• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipotesis pertama menyatakan bahwa komitmen manajer berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi. Dengan memperhatikan tabel,

Dalam dokumen Pengaruh Penerapan Total Quality Managem (Halaman 78-88)

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Pengembalian Kuesioner

1. Hipotesis pertama menyatakan bahwa komitmen manajer berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi. Dengan memperhatikan tabel,

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) T Statistics (|O/STDEV|) P Values Fokus Konsumen -> Kinerja Organisasi 0.215 0.227 0.113 1.899 0.058 Pemberdayaan Karyawan -> Kinerja Organisasi 0.020 0.025 0.140 0.143 0.886 Kualitas Informasi -> Kinerja Organisasi -0.175 -0.178 0.142 1.238 0.216 Komitmen Manajer -> Kinerja Organisasi 0.426 0.419 0.097 4.402 0.000 Manajemen Tenaga Kerja

-> Kinerja Organisasi 0.311 0.320 0.110 2.824 0.005

Sumber : Output SmartPLS 3.2.6, 2017

1. Hipotesis pertama menyatakan bahwa komitmen manajer berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi. Dengan memperhatikan tabel, diperoleh nilai t-statistic untuk hipotesis pertama sebesar 4.402 dan lebih besar dari 1.64 (t-tabel). Sehingga hipotesis pertama didukung

2. Hipotesis kedua menyatakan bahwa manajemen tenaga kerja berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi. Dengan memperhatikan tabel, diperoleh nilai t-statistic untuk hipotesis kedua sebesar 2.824 dan lebih besar dari 1.64 (t-tabel). Sehingga hipotesis kedua didukung

68 3. Hipotesis ketiga menyatakan bahwa pemberdayaan karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi. Dengan memperhatikan tabel, diperoleh nilai t-statistic untuk hipotesis ketiga sebesar 0.143 dan kurang dari 1.64 (t tabel). Sehingga hipotesis ketiga tidak didukung

4. Hipotesis keempat menyatakan bahwa kualitas informasi berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi. Dengan memperhatikan tabel, diperoleh nilai t-statistic untuk hipotesis keempat sebesar 1.238 dan kurang dari 1.64 (t-tabel). Sehingga hipotesis keempat tidak didukung 5. Hipotesis kelima menyatakan bahwa fokus konsumen berpengaruh positif

terhadap kinerja organisasi. Dengan memperhatikan tabel, diperoleh nilai t-statistic sebesar 1.899 dan lebih besar dari 1.64 (t-tabel). Sehingga hipotesis kelima didukung

secara ringkas, hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.26 sebagai berikut :

Tabel 4.25 Tabel Hasil Penelitian

Hipotesis Keterangan

Hipotesis 1

Komitmen manajer berpengaruh

positif terhadap kinerja organisasi Didukung

Hipotesis 2

Manajemen tenaga kerja berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi

Didukung

Hipotesis 3

Pemberdayaan karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi

Tidak didukung Hipotesis 4

Kualitas informasi berpengaruh

positif terhadap kinerja organisasi Tidak didukung Hipotesis 5

Fokus konsumen berpengaruh

positif terhadap kinerja organisasi Didukung

69 4.6 Pembahasan dan Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan usaha konfeksi sebagai objek penelitian, karena penelitian ini tentang Total Quality Management (TQM) terhadap kinerja organisasi, maka objek yang dijadikan responden ialah hanya pemilik usaha/manajer UMKM konfeksi yang berjumlah 125 orang, waktu penyebaran kuesioner kurang lebih satu bulan, dari kuesioner yang dibagikan ke 125 orang tingkat pengembaliannya adalah 100%, dan tidak ada kuesioner yang tidak dapat diolah. Tabel hasil Penelitian dijabarkan sebagai berikut :

