BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Faktor produksi luas lahan, bibit ,Pupuk Urea, Pupuk ZA, Pestisida Regent, Pestisida Score dan Pestisida Keong Tox berpengaruh signifikan secara serempak dan parsial terhadap produksiusahatani padi di Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.
= Hubungan
=Pengaruh
USAHATANI
FAKTOR PRODUKSI
PROSES PRODUKSI
JUMLAH PRODUKSI
EFISIENSI TEKNIS
EFISIENSI HARGA
EFISIENSI EKONOMI
1 Luas lahan 2. Bibit 3. Pupuk Urea 4. Pupuk ZA 5. Pestisida Regent 6. Pestisida Score 7. Pestisida Keong
Tox
2. Usahatani Padi di Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang sudah efisiens secara teknis, harga dan ekonomi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Lokasi
Penentuan Lokasi Penelitian Dilakukan Secara Purposive samplingBerdasarkan Pertimbangan Tertentu, Yaitu Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Peneliti memilih Kecamatan Beringin karena Kecamatan Beringin memiliki produksitertinggi kelima Di Kabupaten Deli Serdang (lihat Tabel 1.2 Halaman 3).
Desa yang menjadi lokasi peneliti yaitu Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Desa Aras Kabu dipilih sebagai lokasi penelitian karena memilikiproduktivitas yang paling rendah kedua di kecamatan beringin4.790 ton/ha (lihat Tabel 1.3 Halaman 4).
3.2. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi di Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.Desa Aras Kabu memiliki 8 kelompok tani dengan total jumlah anggota sebanyak 380 anggota. Penentuan sampel ditentukan dengan metode simple random sampling dengan jumlah sampel yang dihitung dengan metode (Arikunto,2008) yaitu Apabila Kurang Dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari kemampuan peneliti dari waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek dan besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Berdasarkan (Arikunto,2008) jumlah sampel yang
diambil pada penelitian ini adalah sebanyak 10 % dari jumlah populasi yaitu 38 petani padi.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara kepada petani dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh isntansi-instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, Kementrian Pertanian, Perpustakaan USU serta dari berbagai jurnal dan literatur serta dari sumber lain yang mendukung untuk penelitian ini.
3.4. Metode Analisi Data
3.4.1 Analisis Fungsi Cobb Douglass
Untuk membuktikan Hipotesis 1Menggunakan Metode Analisis Fungsi Cobb Douglass.Untuk mengolah data menggunakan program statistical product for service solution (SPSS).Analisis pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap
hasil produksi pada usahatani padidilakukan dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas dengan rumus sebagai berikut:
Y = A Ka L
Dari fungsi Cobb-Douglas disusun model fungsi produksi padi sebagai berikut :
b
Y = aX1b1X2b2X3b3X4b4X5b5 X6b6X7 Dimana :
b7
Y = Produksi Padi (Ton) X1
X
= Luas Lahan (Ha)
2
X
= Bibit (Kg)
3 = Pupuk Urea (Kg/MT)
X4
X
= Pupuk ZA(Kg/MT)
5
X
= Pestisida Regent (Liter/MT)
6 =
X
Pestisida Score(Liter/MT)
7 =
a = Konstanta
Pestisida Keong Tox (Liter/MT)
bi = Koefisien regresi, i=1,2,3
Hubungan fungsional antara faktor produksi dengan hasil produksi dianalisis menggunakan regresi linear berganda, dimana model fungsi produksi Cobb Douglas tersebut diubah ke dalam bentuk persamaan logaritma natural, sehingga
menjadi persamaan linear berganda sebagai berikut :
LnY = Lna + b1LnX1 + b2LnX2 + b3LnX3 + b4LnX4 + b5LnX5 + b6LnX6 +b7LnX7
1Uji Asumsi Klasik 1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Jika hasil pengolahan data dengan SPSS menunjukkan nilai signifikansi ≥0,05 maka data normal. Jika nilai signifikansi <0,05 maka data tidak normal. Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui data variabel dependen dan independen berdistribusi normal atau tidak.
1.2 Uji Asumsi Multikolinearitas
Salah satu dari asumsi model regresi linear klasik adalah bahwa tidak terdapat multikolinearitas antara variabel yang menjelaskan yang termasuk dalam model.
