BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.7 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Supervisi kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja guru SMP Negeri 5 Kisaran.
2. Kompetensi manajerial kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja guru SMP Negeri 5 Kisaran.
3. Jenis kelamin guru berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja guru SMP Negeri 5 Kisaran.
4. Pendidikan guru berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja guru SMP Negeri 5 Kisaran.
5. Status kepegawaian guru berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja guru SMP Negeri 5 Kisaran.
6. Supervisi kepala sekolah, kompetensi manajerial kepala sekolah, jenis kelamin guru, tingkat pendidikan guru, dan status kepegawaian guru secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja guru SMP Negeri 5 Kisaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian survei. Penelitian survei dalam Sinambela (2014) dimaknai sebagai metode yang dilakukan untuk memperoleh data dari sampel untuk melihat hubungan antar variabel. Jenis penelitian ini bersifat asosiatif, dengan hubungan kausal yang menjelaskan pengaruh atau hubungan antara supervisi kepala sekolah, kompetensi manajerial kepala sekolah, jenis kelamin guru, pendidikan guru, dan status kepegawaian guru terhadap kepuasan kerja guru SMP Negeri 5 Kisaran.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini memilih lokasi penelitian di SMP Negeri 5 Kisaran yang beralamat di Jl. Dr. A. Rivai No. 39 Kisaran Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Subjek yang diteliti adalah guru SMP Negeri 5 Kisaran.
Peneliti memilih SMP Negeri 5 Kisaran sebagai lokasi penelitian karena peneliti pernah bekerja di SMP Negeri 5 Kisaran sehingga mengetahui permasalahan-permasalahan yang perlu untuk mendapat perhatian. Penelitian dilakukan mulai bulan Januari 2019 sampai dengan April 2019.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi suatu objek yang dipelajari dan ditarik kesimpulannya dengan karakteristik dan kuantitas ditentukan oleh peneliti (Sugiyono, 2014). Populasi penelitian ini mengambil semua guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Kisaran sebanyak 31 orang.
Sampel merupakan bagian dari karakteristik dan jumlah yang dimiliki suatu populasi (Sugiyono, 2014). Arikunto (2012) menjelaskan bahwa jika subjek penelitian di bawah 100 orang, lebih baik diambil seluruhnya sehingga menjadi penelitian populasi atau sampel jenuh.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu:
1. Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti dengan instrumen yang dipersiapkannya dan hasilnya diolah sendiri untuk dapat menjawab masalah penelitian yang diajukan. Data primer diperoleh langsung dari guru di SMP Negeri 5 Kisaran.
2. Data sekunder didefenisikan sebagai data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain diolah dan dipublikasikan untuk kepentingan tertentu (Sinambela, 2014). Data sekunder pada penelitian ini merupakan data dari arsip SMP Negeri 5 Kisaran, jurnal, buku, dan makalah yang berkaitan dengan pengelolaan guru.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Penyebaran kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu seluruh guru
SMP Negeri 5 Kisaran.
2. Studi dokumentasi yaitu analisis dokumen dilakukan pada arsip dokumen yang berkaitan dengan supervisi guru di SMP Negeri 5 Kisaran..
3. Wawancara tidak terstruktur atau disebut juga wawancara spontan yaitu wawancara tanpa adanya pedoman wawancara yang sistematis (berurut)
3.6 Identifikasi Variabel
1. Variabel independen (independent variable) penelitian ini adalah kompetensi manajerial kepala sekolah, supervisi kepala sekolah, jenis kelamin guru, pendidikan guru, dan status kepegawaian.
2. Variabel dependen (dependent variable) penelitian ini adalah kepuasan kerja guru.
3.7 Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1.
Definisi Operasional Variabel
Variabel Defenisi
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pengukuran
2. Pelaksanaan 1. Pengumpulan data supervisi
2. Pemantauan 3. Analisis hasil 4. Penyusunan
kegiatan perbaikan 3. Tindak Lanjut 1. Fasilitas perbaikan
sistem
Variabel Defenisi
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pengukuran
4. Program evaluasi
Likert 3. Pengorganisasian 1. Kebijakan sekolah
2. Tugas dan wewenang 3. Koordinasi pada
kelompok dan individu
4. Organisasi sekolah 4. Pengawasan 1. Standarisasi
2. Evaluasi program Jenis Kelamin
Variabel Defenisi
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pengukuran 2. Jenis pekerjaan
Likert
3.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner.
Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada koesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2012).