4.6.1 Pengaruh Komitmen Manajer Terhadap Kinerja Organisasi

Pada tabel 4.25 didapat pengaruh positif dan signifikan dari komitmen manajer terhadap kinerja orgasnisasi yaitu kinerja UMKM konfeksi di kota Bukittinggi. Hal ini terlihat dari nilai t-statistic yang diperoleh dari 125 kuesioner yang disebar yaitu 4.402 (4.402 > 1.64) yang menunjukkan hubungan signifikan antara variabel komitmen manajer terhadap kinerja organisasi dan nilai original sample sebesar 0.426 yang menunjukkan hubungan positif antara variabel komitmen manajer dengan kinerja organisasi. Hipotesis ini menunjukkan bahwa komitmen manajer berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi. Dengan semakin kuatnya komitmen manajer dan kepemimpinan dari seorang manajer tehadap organisasinya, maka akan semakin meningkat kinerja dari suatu organisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama didukung artinya komitmen manajer berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi

Hasil penelitian ini memberikan implikasi kepada pemilik atau manajer dari UMKM konfeksi di kota Bukittinggi untuk memberikan dukungan terhadap

70 penerapan praktik TQM terhadap organisasi, dimana manajer merupakan kunci utama yang akan membawa organisasi mancapai tujuan serta kebijakan yang akan membuat organisasi mampu mengoptimalkan kinerjanya, peranan manajer sangat penting terhadap kesuksesan dalam menjalankan organisasi dan mengaplikasikan praktik Total Quality Management dengan mempertimbangkan aspek aspek kinerja, jadi dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin kuat komitmen dan dukungan seorang manajer dalam implementasi TQM, maka akan semakin meningkat kinerja yang akan dicapai organisasi, sejalan dengan pendapat Munizu, (2010) bahwa komitmen manajemen yang kuat mampu mendorong meningkatnya kinerja mutu dan kinerja bisnis perusahaan

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Noviatoro (2015) dimana dalam penelitiannya mengemukakan bahwa terdapat pengaruh signifkan komitmen manajer terhadap kinerja manajerial perusahaan,

4.6.2 Pengaruh Manajemen Tenaga KerjaTerhadap Kinerja Organisasi Hipotesis kedua tentang manajemen tenaga kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja organisasi juga didukung penelitian ini, hal ini diperoleh dari hasil t-statistic lebih besar dari 1.64 (2,824>1,64) yang menunjukkan hubungan signifikan variabel manajemen tenaga kerja terhadap kinerja organisasi dan nilai original sample 0.311 yang menunjukkan hubungan positif antara variabel manajemen tenaga kerja dengan kinerja organisasi, hipotesis ini menunjukkan bahwa manajemen tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila UMKM memiliki kualitas tenaga kerja yang baik maka akan mendorong meningkatkan kinerja UMKM konfeksi di kota Bukittinggi. Dengan demkian dapat disimpulkan

71 bahwa hipotesis kedua didukung artinya manajemen tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi

Hipotesis kedua ini memberikan implikasi kepada manajer atau pemilik usaha konfeksi di kota Bukittinggi untuk memperhatikan manajemen tenaga kerja, tenaga kerja yang terdidik dan memiliki keahlian, pasti akan mempengaruhi kinerja perusahaan, seperti perekrutan, penempatan tenaga kerja, keahlian dan kerajinan tenaga kerja itu sendiri. Peningkatan kualitas kerja menjadi sangat penting dan perlu dilakukan secara baik agar memberikan konstribusi maksimal dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan karyawan. Jadi dapat disimpulkan bahwa peranan manajemen tenaga kerja terbukti mampu mempengaruhi kinerja organisasi

Sesuai dengan penelitian Handayani (2015) kualitas tenaga kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai, hal ini menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan peneliti berhubungan dengan penelitian Handayani dan memiliki hasil yang yaitu pengaruh kualitas tenaga kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja organisasi

4.6.3 Pengaruh Pemberdayaan Karyawan Terhadap Kinerja Organisasi Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, hipotesis ketiga menyatakan bahwa diduga praktek Total Quality Management (TQM) yaitu pemberdayaan karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi. Pada tabel 4.25 dapat dilihat bahwa hasil t-statistic yaitu sebesar 0.143 (0.143<1.64) yang menunujukkan adanya hubungan yang tidak signifikan antara variabel pemberdayaan karyawan terhadap kinerja organisasi karena t-statistic kurang dari

