• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.6 Pembahasan Hasil Penelitian

5.6.2 Hipotesis Satu

5.6 Pembahasan Hasil Penelitian

5.6.1 Uji Asumsi Klasik

Pengujian normalitas dan melalui nilai Skewness dan telah dibuktikan dengan One Sample Kolmogorov-Test terhadap Tingkat Pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, independensi, kepatuhan pada kode etik, pengalaman kerja dan kualitas hasil pemeriksaan dapat disimpulkan normal sehingga tidak bermasalah untuk analisis berikutnya.

Pengujian multikolonieritas antara variabel independen dengan variabel moderating dapat disimpulkan tidak mengalami multikolinieritas. Korelasi tidak kuat tidak lebih dari 0,5: Lubis,dkk (2007) berarti terbebas dari asumsi klasik statistik dan dapat digunakan dalam penelitian.

Pengujian heteroskesdastisitas menunjukkan seluruh data per variabel tersebar secara acak sesuai dengan syarat. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Hal ini memberi dukungan bahwa model regresi yang digunakan baik.

5.6.2 Hipotesis Satu

Pada pengujian hipotesis berdasarkan hasil perhitungan dapat dikatakan bahwa Tingkat Pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan,

independensi, kepatuhan pada kode etik dan pengalaman kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan telah terbukti (H0) ditolak). Hal ini dapat dilihat bahwa semakin baik/tinggi Tingkat Pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, independensi, kepatuhan pada kode etik dan pengalaman kerja tentunya memberikan kontribusi yang tinggi/baik secara bersama-sama terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Batubara (2008) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan (studi empiris pada Bawasko Medan). Hal ini sejalan disebabkan karena penelitian dilakukan pada instansi pemerintah serta menggunakan peraturan yang sama berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).

Adapun hasil penelitan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tingkat Pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, independensi, kepatuhan pada kode etik dan pengalaman kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Aceh Tenggara.

2. Secara parsial Tingkat Pendidikan, kecakapan profesional, dan kepatuhan pada kode etik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Aceh Tenggara.

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Alia (2001) yang berjudul persepsi auditor terhadap kualitas auditor hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas keahlian auditor, sehingga pengalaman juga tidak berpengaruh terhadap kualitas auditor.

Sedangkan dalam penelitian ini menyatakan : secara parsial pendidikan berkelanjutan, Independensi dan pengalaman kerja masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan dari ketiga variabel dependen yang berpengaruh secara signifikan yang tinggi pengaruhnya adalah independensi sedangkan Tingkat Pendidikan, kecakapan profesional dan kepatuhan pada kode etik tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Fenomena yang terjadi pada Inspektorat Kabupaten Aceh Tenggara menggambarkan bahwa auditor memiliki kualitas yang baik jika adanya independensi dalam melaksanakan pemeriksaan, memiliki pendidikan berkelanjutan dan pengalaman kerja yang memadai namun dalam kenyataannya independensilah yang paling utama dalam melakukan pemeriksaan sehingga menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan yang baik sedangkan auditor yang memiliki kecakapan profesional dan kepatuhan pada kode etik malah akan menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan yang buruk karena menjadi seorang auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Tenggara belum begitu dibutuhkan auditor yeng memilki kecakapan profesional dan kepatuhan pada kode etik.

5.6.2.1 Pengaruh pingkat pendidikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan Pada penelitian ini menunjukkan pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan adalah positif dan tidak signifikan. Positif dilihat dari koefisien regresi 0,256 dan tidak signifikan karena nilai t hitung < t tabel (0,776 < 2,030).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh Tingkat Pendidikan adalah searah dengan kualitas hasil pemeriksaan dengan kata lain Tingkat Pendidikan yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan yang baik/tinggi. Pengaruh tidak signifikan menunjukkan bahwa Tingkat Pendidikan tidak mempunyai peranan yang terlalu penting dalam meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan.

5.6.2.2 Pengaruh kecakapan profesional terhadap kualitas hasil pemeriksaan Pada penelitian ini menunjukkan pengaruh kecakapan profesional terhadap kualitas hasil pemeriksaan adalah negarif dan tidak signifikan. negatif dilihat dari koefisien regresi -0,143 dan tidak signifikan karena nilai t hitung<t tabel (-0,143 < 2,030).

Pengaruh negatif menunjukkan bahwa pengaruh kecakapan profesional adalah tidak searah dengan kualitas hasil pemeriksaan dengan kata lain kecakapan profesional yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan yang buruk/rendah. Pengaruh tidak signifikan menunjukkan bahwa kecakapan profesional tidak mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan.

5.6.2.3 Pengaruh pendidikan berkelanjutan terhadap kualitas hasil pemeriksaan

Pada penelitian ini menunjukkan pengaruh pendidikan berkelanjutan terhadap kualitas hasil pemeriksaan adalah positif dan signifikan. Positif dilihat dari koefisien regresi 0,545 dan signifikan karena nilai t hitung>t tabel (2,315 > 2,030).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh pendidikan berkelanjutan adalah searah dengan kualitas hasil pemeriksaan dengan kata lain pendidikan berkelanjutan yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan yang baik/tinggi. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa pendidikan berkelanjutan mempunyai peranan yang terlalu penting dalam meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan.

5.6.2.4 Pengaruh independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan

Pada penelitian ini menunjukkan pengaruh independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan adalah positif dan signifikan. Positif dilihat dari koefisien regresi 0,944 dan signifikan karena nilai t hitung>t tabel (3,542 > 2,030).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh inpendensi adalah searah dengan kualitas hasil pemeriksaan dengan kata lain independensi yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan yang baik/tinggi. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa independensi mempunyai peranan yang terlalu penting dalam meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan.

