• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.3 Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik (BLUE / Best Linier Unbiased Estimator ).

4.3.1. Uji Hipotesis Secara Simultan

Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji F dengan langkah – langkah sebagai berikut :

Tabel 5: Analisis Varian (ANOVA) Sumber

Varian

Jumlah Kuadrat Df Kuadrat Tengah F hitung F tabel

Regresi 368,288 6 61381 17,978 3,58

Sisa 27,315 8 3,414

Total 395,603 14

Sumber: Lampiran 2 dan 4

1. Untuk menguji pengaruh secara simultan (serempak) digunakan uji F dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Ho : 1 = 2 = 3 = 4 = 5 = 6 = 0

Secara keseluruhan variabel bebas tidak ada pengaruh terhadap variabel terikat.

Hi : 12 3456  0

Secara keseluruhan variabel bebas ada pengaruh terhadap variabel terikat.

b.  = 0,05 dengan df pembilang = 6 df penyebut = 8 c. F tabel ( = 0,05) = 3,58 d. F hitung = Rata - rata kuadrat regresi

Rata - rata kuadrat sisa 61,381

= --- = 17,978 3,414

Gambar 12.

Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Simultan atau Keseluruhan

17,978 3,58 Daerah Penerimaan H0 Daerah Penolakan H0 tabel

Ho diterima apabila F hitung ≤ 3,58 Ho ditolak apabila F hitung > 3,58

f) . Kesimpulan

Oleh karena F hitung = 17,978 > F tabel = 3,58 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa secara keseluruhan variabel bebas yaitu Investasi (X1), Pengeluaran Pemerintah (X2), Inflasi (X3), Kurs Valas (X4), Export (X5), dan Import (X6) berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y).

t :

Uji Hipotesis Secara Parsial

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas Investasi (X1), Pengeluaran Pemerintah (X2), Inflasi (X3), Kurs Valas (X4) Export (X5) dan Import (X6). Hasil penghitungan tersebut dapat dilihat dalam analisis sebagai beriku

Tabel 6 : Hasil Analisis Variabel Investasi (X1), Pengeluaran Pemerintah (X2), Inflasi (X3), Kurs Valas (X4), Export (X5) dan Import (X6) terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Variabel Koefisien Regresi t hitung t tabel r

2 Parsial Investasi (X1) 0,0000000078 0,674 2,306 0,053 Pengeluaran Pemerintah (X2) 0,00000217 0,189 2,306 0,004 Inflasi (X3) -0,241 -8,508 2,306 0,900 Kurs Valas (X4) 0,000 0,740 2,306 0,064 Export (X5) 0,000 1,442 2,306 0,206 Import (X6) 0,000 2,734 2,306 0,483

Variabel terikat : Pertumbuhan Ekonomi Konstanta : 5,297

Koefisien Korelasi ( R ) : 0,965 R2 : 0,931

Sumber: Lampiran 3

Selanjutnya untuk melihat ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel terhadap variabel terikatnya, dapat dianalisa melalui uji t dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Pengaruh Secara Parsial antara Investasi (X1) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Langkah-langkah pengujian :

i. Ho : 1 = 0 (tidak ada pengaruh) Hi : 1  0 (ada pengaruh) ii.  = 0,05 dengan df = 8 iii. t hitung = ) (β Se β 1 1 = 0,674

iv. level of significant = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,306 v. pengujian

Gambar 13

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Investasi (X1) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y)

2,306 -2,306

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

0,674

Sumber : lampiran 3

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 0,674 < t-tabel sebesar 2,306 Ho diterima dan Hi ditolak, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Investasi (X1) tidak berpengaruh secara nyata dan positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y). Hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Investasi (X1) sebesar 0,519 yang lebih besar dari 0.05.