72 1,64 dan nilai original sample sebesar 0.020 yang menunjukkan hubungan positif antara variabel pemberdayaan karyawan dengan kinerja organisasi.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pemberdayaan karyawan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja organisasi. Dengan demikian pemberdayaan karyawan tidak dapat menjelaskan variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kinerja organisasi pada UMKM konfeksi di kota Bukittinggi, untuk variabel pemberdayaan karyawan mempunyai sumbangan terhadap dependen yaitu kinerja organisasi sebesar 0.483 atau 48.3%, keadaan ini menunjukkan adanya pengaruh pemberdayaan karyawan terhadap kinerja organisasi. Namun demikian masih diperlukan faktor faktor lain maupun variabel lainnya yang mempengaruhi kinerja organisasi. Tetapi pada uji ini hasil tidak signifikan.

Penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Safitri (2013) yang berjudul pengaruh pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan, hasil penelitian Safitri menunjukkan bahwa secara simultan pelatihan karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, Safitri menjelaskan bahwa pelatihan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan disebabkan karena tidak semua karyawan yang mendapatkan pelatihan.

Selain itu penelitian ini berbeda dengan penelitian Sultana et al, (2012) yang menjelaskan bahwa pelatihan merupakan elemen kunci untuk meningkatkan kinerja dan menjelaskan bahwa kesuksesan organisasi bergantung kepada keterampilan dan kemampuan karyawan, maka dibutuhkan sekali pelatihan atau pemberdayaan sebagai proses pengembangan. Dan penelitian Fadzilah (2013)

73 tentang analisis pengaruh pemberdayaan karyawan dan self of efficacy terhadap kinerja karyawan dan hasilnya pemberdayaan karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga tidak didukung atau ditolak. Artinya pemberdayaan karyawan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja organisasi pada UMKM konfeksi di kota Bukittinggi

Implikasi hipotesis ketiga ini adalah bahwa manajer harus memperhatikan aspek pemberdayaan karyawan, karena pelatihan dan pemberdayan karyawan sangat penting terhadap kualitas karyawan itu sendiri, jika karyawan berkualitas tentu hasil pekerjaan karyawan juga berkualitas.

Pada penelitan ini variabel pemberdayaan karyawan tidak berpengaruh terhadap kinerja UMKM konfeksi di kota Bukittinggi. Bardasarkan hasil informasi yang peneliti dapatkan waktu penyebaran kuesioner bahwa mayoritas pemilik usaha konfeksi tidak melakukan pemberdayaan karyawan karena pihak pemilik usaha konfeksi hanya merekrut karyawan yang sudah pandai dan berpengalaman dalam bekerja contohnya tenaga kerja menjahit, pemilik hanya merekrut tenaga kerja yang sudah terampil, hal ini disebabkan jika pemilik melakukan pemberdayaan tentu akan memakan waktu serta biaya dan hasilnya hanya akan mengurangi kinerja usaha

4.6.4 Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap Kinerja Organisasi

Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, hipotesis keempat menyatakan bahwa kualitas informasi berpengaruh positif terhadap

74 kinerja organisasi. Pada tabel 4.25 dapat kita lihat bahwa hasil t-statistic yaitu sebesar 1.238 (1.238<1.64) yang berarti adanya hubungan yang tidak signifikan antara variabel kualitas infromasi terhadap kinerja organisasi karena nilai t-statistic kurang dari 1.64 dan nilai original sample -0.175 yang menunjukkan hubungan negatif antara variabel kualitas informasi dengan kinerja organisasi. Hipotesis ini menjelaskan bahwa kualitas informasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja organisasi. Dengan demikian kualitas informasi tidak bisa menjelaskan variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kinerja organisasi UMKM konfeksi di kota Bukittinggi.