Uji asumsi multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya
korelasi atau hubungan antara variabel eksogen dalam model regresi. Korelasi diantara variabel eksogen seharusnya tidak terjadi dalam model regresi yang baik (Ghozali, 2005). Melihat nilai toleransi dan VIF, dengan kriteria uji sebagai berikut:
1. Jika toleransi ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10 : terjadi multikolinearitas.
2. Jika toleransi > 0,10 dan VIF < 10 : tidak terjadi multikolinearitas.
1.3 Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas, bertujuan untuk menguji model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hal tersebut dapat dilihat dari pola pada grafik scattterplot. Jika titik-titik pada grafik membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit berarti terjadi heteroskedastisitas. Jika titik-titik menyebar di atas maupun di bawah angka 0 dan sumbu Y serta tidak ada pola yang jelas maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).
2.Uji Kesesuaian Model
2.1 Uji Serempak ( Uji F – Statistik)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara serempak (Sugiyono, 2008). Hipotesis yang digunakan yaitu :
a. H0 : b1 = b2 = b3 = b4 .…bn = 0, artinya variabel independen secara serempak tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ ….. bn≠ 0, artinya variabel independen secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Jika nilai sig ≤0,05, maka H1 diterima (H0 ditolak) berarti variabel independen secara serempak berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai sig >0,05, maka H1 ditolak (H0 diterima) berarti variabel independen secara serempak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
2.2 UjiParsial ( Uji t – Statistik)
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terkait (Ghozali, 2005). Hipotesis yang digunakan yaitu :
a. H0 : b1= 0, b2 = 0 ...b5 = 0, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. H1 : b1 ≠ 0, b2 ≠ 0 ...b5 ≠ 0 artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Jika nilai sig ≤0,05, maka H1 diterima (H0 ditolak) berarti masing -masing variabel indepeden berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai sig >0,05, maka H1 ditolak (H0 diterima) berarti masing-masing variabel indepeden tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.4.2 Uji Efisiensi
Untuk membuktikan Hipotesis 2menggunakan uji efisensiyaitu menganalisis tingkat efisiensi teknis, efisiensi harga dan efisiensi ekonomi.
1. Efisiensi Teknis
Untuk menghitung efisiensi teknis dapat dilihat dari nilai koefisien regresi yang merupakan nilai elastisitas produksi dari faktor-faktor produksi
tersebut.Penjumlahan dari koefisien regresi tersebut disesuaikan dengan kriteria di bawah ini .
1. Jika nilai efisiensi teknis sama dengan 1, maka penggunaan input atau faktor produksinya sudah efisien.
2. Jika nilai efisiensi teknis kurang dari 1 (tidak sama dengan 1), maka penggunaan input atau faktor produksinya tidak efisien.
3. Jika nilai efisiensi teknis lebih besar dari satu (tidak sama dengan 1), maka penggunaan input atau faktor produksinya belum efisien.
2. Efisiensi Harga
Menurut Soekartawi (2006) secara matematis efisiensi harga dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 =𝑏𝑏𝑏𝑏𝑁𝑁𝑏𝑏 𝑋𝑋 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁
𝑁𝑁𝑃𝑃 = 1 Keterangan:
b = elastisitas Y = output rata-rata X = input rata-rata
Py = harga output rata-rata Px = biaya input rata-rata NPM = Nilai Produk Marjinal.
Dengan Kriteria :
NPM / Px = 1. Artinya penggunaan faktor produksi usahatani sudah efisien.
NPM / Px > 1. Artinya penggunaan faktor produksi usahatani belum efisien.
Usaha untuk meningkatkan keuntungan dapat dilakukan dengan cara menambah alokasi faktor produksi.
NPM / Px < 1. Artinya penggunaan faktor produksi usahatani tidak efisien.
Usaha untuk meningkatkan keuntungan dapat dilakukan dengan cara mengurangi alokasi faktor produksi.
3. Efisiensi Ekonomi
Efisiensi ekonomi merupakan hasil kali antara seluruh efisiensi teknis dengan efisiensi harga dari seluruh faktor input dengan persamaan rumus sebagai berikut ( Nicholson, 2002).
EE = ET × EH Keterangan :
EE = Efisiensi Ekonomi ET = Efisiensi Teknis EH = Efisiensi Harga.
Untuk mengetahui apakah efisiensi ekonomi sudah efisien atau tidak efisien adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai efisiensi ekonomi = 1 , maka penggunaan input atau faktor produksinya sudah efisien.