Pengujian Validitas dan Reliabilitas dilakukan pada data yang telah dikumpulkan. Pengukuran Validitas instrumen adalah melakukan pengkorelasian setiap butir skor masing-masing variabel bebas dengan total skornya.
Uji validitas akan dilaksanakan di SMP Negeri 4 Kisaran. Jumlah sampel sebanyak 31 orang. Tabel-tabel berikut menampilkan hasil uji validitas variabel penelitian ini. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 22. Jika nilai rhitung > rtabel maka instrumen yang digunakan valid.
Tabel 3.2.
Hasil Validasi Instrumen Supervisi Kepala Sekolah (X1)
No. Pearson Correlation r tabel Keterangan
1 0,723 0,355 Valid
Hasil Validasi Instrumen Kompetensi Manajerial (X2)
No. Pearson Correlation r tabel Keterangan
1 0,782 0,355 Valid
Tabel 3.4.
Hasil Validasi Instrumen Kompetensi Manajerial (X2)
No. Pearson Correlation r tabel Keterangan
1 0,571 0,355 Valid
2 0,638 0,355 Valid
3 0,594 0,355 Valid
4 0,518 0,355 Valid
5 0,737 0,355 Valid
6 0,806 0,355 Valid
7 0,757 0,355 Valid
8 0,531 0,355 Valid
9 0,698 0,355 Valid
10 0,715 0,355 Valid
11 0,592 0,355 Valid
12 0,519 0,355 Valid
13 0,586 0,355 Valid
14 0,543 0,355 Valid
3.8.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk menemukan tingkat kosistensi hasil pengukuran, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama pula (Sugiono, 2011). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Instrumen dikatakan handal (reliabel) jika nilai koefisien keandalan atau alpha adalah 0,6 atau lebih. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5.
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach‟s
Alpha
Keterangan
1 Supervisi Kepala Sekolah 0,851 Reliabel
2 Kompetensi Manajerial 0,879 Reliabel
3 Kepuasan Kerja Guru 0,882 Reliabel
3.9 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan uji untuk memperoleh data yang memenuhi syarat pengujian analisis regresi berganda. Uji asumsi klasik penelitian ini dilakukan dengan uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.
3.9.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011), uji normalitas adalah pengujian data untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Data terdistribusi normal memperkecil kemungkinan terjadinya bias.
Penelitian ini menggunakan uji normalitas untuk mengetahui kenormalan distribusi data dengan melakukan uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel yang digunakan < 50. Variabel berdistribusi normal apabila nilai signifikansi (Sig.) variabel tersebut lebih besar dari level of significant (Sig.) 5% (>0.050). Variabel tidak terdistribusi normal apabila nilai signifikansi suatu variabel lebih kecil dari level signifikan 5% (< 0.05).
3.9.2 Uji Linearitas
Pengujian linearitas dalam penelitian dilakukan untuk memastikan secara teori dengan hasil observasi dari kesesuaian sifat linear antara variabel yang telah diidentifikasi. Pengujian linearitas dilakukan dengan bantuan SPSS 22. Uji ini menggunakan test of linearity dan kriteria penerimaan adalah:
Jika Pvalue ≥ 0,05 maka data linear Jika Pvalue< 0,05 maka data tidak linear
3.9.3 Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2011), pengujian multikolinearitas suatu model regresi dengan menguji keberadaan korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi maka akan menjadi problem multikolinearita. Variabel independen dalam model regresi sebaiknya tidak mengalami korelasi.
Untuk menguji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Apabila nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas.
3.9.4 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan variance dari residual pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain dalam model regresi. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi rank Spearman (Spearman’s rank correlation).
3.10 Metode Analisis Data
Penelitian ini melakukan beberapa analisis data yaitu analisis deskriptif, analisis regresi linier berganda, dan menghitung koefisien determinasi (R square).