Nilai r2 parsial untuk variabel Investasi sebesar 0,053 yang artinya bahwa Investasi (X1) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Pertumbuhan Ekonomi (Y) sebesar 5,3 %, sedangkan sisanya 94,7 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

b) Pengaruh secara parsial antara Pengeluaran Pemerintah (X2)

terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Langkah-langkah pengujian :

i. Ho : 2 = 0 (tidak ada pengaruh) Hi : 2  0 (ada pengaruh) ii.  = 0,05 dengan df = 8 iii. t hitung = ) (β Se β 2 2 = 0,189

iv. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,306 v. pengujian

Gambar 14

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor

Pengeluaran Pemerintah (X2) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

0,189 2,306

-2,288

Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 0,189 < t tabel sebesar 2,306 maka Ho diterima dan Ha di tolak, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Pengeluaran Pemerintah (X2) tidak berpengaruh secara nyata positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y).hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Pengeluaran Pemerintah (X2) sebesar 0,854 yang lebih besar dari 0.05.

Nilai r2 parsial untuk variabel Pengeluaran Pemerintah sebesar 0,004 yang artinya bahwa Pengeluaran Pemerintah (X2) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Pertumbuhan Ekonomi (Y) sebesar 0,4 %, sedangkan sisanya 99,6 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

c) Pengaruh secara parsial antara Inflasi (X3) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Langkah-langkah pengujian :

i. Ho : 3 = 0 (tidak ada pengaruh) Hi : 3  0 (ada pengaruh) ii.  = 0,05 dengan df = 8 iii. t hitung = ) (β Se β 3 3 = -8,508

iv. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti nilai pada t tabel sebesar 2,306

Gambar 15

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Inflasi (X3) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y)

2,306 -8,508 - 2,306 Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar -8,508 > t tabel sebesar -2,306 maka Ho ditolak dan Ha diterima, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Inflasi (X3) berpengaruh secara nyata negatif terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y).hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Inflasi (X3) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0.05.

Nilai r2 parsial untuk variabel Inflasi sebesar 0,900 yang artinya Inflasi (X3) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Pertumbuhan Ekonomi (Y) sebesar 90 %, sedangkan sisanya 10 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

d) Pengaruh secara parsial antara Kurs Valas (X4) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Langkah-langkah pengujian :

vi. Ho : 4 = 0 (tidak ada pengaruh) Hi : 4  0 (ada pengaruh) vii.  = 0,05 dengan df = 8 viii. t hitung = ) (β Se β 4 4 = 0,740

ix. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,306 x. pengujian

Gambar 16

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Kurs Valas (X4) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y)

2,306 0,740 - 2,306 Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 0,740 < t tabel sebesar 2,306 maka Ho diterima dan Ha ditolak, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Kurs Valas (X4) tidak berpengaruh secara nyata positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y). hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Kurs Valas (X4) sebesar 0,481 yang lebih besar dari 0.05.

Nilai r2 parsial untuk variabel Kurs Valas sebesar 0,064 yang artinya Kurs Valas (X4) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Pertumbuhan Ekonomi (Y) sebesar 6,4 %, sedangkan sisanya 93,6 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

e) Pengaruh secara parsial antara Export (X5) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Langkah-langkah pengujian :

xi. Ho : 5 = 0 (tidak ada pengaruh) Hi : 5  0 (ada pengaruh) xii.  = 0,05 dengan df = 8 xiii. t hitung = ) (β Se β 5 5 = -1,442

xiv.level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,306 xv.pengujian

Gambar 17

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Export (X5) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y)

2,306 -1,442 - 2,306 Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar -1,442 < t tabel sebesar 2,306 maka Ho diterima dan Ha ditolak, pada level

signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Export (X5) tidak berpengaruh secara nyata terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y). hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Export (X5) sebesar 0,187 yang lebih besar dari 0.05.

