• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI (Kasus: Desa ArasKabu, KecamatanBeringin, Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI (Kasus: Desa ArasKabu, KecamatanBeringin, Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI

(Kasus: Desa ArasKabu, KecamatanBeringin, Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

OLEH:

FITRI FEBRIANI 140304055 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI

(Kasus:Desa ArasKabu, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

OLEH:

FITRI FEBRIANI 140304055 AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh GelarSarjana Di Program Studi Agribisnis,FakultasPertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

FITRI FEBRIANI (140304055) dengan judul Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Padi (Kasus : Desa Aras Kabu, Kecamatan Beringin , Kabupaten Deli Serdang) di bawah bimbingan IbuDr.Ir.Tavi Supriana, MS dan IbuEmalisa, SP., M.Si.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap produksi usahatani padi dan untuk menganalisis tingkat efisiensi teknis, efisiensi harga dan efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi usahatani padi di Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Metode penelitian yang digunakan adalah fungsi Cobb Douglasdan Uji Efisiensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak penggunaan luas lahan, bibit , pupuk urea, pupuk za, pestisida regent, pestisida score , dan pestisidakeong tox berpengaruh signifikan terhadap produksi usahatani padi; secara parsialpenggunaan luas lahan , pupuk urea, pupuk za, pestisida regent, pestisida score , dan pestisidakeong toxberpengaruh signifikanterhadapproduksiusahatanipadi, sedangkan jumlahbibit tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi usahatanipadi; Penggunaan input produksi pada usahatanipadi di daerahpenelitian secara teknis, harga dan ekonomi belum efisien.

Kata Kunci : Input Produksi, Produksi, Efisiensi

(6)

ABSTRACT

FITRI FEBRIANI (140304055) with the thesis title is Economic Efficiency of Using Rice Production Factor (Case : Desa Aras Kabu , Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang) under the guidance of ibu Dr.Ir.Tavi Supriana, MS and ibu Emalisa, SP., M.Si.The purpose of this study is to analyze the influence of the use of production factors on rice production and to analyze the level of technical efficiency, price efficiency and economic efficiency of rice production factor in Desa Aras Kabu , Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang.The analysis method used is Cobb Douglas function and Efficiency Test. The results showed that simultaneously the use of land area, seeds, urea fertilizer, za fertilizer, regent pesticide, pesticide score, and keong tox pesticide have a significant effect to the production of rice farming; partially use of land area, urea fertilizer, za fertilizer, regent pesticide, pesticide score, and keong tox pesticide have a significant effect on rice production, whereas the number of seeds has no significant effect on rice production; The use of production inputs on rice farms in technical research areas, prices and economics has not been efficient.

Keywords: Production Input, Production, Efficiency

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

FITRI FEBRIANIlahir di Medan, tanggal 02 Februari 1997, adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis merupakan anak dari Bapak RasyidBerutu dan Ibu Eli WarniLubis. Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 2002 masuk Sekolah Dasar SwastaPesantrenGuppi dan tamat pada tahun 2008.

2. Tahun 2008 masuk Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan dan tamat pada tahun 2011.

3. Tahun 2011 masuk Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Medan dan tamat pada tahun 2014.

4. Tahun 2014 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Kegiatan yang pernah diikuti selama kuliah adalah sebagai berikut:

1. Panitia Festival IMASEP CUP dan HUT IMASEP ke 36th

2. Bulan Juli-Agustus 2017 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Perkebunan Dolok, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara.

.

3. Bulan Januari 2018 melaksanakan penelitian di Desa Aras Kabu, Kecamatan Beringin ,Kabupaten Deli Serdang.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Universitas Sumatera Utara dengan judul “Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Padi (Kasus :Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang)”.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. IbuDr.Ir.Tavi Supriana, MS selaku ketua komisi pembimbing yang telah bersedia membimbing, mengarahkan, memotivasi serta memberi banyak nasehat dan wawasan kepada penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Ibu Emalisa, SP., M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, serta saran dan selalu memberikan banyak nasehat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Ir.Yusak Maryunianta,Msi sebagai ketua penguji yang telah memberi kritik dan saran dalam penyempurnaan kripsi ini.

4. Bapak Dr.Ir.H.Hasman Hasyim ,Msi sebagai anggota penguji yang telah memberi kritik dan saran dalam penyempurnaan kripsi ini.

5. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec Selaku Ketua Jurusan Program Studi Agribisnis dan Bapak Ir. M. Jufri, M. Si Selaku Sekretaris Jurusan Program

(9)

6. Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utarayang telah memberikan kemudahan dalam perkuliahan.

7. Kedua orang tua tercinta Ibunda Eli WarniLubis dan Ayahanda RasyidBerutu, penulis mengucapkan terima kasih atas segala keikhlasan dan pengorbanannya dalam mendukung, memberikan semangat serta senantiasa mendoakan selama penulis menjalani pendidikan hingga selesai.

8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada penulis serta seluruh pegawai Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, khususnyapegawai yang ada di Departemen Agribisnis yang telah membantu seluruh proses administrasi.

9. Seluruhpegawai dan administrasi di Program StudiAgribisnisFakultaspertanianUniversitas Sumatera Utara yang telahmembantuseluruh proses penyelesaianskripsiini.

10. Abang dan adik kesayangan, RiandiSyahputra dan FitraAulia, sahabat- sahabat 8AJE yang saya sayangi Suci, Yusra, Cinan, Nopi, Channifa, Tina, Atul, Jamila serta seluruh teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan doa, semangat serta bantuan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

11. Seluruhinstansi dan responden yang terkaitdenganpenelitianini yang telahmembantupenulisdalammemperoleh data-data yang diperlukan.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnan sehingga penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kebaikan penelitian ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca

(10)

dan pihak-pihak yang membutuhkan. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Juli, 2018

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungsi dan Faktor Produksi ... 6

2.2 Efisiensi ... 11

2.2.1 Efisiensi Teknis ... 12

2.2.2 Efisiensi Harga ... 12

2.2.3 Efisiensi Ekonomi... 13

2.3 Penelitian Terdahulu ... 13

2.4.Kerangka Pemikiran ... 17

2.5 Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi ... 20

3.2 Metode Penentuan Populasi Dan Sampel ... 20

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 21

3.4 Metode Analisis Data ... 21

3.4.1 Analisis Fungsi Cobb Douglass ... 21

3.4.2 Uji Efisiensi ... 24

3.5 Definisi Dan Batasan Operasional ... 27

3.5.1 Definisi ... 27

3.5.2 Batasan Operasional ... 28

BAB IV DESKRIPSI DERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL 4.1 Deskripsi Wilayah ... 29

4.1.1 Luas Dan Letak Geografis ... 29

4.1.2 Keadaan Penduduk ... 29

4.1.3 Sarana Dan Prasarana ... 29

4.1.4 Tingkat Pendidikan ... 30

(12)

4.1.5 Kondisi Sosial Ekonomi ... 30

4.2 Karakteristik Petani Sampel ... 30

4.2.1 Umur Petani Sampel ... 31

4.2.2 Tingkat Pendidikan Petani Sampel ... 31`

4.2.3 Pengalaman Bertani ... 32

4.2.4 Status Kepemilikan Lahan ... …33

4.2.5 Luas Lahan Padi Sawah ... 33

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 PengaruhPenggunaanFaktorProduksiTerhadapProduksi UsahataniPadi ... 34

5.1.1 Uji AsumsiKlasik ... 34

a. Normalitas ... 34

b.UjiAsumsiMultikolinearitas ... 36

c.UjiHeterokedastisitas... 36

5.1.2Uji Kesusaian Model ... 37

a.KoefisienDeterminasi ... 37

b.UjiSerempak (F) PengaruhPenggunaanFaktorProduksi TerhadapProduksiUsahataniPadi ... 38

c.UjiParsial (t) PengaruhPenggunaanFaktorProduksi TerhadapProduksiUsahataniPadi ... 39

5.2 Efisiensi Usahatani Padi Sawah Di Desa Aras Kabu ... 45

5.2.1 Efisiensi Teknis ... 45

5.2.3 Efisiensi Harga ... 46

5.2.3 Efisiesnsi Ekonomi ... 48

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 49

6.2 Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Hal

1.1 Luas Panen, Produksi Dan Rata-Rata Produksi Padi Menurut Kabupaten/ Kota, 2016

2 1.2 Luas Tanam,LuasPanen, Perkiraan Produksi Padi Menurut

Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang .

