• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.11 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap rumusan masalah dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2011) menyatakan bahwa dalam penelitian terdapat dua jenis hipotesis penelitian yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan variabel dependen dengan variabel independen.

2.11.1 Firm Size Terhadap Earning Management

Ukuran perusahaan atau firm size dihitung dengan menggunakan logaritma natural (ln) dari total aset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan salah satu daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya. Ukuran perusahaan juga dapat memudahkan akses perusahaan untuk masuk ke pasar modal. Setiap perusahaan

menginginkan agar kinerja perusahaan selalu terlihat baik. Rahmani dan Mir (2013) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif yang signifikan dengan manajemen. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Qomariyah (2008) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Perusahaan besar cenderung menggunakan prosedur akuntansi menurunkan laba untuk mengurangi pajak yang tinggi dan political cost, sehingga laba yang dilaporkan mengandung akrual tinggi dan berkualitas rendah. Kim et, al,. (2003) menyimpulkan bahwa perusahaan besar lebih cenderung melakukan manajemen laba dibanding perusahanan besar. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perusahaan kecil melakukan manajemen laba untuk menghindari pelaporan kerugian. Sedangkan perusahaan besar dan sedang lebih agresif melakukan manajemen laba untuk menghindari pelaporan penurunan laba. berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang disusun yaitu:

H1: Firm size berpengaruh signifikan terhadap earning management 2.11.2 Leverage Terhadap Earning Management

Leverage menggambarkan seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio leverage semakin tinggi berarti perusahaan memiliki utang yang besar untuk membiayai aset perusahaan. Aset tersebut digunakan perusahaan untuk memberikan keuntungan bagi pemilik. Leverage merupakan salah satu cara manajer dalam meningkatkan laba

perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan terlihat baik. Penelitian oleh Agustia (2013) menyimpulkan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai rasio leverage yang tinggi cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba. Agustia (2013) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki rasio leverage yang tinggi cenderung mengatur laba yang akan dilaporkan dengan menaikkan atau menurunkan laba periode masa mendatang ke periode saat ini. Barus dan Yosephine (2012) menyimpulkan bahwa leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini berarti semakin tinggi leverage, maka manajemen semakin termotivasi untuk melakukan manajemen laba. berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang disusun yaitu:

H2: Leverage berpengaruh signifikan terhadap earning management 2.11.3 Free Cash Flow Terhadap Earning Management

Arus kas bebas tidaklah sama dengan laba yang diperoleh perusahaan. Arus kas bebas merupakan arus kas yang benar-benar tersedia untuk diatribusikan kepada pemegang saham ataupun debitur sebagaimana dijelaskan dalam tinjauan teoritis. White et al., (2003:68) (dalam Agustia 2013) mengungkapkan bahwa semakin besar kas tersedia dalam perusahaan tersebut, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran utang, dan dividen. Agustia (2013) menyimpulkan bahwa free cash flow berpengaruh

negatif signifikan terhadap manajemen laba. Hal in dikarenakan perusahaan dengan free cash flow yang tinggi cenderung tidak melakukan manajemen laba karena meskipun tanpa adanya manajemen laba, perusahaan dapat meningkatkan harga sahamnya. Penelitian ini juga didukunng oleh Zuhri dan Prabowo (2011) menyimpulkan bahwa manajemen laba memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Perusahaan yang memilki free cash flow yang tinggi cenderung melakukan pelaporan laba yang rendah. Berdasarkan uraian tersebut makae hipotesis yang disusun yaitu:

H3: Free cash flow berpengaruh signifikan terhadap earning management 2.11.4 Return On Investment Terhadap Earning Management

