• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 4.17 Ringkasan Hasil Uji Lanjut Anava

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hipotesis Pertama

H0,A : Tidak ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa jika proses pembelajarannya melalui demonstrasi menggunakan media KIT dan media animasi.

H1,A : Ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa jika proses pembelajarannya melalui demonstrasi menggunakan media KIT dan media animasi.

Berdasarkan perhitungan analisis varians tiga jalan sel tak sama pada baris (A) penerapan laboratorium diperoleh Fhitung = 8.721. Hal ini menunjukkan bahwa Fhitung lebih besar dari pada Ftabel = 4.00 dengan derajat kebebasan 1 dan taraf signifikan

a

= 0,05, sehingga H0A ditolak. Ini berarti ada perbedaan antara demonstrasi menggunakan media

commit to user

lxxxii

KIT dan demonstrasi menggunakan media animasi terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok gerak lurus.

Hasil perhitungan komparansi ganda dengan metode Scheffe diperoleh Fhitung = 7.801 > Ftabel = 4.0 dengan derajat kebebasan 1 dan taraf signifikan

a

= 0,05. Ini artinya ada beda rerata yang signifikan antara siswa yang belajar dengan menggunakan media KIT dengan siswa yang belajar dengan menggunakan media animasi.

Data analisis variansi menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode demonstrasi menggunakan media animasi memperoleh prestasi belajar fisika lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode demonstrasi menggunakan media KIT. Hal ini terjadi karena dengan menggunakan media animasi siswa lebih tertarik, termotivasi, merasa senang sehingga mudah dalam mempelajari dan memahami konsep-konsep pada pokok bahasan gerak lurus. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Wahyu Wijayanti, 2007 . Peran penggunaan laboraorium media animasi yang dipandu menggunakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat memudahkan siswa dalam menangkap dan mengolah informasi berupa konsep dan prinsip fisika yang diajarkan. Selama belajar menggunakan media animasi, siswa menjadi termotivasi untuk lebih menekuni materi yang disajikan serta dengan adanya variasi gerak dari beberapa instrumen gerak lurus. Dalam pembelajaran ini siswa akan lebih tertarik untuk belajar, siswa belajar secara mandiri, bukan sekedar menerima informasi dari guru semata, tetapi siswa dapat mengamati langsung melalui animasi pada media animasi.

Kemudahan ini didukung dengan jaminan tidak adanya resiko yang membahayakan seperti rusaknya alat-alat peraga pada KIT akibat salah hubung atau

commit to user

lxxxiii

salah rangkai. Jaminan kemudahan tersebut merangsang siswa untuk memunculkan sikap berani mencoba dengan tanpa ada rasa khawatir takut berbuat kesalahan. Media animasi yang dikemas secara interaktif ini lebih mempercepat kerja laboratorium, sehingga tiap-tiap pertemuan dalam pembelajaran dengan durasi antara 1 jam (40 menit) sampai 2 jam (2 x 40 menit), hampir semua kelompok kerja dapat menyelesaikan diskusinya sesuai alokasi waktu yang disediakan pada skenario pembelajaran. Sehingga tiap-tiap pertemuan dapat melakukan diskusi kelas untuk menarik kesimpulan yang berupa isi dari konsep yang sedang dipelajari. Dan apabila terdapat salah satu atau beberapa siswa anggota kelompok tertentu yang masih belum dapat menuntaskan pekerjaannya di kelas, mereka dapat melanjutkan sendiri di rumah khususnya bagi siswa yang memiliki fasilitas personal komputer (PC), karena program animasi dalam media animasi ini bebas dikopi (free softcopy) oleh siswa. Dengan demikian mereka dapat mengulang-ulang hingga mendapatkan konsep ilmu yang sedang dipelajari.