3 1.3 Produktivitas Padi Per Desa Di Kecamatan Beringin 4 4.1 Klasifikasi Umur Petani Responden di Desa Aras Kabu 27 4.2 Klasifikasi Tingkat Pendidikan Petani Sampel di Desa Aras

Kabu

28 4.3 Klasifikasi Tingkat Pengalaman Petani Sampel di Desa Aras

Kabu

28 4.4 Klasifikasi Status Kepemilikan Lahan Petani Sampel di Desa

Aras Kabu

29 4.5 Klasifikasi Luas Lahan Padi Petani Sampel di Desa Aras

Kabu

29 5.1 Uji Asumsi Normalitas Dengan Menggunakan Uji

Kolmogorov Smirnov

30

5.2 Nilai tolerance dan VIF produksi padi 32

5.3 Nilai Koefisien Determinasi 33

5.4 Hasil Pengujian Secara Serempak (Uji F) 34 5.5 Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji T) 35 5.6 Hasil Analisis Regresi Faktor Produksi Pada Usahatani Padi 41 5.7 Hasil Analisis Efisiensi Harga Faktor Produksi Padi 42

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Hal

2.1 Kurva Produksi Total, Marginal Dan Rata-Rata 7 2.2 Skema Kerangka Pemikiran Efisiensi Ekonomi Penggunaan

Faktor Produksi Ushatani Padi

15

5.1 Grafik Normal P-P Plot Produksi Padi 31

5.2 Histogram Produksi Padi 31

5.3 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Produksi Padi 33

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1 Karakteristik Petani Padi di Desa Aras Kabu

2 Penggunaan Pupuk Pada Usahatani Padi Per Petani Per Musim Tanam di Desa Aras Kabu

3 Penggunaan Pestisida Pada Usahatani Padi Per Petani Per MusimTanam di Desa Aras Kabu

4 Jumlah Input Dan Ouput Produksi Usahatani PadiPer Petani Per Musim Tanam

5 Biaya –biaya input produksi Usahatani Padi Per Petani Per MusimTanam 6 Total Biaya input produksi Usahatani Padi Per Petani Per Musim Tanam 7 Perhitungan Efisiensi Harga

8 Hasil Output FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Usahatani Padi

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan faktor produksi merupakan kunci utama dalam pembangunan pertanian. Kemampuan petani dalam menggunakan faktor produksi yang baik mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Jika penggunaan faktor produksi tidak efisien akan menyebabkan penurunan produksi dan rendahnya pendapatan dalam usahatani padi. Pengelolaan penggunaan faktor produksi yang efisien dapat meningkatkan produksi dan menjaga keberlanjutan usahatani padi.

Tanaman pangan yang penting dan banyak diusahakan oleh rumah tangga petani di Indonesia adalah padi sebagai penghasil beras. Beras ini diupayakan ketersediaanya tercukupi sepanjang tahun karena penduduk Indonesia menjadikanberas sebagai bahan makanan pokok. 95 % penduduk Indonesia mengkonsumsi bahan makanan ini (Swastika et al., 2007). Beras mengambil porsi terbesar dalam hidangan dan merupakan sumber energi yang terbesar.Umumnya usahatani padi masih merupakan tulang punggung perekonomian keluarga tani dan perekonomian pedesaan.

Provinsi Sumatera Utara terdapat sentra produksi padi yang memiliki luas lahan produksi padi terbesar meliputi Kabupaten Simalungun, Serdang Berdagai, Langkat, dan Kabupaten Deli Serdang yang cukup berperan sebagai penyumbang beras sehingga mampu berswasembada. Luas lahan Kabupaten Deli Serdang sebesar 81.955,5 ha, dengan produksi 489.725,2 ton dan rata-rata produksi sebesar

(17)

59,76kw/ha.Data besar luas panen, produksi, dan rata-rata produksi padi di Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Menurut Kabupaten/ Kota, 2016

No Kabupaten/Kota Luas Panen (ha)

Produksi (ton)

Rata-rata Produksi (kw/ha)

1 Nias 10.331,4 47.795,4 46,26

2 Mandailing Natal 48.716,3 248.360,3 50,98

3 Tapanuli Selatan 33.914,0 173.444,1 51,14

4 Tapanuli Tengah 35.218,1 156.779,4 44,52

5 Tapanuli Utara 25.503,1 124.580,1 48,85

6 Toba Samosir 23.277,1 150.729,9 64,75

7 Labuhanbatu 31.778,3 159.790,1 50,28

8 Asahan 18.450,7 108.876,2 59,01

9 Simalungun 102.437,5 634.555,8 61,95

10 Dairi 17.599,0 109.935,6 62,47

11 Karo 19.479,9 123.025,6 63,16

12 Deli Serdang 81.955,5 489.725,2 59,76

13 Langkat 79.124,9 409.954,4 51,81

14 Nias Selatan 23.919,8 111.684,0 46,69

15 Humbang Hasundutan 18.128,1 97.880,0 53,99

16 Pakpak Bharat 2.308,5 9.527,3 41,27

17 Samosir 8.229,8 38.913,1 47,28

18 Serdang Bedagai 75.618,5 425.946,2 56,33

19 Batu Bara 32.054,8 159.375,3 49,71

20 Padang Lawas Utara 41.094,3 168.338,9 40,96

21 Padang Lawas 15.608,2 58.799,2 37,67

22 Labuhanbatu Selatan 1.329,3 5.423,5 40,80

23 Labuhanbatu Utara 43.788,7 198.344,7 45,30

24 Nias Utara 6.732,3 24.263,5 36,04

25 Nias Barat 4.051,6 16.878,0 41,66

26 Sibolga - - -

27 Tanjung Balai 173,3 794,4 45,84

28 Pematang Siantar 3.894,8 23.584,3 60,55

29 Tebing Tinggi 645,5 3.575,8 55,40

30 Medan 2.685,6 11.443,4 42,61

31 Binjai 3.476,6 15.653,4 45,02

32 Padangsidimpuan 11.632,5 59.005,7 50,77

33 Gunungsitoli 3.537,8 20.021,2 56,59

Sumatera Utara 826.695,8 4.387.035,9 53,07

Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sumatera Utara,2016

(18)

Salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang adalah Kecamatan Beringin.Data luas tanam , luas panen, dan produksi padi di Kecamatan Beringin telah disajikan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2.Luas Tanam,Luas Panen, Perkiraan Produksi PadiMenurut Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang

No Kecamatan Luas Tanam

(Ha)

Luas Panen (Ha)

Produksi(Ton)

1 Gunung Meriah 791 812 3.923

2 S.T.M. Hulu 555 543 2.683

3 Sibolangit 736 1.104 5.440

4 Kutalimbaru 2.187 2.418 12.884

5 Pancur Batu 1.122 1.301 6.513

6 Namo Rambe 1.224 1.748 9.382

7 Biru-Biru 1.849 2.067 10.543

8 S.T.M. Hilir 1.710 2.208 11.352

9 Bangun Purba 126 140 692

10 Galang 1.996 2.162 11.627

11 Tanjung Morawa 4.889 4.977 28.331

12 Patumbak 1.028 1.239 6.671

13 Deli Tua 14 21 111

14 Sunggal 5.059 5.234 29.982

15 Hamparan Perak 11.902 12.344 68.453

16 Labuhan Deli 6.634 6.319 37.769

17 Percut Sei Tuan 9.524 9.303 55.778

18 Batang Kuis 1.896 1.992 10.658

19 Pantai Labu 6.796 6.785 36.258

20 Beringin 4.041 5.100 31.924

21 Lubuk Pakam 3.068 3.096 18.832

22 Pagar Merbau 4.149 4.192 25.782

Deli Serdang 72.296 75.105 425588

Sumber: Kabupaten Deli Serang Dalam Angka,2016

Tabel 1.2 menunjukkan besar produksi padidiKecamatan Beringin merupakan yang tertinggi kelima Di Kabupaten Deli Serdang.

