BAB II TINJAUAN PUSTAKA
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010:93) menjelaskan bahwa: Hipotesis merupakan
“jawaban semetara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan”. Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus di uji secara empiris.
Pengaruh wajib pajak UMKM yaitu setiap wajib pajak harus memiliki dasar Pengetahuan Perpajakan, yaitu wajib pajak yang mengetahui Perpajakan dalam membayar pajak. Pengetahuan pajak adalah kemampuan wajib pajak dalam mengetahui peraturan perpajakan baik itu soal tarif pajak yang akan mereka bayar berdasarkan undang-undang maupun manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan mereka. (Mardiasmo, 2009:22).
Adapun indikator yang mengukur wajib pajak tersebut mengetahui perpajakan yaitu, pengetahuan wajib pajak mengenai batas waktu pembayaran dan pelaporan, pengetahuan wajib pajak mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan, pengetahuan wajib pajak mengenai system perpajakan. Maka wajib pajak bisa dikatakan sudah melaksanakan kewajiban perpajakan apabila wajib pajak tersebut tahu dan paham mengenai perpajakan dan melaksakan sesuai indikator.
Berdasarkan uraian konseptual tersebut diatas, maka hipotesis yang dapat disajikan oleh Penulis adalah:
1. Tingkat kepatuhan wajib pajak badan dalam membayar pajak sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018.
2. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak badan UMKM.
26 A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan Wajib Pajak UMKM Tentang Kewajiban Perpajakan pada tarif UMKM di Kecamatan Medan Petisah.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat melakukan penelitian guna memperoleh data penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah, yang terletak di Jalan Asrama No. 7A, Sei Sikambing C. II, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara 20123.
Sedangkan waktu yang digunakan dalam penelitian ini kurang lebih 2 (dua) bulan. 1 (satu) bulan pengumpulan data dan 1 (satu) bulan pengolahan data yang meliputi penyajian dalam bentuk tugas akhir dan proses bimbingan berlangsung.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Bulan/Tahun No Aktivitas November
2019
Sumber: Universitas Pembangunan Panca Budi 2020
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah Analisis Pengatahuan Wajib Pajak Tentang Kewajiban Perpajakan pada tarif UMKM merupakan Menganilisis Pengatahuan wajib pajak UMKM yang mereka paham betul atau isi undang-undang perpajakan yang sering kali mengalami perubahan.
Untuk meningkatkan pengetahuan perpajakan masyarakat dapat melalui pendidikan perpajakan baik formal maupun non formal akan berdampak terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak.
Menganalisis wajib pajak UMKM adalah setiap wajib pajak harus memiliki dasar Pengetahuan Perpajakan, yaitu wajib pajak yang mengetahui Perpajakan dalam membayar pajak. Pengetahuan pajak adalah kemampuan wajib pajak dalam mengetahui peraturan perpajakan baik itu soal tarif pajak yang akan
mereka bayar berdasarkan undang-undangan maupun manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan mereka (Mardiasmo, 2013).
Adapun indikator yang mengukur wajib pajak tersebut mengetahui variabel bebas/independen (indefendent variable) dan variabel terikat/dependen (defendent variable) perpajakan yaitu:
1. Variable Dependen (Y)
Pengetahuan wajib pajak terhadap ketentuan umum dan tata cara perpajakan dan system perpajakan dalam undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 yang pada prinsipnya diberlakukan bagi undang-undang pajak material, tujuannya adalah untuk meningkatkan keterbukaan administrasi perpajakan dan meningkatkan kepatuhan sukarela wajib pajak dan juga wajib pajak mengetahui sistem perpajakan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.
2. Variable Independen (X)
Pengetahuan terhadap batas waktu pembayaran dan pelaporan yaitu wajib pajak mengetahui tata cara pembayaran pajak, perhitungan tarif pajak penghasilan yang akan dibayar dan pelaporannya, serta pelaksanaan pembayaran dan pelaporan pajak tersebut. Maka wajib pajak bisa dikatakan sudah melaksanakan kewajiban perpajakan apabila wajib pajak tersebut tahu dan paham mengenai perpajakan dan melaksanakan sesuai indikator.
D. Populasi dan Sampel/Jenis dan Sumber Data 1. Populasi
Menurut Arikunto (2013:173) populasi adalah keseluruhan dan subjek penelitian. Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat yang sama walaupun persentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain seluruh individu yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian.
Sedangkan Sugiyono (2013:117) populasi adalah generasi yang terdiri atas obyek subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi penelitian ini adalah sebanyak 68.545 Wajib Pajak Badan UMKM di Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan.
2. Sampel
Arikunto (2013:174) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2013:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini obyek yang akan diteliti yaitu Wajib Pajak Pelaku UMKM yang berada di Kecamatan Medan Petisah.