2. Jika nilai efisiensi ekonomi < 1 , maka penggunaan input atau faktor produksinya tidak efisien.
3. Jika nilai efisiensi ekonomi > 1 , maka penggunaan input atau faktor produksinya belum efisien.
3.5 Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Definisi
Definisi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Jumlah produksi adalah jumlah total produksi panen kering padi sawah yang diproduksi oleh petani.satuan yang dipakai adalah(ton).
2. Luas lahan adalah luas lahan yang digunakan petani untuk menanam padi dalam satu musim tanam. Satuan yang digunakan hektar (Ha ) .
3. Bibit adalah jumlah bibit padi yang digunakan pada satu kali musim tanam.
Satuan yang digunakan adalah kilogram per musim tanam (Kg/MT).
4. Pupuk Urea adalah jumlah pemakaian pupuk dalam satu kali musim tanam.
Satuan yang digunakan adalah kilogram per musim tanam (Kg/MT).
5. Pupuk ZA adalah jumlah pemakaian pupuk dalam satu kali musim tanam.
Satuan yang digunakan adalah kilogram per musim tanam (Kg/MT).
6. PestisidaRegent adalah pemakaian pestisida dalam satu kali musim tanam.
Satuan yang digunakan adalah liter per musim tanam (liter/MT).
7. Pestisida Score adalah pemakaian pestisida dalam satu kali musim tanam.
Satuan yang digunakan adalah liter per musim tanam (liter/MT).
8. Pestisida Keong Tox adalah pemakaian pestisida dalam satu kali musim tanam. Satuan yang digunakan adalah liter per musim tanam (liter/MT).
9. Efisiensi adalah proses produksi yang dapat memanfaatkan input yang lebih sedikit demi menghasilkan ouput dalam jumlah yang sama.
10. Belum efisien adalah Jika penggunaan input produksi yang terlalu sedikit sehinnga tidak menggasilkan produksi maksimal.
11. Tidak efisien adalah jika penggunaan input produksi yang berlebihan sehingga menurunkan jumlah produksi.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Petani yang menjadi sampel adalah petani yang berusahatani padi sebagai sumber pendapatan utama maupun pendapatan sampingan.
2. Daerah penelitian adalah Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.
3. Waktu penelitian adalah pada tahun 2018.
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL
4.1 Deskripsi Wilayah
4.1.1 Luas Dan Letak Geografis
Desa ArasKabu terletak di wilayah Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Desa Aras Kabu yaitu 393 Ha, terdiri dari 6 dusun. Desa Aras Kabu mempunyai batasan-batasan sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Serdang
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Tumpatan Psr V Kebun Kelapa 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Sidourip Psr VI Kuala Namu 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Tumpatan Nibung/Penara
Luas wilayah Desa ArasKabu yaitu 393 Ha dengan luas persawahan 263 ha dengan luas permukiman 40.5 ha, luas perkebunan seluas 40 ha. ketinggian Desa ArasKabu 15 mdpl dengan curah hujan 2.510 Mm.
4.1.2 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di Desa ArasKabu sebanyak 3647 jiwa yang terdiri dari 1828 jiwa laki-laki dan 1819 jiwa perempuan. Jumlah rumah tangga di desa ArasKabu 934 KK dengan rata-rata ART per rumah tangga 3.90.
4.1.3 Sarana Dan Prasarana
Kondisi jalan di Desa ArasKabu sebagai sarana untuk transportasi kendaraaan sudah baik untuk jalan masuk menuju desa maupun jalur keluar desa. Untuk jaringan listrik di Desa ArasKabu telah tersedia PLN dan seluruh rumah tangga di desa ini sudah menggunakan listrik sebagai kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
Jumlah sarana di desa ArasKabu cukup memadai, Sarana untuk ibadah sebanyak 2 buah mesjid, 3 buah mushalla dan 2 gereja. Untuk sarana kesehatan sebanyak 1 buah puskesmas, 1 buah poskesdes dan 5 buah posyandu.
4.1.4 Tingkat Pendidikan
Jumlah sekolah yang terdapat di Desa ArasKabu yaitu untuk Sekolah Dasar Negeri sebanyak 2 buah, sedangkan Sekolah Menengah Pertama Swasta sebanyak 1 buah, Madrasah sebanyak 1 buah dan Taman Kanak-Kanak sebanyak 2 buah.
4.1.5 Kondisi Sosial Ekonomi
Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di Desa ArasKabu dapat terlihat dari pekerjaan masyarakat itu sendiri. Sebagian besar masyarakat di Desa ArasKabu bekerja di sektor non formal seperti petani, buruh tani, pengrajin industri rumah tangga, montir dan sebagian kecil lainnya di sektor formal seperti pegawai negeri sipil, TNI , POLRI , karyawan perusahaan swasta dan karyawan perusahaan pemerintah.
