suatu daerah atau Negara memang sangat berpengaruh kepada kedua belah pihak, di mana usaha yang dijalankan oleh nasabah sangat tergantung pada kondisi perekonomian baik mikro maupun makro, sedangkan pihak bank menghadapi permasalahan yang sama. Untuk memperlacar kerjasama dari kedua belah pihak, maka penting adanya untuk memperlancar komunikasi antara nasabah dengan bank.

Setelah pihak bank melakukan survey ke daerah tempat tinggal dan tempat usaha calon debitur, apabila semua persyaratan peminjaman kredit telah dipenuhi oleh calon debitur, maka pihak bank akan menghubungi calon debitur lebih kurang 2 sampai 3 hari untuk proses pencairan. Pinjaman yang dicairkan oleh pihak bank harus diambil langsung oleh calon debitur ke kantor BRI Unit Namu Ukur.

5.2. Pengaruh Kredit, Luas lahan, Pupuk dan Pestisida Terhadap Produksi Usahatani Kelapa Sawit di Kecamatan Sei Bingai

Dalam penelitian ini, terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi produksi usahatani kelapa sawit di Kecamatan Sei Bingai yaitu kredit (Rupiah), luas lahan (Ha), pupuk (Kg) dan pestisida (Lt) . Akan tetapi, sebelum dilakukannya pengujian dengan menggunakan SPSS 22, harus diketahui jika data yang digunakan dalam penelitian ini sebaiknya tidak boleh menyimpang dari asumsi BLUE (Best, Linier, Unbiased, dan Estimator). Untuk menguji hal tersebut, maka

digunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, heterkedastisitas, multikolinearitas.

5.2.1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak.Uji normalitas dilakukan untuk melihat error termterdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Dalam pengujian tersebut, jika nilai signifikansi lebih besar dari nilai α = 0,05, maka model tidak melanggar asumsi

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .16076145

Most Extreme Differences Absolute .133

Positive .084

Gambar 5.2. Hasil Uji Normalitas

b. Uji Multikoloniearitas

Uji Multikolinearitas untuk mengetahui adanya hubungan antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Jika dalam model terdapat multikolinearitas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan yang tinggi. Uji Multikolinearitas dideteksi dengan melihat nilai Tolerance dan VIF. Nilai Tolerance  0,1 dan VIF  10, mengindikasikan bahwa tidak adanya pelanggaran multikolinearitas. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 5.2. Hasil Uji Multikoloniearitas

No Variabel Bebas Tolerance VIF

1 Kredit 0,574 1,742

2 Luas Lahan 0,274 3,653

3 Pupuk 0,199 5,019

4 Pestisida 0,598 1,674

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel kredit memiliki nilai Tolerence sebesar 0,574 dengan nilai VIF sebesar 1,742 , luas lahan memiliki nilai Tolerence sebesar 0,274 dengan nilai VIF sebesar 3,653, pupuk memiliki nilai Tolerence sebesar 0,199 dengan nilai VIF sebesar 5,019 pestisida memiliki nilai

Tolerance sebesar 0,598 dengan nilai VIF sebesar 1,674. Dimana nilai Tolerence dari masing masing variabel > 0,1 sedangkan nilai VIF dari semua variabel bebas

<10. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan tidak menunjukkan adanya pelanggaran multikolinearitas

c. . Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan metode grafik tersaji pada gambar 5.2.

menunjukan bahwa titik – titik varians residual menyebar dan tidak membentuk pola yang jelas dan sistematis. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 5.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa tidak adanya pola atau gambar yang terbentuk dari hasil uji heterokedastisitas. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pelanggaran terhadap asumsi heterokedastisitas.

5.1.2. Uji Kesesuaian (Goodness of Fit Test) dan Uji Hipotesis

Untuk melihat analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Analisis Regresi Pengaruh Kredit, Luas Lahan, Pupuk, dan Pestisida Terhadap Produksi Usahatani Kelapa Sawit di Kecamatan Sei Bingai

Dari Tabel 5.3. dapat dituliskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = -0,442 + 0,065X1 + 0,204X2 + 0,516X3 + 0,097X4

LnY = Ln -0,442 + 0,065 LnX1 + 0,204 LnX2 + 0,516 LnX3 + 0,097 LnX4 Keterangan :

Y = Produksi

X1 = Jumlah kredit yang diperoleh pertahun X2 = Luas lahan yang dimiliki petani X3 = Jumlah pupuk yang diberikan X4 = Jumlah pestisida yang diberikan a. Koefisien Determinasi

Dari Tabel 5.3. diperoleh R² sebesar 0,918 yang berarti 91,8% variabel terikat yaitu produksi usahatani kelapa sawit mampu dijelaskan oleh variabel kredit (X1), luas lahan (X2), pupuk (X3), pestisida (X4), dan sisanya 8,2% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian.

b. Uji F (Uji Serempak)

Dari Tabel 5.3. dapat diketahui bahwa Fhitung sebesar 97.610 dengan signifikansi sebesar 0,000 pada tingkat α = 0,05. Ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi F lebih kecil dari nilai probabilitas (0,000 < 0,005), maka hipotesis yang diterima H1 dan tolak H0. Hal ini berarti bahwa variabel kredit (X1), luas lahan (X2), pupuk (X3), pestisida (X4) secara serempak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani kelapa sawit.

c. Uji t (Uji Parsial)

Dari Tabel 5.3. dapat diinterpretasikan pengaruh variable kredit, luas lahan, pupuk, pestisida secara parsial terhadap produksi usahatani kelapa sawit sebagai berikut :

1. Pengaruh pemberian kredit terhadap produksi usahatani kelapa sawit Dari Tabel 5.3. dapat dilihat bahwa koefisien regresi variabel kredit (X1) memiliki tanda positif terhadap produksi usahatani kelapa sawit dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,065, yang artinya adalah bertambahnya kredit sebesar 100%, akan meningkatkan produksi sebesar 6,5% dengan asusmsi variabel lain konstan.

Secara statistik uji parsial, hasil analisis terhadap produksi usahatani kelapa sawit diperoleh thitung sebesar 0,577 dengan nilai signifikansi sebesar 0,605 pada tingkat α = 0,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari

nilai α (0,605 > 0,05) yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti variabel kredit secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani kelapa sawit di daerah penelitian. Dalam penelitian ini kredit tidak memiliki

nilai α (0,605 > 0,05) yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti variabel kredit secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani kelapa sawit di daerah penelitian. Dalam penelitian ini kredit tidak memiliki

Dokumen terkait