Kecamatan Beringin terbagi menjadi 11 Desa atau Kelurahan. Salah satu desa yang berada di Kecamatan Beringin adalah Desa Aras Kabu. Data luas panen, produksi dan produktivitasnya dilihat pada Tabel 1.3.

(19)

Tabel 1.3. Produktivitas Padi Per Desa Di Kecamatan Beringin No Desa/Kelurahan Produktivitas (ton/Ha)

1 Tumpatan 4,812

2 Emplasmen Kuala Namu 0,000

3 Sidodadi Ramunia 5,075

4 Pasar V Kebun Kelapa 4,771

5 Aras Kabu 4,790

6 Serdang 4,943

7 Sidourip 4,905

8 Pasar VI Kuala Namu 0,000

9 Karang Anyar 5,189

10 Beringin 5,548

11 Sidoarjo Dua Ramunia 5,660

Sumber : Badan Pusat Statitik , 2016

Tabel 1.3 menunjukkan produktivitas padi di Desa Aras Kabu sebesar 4,790ton/ha. Besar produktivitas di Desa Aras Kabu ini berada dalam urutan kedua paling rendah dibandingkan dengan desa-desa lainnya.

Upaya peningkatan produksi tanaman pangan melalui efisiensi produksi menjadi pilihan yang tepat. Dengan efisiensi, petani dapat menggunakan input produksi sesuai dengan ketentuan untuk mendapatkan produksi yang optimal. Pengukuran efisiensi sebagai tolak ukur antara selisih input yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Proses mengalokasikan input (faktor produksi) untuk memaksimumkan produksi dapat diupayakan melalui langkah-langkah apakah yang akan diambil guna memperoleh efisiensi ekonomi yang optimal, yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi padi petani.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap produksi usahatani padi di Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang?

(20)

2. Bagaimana tingkat efisiensi teknis, efisiensi harga dan efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani padi di Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk menganalisis pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap produksi usahatani padi di Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk menganalisis tingkat efisiensi teknis, efisiensi harga dan efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi usahatani padi di Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Sebagai bahan informasi bagi petani padi dalam upaya peningkatan produksi dan efisiensi,khususnya petani padi di daerah penelitian.

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi-instansi dalam melaksanakan pembangunan pertanian.

3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi para pembaca dan peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fungsi dan Faktor Produksi

Fungsi Produksi adalah hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat yang diciptakan. Fungsi produksi akan berfungsi ketika terdapat beberapa faktor yangmempengaruhi output produksi. Tujuan dari kegiatan produksi adalah memaksimalkan jumlah output dengan sejumlah input tertentu (Nicholson, 2002).

Faktor–faktor produksi dikenal juga dengan istilah input dan hasil produksi sering juga dinamakan output. Fungsi produksi dapat memberi gambaran tentang produksi yang efisien secara teknis (Sukirno, 2000).

Menurut Widjajanta dan Widyaningsih (2007), proses produksi memerlukan sejumlah faktor-faktor produksi input yang digunakan sebagai masukan dalam proses produksi untuk menghasilkan sejumlah barang (output). Jumlah output ini bergantung pada faktor-faktor produksi input yang digunakan dalam proses produksi. Fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut :

Y = f (X1, X2, X3, … Xn) Dimana : Y = Output

X1, X2, X3 = Input ke-1,2,3 Xn = Input Ke-n

Fungsi produksi berhubungan dengan hukum the law of diminishing returns.

Hukum ini mengatakan apabila satu macam input ditambah penggunaannya sedang input-input lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari

(22)

setiaptambahan satu unit input yang ditambahkan tadi naik, tetapi kemudian seterusnya menurun bila input tersebut terus ditambah (Boediono, 2002).

Gambar 2.1. Kurva Produksi Total, Marginal dan Rata-rata Keterangan:

TP = Total product/ Produksi Total

MP = Marginal Product/ Produk Marginal AP = Avarage Product/ Produksi Rata-rata Y = Produksi

X = Faktor produksi

Gambar di atas menjelaskan bahwa antara titik A, dan C adalah pertambahan produksi. Titik C adalah Total Produksi mencapai maksimum artinya tambahan input tidak lagi menyebabkan tambahan output atau produksi yang semakin

(23)

berkurang (Law of diminishing marginal productivity) marjinal (MP) adalah nol (C’). Sedangkan AP mencapai maksimum adalah pada saat elastisitas sama dengan 1 dan AP berpotongan dengan MP artinya rata-rata sama dengan tambahan output akibat tambahan 1 unit input produksi, dengan asumsi faktor produksi lain dianggap konstan. Tahap Pertama, Produksi total (total product) mengalami pertambahan yang semakin cepat. Tahap ini dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurva total product dimana AP (produksi rata-rata) maksimum pada titik in AP=MP (marginal product). Tahap Kedua, Produksi total (total product) pertambahanya semakin lama semakin kecil. Tahap II ini dimulai dari titik AP maksimum sampai titik dimana MP=0 atau TP maksimum . Tahap Ketiga, Produksi total (total product) semakin lama semakin menurun. Tahap III ini meliputi daerah dimana MP negatif : Inflection point (titik belok) : yaitu titik dimana slope (lereng kurva total product (TP) mulai berubah. Berlakunya the law of deminiting return diperlukan beberapa asumsi yaitu:

1. Hanya 1 variabel yang berubah dan yang lainnya tetap.

2. Teknologi produksi yang diterapkan dalam proses produksi tetap. Jika tingkat teknologi produksi yang diterapkan lebih canggih berarti dapat mempertinggi produktivitas setiap tenaga kerja, hukum tersebut tidak berlaku.

3. Sifat koefisien produksi adalah berubah-ubah.

Faktor produksi adalah semua pengorbanan yang diberikan tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan produk pertanian yang baik. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input, production factor dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Untuk menghasilkan suatu produk, diperlukan pengetahuan

(24)

hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output). Hubungan antara input dan output ini disebut dengan fungsi produksi atau “factor relationship”(Soekartawi, 2001).Dalam sektor pertanian, terdapat beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi produksi yaitu lahan pertanian, modal, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja (Nicholson, 2002).

1. Lahan Pertanian

Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi komoditas pertanian. Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha dan akhirnya akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usaha pertanian Lahan sebagai salah satu faktor produksi yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap usahatani. Perbedaan status penguasaan lahan dapat memberikan pengaruh besar terhadap sistem pertanian yang berkelanjutan dan status hak sewa atas tanah dalam kegiatan usahatani. Kepemilikan lahan digolongkan menjadi beberapa jenis antara lain dibeli, disewa, disakap, pemberian negara, warisan, wakaf dan lahan sendiri (Salikin, 2003). Petani yang mempunyai luas lahan yang lebih luas akan lebih mudah menerapkan inovasi dibandingkan dengan petani yang berlahan sempit. Hal ini dikarenakan keefektifan dan efisiensi dalam penggunaan sarana produksi (Soekartawi, 2003). Petani yang mempunyai lahan yang luas akan lebih mudah menerapkan anjuran penyuluhan demikian pula halnya dengan penerapan adopsi inovasi daripada yang memiliki lahan sempit. Hal ini dikarenakan keefisienan dalam penggunaan sarana produksi (Kusuma, 2006).

2. Bibit

Bibit yang unggulcenderung menghasilkan produk dengan kualitas yang baik.