5.6.2.5 Pengaruh kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas hasil pemeriksaan

Pada penelitian ini menunjukkan pengaruh kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas hasil pemeriksaan adalah positif dan tidak signifikan. Positif dilihat dari koefisien regresi -0,048 dan tidak signifikan karena nilai t hitung<t tabel (-0,219 < 2,030).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh kepatuhan pada kode etik adalah tidak searah dengan kualitas hasil pemeriksaan dengan kata lain kepatuhan pada kode etik yang baik/tinggi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan yang buruk/rendah. Pengaruh tidak signifikan menunjukkan bahwa kepatuhan pada kode etik tidak mempunyai peranan yang terlalu penting dalam meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan.

5.6.2.6 Pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas hasil pemeriksaan

Pada penelitian ini menunjukkan pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas hasil pemeriksaan adalah positif dan signifikan. Positif dilihat dari koefisien regresi 0,977 dan signifikan karena nilai t hitung>t tabel (2,658 > 2,030).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh pengalaman kerja adalah searah dengan kualitas hasil pemeriksaan dengan kata lain pengalaman kerja yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan yang baik/tinggi. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa pengalaman kerja mempunyai peranan

yang terlalu penting dalam meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan dan dapat dikatagorikan sebagai variabel independen

Melalui Hipotesis kedua menyimpulkan bahwa pengalaman kerja ada efek moderasi, digunakan tingkat signifikasi 5% dengan hasil perhitungan bahwa p-value 0,264 lebih besar dari alpa 0,05 berarti variabel pengalaman kerja tidak signifikan dan bukan variabel moderasi atau tidak dapat memperkuat hubungan antara Tingkat Pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, independensi dan kepatuhan pada kode etik dengan kualitas hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Aceh Tenggara.

Melalui fenomena diatas dapat dijelaskan bahwa penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendro dan Aida (2006) yang menyatakan profesionalisme mempunyai pengaruh yang signifikan dengan kualitas hasil pemeriksaan dan hasil penelitian ini bertentangan dengan yang dilakukan oleh Ariesanti (2001) yang menyatakan pengalaman auditor tidak banyak memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas auditor, yang berarti pengalaman tidak pula berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurut Standar Profesional Audit Internal (1200;1210), auditor internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.

Tingkat Pendidikan sebagai salah satu variabel independen, pada pengujian secara parsial menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Pada penelitian Muthmainah (2006) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan orientasi etis dari berbagai disiplin ilmu yang ada. Pendidikan akuntansi lebih mampu menilai suatu dilema etis dan

dibandingkan dengan Tingkat Pendidikan lain diluar akuntansi lebih menunjukkan kemauan untuk tidak melakukan tindakan tidak etis. Effendi (2007), menyatakan persaingan untuk memperebutkan posisi auditor internal ternyata lebih ketat dibandingkan posisi staf akuntansi (accounting staff) atau auditor untuk Kantor Akuntan Publik (KAP), sebab auditor internal dapat diperebutkan oleh lulusan dari berbagai disiplin ilmu serta berbagai pengalaman kerja.

Kecakapan profesional berdasarkan penelitian ini berpengaruh secara tidak signifikan dan memiliki tanda negatif sehingga bertentangan dengan asumsi dan teori dasar bahwa kecakapan profeional akan meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Menurut Suwarta (2006), bedasarkan penelitian bahwa pengalaman audit yang merupakan bahagian dari kecakapan profesional dapat mengurangi efek kekinian pada pertimbangan auditor.

Pendidikan berkelanjutan adalah variabel yang dibentuk dari berbagai pernyataan yang terkait dengan pelatihan pemeriksaan, terkait langsung dengan objek pemeriksaan, serta teknologi pemeriksaan tertentu. Penelitan Trisnawati & Suryaningrum (2003) menyimpulkan pengaruh kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan ketrampilan sosial dalam penelitian ini memmpunyai pengaruh positif terhadap pemahaman akuntansi adalah motivasi dan pengendalian diri, sedangkan pengaruh negatif ditunjukkan oleh ketrampilan sosial, pengendalian diri dan empati. Melalui pendidikan berkelanjutan, akan diperoleh pemahaman akuntansi yang lebih mendalam dan meningkatkan motivasi dalam melaukan audit.

Berdasarkan hasil penelitian ini variabel pendidikan berkelanjutan berpengaruh secara signifikan dengan koefisien yang positif, artinya pendidikan berkelanjutan yang diperoleh seorang staf akan meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Pendidikan berkelanjutan sebaiknya diberikan agar kualitas yang mereka miliki lebih meningkat, hal ini juga mengurangi damfak negatif ketidaksesuaian tingkat pendidikan dan pendidikan terakhir yang dimiliki oleh masing-masing staf’

Independensi, hasil penelitian ini sesuai dengan Mayangsari (2003) menyimpulkan bahwa independensi mempunyai hubungan yang kuat dengan integritas laporan keuangan. Supriyono (1998) telah melakukan penelitian dengan independensi auditor Indonesia, penelitian ini mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi independensi auditor, yaitu: (1) ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien; (2) persaingan antar kantor akuntan; (3) pemberian jasa lain selain jasa audit; (4) lama penugasan audit; (5) besar kantor akuntan; (6) besarnya fee audit. Independensi menurut standar pemesriksaan keuangan negara merupakan organisasi pemeriksa yang terbebas dari gangguan ekstern, intern dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya.

Kepatuhan pada kode etik, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Alim (2007) dan Lubis (2009) masing-masing berjudul pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas auditor dengan etika auditor sebagai variabel moderating dan pengaruh keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas audit, menyimpulkan kode etik

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan sedangkan dalam penelitian ini kepatuhan pada kode etik tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

BAB VI

Dokumen terkait