4.2 Karakteristik Petani Sampel
Petani padi yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 38 orang.
Gambaran umum petani sampel meliputi umur petani, tingkat pendidikan petani, status kepemilikan lahan padi ,luas lahan padi , lama bertani padi , jumlah anggota keluarga dan tanggungan petani, diuraikan sebagai berikut.
4.2.1 Umur Petani Sampel
Umur dapat mempengaruhi kemampuan fisik seorang petani dalam melangsungkan kegiatan usahatani. Tingkatan umur mempengaruhi perilaku
petani terhadap pengambilan keputusan dalam kegiatan usahatani.Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hasyim (2006) yang menyatakan bahwa umur petani merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan kemampuan kerja petani dalam melaksanakan kegiatan usahatani. Petani yang bekerja dalam usia produktif akan lebih baik dan maksimal dibandingkan usia non produktif. Berikut klasifikasi petani padi di Desa ArasKabu menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Klasifikasi Umur Petani Responden di Desa Aras Kabu
No Umur (Tahun) Jumlah Sampel (Orang) Persentase (%)
1 20-27 1 2,63
2 28-35 6 15,78
3 36-43 6 15,78
4 44-51 16 42,10
5 52-60 9 23,68
Jumlah 38 100
Sumber : Lampiran 1
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah sampel terbesar di daerah penelitian berada pada kisaran umur 44-51 tahun dengan jumlah 16 orang dengan persentase yang diperoleh sebesar 42.10 %. Besar persentase sampel pada daerah penelitian berada pada usia yang produktif yang masih berpotensi mengoptimalkan usahataninya adalah seesar 76,29%.
4.2.2 Tingkat Pendidikan Petani Sampel
Tingkat pendidikan petani akan berpengaruh dalam perilaku petani dalam pengambilan keputusan dan penerapan teknologi. Petani yang memiliki tingkat pendidikan rendah dapat menyebabkan keterbatasan kemampuan dalam penerapan teknologi. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah dalam menerapkan inovasi. Pendidikan petani tidak hanya berorientasi terhadap
peningkatan produksi tetapi mengenai kehidupan sosial masyarakat tani. Tingkat pendidikan petani di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Petani Sampel di Desa Aras Kabu No Tingkat pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Sekolah Dasar (SD) 0 0
2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 15 39.47
3 Sekolah Menengah Atas (SMA) 22 57.89
4 Perguruan Tinggi 1 2.63
Jumlah 38 100
Sumber : Lampiran 1
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata petani memiliki tingkat pendidikan SMP sebesar 15 orang dengan persentase sebesar 39.47% dan pendidikan SMA sebesar 22 orang dengan besar persentase 57.89 % , jadi tingkat pendidikan petani rata-rata yang terbesar adalah tingkat SMA, artinya petani di daerah penelitian cukup berpendidikan dalam bertani.
4.2.3 Pengalaman Bertani
Pengalaman usahatani akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan pengalaman petani dalam menjalankan kegiatan usahatani. Semakin tinggi pengalaman bertani maka semakin baik pula pengelolaan usataninya. Tingkat pengalaman petani di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Klasifikasi Tingkat Pengalaman Petani Sampel di Desa Aras Kabu No Pengalaman Bertani (Tahun) Jumlah Sampel (Orang) Persentase (%)
1 0-8 1 2,63
2 9-16 14 36,8
3 17-24 9 23,68
4 25-31 9 23,68
5 33-40 5 13.15
Jumlah 38 100
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah sampel terbesar di daerah penelitian dengan memiliki pengalaman bertani 9-16 tahun sebesar 14 0rang dengan persentase 36.84%. Hal ini menunjukkan pengalaman bertani sangat bervariasi.
4.2.4 Status Kepemilikan Lahan
Jenis lahan yang dimiliki petani sebagian besar adalah lahan sawah. Status kepemilikan dan penguasaan adalah milik sendiri, sewa, milik keluarga. Status kepemilikan lahan di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Klasifikasi Status Kepemilikan Lahan Petani Sampel di Desa Aras Kabu
No Status Kepemilikan Lahan Jumlah Sampel (Orang) Persentase (%)
1 Milik sendiri 100 100
2 Sewa 0 0
3 Keluarga 0 0
Jumlah 38 100
Sumber : Lampiran 1
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa status kepemilikan lahan di daerah penelitian 100% milik sendiri.