3.10.1 Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Sinulingga (2016), analisis statistik deskriptif dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang situasi situasi yang terjadi atau berlaku pada objek penelitian. Pada penelitian ini hasil analisis akanditampilkan dalam bentuk tabel disertai dengan analisis statistik sederhana seperti frekuensi, ukuran tendensi sentral (mean) ukuran persebaran (standard deviation) dan lain-lain dari
variabel-variabel yang diobservasi dalam objek tersebut. Untuk menentukan kategori jawaban responden dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
Interval nilai angket = = 0,8
Kategori skala jawaban responden dapat dilihat dari Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Skala Nilai Indikator Penelitian
Skala Kategori
1,00 – 1,80 Sangat Tidak Puas
1,81 – 2,60 Tidak Puas
2,61 – 3,40 Cukup Puas
3,41 – 4,20 Puas
4,21 – 5,00 Sangat Puas
3.10.2 Analisis Regresi Berganda
Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa analisis regersi berganda merupakan analisis meramal keadaan variabel dependen bila dua atau lebih variabel independen menjadi faktor prediator dimanipulasi. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk memprediksi nilai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Ada dua persamaan yang akan digunakansebagai berikut:
1. Y = α + β1X1 + β2X2 + e
2. Y = α + β1X1 + β2X2+βjkDjk + βpdDpd + βskDsk Keterangan :
Y = kepuasan kerja guru
α = konstanta
β,β ,β ,β ,β = koefisien regresi linier berganda
X1 = supervisi kepala sekolah
X2 = kompetensi manajerial kepala sekolah Djk = dummy jenis kelamin
Dpd = dummy pendidikan
Dsk = dummy status kepegawaian e = nilai residu (error)
3.10.3 Koefisien Determinasi (R Square)
Koefisien determinasi (R2) berguna untuk mengetahui sumbangan pengaruh serentak variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai adjusted Rsquare dengan menginterprestasikan nilai R2 ke dalam bentuk persen.
Nilai dari koefisien determinasi yaitu 0 < R2 < 1. Jika nilai koefisien determinasi (R2) semakin mendekati angka 1 maka model regresi dianggap semakin baik. Artinya, variabel independen semakin baik dalam menjelaskan variabel dependen.
3.11. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang jelas dan dipercaya antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis penelitian ini manggunakan uji t dan uji F.
3.11.1 Uji t ( Uji Parsial)
Uji t dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh variabel independen pada variabel dependen. Uji t pertama dilakukan dengan hanya variabel supervisi dan kompetensi manajerial kepala sekolah dengan variabel kepuasan kerja guru.
Uji t kedua dilakukan dengan variabel supervisi kepala sekolah, kompetensi manajerial kepala sekolah, variabel dummy jenis kelamin guru, pendidikan guru, dan status kepegawaian guru dengan variabel kepuasan kerja guru. Langkah-langkah pengujiannya adalah:
a) Menentukan formulasi hipotesis
H0 : βi = 0 (tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen)
Ha: βi ≠ 0 (ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen) b) Pengambilan keputusan
1. Jika nilai signifikansi (Sig.) < α (0,05) dan t hitung>t tabel maka Ho ditolak. Artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai nilai signifikansi (Sig.) > α (0,05) dan t hitung < t tabel Ho diterima. Artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.11.2 Uji F (Uji Simultan)
Uji F dilakukan untuk menguji besar pengaruh variabel independen bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F pertama adalah untuk
mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel supervisi dan kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap variabel kepuasan kerja guru.
Uji F kedua dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel supervisi kepala sekolah, kompetensi manajerial kepala sekolah, variabel dummy jenis kelamin guru, pendidikan guru, dan status kepegawaian guru terhadap variabel kepuasan kerja guru. Cara melakukan uji F sebagai berikut:
a) Menentukan formulasi hipotesis
H0 : B1 = B2 = 0 (tidak ada pengaruh seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen)
Ha: B1 ≠ B2 ≠ 0 (ada pengaruh seluruh variabel independen secara bersama- sama terhadap variabel dependen)
b) Pengambilan keputusan
1. Jika nilai signifikansi (Sig.) < α (0,05) dan Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak.
Artinya seluruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikansi (Sig.) > α (0,05) dan Fhitung < Ftabel maka Ho diterima.
Artinya seluruh variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum SMP Negeri 5 Kisaran
SMP Negeri 5 Kisaran beralamat di jalan Dr. A. Rivai nomor 39 Kisaran Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan akademik dan administratif SMP Negeri 5 Kisaran dipimpin oleh kepala Sekolah Binsar Simatupang, S.Pd.MM. SMP Negeri 5 Kisaran memiliki tenaga pendidik sebanyak 31 orang guru. Dalam melaksanakan kegiatan administratif, SMP Negeri 5 Kisaran memiliki 7 orang staf tata usaha. Pada tahun ajaran 2018/2019, SMP Negeri 5 Kisaran memiliki jumlah siswa sebanyak 485 orang. Tabel 4.1 menampilkan jumlah siswa dan kelas yang dimiliki SMP Negeri 5 Kisaran selama 4 tahun berturut-turut.