Semakin unggul benih komoditas pertanian, semakin tinggi produksi pertanian

(25)

yang akan dicapai (Djoehna, 2003). Penggunaan benih yang baik dan sesuai dengan aturan akan menghasilkan tanaman budidaya yang baik secara kualitas maupun kuantitas. Penggunaan benih yang terlalu banyak menyebabkan populasi per lubang tanaman tinggi sehingga adanya persaingan dalam penyerapan unsur hara, oksigen dan sinar matahari yang mengakibatkan penurunan produksi (Respikasari et al., 2014). Penggunaan benih dengan varietas yang bermutu dapat meningkatkan produksi minimal 10 persen per hektar. Penggunaan benih yang unggul juga harus diperhatikan ketersediaan benih, harga benih dan akses dalam mendapatkan benih sehingga petani tidak memiliki kendala dalam mendapatkan benih yang bermutu (Indiarto, 2006).

3. Pupuk

Pupuk dibutuhkan sebagai nutrisi vitamin dalampertumbuhan dan perkembangan tanaman yang optimal. Pupuk yang sering digunakan adalah pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari penguraian bagian–bagian atau sisa tanaman dan binatang. Pupuk organik yang biasa digunakan oleh petani adalah pupuk kandang. Penggunaan pupuk kandang bermanfaat untuk mensuplai bahan organik dan unsur hara esensial, merangsang pertumbuhan mikroorganisme tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Djoehna, 2003). Penambahan pupuk kandang meningkatkan porositas tanah, C-organik, kadar N, P, K, Ca, Mg dan dapat memperbaiki struktur tanah sehingga pertumbuhan akar baik. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan berat gabah kering panen.

Pupuk anorganik atau yang biasa disebut sebagai pupuk buatan adalah pupuk yang sudah mengalami proses di pabrik seperti pupuk Urea, TSP, NPK dan KCL

(26)

(Djoehna, 2003). Pupuk anorganik memiliki keuntungan yaitu kandungan unsur hara tinggi, komposisi haranya dapat diketahui dan mudah larut dalam tanah.

Namun penggunaan pupuk anorganik juga harus diperhatikan sesuai dengan kebutuhan tanaman (Purwono, 2007).

4. Pestisida

Pestisida sangat dibutuhkan petani untuk mencegah serta membasmi hama dan penyakit tanaman yang dibudidayakan. Pestisida dapat menguntungkan usahatani namun di sisi lain pestisida dapat merugikan petani.Pestisida dapat menjadi kerugian bagi petani jika terjadi kesalahan pemakaian baik dari cara maupun komposisi yang diaplikasikan ke tanaman. Pemakaian pestisida yang berlebihan dapat menyebabkan biaya produksi yang berlebihan (Purwono, 2007).

2.2.Efisiensi

Efisiensi merupakan hasil perbandingan antara output fisik dan input fisik.

Semakin tinggi rasio output terhadap input maka semakin tinggi tingkat efisiensi yang dicapai. Tingkat efisiensi yang tinggi tercapai pada saat kondisi optimal terpenuhi yaitu tidak ada lagi kemungkinan menghasilkan jumlah produk yang sama dengan menggunakan input yang lebih sedikit dan tidak ada kemungkinan menghasilkan produk yang lebih banyak dengan menggunakan input yang sama (McEachern, 2001).

Efisiensi juga diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar–besarnya. Situasi yang demikian akan terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai produk marginal (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input tersebut (Soekartawi, 2003).

(27)

Marhasan (2005) yang menyatakan bahwa tingkat efisiensi yang tinggi tercapai pada saat kondisi optimal terpenuhi yaitu apabila tidak ada lagi kemungkinan menghasilkan jumlah produksi yang sama dengan menggunakan input yang lebih sedikit dan tidak ada kemungkinan menghasilkan produk yang lebih banyak dengan menggunakan input yang sama.Efisiensi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: efisiensi teknis, efisiensi harga, dan efisiensi ekonomi.

2.2.1 Efisiensi Teknis

Manfaat efisiensi teknis mengacu kepada upaya menghindari pemborosan baik dikarenakan memproduksi output sebanyak mungkin dengan penggunaan teknologi dan input tersedia atau mengunakan input seminimal mungkin yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu output. Produsen yang efisien secara teknis dapat memproduksi sejumlah output yang sama dengan menggunakan setidaknya salah satu input yang lebih sedikit atau dapat menggunakan input yang sama untuk memproduksi setidaknya salah satu output yang lebih banyak. Pengukuran efisiensi teknis penting karena dapat mengurangi biaya produksi dan membuat produsen lebih kompetitif (Alvarez dan Arias 2004).

2.2.2 Efisiensi Harga

Efisiensi hargamenurut Soekartawi (2002) efisiensi diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Hal tersebut akan terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai produk marginal (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input (P) tersebut, maka dapat dituliskan NPMx = Px atau NPMx/Px = 1, dalam banyak kenyataan NPMx tidak selalu sama dengan Px. Efisiensi harga dapat dicapai oleh seorang petani bila ia mampu memaksimumkan keuntungan (mampu

(28)

menyamakan nilai marginal produk setiap faktor produksi variabel dengan harganya).

2.2.3 Efisiensi Ekonomi

Efisiensi ekonomi adalah suatu kondisi produksi yang menggunakan input dan biaya produksi seminimal mungkin untuk menghasilkan tingkat output yang maksimal. Efisiensi ekonomi terjadi bila efisiensi harga dan efisiensi teknis terjadi. Perbedaan efisiensi sekelompok usahatani dapat disebabkan oleh perbedaan dalam tingkat efisiensi teknis atau efisiensi harga atau oleh keduanya (Kusumawardani, 2002).Efisiensi ekonomi akan tercapai jika terpenuhi dua kondisi berikut :

1. Proses produksi harus berada pada tahap kedua yaitu pada waktu 0 ≤ Ep ≤ 1.

2. Kondisi keuntungan maksimum tercapai, dimana value marginal product sama dengan marginal cost resource. Jadi efisiensiekonomi tercapai jika tercapai keuntungan maksimum. Asumsi perusahaan memaksimumkan keuntungan, maka kondisi nilai marjinal produk sama dengan harga input variabel yang bersangkutan.

2.3.Penelitian Terdahulu Tabel 2.1.Penelitian Terdahulu

N o

Nama Peneliti

Judul Penelitian

Identifikasi Masalah

Metode Analisis

Hasil 1 Tutty

Flower Kaban ( 2012)

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Padi Sawah Di Desa Sei Belutu

1. Bagaimana pengaruh

penggunaan faktor produksi luas lahan, bibit, pupuk,

pestisida,dan

tenaga kerja terhadap jumlah produksi dalam

Analisis regresi linear berganda

1. Secara serempak penggunaan faktor produksi luas lahan,bibit,pupuk,

pestisida, dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi padi sawah di daerah penelitian .

(29)

Kecamatan Sei Bamban Kabupaten SerdangBeda gai

usahatani padi sawah di daerah penelitian.

2 Bagaimana tingkat efisiensi teknis, efisiensi harga, efisiensi ekonomis

penggunaan faktor produksi yang dihasilkan oleh petani dalam kegiatan usatani padi sawah didaerah tersebut.

Secara parsial faktor produksi yang berpengaruh secara nyata terhadap jumlah produksi padi sawah adalahpupuk dan tenaga kerja, sementara faktor produksi luas lahan, bibit, dan pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi padi sawah.

2. Tingkat efisiensi daerah penelitian belum berada pada kondisi yang efisien sehingga perlunya dilakukan

penambahan

penggunaan pada input produksi sesuai standart yang ditentukan agar tercapai kondisi yang optimal.

2 Dipo Notaria nto (2011)

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Padi Organik Dan Padi Anorganik (Studi Kasus:

Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen)

1. Seberapa besar pengaruh penggunaan faktor produksi luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja terhadap jumlah produksi padi organik dan padi anorganik?

2. Seberapa besar perbedaan tingkat efisiensi usaha tani padi organik dan padi anorganik?

Analisis Statistik

1. Variabel independen luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja secara bersama- sama berpengaruh terhadap variabel jumlah produksi padi organik. Untuk usahatani padi anorganik, variabel independen luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel jumlah produksi padi anorganik.