4.2.5 Luas Lahan Padi
Komposisi petani sampel berdasarkan luas lahan padi di Desa ArasKabu dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Klasifikasi Luas Lahan padi sawah Petani Sampel di Desa Aras Kabu
No Luas Lahan (ha) Jumlah Sampel (Orang) Persentase (%)
1 0.1 - 1 15 39,47
2 1.1 - 2 23 60,52
Jumlah 38 100
Sumber : Lampiran 1
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa luas lahan yang paling dominan yaitu antara 1.1 -2 ha sebanyak 23 orang dengan persentase sebesar 60,52 %
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1Hasil Uji Hipotesis 1 Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Padi Terhadap Produksi Usahatani Padi
5.1.1 Uji Asumsi Klasik a. Normalitas
Tabel 5.1. Uji Asumsi Normalitas Dengan Menggunakan Uji KolmogorovSmirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
Kolmogorov-Smirnov Z .613
Asymp. Sig. (2-tailed) .847
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel menunjukkan bahwa nilai signifikansi kolmogorov – smirnov Z adalah sebesar 0,847. Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan yang ditolerir yaitu 5 % atau 0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa data residual model berdistribusi normal dan model regresi linear berganda produksi padi memenuhi Asumsi Normalitas.
Analisis Grafik
Uji normalitas dapat dilihat dari grafik Normal P-P plot dan Histogram. Hasil pengolahan dengan SPSS untuk uji asumsi normalitas residual model regresi linear berganda produksi padi dapat dilihat hasinya pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1 Grafik Normal P-P Plot Produksi Padi
Berdasarkan Gambar 5.1 dapat dilihat Grafik Normal P-P Plot Produksi Padi titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal tersebut.
Gambar 5.2 Histogram Produksi Padi
Pada Diagram Histogram menunjukkan bahwa tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Ini menujukkan bahwa data residual model terdistribusi normal, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linear berganda produksi padi sudah memenuhi asumsi normalitas.
b.Uji Asumsi Multikolinearitas
Tabel 5.2. Nilai Tolerance Dan VIF Produksi Padi Coefficientsa
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
lnx1 0,115 8.713
lnx2 0,221 4.515
lnx3 0,272 3.678
lnx4 0,408 2.453
lnx5 0,400 2.502
lnx6 0,471 2.123
lnx7 0,474 2.108
a. Dependent Variable: lny
BerdasarkanTabel 5.1 hasil uji asumsi multikolinearitas dapat dilihat bahwa varibel luas lahan (X1), bibit (X2), Pupuk Urea (X3), Pupuk ZA (X4), Pestisida Regent (X5), Pestisida Score(X6), dan Pestisida Keong Tox(X7) memiliki nilai tolerance >0,1 dan VIF <10, yang artinya tidak terjadi gejala multikolinearitas.
Maka disimpulkan bahwa model regresi linear produksi padi tidak ada korelasi atau hubungan antara variabel bebas, sehingga terbebas dari masalah multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dengan menggunakan analisis garafik dapat dilihat dari grafikscatterplot hasil pengolahan SPSS pada Gambar 5.1.
Gambar 5.3Scatterplot Uji Heterokeastisitas Produksi Padi
Berdasarkan Gambar 5.3(Scatterplot) di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas dikarenakan titik-titik varian residual yaitu : 1. Titik-titik data menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola
tertentu yang jelas.
2. titik-titik menyebar di atas maupun di bawah angka 0 dan sumbu Y serta tidak ada pola yang jelas.
3. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
5.1.2 Uji Kesesuaian Model ( Test Goodness Of Fit ) a. Koefisien Determinasi (R2
Besar nilai koefisien determinasi (R )
2
Tabel 5.3 Nilai Koefisien Determinasi (R
) dapat dilihat pada Tabel 5.4.
2) Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .960a .922 .904 .14276
a. Predictors: (Constant), LNX7, LNX2, LNX6, LNX5, LNX4, LNX3, LNX1 b. Dependent Variable: LNY
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh adalah sebesar 0.922. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 92.20 % variasi variabel terikat produksi padi telah dapat di jelaskan oleh variabel bebas luas lahan (X1), bibit (X2), Pupuk Urea (X3), Pupuk ZA (X4), Pestisida Regent (X5), Pestisida Score (X6), dan Pestisida Keong Tox (X7)Sedangkan sisanya sebesar 7,80 % dipengaruhi oleh variabel lain yang belum dimasukkan ke dalam model.
b.Uji Serempak ( Uji F) Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Padi
Untuk menguji hipotesis secara serempak,dilakukan dengan uji F. Hasil uji secara serempak dengan uji F dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Hasil Pengujian Secara Serempak (Uji F) ANOVAb
Model Sum of Squares DF Mean Square F Sig.