Tabel 4.1
Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar SMP Negeri 5 Kisaran Tahun Ajaran Jumlah (Kelas VII s/d IX)
Siswa Rombongan Belajar
2015/2016 513 15
2016/2017 523 15
2017/2018 495 15
2018/2019 485 15
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat penurunan dalam jumlah siswa di SMP Negeri 5 Kisaran. Hal ini mengikuti Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017.
Peraturan ini menetapkan bahwa untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama, jumlah peserta didik paling sedikit 20 orang dan paling banyak 32 orang.
4.1.2 Visi dan Misi SMP Negeri 5 Kisaran
Mulyasa (2012) mendefinisikan visi adalah satu pandangan hasil dari kristalisasi dan intisari dari kemampuan, kebolehan, dan kebiasaan dalam melihat, menganalisis dan menafsirkan. Bagi kepala sekolah, visi menjadi pedoman mengelola dan memimpin sekolah. Kepala sekolah perlu mempunyai komitmen kuat untuk menjalankan dan mengomunikasikan visi sekolah agar setiap warga sekolah memahami visi tersebut.
Zahroh (2014) mengartikan misi sebagai cara yang dilakukan untuk mewujudkan suatu visi. Muhaimin (2015) mengemukakan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menetapkan misi, yaitu berkaitan dengan nilai yang dianut sekolah, orientasi masa depan, fokus pada visi, bukan sesuatu yang umum, serta merupakan pernyataan singkat dan padat. Berikut ini merupakan pernyataan visi dan misi SMP Negeri 5 Kisaran.
1. Visi
Berprestasi Terbaik, Terampil, Berakhlak Mulia dan Berwawasan Lingkungan 2. Misi
a. Meningkatkan proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan bermutu b. Meningkatkan pelaksanaan program ekstrkurikuler
c. Meningkatkan disiplin sekolah
d. Meningkatkan keterampilan dasar ketekhnikan melalui program life skill e. Meningkatkan aktivitas keagamaan
f. Meningkatkan nilai-nilai moral dan budi pekerti g. Meningkatkan kreativitas melalui kegiatan ilmiah h. Meningkatkan budaya bersih dan mencintai lingkungan
4.1.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi didefenisikan oleh Robbins & Judge (2017) sebagai cara tugas pekerjaan secara formal dibagikan, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Organisasi sekolah biasanya memiliki pengurus yaitu kepala sekolah, tata usaha, komite sekolah, guru, staf sekolah hingga peserta didik.
Kepengurusan SMP Negeri 5 Kisaran ditampilkan pada Gambar 4.1.
KETUA
Struktur Organisasi SMP Negeri 5 Kisaran
4.1.4. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah semua guru SMP Negeri 5 Kisaran.
Karakteristik responden penelitian ini terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, dan status kepegawaian.
4.1.4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Para guru di SMP Negeri 5 Kisaran memiliki rentang usia yang cukup tinggi. Tabel 4.2 menyajikan karakteristik guru SMP Negeri 5 Kisaran berdasarkan usia.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah (Orang) %
27 1 3,2
28 1 3,2
29 1 3,2
32 2 6,5
33 1 3,2
36 1 3,2
43 1 3,2
45 1 3,2
47 1 3,2
48 1 3,2
50 1 3,2
52 1 3,2
53 2 6,5
54 1 3,2
55 2 6,5
56 4 12,9
57 2 6,5
58 1 3,2
59 6 19,4
Total 31 100,0
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui usia responden yang dominan adalah usia 59 tahun. Responden terbanyak kedua adalah pada usia 56 tahun. Dan responden pada usia 32 tahun, 53 tahun, 55 tahun, dan 57 tahun berada urutan ketiga terbanyak.
4.1.4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Para guru di SMP Negeri 5 Kisaran terdiri dari guru pria dan wanita.
Tabel 4.3 menyajikan karakteritik guru berdasarkan jenis kelamin guru SMP Negeri 5 Kisaran.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) %
Pria 12 38,7
Wanita 19 61,3
Total 31 100
Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa persentase jumlah responden wanita lebih besar daripada responden pria. Persentase responden wanita adalah sebesar 61,3%
dan persentase responden pria adalah sebesar 38,7%.