Nilai r2 parsial untuk variabel Export sebesar 0,206 yang artinya Export (X5) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Pertumbuhan Ekonomi (Y) sebesar 20,6 %, sedangkan sisanya 79,4 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

f) Pengaruh secara parsial antara Import (X6) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Langkah-langkah pengujian :

xvi. Ho : 6 = 0 (tidak ada pengaruh) Hi : 6  0 (ada pengaruh) xvii.  = 0,05 dengan df = 8 xviii. t hitung = ) (β Se β 6 6 = 2,734

xix.level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,306

xx.pengujian

Gambar 18

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Import (X6) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y)

2,306 2,734 - 2,306 Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 2,734 > t tabel sebesar 2,306 maka Ho ditolak dan Ha diterima, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Import (X6) berpengaruh secara nyata terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y). hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Import (X6) sebesar 0,026 yang lebih kecil dari 0.05.

Nilai r2 parsial untuk variabel Import sebesar 0,483 yang artinya Import (X6) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Pertumbuhan Ekonomi (Y) sebesar 48,3 %, sedangkan sisanya 51,7 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut

Kemudian untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh paling dominan empat variabel bebas terhadap Pertumbuhan Ekonomi : Investasi (X1), Pengeluaran Pemerintah (X2), Inflasi (X3), Kurs Valas (X4), Export (X5), dan Import (X6) dapat diketahui dengan melihat koefisien determinasi parsial yang paling besar, dimana dalam perhitungan ditunjukkan oleh variabel Inflasi dengan koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 0,900 atau sebesar 90 %.

4.3.3. Pembahasan

Dengan melihat hasil regresi yang didapat maka peneliti dapt mengambil kesimpulan bahwa untuk Pertumbuhan Ekonomi :

Investasi tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan) terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini disebabkan karena masih banyak hambatan untuk mendirikan Industri serta kurangnya skala usaha dan mutu pelayanan perijinan / pendirian industri dimana belum dimulainya pelayanan perijinan satu atap ( one stop sevice ) sehingga mengakibatkan banyak para usaha yang enggan meneruskan dan mengembangkan usahanya sehingga banyak pengusaha menghandalkan jasa perantara dalam urusan perijinan untuk mendirikan industri sehingga semakin lama dan dapat menghambat investasi.

Pengeluaran Pemerintah tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan) positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini disebabkan karena pengeluaran pemerintah yang dikeluarkan sebagian besar dari anggaran belanja rutin digunakan bagi pembiayaan aparatur pemerntah, serta pembiayaan operasional sehingga untuk pengeluaran pembangunan masih kurang sehingga untuk proyek pelaksanaan pembangunan masih terhambat dan juga mengakibatkan pertumbuhan ekonomi juga akan terhambat.

Inflasi berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini disebabakan karena jika inflasi menurun secara otomatis daya beli masyarakat akan meningkat dan produksi barang dan jasa yang dihasilkan juga akan meningkat sehingga pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat.

Kurs Valas tidak berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini disebabkan karena dengan tidak adanya kestabilan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat maka akan mempengaruhi turunnya Investasi hal ini disebabkan terjadi pemerintah didalam mengambil kebijaksanaan moneter, mungkin juga adanya kondisi politik, keamanan, ekonomi di Indonesia yang dianggap tidak aman oleh pihak investor.

Export tidak berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini disebabkan karena hal ini mengidikasikan bahwa penurunan ekspor bukan merupakan hanya salah satu sumber penerimaaan dan pembiayaan pembangunan bagi pemerintah melainkan masih banyak sumber yang lain didalam penerimaan devisa negara seperti pertumbuhan tabungan domestik yang semakin meningkat sekarang ini dan semakin banyaknya para wisata asing yang datang ke Indonesia hal tersebut juga bisa menambah peneriman devisa bagi pemerintah (negara).

Import berpengaruh nyata (signifikan) terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini disebabkan karena impor merupakan sumber untuk menunjang proses produksi dalam negeri. Artinya, impor merupakan mata rantai yang menghubungkan kegiatan internal dan eksternal perekonomian suatu negara. Dalam pemahaman ini sulit sekali menyatakan bahwa suatu negara bisa saja import. Tetapi jelas sekali bahwa jumlah dan pemanfaatan import tersebut harus dikendalikan dan dikelola secara benar sehingga justru tidak menjadi beban yang berkepanjangan.

BAB V

Dokumen terkait