Lanjutan Tabel 2.1.Penelitian Terdahulu

(30)

Secara parsial variabel luas lahan, bibit, pupuk

berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi padi organik. secara parsial variabel luas lahan dan pupuk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Untuk usahatani padi anorganik,sedangka n variabel pestisida tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi padi organik sedangkan bibit dan pestisida tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi padi 2. Berdasarkan nilai efisiensi teknik yang diperoleh kurang dari 1 untuk kedua usahatani padi organik dan padi anorganik, maka dapat dikatakan bahwa usahatani padi organik dan padi anorganik di daerah penelitian tidak efisien

3 Damel Fink Lybaws (2017)

Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Padi Ladang

1.Bagaimana gambaran umum usahatani padi ladang di

Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun 2.Bagaimana efisiensi

Analisis regresi linear berganda dengan Fungsi produksi Cobb Douglas

1.Secara serempak semua faktor produksi berpengaruh signifikan terhadap produksi padi ladang. Sementara, secara parsial 2. Penggunaan Lanjutan Tabel 2.1.Penelitian Terdahulu

(31)

Di

Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun

ekonomi penggunaan faktor produksi usahatani padi ladang di

Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun.

faktor produksi luas lahan, benih, dan pupuk urea berpengaruh signifikan terhadap produksi padi ladang, penggunaan faktor produksi pada masing-masing petani rata-rata belum efisien secara ekonomis.

4 Mira Ayu Rushita Dewi (2012)

Analisis Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Jagung (Zea Mays) (Studi Kasus Desa Kramat, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Madura)

1.Faktor-faktor produksi apa saja yang mempengaruhi tingkat produksi di

daerah penelitian ? 2. Seberapa jauh tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani jagung

di daerah penelitian ?

Analisis Regresi Linear Bergand a dengan Fungsi produksi Cobb Douglas dan analisis Data Envelop ment Analysis (DEA)

1.Faktor luas lahan, benih, pupuk kandang dan pestisida

berpengaruh nyata terhadap produksi jagang sedangkan pupuk urea dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata produksi jagung.

2. Rata-rata

efisiensi teknis yang dicapai sebesar 96,9%, dengan kisaran antara 75% hingga 100%.

Nilai inefisiensi teknis rata-rata adalah sebesar 3,1%.

Maka dari itu usahatani jagung sudah efisien secara teknis.

5 Daniel S Siahaan (2012)

Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum L.) di Desa

1.Bagaimana faktor produksi lahan, bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat- obatan

mempengaruhi produksi usahatani cabai

Analisis Efisiensi, Analisis Regresi Linier Bergand a Dan Analisis Profitanil

1.Faktor produksi (luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk, pestisida) secara bersama – sama berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi cabai merah, sedangkan Lanjutan Tabel 2.1.Penelitian Terdahulu

(32)

Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo

di daerah penelitian, 2.Bagaimana tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi usahatani cabai merahdi daerah penelitian, bagaimana profitabilitas yang diperoleh dari usahatani cabai merah di daerah

penelitian

itas secara parsial, hanya variabel luas lahan saja yang

berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi cabai merah

2.Penggunaan faktor produksi lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk, dan pestisida usahatani cabai merah di Desa

Sukanalutidakefisien

2.4. Kerangka Pemikiran

Usahatani adalah kegiatan untuk memproduksi di lingkungan pertanian yang pada akhirnya bagaimana seorang petani mengusahakan, mengkoordinasikan dan menentukan penggunaan faktor produksi sehingga memberi produksi yang maksimal. Dalam usatahani terdapat beberapa faktor produksi diantaranya luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan lainnya. Penggunaan faktor produksi merupakan salah satu kunci utama dalam proses produksi, hal tersebut biasanya disebabkan oleh penggunaan faktor produksi yang tidak efisien dan akhirnya dapat menetukan sseberapa besar jumlah produksi yang dihasilkan.

Jika penggunaan faktor produksi tidak efisien akan menyebabkan penurunan produksi dalam usahatani padi. Upaya peningkatan produksi tanaman pangan melalui efisiensi menjadi salah satu pilihan yang tepat. Dengan efisiensi, petani dapat menggunakan input produksi yang tepatdan sesuai dengan ketentuan untuk mendapat produksi yang maksimal. Petani diharapkan memiliki kemampuan dan pengetahuan mengenai pengeloalaan tingkat penggunaan faktor produksi seefisien Lanjutan Tabel 2.1.Penelitian Terdahulu

(33)

mungkin agar dapat meningkatkan keuntungan dalam kegiatan usahatani terutama untuk komoditas padi. Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Skema Kerangka Pemikiran Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Padi.

2.5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Faktor produksi luas lahan, bibit ,Pupuk Urea, Pupuk ZA, Pestisida Regent, Pestisida Score dan Pestisida Keong Tox berpengaruh signifikan secara serempak dan parsial terhadap produksiusahatani padi di Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.

= Hubungan

=Pengaruh

USAHATANI

FAKTOR PRODUKSI

PROSES PRODUKSI

JUMLAH PRODUKSI

EFISIENSI TEKNIS

EFISIENSI HARGA

EFISIENSI EKONOMI

1 Luas lahan 2. Bibit 3. Pupuk Urea 4. Pupuk ZA 5. Pestisida Regent 6. Pestisida Score 7. Pestisida Keong

Tox

(34)

2. Usahatani Padi di Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang sudah efisiens secara teknis, harga dan ekonomi.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Lokasi

Penentuan Lokasi Penelitian Dilakukan Secara Purposive samplingBerdasarkan Pertimbangan Tertentu, Yaitu Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Peneliti memilih Kecamatan Beringin karena Kecamatan Beringin memiliki produksitertinggi kelima Di Kabupaten Deli Serdang (lihat Tabel 1.2 Halaman 3).

Desa yang menjadi lokasi peneliti yaitu Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Desa Aras Kabu dipilih sebagai lokasi penelitian karena memilikiproduktivitas yang paling rendah kedua di kecamatan beringin4.790 ton/ha (lihat Tabel 1.3 Halaman 4).

3.2. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi di Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.Desa Aras Kabu memiliki 8 kelompok tani dengan total jumlah anggota sebanyak 380 anggota. Penentuan sampel ditentukan dengan metode simple random sampling dengan jumlah sampel yang dihitung dengan metode (Arikunto,2008) yaitu Apabila Kurang Dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari kemampuan peneliti dari waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek dan besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Berdasarkan (Arikunto,2008) jumlah sampel yang

(36)

diambil pada penelitian ini adalah sebanyak 10 % dari jumlah populasi yaitu 38 petani padi.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara kepada petani dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh isntansi-instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, Kementrian Pertanian, Perpustakaan USU serta dari berbagai jurnal dan literatur serta dari sumber lain yang mendukung untuk penelitian ini.

3.4. Metode Analisi Data

3.4.1 Analisis Fungsi Cobb Douglass

Untuk membuktikan Hipotesis 1Menggunakan Metode Analisis Fungsi Cobb Douglass.Untuk mengolah data menggunakan program statistical product for service solution (SPSS).Analisis pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap

hasil produksi pada usahatani padidilakukan dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas dengan rumus sebagai berikut:

Y = A Ka L

Dari fungsi Cobb-Douglas disusun model fungsi produksi padi sebagai berikut :

b

Y = aX1b1X2b2X3b3X4b4X5b5 X6b6X7 Dimana :

b7

Y = Produksi Padi (Ton) X1

X

= Luas Lahan (Ha)

2

X

= Bibit (Kg)

3 = Pupuk Urea (Kg/MT)

(37)

X4

X

= Pupuk ZA(Kg/MT)

5

X

= Pestisida Regent (Liter/MT)

6 =

X

Pestisida Score(Liter/MT)

7 =

a = Konstanta

Pestisida Keong Tox (Liter/MT)

bi = Koefisien regresi, i=1,2,3

Hubungan fungsional antara faktor produksi dengan hasil produksi dianalisis menggunakan regresi linear berganda, dimana model fungsi produksi Cobb Douglas tersebut diubah ke dalam bentuk persamaan logaritma natural, sehingga

menjadi persamaan linear berganda sebagai berikut :

LnY = Lna + b1LnX1 + b2LnX2 + b3LnX3 + b4LnX4 + b5LnX5 + b6LnX6 +b7LnX7

1Uji Asumsi Klasik 1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Jika hasil pengolahan data dengan SPSS menunjukkan nilai signifikansi ≥0,05 maka data normal. Jika nilai signifikansi <0,05 maka data tidak normal. Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui data variabel dependen dan independen berdistribusi normal atau tidak.