Metode sampel penelitian tersebut adalah sampel jenuh. Menurut Sugiyono (2015:85) mendefinisikan sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering digunakan bila populasi relatif kecil, kurang dari ratusan orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Maka
sampel dari penelitian adalah mengunakan purposive sampling yaitu salah satu teknik sampling non random sampling.
3. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif deskriptif. Data kualitatif deskriptif ini diperoleh secara wawancara dengan keadaan yang berlangsung terjadi kepada Wajib Pajak Pelaku UMKM yang menghasilkan data deskriptif suatu hal.
4. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Menurut Nur dan Bambang (2009:146) Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data primer dalam penelitian ini berupa jawaban wawancara dari Wajib Pajak Pelaku UMKM.
Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber data sekunder diperoleh dari publikasi kantor kecamatan dan dokumentasi melalui media elektronik (Uma Sekaran, 2011).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara pengumpulan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian Juliansyah Noor (2011:
138). Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah:
1. Teknik wawancara
Wawancara merupakan suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. Setyadin dalam Gunawan (2013:160) Wawancara
merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontribusikan makna dalam suatu topik.
Sugiyono (2013:231).
2. Teknik Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010:231) teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data Wajib Pajak Badan UMKM.
F. Teknik Analisis Data
Teknik Analisis data yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini adalah menggunakan cara sebagai berikut:
1. Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung, dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian, oleh karena itu data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek peneliti seperti hasil wawancara yaitu:
a. Mengumpulkan/menyimpulkan data dari hasil wawancara.
b. Menganalisis data dari hasil wawancara misalnya membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan dengan objek.
c. Membuat data dari hasil wawancara (transkip hasil wawancara).
2. Data Sekunder adalah data yang telah dikumpulkan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, data ii dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitia ini yang menjadi data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal, serta situs di internet yang berkenan dengan penelitian yang dilakukan.
Adapun langkah-langkah dalam analisis data sekunder sebagai berikut:
a. Menetapkan informasi tentang objek yang diteiti.
b. Mengumpulkan data yang sudah tersedia.
c. Menormalisasikan data jika diperlukan dan memungkinkan (membuat data dari berbagai sumber menjadi bentuk yang sama).
d. Menganalisis data msalnya menghitung, mentabulasi, memecahkan data-data kuantitatif, atau membandingkan berbagai peraturan.
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Petisah
Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor:
94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 yang kemudian diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Medan Petisah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 dan dengan adanya modernisasi di lingkungan DJP, maka sejak tanggal 27 Mei 2008 berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 191/KMK.01/2008 yang merupakan gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan serta Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak, yang akan melayani Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), serta melakukan pemeriksaan tetapi bukan lembaga yang memutuskan keberatan.
Seiring dengan perubahan kinerja di lingkungan DJP untuk menuju yang lebih baik, maka dilakukan reorganisasi di lingkungan DJP melalui sistem modernisasi. Dengan adanya reorganisasi tersebut, maka unit kerja yang dulu dikenal KPP diganti dengan KPP Pratama dan KPP Madya. Unit kerja tersebut adalah:
a. KPP Madya Medan
b. KPP Pratama Medan Barat c. KPP Pratama Medan Petisah d. KPP Pratama Binjai
e. KPP Pratama Medan Belawan f. KPP Pratama Medan Kota g. KPP Pratama Medan Timur h. KPP Pratama Medan Polonia i. KPP Pratama Lubuk Pakam
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah berdomisili di Jalan Asrama No. 7 A Medan. Pelayanan yang diberikan oleh KPP Pratama Medan Petisah meliputi pelayanan pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, serta jenis-jenis pajak lainnya. Wilayah kerjanya meliputi tiga kecamatan, yaitu:
a. Kecamatan Medan Petisah b. Kecamatan Medan Helvetia c. Kecamatan Medan Sunggal
2. Visi dan Misi KPP Pratama Medan Petisah a. Visi Direktorat Jenderal Pajak
Menjadi Instansi Pemerintahan yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efesien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.
b. Misi Direktorat Jenderal Pajak
Menghimpun penerimaan pajak Negara berdasarkan undang-undang perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara melalui system administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.