Rasio ini merupakan ukuran manajemen dalam mengelola investasinya (Kasmir, 2008: 202). Rasio ini semakin tinggi berarti manajemen berhasil dalam meningkatkan kekayaan pemegang saham sesuai dengan yang diharapkan. Untuk menghasilkan nilai ROI yang tinggi maka manajemen juga harus meningkatkan laba perusahaan. Laba perusahaan merupakan komponen untuk menghitungi ROI. Amertha (2013) menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap manajemen laba berarti pihak manajemen melakukan tindakan manajemen laba agar kinerja perusahaan terlihat baik sesuai harapan pihak manajemen tersebut. ROI merupakan salah satu komponen untuk menilai kinerja perusahaan. Saat kinerja perusahaan buruk manajer akan melakukan

tindakan manajemen laba agar kinerja perusahaan tetap terlihat baik. Nilasari (2012) juga menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang disusun yaitu:

H4: ROI berpengaruh signifikan terhadap earning management 2.11.5 Dividend Payout Ratio Terhadap Earning Management

Menurut Marlina dan Clara (2009) kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout ratio yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai, artinya besar kecilnya dividend payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. Dividen yang tinggi akan menarik perhatian para investor untuk melakukan investasi pada perusahaan. Besarnya dividen yang akan dibagikan perusahaan sangat bergantung pada laba yang dihasilkan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan cenderung untuk melakukan manajemen laba agar laba mengalami peningkatan dari periode sebelumnya. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang disusun yaitu:

H5: DPR berpengaruh signifikan terhadap earning management 2.11.6 Price Earning Ratio Terhadap Earning Management

Sudana (2011) mendefenisikan price earning ratio yaitu rasio untuk mengukur bagaimana investor menilai prospek pertumbuhan di

masa yang akan datang, dan tercermin dari harga saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap rupiah laba yang diperolah perusahaan. PER merupakan perbandingan antara harga per saham dengan laba per saham. Semakin tinggi nilai dari rasio ini menunjukkan investor mempunyai harapan yang baik tentang perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Investor selalu mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasinya, maka pihak manajemen perusahaan berusaha untuk memenuhi keinginan investor tersebut. Tingkat pengembalian yang tinggi sangat bergantung pada laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Setiap perusahan selalu menghindari kerugian. Untuk mengakui laba yang tinggi perusahaan biasanya menggunakan metode akuntansi yang mendukung pengakuan laba yang tinggi dan hal ini akan menunjukkan kinerja perusahan yang baik. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang disusun yaitu:

H6: PER berpengaruh signifikan terhadap earning management

2.11.7 Hubungan Firm Size, Leverage, Free Cash FLow, ROI, DPR, Dan PER Terhadap Manajemen Laba

Setiap perusahaan menginginkan agar kinerja perusahaan selalu terlihat baik. Qomariyah (2008) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Perusahaan

besar cenderung menggunakan prosedur akuntansi menurunkan laba untuk mengurangi pajak yang tinggi dan political cost, sehingga laba yang dilaporkan mengandung akrual tinggi dan berkualitas rendah. Perusahaan yang memiliki rasio leverage yang tinggi cenderung mengatur laba yang akan dilaporkan dengan menaikkan atau menurunkan laba periode masa mendatang ke periode saat ini (Agustia, 2013). Agustia (2013) menyimpulkan bahwa free cash flow berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Hal in dikarenakan perusahaan dengan free cash flow yang tinggi cenderung tidak melakukan manajemen laba karena meskipun tanpa adanya manajemen laba, perusahaan dapat meningkatkan harga sahamnya. Amertha (2013) menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap manajemen laba berarti pihak manajemen melakukan tindakan manajemen laba agar kinerja perusahaan terlihat baik sesuai harapan pihak manajemen tersebut. Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout ratio yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai, artinya besar kecilnya dividend payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan (Marlina dan Clara, 2009). Price earning ratio adalah rasio untuk menghitung seberapa pasar mau menghargai saham dilihat dari kemampuan labanya (Sitanggang, 2012). Berdasarkan uraian diatas telihat bahwa ukuran perusahan dan free cash flow tidak berpengaruh terhadap manajemen laba sedangkan leverage,

ROI, DPR, dan PER memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang disusun yaitu:

H7: Firm size, leverage, ROI, FCF, DPR, dan PER berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Dokumen terkait