1 Regression 7.211 7 1.030 50.551 .000a
Residual .611 30 .020
Total 7.823 37
a. Predictors: (Constant), lnx7, lnx5, lnx4, lnx6, lnx2, lnx3, lnx1 b. Dependent Variable: lny
Pada Tabel 5.4 hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000
≤ 0.05. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang di tolerir yaitu 0,000 hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya variabel luas lahan (X1), bibit (X2), Pupuk Urea (X3), Pupuk ZA (X4), Pestisida Regent (X5), Pestisida Score (X6), dan Pestisida Keong Tox (X7) secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu produksi padi.
c.Uji Parsial (Uji t)Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Padi
Tabel 5.5. Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji t) Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
a. Dependent Variable: lny
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil koefisien regresi tiap variabel meliputi koefisien regresi luas lahan (X1) sebesar 0,357, bibit (X2) sebesar -0,098, Pupuk Urea (X3) sebesar 0,253, Pupuk ZA (X4) sebesar 0,419, Pestisida Regent (X5) sebesar -0,154, Pestisida Score (X6) sebesar 0,127 danPestisida Keong Tox (X7) sebesar 0,122. Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 5,966, maka model persamaan liniernya sebagai berikut :
LnY = 5,966 + 0,357 LnX1 – 0,098LnX2 + 0,253LnX3 + 0,419LnX4–
0,154LnX5 +0,127 LnX6 + 0,122LnX7
Keterangan :
X5
X
= Pestisida Regent(Kg/MT)
6
X
=Pestisida Score (Kg/MT)
7
a = Konstanta
=Pestisida Keong Tox (Liter/MT)
bi = Koefisien regresi, i=1,2,3
Pengaruh Luas Lahan (X1) Terhadap Produksi Padi
Tingkat signifikansi t sebesar 0,017 maka nilai signifikansi t (0,017)< 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
Nilai koefisien regresi variabel luas lahan (X1) yakni sebesar 0,357, Ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara luas lahan dengan produksi padi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap adanya pertambahan luas lahan sebesar 1
% maka tingkat produksi padi yang dihasilkan bertambah sebesar 0.357 %. Hal ini sesuai dengan landasan teori menurut Salikin (2003) yang menyatakan bahwaLahan sebagai salah satu faktor produksi yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap produksi usahatani. Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh produksi komoditas pertanian dan luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha dan produksi yang dihasilkan. Semakin luas lahan yang dimiliki seorang petani , maka akan menambah jumlah produksi padi.
diterima yang artinya variabel luas lahan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap produksi padi.Petani yang mempunyai luas lahan yang lebih luas akan lebih mudah menerapkan inovasi dibandingkan dengan petani yang berlahan sempit dengan dekimian dapaat meningkatkan produksi padi.
Hal ini didukung oleh penelitian Yuliana (2017) secara parsial variabel luas lahan, benih dan Pupuk NPK berpengaruhsignifikan terhadap produksi padi dan faktor produksi yang tidak berpengaruh nyata terhadap produksi adalah Pupuk Kandang, pupuk Urea, pestisida dan tenaga kerja .
Pengaruh Bibit (X2) terhadap Produksi Padi
Tingkat signifikansi t sebesar 0,300 maka nilai signifikansi t (0,300) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1
Nilai koefisien regresi variabel bibit (X2) yakni sebesar -0,098. Ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara jumlah bibit dengan produksi padi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap adanya pertambahan jumlah bibit sebesar 1%
maka tingkat produksi padi yang dihasilkan berkurang sebesar 0.098 %.Hal tersebut terjadi karena penggunaan benih terlalu banyak sehingga pertumbuhan kurang optimal dan produksi juga akan menurun. Hal tersebut sesuai dengan
maka tingkat produksi padi yang dihasilkan berkurang sebesar 0.098 %.Hal tersebut terjadi karena penggunaan benih terlalu banyak sehingga pertumbuhan kurang optimal dan produksi juga akan menurun. Hal tersebut sesuai dengan