4.1.4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Para guru di SMP Negeri 5 Kisaran memiliki tingkat pendidikan yang berbeda yang terdiri atas pendidikan diploma dan sarjana/pascasarjana. Tabel 4.4 akan menyajikan karakteritik guru berdasarkan pendidikan guru SMP Negeri 5 Kisaran.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah (Orang) %
D3 5 16,1
S1 25 80,6
S2 1 3,2
Total 31 100
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui persentase jumlah responden pendidikan sarjana (S1) memiliki persentase paling besar yaitu 80,6%.Peringkat kedua adalah responden dengan pendidikan diploma (D3) yaitu sebesar 16,1%. Peringkat
terakhir adalah responden dengan tingkat pendidikan pascasarjana (S2) yaitu sebesar 3,2%.
4.1.4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian
Demi mendukung kelancaran aktivitas belajar mengajar, SMP Negeri 5 Kisaran didukung dengan para guru di SMP Negeri 5 Kisaran memiliki status kepegawaian yang berbeda, yaitu guru PNS dan guru honorer. Tabel 4.5 akan menyajikan karakteritik guru berdasarkan status kepegawaian guru SMP Negeri 5 Kisaran.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian
Pendidikan Jumlah (Orang) %
PNS 26 83,9
Tenaga Honorer 5 16,1
Total 31 100
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa persentase jumlah guru PNS adalah sebesar 83,9%. Persentase guru honorer adalah sebesar 16,1%.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Aplikasi komputer SPSS versi 22.00 digunakan untuk mengolah jawaban responden yang diperoleh melalui kuesioner yang telah disebarkan. Hasil pengolahan data memberikan gambaran terhadap setiap variabel pada penelitian ini. Variabel-variabel penelitian kemudian diolah untuk memperlihatkan pengaruh di antara variabel-variabel tersebut. Tujuan dari analisis statistik deskriptif adalah untuk menjelaskan gambaran umum variabel-variabel dalam penelitian ini.
Gambaran umum tersebut membahas antara lain nilai minimum dan maksimum variabel penelitian.
4.2.1. Supervisi Kepala Sekolah
Variabel Supervisi Kepala Sekolah menggunakan instrumen penelitian sebanyak 11 butir pertanyaan berdasarkan pada 3 dimensi, yaitu rencana program supervisi, pelaksanaan dan tindak lanjut. Dari hasil yang diperoleh, diketahui ada pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru. Tabel 4.6 menampilkan besaran persentase jawaban responden dari setiap indikator untuk variabel Supervisi Kepala Sekolah.
Tabel 4.6.
Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Supervisi Kepala Sekolah
No INDIKATOR 4. Pengumpulan data
supervisi 0 3,2 25,8 58,1 12,9 3,81 Puas
5. Pemantauan 0 0 29,0 32,3 38,7 4,10 Puas
6. Analisis hasil 0 0 29,0 61,3 9,7 3,81 Puas
7. Penyusunan kegiatan
perbaikan 3,2 3,2 16,1 71,0 6,5 3,74 Puas
8. Fasilitas perbaikan
sistem pembelajaran 0 6,5 22,6 67,7 3,2 3,68 Puas 9. Pelaksanaan kegiatan
perbaikan 0 3,2 22,6 67,7 6,5 3,77 Puas
10. Pembinaan dan
pengembangan 0 3,2 19,4 67,7 9,7 3,84 Puas
11. Evaluasi hasil supervisi
untuk perbaikan 3,2 9,7 25,8 51,6 9,7 3,55 Puas
Rerata 3,81 Puas
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa indikator dengan nilai rata-rata tertinggi adalah indikator pemantauan. Indikator pemantauan memiliki nilai rata-rata sebesar 4,10. Nilai rata-rata terendah dimiliki oleh indikator evaluasi hasil supervisi untuk perbaikan dengan nilai sebesar 3,55. Hasil ini menunjukkan bahwa dalam supervisi yang dilakukan, pemantauan kepala sekolah memberikan efek kepuasan dalam bekerja para guru. Kepala sekolah menemukan dan
memahami kondisi nyata masalah para guru melalui pemantauan. Hasil evaluasi supervisi harus tetap digunakan sebagai acuan dalam perbaikan masalah dalam aktivitas pembelajaran.
4.2.2. Kompetensi Manajerial
Instrumen yang digunakan dalam variabel Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah adalah sebanyak 13 butir pertanyaan berdasarkan pada 4 dimensi, yaitu perencanaan, komunikasi, pengorganisasian dan pengawasan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka diketahui bahwa ada pengaruh kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru. Tabel 4.7 menunjukkan besaran persentase jawaban responden dari setiap indikator untuk variabel kompetensi manajerial kepala sekolah.