1.2 Uji Asumsi Multikolinearitas

Salah satu dari asumsi model regresi linear klasik adalah bahwa tidak terdapat multikolinearitas antara variabel yang menjelaskan yang termasuk dalam model.

Uji asumsi multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya

(38)

korelasi atau hubungan antara variabel eksogen dalam model regresi. Korelasi diantara variabel eksogen seharusnya tidak terjadi dalam model regresi yang baik (Ghozali, 2005). Melihat nilai toleransi dan VIF, dengan kriteria uji sebagai berikut:

1. Jika toleransi ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10 : terjadi multikolinearitas.

2. Jika toleransi > 0,10 dan VIF < 10 : tidak terjadi multikolinearitas.

1.3 Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas, bertujuan untuk menguji model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hal tersebut dapat dilihat dari pola pada grafik scattterplot. Jika titik-titik pada grafik membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit berarti terjadi heteroskedastisitas. Jika titik-titik menyebar di atas maupun di bawah angka 0 dan sumbu Y serta tidak ada pola yang jelas maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).

2.Uji Kesesuaian Model

2.1 Uji Serempak ( Uji F – Statistik)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara serempak (Sugiyono, 2008). Hipotesis yang digunakan yaitu :

a. H0 : b1 = b2 = b3 = b4 .…bn = 0, artinya variabel independen secara serempak tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b. H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ ….. bn≠ 0, artinya variabel independen secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

(39)

Kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Jika nilai sig ≤0,05, maka H1 diterima (H0 ditolak) berarti variabel independen secara serempak berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai sig >0,05, maka H1 ditolak (H0 diterima) berarti variabel independen secara serempak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2.2 UjiParsial ( Uji t – Statistik)

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terkait (Ghozali, 2005). Hipotesis yang digunakan yaitu :

a. H0 : b1= 0, b2 = 0 ...b5 = 0, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b. H1 : b1 ≠ 0, b2 ≠ 0 ...b5 ≠ 0 artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Jika nilai sig ≤0,05, maka H1 diterima (H0 ditolak) berarti masing -masing variabel indepeden berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai sig >0,05, maka H1 ditolak (H0 diterima) berarti masing-masing variabel indepeden tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.4.2 Uji Efisiensi

Untuk membuktikan Hipotesis 2menggunakan uji efisensiyaitu menganalisis tingkat efisiensi teknis, efisiensi harga dan efisiensi ekonomi.

1. Efisiensi Teknis

Untuk menghitung efisiensi teknis dapat dilihat dari nilai koefisien regresi yang merupakan nilai elastisitas produksi dari faktor-faktor produksi

(40)

tersebut.Penjumlahan dari koefisien regresi tersebut disesuaikan dengan kriteria di bawah ini .

1. Jika nilai efisiensi teknis sama dengan 1, maka penggunaan input atau faktor produksinya sudah efisien.

2. Jika nilai efisiensi teknis kurang dari 1 (tidak sama dengan 1), maka penggunaan input atau faktor produksinya tidak efisien.

3. Jika nilai efisiensi teknis lebih besar dari satu (tidak sama dengan 1), maka penggunaan input atau faktor produksinya belum efisien.

2. Efisiensi Harga

Menurut Soekartawi (2006) secara matematis efisiensi harga dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 =𝑏𝑏𝑏𝑏𝑁𝑁𝑏𝑏 𝑋𝑋 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁

𝑁𝑁𝑃𝑃 = 1 Keterangan:

b = elastisitas Y = output rata-rata X = input rata-rata

Py = harga output rata-rata Px = biaya input rata-rata NPM = Nilai Produk Marjinal.

Dengan Kriteria :

 NPM / Px = 1. Artinya penggunaan faktor produksi usahatani sudah efisien.

(41)

 NPM / Px > 1. Artinya penggunaan faktor produksi usahatani belum efisien.

Usaha untuk meningkatkan keuntungan dapat dilakukan dengan cara menambah alokasi faktor produksi.

 NPM / Px < 1. Artinya penggunaan faktor produksi usahatani tidak efisien.

Usaha untuk meningkatkan keuntungan dapat dilakukan dengan cara mengurangi alokasi faktor produksi.

3. Efisiensi Ekonomi

Efisiensi ekonomi merupakan hasil kali antara seluruh efisiensi teknis dengan efisiensi harga dari seluruh faktor input dengan persamaan rumus sebagai berikut ( Nicholson, 2002).

EE = ET × EH Keterangan :

EE = Efisiensi Ekonomi ET = Efisiensi Teknis EH = Efisiensi Harga.

Untuk mengetahui apakah efisiensi ekonomi sudah efisien atau tidak efisien adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai efisiensi ekonomi = 1 , maka penggunaan input atau faktor produksinya sudah efisien.

2. Jika nilai efisiensi ekonomi < 1 , maka penggunaan input atau faktor produksinya tidak efisien.

3. Jika nilai efisiensi ekonomi > 1 , maka penggunaan input atau faktor produksinya belum efisien.

(42)

3.5 Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Definisi

Definisi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Jumlah produksi adalah jumlah total produksi panen kering padi sawah yang diproduksi oleh petani.satuan yang dipakai adalah(ton).

2. Luas lahan adalah luas lahan yang digunakan petani untuk menanam padi dalam satu musim tanam. Satuan yang digunakan hektar (Ha ) .

3. Bibit adalah jumlah bibit padi yang digunakan pada satu kali musim tanam.

Satuan yang digunakan adalah kilogram per musim tanam (Kg/MT).

4. Pupuk Urea adalah jumlah pemakaian pupuk dalam satu kali musim tanam.

Satuan yang digunakan adalah kilogram per musim tanam (Kg/MT).

5. Pupuk ZA adalah jumlah pemakaian pupuk dalam satu kali musim tanam.

Satuan yang digunakan adalah kilogram per musim tanam (Kg/MT).

6. PestisidaRegent adalah pemakaian pestisida dalam satu kali musim tanam.

Satuan yang digunakan adalah liter per musim tanam (liter/MT).

7. Pestisida Score adalah pemakaian pestisida dalam satu kali musim tanam.

Satuan yang digunakan adalah liter per musim tanam (liter/MT).

8. Pestisida Keong Tox adalah pemakaian pestisida dalam satu kali musim tanam. Satuan yang digunakan adalah liter per musim tanam (liter/MT).

9. Efisiensi adalah proses produksi yang dapat memanfaatkan input yang lebih sedikit demi menghasilkan ouput dalam jumlah yang sama.

10. Belum efisien adalah Jika penggunaan input produksi yang terlalu sedikit sehinnga tidak menggasilkan produksi maksimal.

(43)

11. Tidak efisien adalah jika penggunaan input produksi yang berlebihan sehingga menurunkan jumlah produksi.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Petani yang menjadi sampel adalah petani yang berusahatani padi sebagai sumber pendapatan utama maupun pendapatan sampingan.

2. Daerah penelitian adalah Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.

3. Waktu penelitian adalah pada tahun 2018.

(44)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

4.1 Deskripsi Wilayah

4.1.1 Luas Dan Letak Geografis

Desa ArasKabu terletak di wilayah Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Desa Aras Kabu yaitu 393 Ha, terdiri dari 6 dusun. Desa Aras Kabu mempunyai batasan-batasan sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Serdang

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Tumpatan Psr V Kebun Kelapa 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Sidourip Psr VI Kuala Namu 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Tumpatan Nibung/Penara

Luas wilayah Desa ArasKabu yaitu 393 Ha dengan luas persawahan 263 ha dengan luas permukiman 40.5 ha, luas perkebunan seluas 40 ha. ketinggian Desa ArasKabu 15 mdpl dengan curah hujan 2.510 Mm.