3. Logo Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Gambar 4.1 Logo Kementerian Keuangan Republik Indonesia Sumber: Seksi PDI KPP Pratama Medan Petisah 2020
Keterangan Umum
a. Motto : Negara dan Rakca
b. Bentuk : Segilima, dengan ukuran 5 cm dan 7 cm
c. Tata Warna : Biru kehitam-hitaman, kuning emas, putih dan hijau d. Lukisan:
1) Padi sebanyak 17 butir berwarna kuning emas
2) Kapas sebanyak 8 butir dengan susunan 4 buah berlengkung 4 dan 4 buah berlengkung 5
3) Sayap 4) Gada
5) Seluruh unsur-unsur tersebut tergambar dalam ruang segi lima e. Susunan:
1) Dasar segi lima berwarna biru kehitam-hitaman 2) Padi kuning emas
3) Kapas putih dengan kelopak hijau
4) Sayap kuning emas
5) Gada kuning emas Bokor kuning emas 6) Pita putih
7) Motto (semboyan) biru kehitam-hitaman f. Makna:
1) Padi sebanyak 17 butir berwarna kuning emas dan kapas sebanyak 8 butir dengan susunan 4 buah berlengkung 4 dan 4 buah berlengkung 5, berwarna putih dan kelopak berwarna hijau, keduanya melambangkan cita–cita Indonesia untuk mengisi kesejahteraan sekaligus diberi arti sebagai tanggal lahirnya Negara Republik Indonesia.
2) Sayap berwarna kuning emas melambangkan ketangkasan dalam menjalankan tugas.
3) Gada berwarna kuning emas melambungkan daya upaya daya menghimpun, mengarahkan, mengamankan keuangan Negara.
4) Ruang segilima berwarna biru kehitam–hitaman melambangkan dasar Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila.
g. Arti keseluruhan:
Makna dari lambang tersebut adalah ungkapan sesuatu daya yang mempersatukan dan menyerasikan dalam gerakan kerja, untuk melaksanakan tugas Kementerian Keuangan.
4. Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Petisah
Struktur organisasi adalah suatu rangkaian yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan diantara bidang kerja, namun orang mewujudkan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab dalam sistem tolong menolong dan
kerjasama yang membuat semua pegawai selalu beta dengan pekerjannya dan semakin nyaman dalam pola pikir dari setiap pegawai.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dikepalai oleh seorang Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang terdiri atas Sub Bagian Umum dan beberapa seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi.
Struktur Organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah adalah struktur organisasi lini dan staf, yang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara, dimana seluruh pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dibawah naungan Departemen Keuangan Negara Republik Indonesia.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah membawahi 1 (satu) bagian dan 6 (enam) seksi, ditambah kelompok jabatan fungsional. Adapun bidang-bidang yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah antara lain sebagai berikut.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah menerapkan struktur organisasi lini dan staff yang berada dibawah seorang kepala kantor yang berguna untuk memaksimalkan pekerjaan yang berada di Kantor Pelayanan Pajak Medan Petisah. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah yang masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi. Struktur Organisasi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Medan Petisah dapat digambarkan sebagaimana terlampir
38Gambar 4.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Petisah Sumber: Seksi PDI KPP Pratama Medan Petisah 2020
39
5. Deskripsi Tugas KPP Pratama Medan Petisah
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah terdiri dari 9 (sembilan) seksi, diantaranya adapun bidang-bidang atau struktur organisasi yang ada di Kantor sebagai berikut:
a. Kepala Kantor
Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama mempunyai tugas mengkoordinasi penyusunan rencana kerja kantor sebagai bahan penyusunan rencana strategi kantor wilayah, mengkoordinasi penyusunan rencana pengamanan penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan kegiatan ekonomi keuangan dan realisasi penerimaan tahun lalu, mengkoordinasi pelaksanaan tindak lanjut nota kesepahaman sesuai arahan kepala kantor wilayah, mengkoordinasi rencana pencarian data strategi dan potensial dalam rangka intensifikasi/ekstensifikasi perpajakan, mengkoordinasi pengolahan data yang sumber datanya strategis dan potensial dalam rangka intensifikasi/ekstensifikasi perpajakan, mengkoordinasi pembuatan risalah perincian dasar pengenaan pemotongan atau pemungutan pajak atas permintaan wajib pajak berdasarkan hasil perhitungan ketetapan pajak, mengkoordinasi pengolahan data guna menyajikan informasi perpajakan, mengkoordinasi penyusunan monografi perpajakan, mengkoordinasi pemantauan pelaporan dan pembayaran masa dan tahunan Pajak Penghasilan dan pembayaran masa Pajak Pertambahan Nilai/Pajak Penjualan Barang atas Barang Mewah serta pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi dan Bangunan untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak serta mengendalikan pelaksanaan pemeriksaan pajak.
b. Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal (Subag. Umum)
Sub bagian umum mempunyai tugas pelaksanaan tata usaha dan kepegawaian yang bertugas membantu menangani tata usaha dan kepegawaian, pelaksanaan keuangan yang bertugas menangani urusan keuangan, pelaksanaan rumah tangga yang bertugas menangani urusan perlengkapan rumah tangga.
c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Seksi pengolahan data dan informasi mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, merekam Surat Setoran Pajak lembar 3, merekam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai 1107, 1107A dan 1170B, merekam Pajak Penghasilan pasal 21, merekam Pajak Penghasilan pasal 23/26, merekam Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat 3, melakukan urusan tata usaha penerimaan perpajakan, melakukan pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, memberikan pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling, pelaksanaan i-SISMIOP (Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak) dan SIG (Sistem Informasi Geografis), penyiapan laporan kinerja.