Pada media media animasi dapat terlihat jelas jalannya gerak benda yang bergerak dipercepat maupun diperlambat pada GLB dab GLBB. Selain itu dengan media animasi, untuk menentukan hubungan jarak , kecepaan dan waktu dapat dilakukan oleh siswa secara cepat, karena data yang diperoleh lebih akurat. Dengan demikian media animasi merupakan suatu alternatif yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran efektif di kelas.

Sedangkan pada pembelajaran dengan metode demonstrasi yang berlangsung menggunakan media media KIT (kit mekanika) yang sama-sama dipandu menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS), sebenarnya juga dapat memudahkan siswa dalam memahami dan menemukan konsep fisika yang sedang dipelajari dibandingkan dengan tanpa

commit to user

lxxxiv

bantuan media alat laboratorium. Namun pada pelaksanaan pembelajaran banyak ditemukan hambatan atau kendala-kendala, diantaranya (1) siswa masih banyak mengalami kesulitan dalam merangkai alat-alat mekanika atau gerak lurus secara manual meskipun sudah ada petunjuk, sehingga guru masih banyak menerangkan cara merangkai alat; (2) ketersediaan peralatan laboratorium yang terbatas jumlahnya, memaksa siswa hanya dapat menggunakan alat-alat tersebut di laboratorium sekolah dan tidak bisa diulang sendiri di rumah; (3) Demonstrasi dilakukan dengan cara demonstrasi sehingga masih ada beberapa anak yang kurang aktif dalam melakukan percobaan.

Beberapa kendala tersebut di atas mengakibatkan proses pembelajaran dengan metode demonstrasi menggunakan Media KIT pada materi pokok bahasan gerak lurus memiliki beberapa kelemahan diantaranya memerlukan waktu yang relatif lama sehingga kurang efektif, sering terjadi tiap pertemuan dalam pembelajaran tidak dapat menyisakan waktu untuk diskusi kelas dalam menarik kesimpulan, dan bahkan beberapa kelompok kerja tertentu belum berhasil menjawab beberapa pertanyaan dalam LKS yang disediakan. Hal ini terjadi dikarenakan kelompok kerja mereka belum berhasil memperoleh data yang tepat.

Beberapa kelemahan di atas itulah yang barangkali menghambat proses pembuktian konsep atau prinsip fisika yang sedang dipelajari sehingga prestasi hasil belajar yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan media animasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika metode demonstrasi menggunakan media animasi lebih baik dari pada metode demonstrasi menggunakan media KIT terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok gerak lurus.

commit to user

lxxxv 2. Hipotesis Kedua

H0,B : Tidak ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi dan rendah.

H1,B : Ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi dan rendah.

Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh Fhitung = 0.078 lebih kecil dari Ftabel = 4.00 dengan derajad kebebasan 1 dan taraf signifikan a = 0,05 sehingga H0B diterima, artinya tidak ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi dan rendah.

Data analisis variansi tersebut ditemukan bahwa siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi memperoleh prestasi belajar fisika lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah, tetapi tidak terlalu signifikan bahkan hampir sama, hal ini dimungkinkan siswa yang memilki kemampuan awal tinggi dan rendah sama-sama dalam menangkap proses pembelajaran dengan demonstrasi . Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah memiliki kesamaan dalam menangkap petunjuk yang tertulis dalam Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan sama-sama mampu menangkap dan mengolah informasi berupa konsep dan prinsip fisika yang diajarkan.

Pada penelitian ini siswa yang memiliki kemampuan awal Tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah membaur menjadi satu. Pembagian kelompok demonstrasi juga secara acak, sehingga siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi

commit to user

lxxxvi

bercampur dengan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Hal ini akan mempempersulit siswa yang memiliki kemampuan awal rendah dalam mengikuti kegiatan demonstrasi. Dalam mengamati, memahami dan mengolah hasil demonstrasi untuk memantapkan konsep fisika yang dipelajari, siswa yang memiliki kemampuan awal rendah dan siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi hampir memiliki kesamaan. Pada penelitian ini, tingkat kemampuan awal tinggi memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada tingkat kemampuan awal rendah tetapi tidak terlalu signifikan.