4.1.2 Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk di Desa ArasKabu sebanyak 3647 jiwa yang terdiri dari 1828 jiwa laki-laki dan 1819 jiwa perempuan. Jumlah rumah tangga di desa ArasKabu 934 KK dengan rata-rata ART per rumah tangga 3.90.

4.1.3 Sarana Dan Prasarana

Kondisi jalan di Desa ArasKabu sebagai sarana untuk transportasi kendaraaan sudah baik untuk jalan masuk menuju desa maupun jalur keluar desa. Untuk jaringan listrik di Desa ArasKabu telah tersedia PLN dan seluruh rumah tangga di desa ini sudah menggunakan listrik sebagai kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

(45)

Jumlah sarana di desa ArasKabu cukup memadai, Sarana untuk ibadah sebanyak 2 buah mesjid, 3 buah mushalla dan 2 gereja. Untuk sarana kesehatan sebanyak 1 buah puskesmas, 1 buah poskesdes dan 5 buah posyandu.

4.1.4 Tingkat Pendidikan

Jumlah sekolah yang terdapat di Desa ArasKabu yaitu untuk Sekolah Dasar Negeri sebanyak 2 buah, sedangkan Sekolah Menengah Pertama Swasta sebanyak 1 buah, Madrasah sebanyak 1 buah dan Taman Kanak-Kanak sebanyak 2 buah.

4.1.5 Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di Desa ArasKabu dapat terlihat dari pekerjaan masyarakat itu sendiri. Sebagian besar masyarakat di Desa ArasKabu bekerja di sektor non formal seperti petani, buruh tani, pengrajin industri rumah tangga, montir dan sebagian kecil lainnya di sektor formal seperti pegawai negeri sipil, TNI , POLRI , karyawan perusahaan swasta dan karyawan perusahaan pemerintah.

4.2 Karakteristik Petani Sampel

Petani padi yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 38 orang.

Gambaran umum petani sampel meliputi umur petani, tingkat pendidikan petani, status kepemilikan lahan padi ,luas lahan padi , lama bertani padi , jumlah anggota keluarga dan tanggungan petani, diuraikan sebagai berikut.

4.2.1 Umur Petani Sampel

Umur dapat mempengaruhi kemampuan fisik seorang petani dalam melangsungkan kegiatan usahatani. Tingkatan umur mempengaruhi perilaku

(46)

petani terhadap pengambilan keputusan dalam kegiatan usahatani.Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hasyim (2006) yang menyatakan bahwa umur petani merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan kemampuan kerja petani dalam melaksanakan kegiatan usahatani. Petani yang bekerja dalam usia produktif akan lebih baik dan maksimal dibandingkan usia non produktif. Berikut klasifikasi petani padi di Desa ArasKabu menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Klasifikasi Umur Petani Responden di Desa Aras Kabu

No Umur (Tahun) Jumlah Sampel (Orang) Persentase (%)

1 20-27 1 2,63

2 28-35 6 15,78

3 36-43 6 15,78

4 44-51 16 42,10

5 52-60 9 23,68

Jumlah 38 100

Sumber : Lampiran 1

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah sampel terbesar di daerah penelitian berada pada kisaran umur 44-51 tahun dengan jumlah 16 orang dengan persentase yang diperoleh sebesar 42.10 %. Besar persentase sampel pada daerah penelitian berada pada usia yang produktif yang masih berpotensi mengoptimalkan usahataninya adalah seesar 76,29%.

4.2.2 Tingkat Pendidikan Petani Sampel

Tingkat pendidikan petani akan berpengaruh dalam perilaku petani dalam pengambilan keputusan dan penerapan teknologi. Petani yang memiliki tingkat pendidikan rendah dapat menyebabkan keterbatasan kemampuan dalam penerapan teknologi. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah dalam menerapkan inovasi. Pendidikan petani tidak hanya berorientasi terhadap

(47)

peningkatan produksi tetapi mengenai kehidupan sosial masyarakat tani. Tingkat pendidikan petani di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Petani Sampel di Desa Aras Kabu No Tingkat pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Sekolah Dasar (SD) 0 0

2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 15 39.47

3 Sekolah Menengah Atas (SMA) 22 57.89

4 Perguruan Tinggi 1 2.63

Jumlah 38 100

Sumber : Lampiran 1

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata petani memiliki tingkat pendidikan SMP sebesar 15 orang dengan persentase sebesar 39.47% dan pendidikan SMA sebesar 22 orang dengan besar persentase 57.89 % , jadi tingkat pendidikan petani rata- rata yang terbesar adalah tingkat SMA, artinya petani di daerah penelitian cukup berpendidikan dalam bertani.

4.2.3 Pengalaman Bertani

Pengalaman usahatani akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan pengalaman petani dalam menjalankan kegiatan usahatani. Semakin tinggi pengalaman bertani maka semakin baik pula pengelolaan usataninya. Tingkat pengalaman petani di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Klasifikasi Tingkat Pengalaman Petani Sampel di Desa Aras Kabu No Pengalaman Bertani (Tahun) Jumlah Sampel (Orang) Persentase (%)

1 0-8 1 2,63

2 9-16 14 36,8

3 17-24 9 23,68

4 25-31 9 23,68

5 33-40 5 13.15

Jumlah 38 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah sampel terbesar di daerah penelitian dengan memiliki pengalaman bertani 9-16 tahun sebesar 14 0rang dengan persentase 36.84%. Hal ini menunjukkan pengalaman bertani sangat bervariasi.

(48)

4.2.4 Status Kepemilikan Lahan

Jenis lahan yang dimiliki petani sebagian besar adalah lahan sawah. Status kepemilikan dan penguasaan adalah milik sendiri, sewa, milik keluarga. Status kepemilikan lahan di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Klasifikasi Status Kepemilikan Lahan Petani Sampel di Desa Aras Kabu

No Status Kepemilikan Lahan Jumlah Sampel (Orang) Persentase (%)

1 Milik sendiri 100 100

2 Sewa 0 0

3 Keluarga 0 0

Jumlah 38 100

Sumber : Lampiran 1

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa status kepemilikan lahan di daerah penelitian 100% milik sendiri.

4.2.5 Luas Lahan Padi

Komposisi petani sampel berdasarkan luas lahan padi di Desa ArasKabu dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Klasifikasi Luas Lahan padi sawah Petani Sampel di Desa Aras Kabu

No Luas Lahan (ha) Jumlah Sampel (Orang) Persentase (%)

1 0.1 - 1 15 39,47

2 1.1 - 2 23 60,52

Jumlah 38 100

Sumber : Lampiran 1

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa luas lahan yang paling dominan yaitu antara 1.1 -2 ha sebanyak 23 orang dengan persentase sebesar 60,52 %

(49)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1Hasil Uji Hipotesis 1 Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Padi Terhadap Produksi Usahatani Padi

5.1.1 Uji Asumsi Klasik a. Normalitas

Tabel 5.1. Uji Asumsi Normalitas Dengan Menggunakan Uji KolmogorovSmirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

Kolmogorov-Smirnov Z .613

Asymp. Sig. (2-tailed) .847

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel menunjukkan bahwa nilai signifikansi kolmogorov – smirnov Z adalah sebesar 0,847. Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan yang ditolerir yaitu 5 % atau 0,05.

Maka dapat disimpulkan bahwa data residual model berdistribusi normal dan model regresi linear berganda produksi padi memenuhi Asumsi Normalitas.

Analisis Grafik

Uji normalitas dapat dilihat dari grafik Normal P-P plot dan Histogram. Hasil pengolahan dengan SPSS untuk uji asumsi normalitas residual model regresi linear berganda produksi padi dapat dilihat hasinya pada Gambar 5.1.