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Kompetensi Manajerial
No. INDIKATOR
Dari Tabel 4.7 diketahui nilai rata-rata tertinggi dimiliki oleh indikator kecakapan berkomunikasi memiliki jumlah rata-rata tertinggi sebesar 3,97.
Jumlah rata-rata terendah terdapat pada indikator organisasi sekolah dengan nilai 3,55. Hal ini menggambarkan bahwa responden memperhatikan kecakapan komunikasi kepala sekolah dalam berinteraksi dengan mereka. Kepala sekolah juga perlu menampilkan kembali struktur organisasi sekolah bagi para guru sehingga guru mengetahui posisi mereka dalam organisasi dan mengetahui siapa pimpinan mereka secara langsung.
4.2.3. Kepuasan Kerja Guru
Variabel Kepuasan Kerja Guru menggunakan instrumen sebanyak 14 butir pertanyaan berdasarkan pada 7 dimensi, yaitu pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, pertumbuhan, kesempatan untuk maju, penghargaan, prestasi, keterlibatan.
Dari Tabel 4.8 diketahui besaran persentase jawaban responden dari setiap indikator untuk variabel Kepuasan Kerja Guru.
Tabel 4.8
Deskripsi Jawaban Responden pada Variabel Kepuasan Kerja Guru
No. DIMENSI 9. Penghargaan pada
hasil kerja 0 6,5 3,2 41,9 48,4 4,32 Sangat
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 31 responden, indikator saran dan kritik memiliki jumlah rata-rata tertinggi sebesar 4.45. Jumlah rata-rata terendah terdapat pada indikator berorganisasi dengan nilai 3.77.
Hal ini menggambarkan bahwa responden lebih peka terhadap saran dan kritik yang diberikan kepada mereka. Saran dan kritik yang diterima terutama dari rekan sekerja menjadi masukan yang berarti bagi guru di SMP Negeri 5 Kisaran.
Rekan sekerja yaitu sesama guru dan kepala sekolah adalah orang-orang yang selalu berinteraksi dengan guru SMP Negeri 5 Kisaran sehingga kelemahan dan kekurangan lebih nyata terlihat. Saran dan kritik yang diterima dapat membangun kemampuan dan memperluas wawasan para guru.Pada indikator berorganisasi, responden merasa kurang puas dengan kesempatan berorganisasi mereka.
Keuntungan yang didapatkan dalam berorganisasi adalah pengembangan dan pelatihan kemampuan interaksi dan perluasan pengetahuan. Bagi guru, keuntungan ini akan membantu meningkatkan kompetensi kepribadian dan sosial mereka.
4.3. Uji Asumsi Klasik 4.3.1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data penelitian ini menggunakan nilai signifikansi (Sig.) di kolom Shapiro-Wilk karena data yang digunakan tidak lebih dari 50 responden. Data terdistribusi normal didasarkan pada nilai residual > 0,05. Tabel 4.9 menyajikan hasil uji normalitas data penelitian.
Tabel 4.9
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Hasil uji normalitas yang ditunjukkan oleh Tabel 4.9 adalah nilai residual dari seluruh variabel penelitian lebih besar dari 0,05 yaitu 0,559 (sig. > 0,05).
Artinya adalah data yang diperoleh telah terdistribusi normal.
4.3.2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk menguji keterkaitan dua variabel bersifat linier atau tidak. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Tabel 4.11.
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a. Jika Pvalue ≥ 0,05 maka hubungan antara variabel Xi dengan variabel Y adalah linier.
b. Jika Pvalue ≤ 0,05 maka hubungan antara variabel Xi dengan variabel Y adalah tidak linier.
Tabel 4.10
Hasil Uji Linieritas Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru
Tabel 4.10 menunjukkan nilai probabilitas Sig. antara supervisi kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru adalah 0,263. Berdasar pada kriteria pengambilan keputusan yang telah ditetapkan, disimpulkan bahwa data supervisi kepala sekolah dan kepuasan kerja guru adalah linier. Tabel 4.11 menampilkan hasil uji linearitas kompetensi manajerial kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru.
Tabel 4.11
Hasil Uji Linearitas Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dengan Kepuasan Kerja Guru
Berdasarkan Tabel 4.11, nilai probabilitas Sig. antara kompetensi manajerial dengan kepuasan kerja guru adalah 0,925. Berdasarkan kriteria pengambilan
Berdasarkan Tabel 4.11, nilai probabilitas Sig. antara kompetensi manajerial dengan kepuasan kerja guru adalah 0,925. Berdasarkan kriteria pengambilan