Dilihat dari koefisien daterminasi (R-Square) untuk variabel kualitas informasi memiliki sumbangan terhadap variabel dependen yaitu kinerja organisasi sebesar 0.488 atau 48.8%. Keadaan ini menunjukkan adanya hubungan kualitas informasi terhadap kinerja organisasi. Namun demikian masih diperlukan faktor faktor lain yang mempengaruhi kinerja organisasi. Tetapi pada penelitian ini menunjukkan tidak signifikan dan berpengaruh negative.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Khasanah (2012) tentang analisis faktor yang mempengaruhi efektifitas sistem informasi pada organisasi sektor publik dimana variabel sistem informasi tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi dan penelitian dari Indahsari (2013) tentang pengaruh kualitas pengungkapan informasi terhadap penerapan corporate governance dengan kinerja perusahaan pada bursa efek Indonesia, dimana variabel pengungkapan informasi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Tidak sesuai dengan penelitian Munizu, (2010) pengaruh Total Quality Management terhadap kinerja organisasi, dimana variabel information and analisys (informasi dan analisis)

75 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat tidak didukung atau hipotesis keempat ditolak artinya kualitas informasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja organisasi

Pada penelitan ini kualitas informasi tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi, hal ini disebabkan bahwa kualitas informasi pada UMKM konfeksi di kota Bukittinggi tidak mampu mempengaruhi kinerja pada usaha konfeksi itu sendiri, hal ini disebabkan karena informasi pada usaha konfeksi bersifat terbatas, contoh informasi yang berhubungan dengan produk, pelanggan dan penjualan, informasi tidak berpengaruh juga disebabkan oleh faktor usaha konfeksi merupakan usaha kecil jadi informasi yang mereka gunakan terbatas sehingga tidak terlalu mempengaruhi kinerja.

Berdasarkan informasi pada penyebaran kuesioner ada beberapa sumber informasi dari responden bahwa menurut responden informasi tersebut akan berpengaruh terhadap kebijakan dan pengambilan keputusan usaha konfeksi contoh, informasi dari pelanggan digunakan pemilik usaha konfeksi dalam membuat produk sesuai dengan kebutuhan konsumen yang sangat beragam.

Berbeda jika yang diteliti adalah perusahaan besar dimana perusahaan besar cendrung memiliki dan menggunakan sistem informasi manajemen secara luas yang dijadikan sistem informasi yang diaplikasikan melaui database perusahaan.

4.6.5 Pengaruh Fokus Konsumen Terhadap Kinerja Organisasi

Hipotesis kelima tentang fokus pelanggan memiliki pengaruh positif yang terhadap kinerja organisasi. Hal ini diperoleh dari hasil t-statistic lebih besar dari

76 1.64(1.899>1.64) yang menunjukkan hubungan signifikan antara variabel fokus pelanggan terhadap kinerja organisasi dan nilai original sample sebesar 0.215 yang menunjukkan hubungan positif antara variabel fokus konsumen dengan kinerja organisasi. Hipotesis ini menjelaskan bahwa fokus konsumen brerpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi. Sehingga dapat disimpulkan apabila perusahaan mampu mempelajari prilaku, hubungan dan fokus terhadap konsumen, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Dengan demkian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima didukung artinya fokus kepada konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi.

Implikasi hipotesis kelima ini kepada manajer UMKM konfeksi di kota Bukittinggi untuk mempu memahami dan mempelajari prilaku, hubungan dan fokus terhadap konsumen, dengan artian apabila perusahaan fokus terhadap konsumen, memahami produk yng dibutuhkan, mengetahui selera serta daya beli dari segment pasar, dan mampu memenuhi kebutuhan konsumen maka fokus kepada konsumen mampu meningkatkan kinerja perusahaan dari segi operasional, produk serta omset perusahaan.

Penelitian ini mendukung penelitian dari Munizu, (2010) tentang pengaruh praktek Total Quality Management (TQM) terhadap kinerja karyawan, dimana variabel TQM yaitu costumer focus (fokus kepada pelanggan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

77 BAB V

PENUTUP

Dalam dokumen Pengaruh Penerapan Total Quality Managem (Halaman 78-88)

Dokumen terkait