(50)

Gambar 5.1 Grafik Normal P-P Plot Produksi Padi

Berdasarkan Gambar 5.1 dapat dilihat Grafik Normal P-P Plot Produksi Padi titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal tersebut.

Gambar 5.2 Histogram Produksi Padi

(51)

Pada Diagram Histogram menunjukkan bahwa tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Ini menujukkan bahwa data residual model terdistribusi normal, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linear berganda produksi padi sudah memenuhi asumsi normalitas.

b.Uji Asumsi Multikolinearitas

Tabel 5.2. Nilai Tolerance Dan VIF Produksi Padi Coefficientsa

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

lnx1 0,115 8.713

lnx2 0,221 4.515

lnx3 0,272 3.678

lnx4 0,408 2.453

lnx5 0,400 2.502

lnx6 0,471 2.123

lnx7 0,474 2.108

a. Dependent Variable: lny

BerdasarkanTabel 5.1 hasil uji asumsi multikolinearitas dapat dilihat bahwa varibel luas lahan (X1), bibit (X2), Pupuk Urea (X3), Pupuk ZA (X4), Pestisida Regent (X5), Pestisida Score(X6), dan Pestisida Keong Tox(X7) memiliki nilai tolerance >0,1 dan VIF <10, yang artinya tidak terjadi gejala multikolinearitas.

Maka disimpulkan bahwa model regresi linear produksi padi tidak ada korelasi atau hubungan antara variabel bebas, sehingga terbebas dari masalah multikolinearitas.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dengan menggunakan analisis garafik dapat dilihat dari grafikscatterplot hasil pengolahan SPSS pada Gambar 5.1.

(52)

Gambar 5.3Scatterplot Uji Heterokeastisitas Produksi Padi

Berdasarkan Gambar 5.3(Scatterplot) di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas dikarenakan titik-titik varian residual yaitu : 1. Titik-titik data menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola

tertentu yang jelas.

2. titik-titik menyebar di atas maupun di bawah angka 0 dan sumbu Y serta tidak ada pola yang jelas.

3. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

5.1.2 Uji Kesesuaian Model ( Test Goodness Of Fit ) a. Koefisien Determinasi (R2

Besar nilai koefisien determinasi (R )

2

Tabel 5.3 Nilai Koefisien Determinasi (R

) dapat dilihat pada Tabel 5.4.

2) Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .960a .922 .904 .14276

a. Predictors: (Constant), LNX7, LNX2, LNX6, LNX5, LNX4, LNX3, LNX1 b. Dependent Variable: LNY

(53)

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh adalah sebesar 0.922. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 92.20 % variasi variabel terikat produksi padi telah dapat di jelaskan oleh variabel bebas luas lahan (X1), bibit (X2), Pupuk Urea (X3), Pupuk ZA (X4), Pestisida Regent (X5), Pestisida Score (X6), dan Pestisida Keong Tox (X7)Sedangkan sisanya sebesar 7,80 % dipengaruhi oleh variabel lain yang belum dimasukkan ke dalam model.

b.Uji Serempak ( Uji F) Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Padi

Untuk menguji hipotesis secara serempak,dilakukan dengan uji F. Hasil uji secara serempak dengan uji F dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Hasil Pengujian Secara Serempak (Uji F) ANOVAb

Model Sum of Squares DF Mean Square F Sig.

1 Regression 7.211 7 1.030 50.551 .000a

Residual .611 30 .020

Total 7.823 37

a. Predictors: (Constant), lnx7, lnx5, lnx4, lnx6, lnx2, lnx3, lnx1 b. Dependent Variable: lny

Pada Tabel 5.4 hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000

≤ 0.05. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang di tolerir yaitu 0,000 hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya variabel luas lahan (X1), bibit (X2), Pupuk Urea (X3), Pupuk ZA (X4), Pestisida Regent (X5), Pestisida Score (X6), dan Pestisida Keong Tox (X7) secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu produksi padi.

(54)

c.Uji Parsial (Uji t)Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Padi

Tabel 5.5. Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji t) Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.966 .642 9.293 .000

lnx1 .357 .141 .381 2.531 .017

lnx2 -.098 .093 -.114 -1.055 .300

lnx3 .253 .107 .232 2.365 .025

lnx4 .419 .077 .434 5.431 .000

lnx5 -.154 .063 -.197 -2.443 .021

lnx6 .127 .062 .152 2.042 .050

lnx7 .122 .054 .166 2.245 .032

a. Dependent Variable: lny

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil koefisien regresi tiap variabel meliputi koefisien regresi luas lahan (X1) sebesar 0,357, bibit (X2) sebesar -0,098, Pupuk Urea (X3) sebesar 0,253, Pupuk ZA (X4) sebesar 0,419, Pestisida Regent (X5) sebesar -0,154, Pestisida Score (X6) sebesar 0,127 danPestisida Keong Tox (X7) sebesar 0,122. Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 5,966, maka model persamaan liniernya sebagai berikut :

LnY = 5,966 + 0,357 LnX1 – 0,098LnX2 + 0,253LnX3 + 0,419LnX4–

0,154LnX5 +0,127 LnX6 + 0,122LnX7

Keterangan :

Y = Produksi Padi (Ton) X1

X

= Luas Lahan (Ha)

2

X

= Bibit (Kg/MT)

3

X

= Pupuk Urea (Kg/MT)

4 = Pupuk ZA(Kg/MT)

(55)

X5

X

= Pestisida Regent(Kg/MT)

6

X

=Pestisida Score (Kg/MT)

7

a = Konstanta

=Pestisida Keong Tox (Liter/MT)

bi = Koefisien regresi, i=1,2,3

Pengaruh Luas Lahan (X1) Terhadap Produksi Padi

Tingkat signifikansi t sebesar 0,017 maka nilai signifikansi t (0,017)< 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1

Nilai koefisien regresi variabel luas lahan (X1) yakni sebesar 0,357, Ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara luas lahan dengan produksi padi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap adanya pertambahan luas lahan sebesar 1

% maka tingkat produksi padi yang dihasilkan bertambah sebesar 0.357 %. Hal ini sesuai dengan landasan teori menurut Salikin (2003) yang menyatakan bahwaLahan sebagai salah satu faktor produksi yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap produksi usahatani. Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh produksi komoditas pertanian dan luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha dan produksi yang dihasilkan. Semakin luas lahan yang dimiliki seorang petani , maka akan menambah jumlah produksi padi.

diterima yang artinya variabel luas lahan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap produksi padi.Petani yang mempunyai luas lahan yang lebih luas akan lebih mudah menerapkan inovasi dibandingkan dengan petani yang berlahan sempit dengan dekimian dapaat meningkatkan produksi padi.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dari GA ini merupakan hasil yang paling optimal dalam meminimalkan total rugi daya sistem karena pada GA tersebut setiap kombinasi jaringan, lokasi

Dari pembahasan diatas tidaklah bertentangan dengan teori powerfull effect yang mana teori ini berpendapat media massa memiliki efek yang tak terbatas, yang mana terdapat hubungan

Umum dan Kepegawaian 31/12/2008 25 00 1989 Hukum, Abulyatama, Banda Aceh Ilmu Hukum S-1 2003 IV.A. 8

Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kebersihan, Ketertiban, dan Keindahan diharapkan mampu menjadi payung hukum terkait masalah kebersihan

Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong

Sementara,  baik  psikoterapi  pada  umum‐ nya  maupun  psikoterapi  transpersonal  pada  khususnya  sudah  mencoba  melakukan  integrasi.  Psikoterapi  integral 

Untuk mengetahui perbedaan efektifitas antara Intermittent Vacuum Therapy dengan Intermittent Pneumatic Compression dalam pemulihan kelelahan otot-otot kaki paska

Perhatian ekowisata yang menekankan pada nilai-nilai konservasi dari lingkungan dan budaya lokal, multiplier effect bagi masyarakat, dan partisipasi masyarakat