d. Seksi Pelayanan
Seksi pelayanan mempunyai tugas dan fungsi melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, melakukan penyuluhan perpajakan, menerima, meneliti, dan merekam surat permohonan dari Wajib Pajak dan surat lainnya, melakukan penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan Wajib Pajak dan surat lainnya, melakukan penatausahaan pendaftaran, pemindahan data, dan pencabutan identitas Wajib
Pajak, melakukan urusan kearsipan Wajib Pajak, melakukan kerjasama perpajakan.
e. Seksi Penagihan
Seksi penagihan mempunyai tugas dan fungsi sebagai pelaksanaan pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di penagihan, pelaksanaan penagihan yang bertugas membantu penyiapan surat tagihan, surat paksa, surat perintah, melaksanaan penyitaan, usulan lelang, dan penagihan lainnya, pelaksanaan penatausahaan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak beserta bukti pembayarannya, pelaksanaan penatausahaan Surat Keputusan Pembentukan/Keberatan atau Putusan Banding/Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak dan Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi pada seksi penagihan.
f. Seksi Pemeriksaan
Tugas dan fungsi seksi pemeriksaan adalah melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
g. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
Tugas dan fungsinya adalah sebagai pelaksanaan pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi ekstensifikasi perpajakan, melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi.
h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (WASKON I, II, III, IV)
Tugas dan fungsinya adalah melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, membimbing/mengimbau kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, melakukan penyusunan profil Wajib Pajak, Menganalisis kinerja Wajib Pajak, memberikan konsultasi kepada Wajib Pajak tentang ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, memberikan usulan pembetulan ketetapan pajak, pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, pelaksanaan penyelesaian permohonan keberatan, pembetulan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di Kantor Pelayanan Pajak, melakukan evaluasi hasil banding, melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, dan penyuluhan perpajakan.
i. Kelompok Jabatan Fungsional
Pejabat Fungsional terdiri dari Pejabat Fungsional Pemeriksaan dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksaan berkoordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dengan Seksi Ekstensifikasi. Selain itu, teknologi informatika dan
sistem informasi dimanfaatkan secara optimal.
6. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini penulis menguraikan tentang jumlah Wajib Pajak Badan UMKM di Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan dari tahun 2015-2019 perhitungannya dalam jangka waktu 1 tahun dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Statistik Kepatuhan Wajib Pajak Badan UMKM
No Tahun Wajib Pajak Wajib Pajak Badan UMKM Persentase
1. 2015 100.008 11.413 17%
2. 2016 105.954 12.137 18%
3. 2017 113.220 12.897 19%
4. 2018 118.820 14.723 21%
5. 2019 126.552 17.284 25%
Total 564.554 68.454 100%
Sumber: Seksi PDI KPP Pratama Medan Petisah 2020
Berdasarkan tabel diatas pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah terdapat kepatuhan wajib pajak dari tahun 2015-2019 sebanyak 564.554.
Dari hasil penelitian tersebut maka diketahui bahwa pada tahun 2015 terdapat wajib pajak badan yang patuh pajak sebanyak 11.413 wajib pajak badan dengan hasil persentase 17% wajib pajak badan, pada tahun 2016 terdapat wajib pajak badan yang patuh pajak sebanyak 12.137 wajib pajak badan dengan hasil persentase 18% wajib pajak badan, setelah itu pada tahun 2017 terdapat wajib pajak badan yang patuh pajak sebanyak 12.897 wajib pajak badan dengan hasil persentase 19% wajib pajak badan, kemudian pada tahun 2018 terdapat wajib pajak badan yang patuh sebanyak 14.723 wajib pajak badan dengan hasil persentase 21% wajib pajak badan, dan pada tahun 2019 terdapat wajib pajak badan yang patuh sebanyak 17.284 wajib pajak badan dengan hasil persentase 25% wajib pajak badan.
Peneliti menghasilkan data yang menunjukan adanya kenaikan wajib pajak badan UMKM yang patuh pajak dalam membayar pajak pada periode setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan sosialisasi terkait tarif pajak UMKM sebesar 0,5%
sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 telah diterima dan dipahami oleh masyarakat luas khususnya Wajib Pajak Badan UMKM.
Tabel 4.2 Persentase Pada Tahun 2015-2017 Wajib Pajak Badan UMKM No Tahun Wajib Pajak Wajib Pajak Badan UMKM Persentase
1. 2015 100.008 11.413 17%
2. 2016 105.954 12.137 18%
3. 2017 113.220 12.897 19%
Pada tabel 4.2 dinyatakan bahwa tahun 2015-2017 menggunakan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 dengan tarif pajak UMKM 1% dan kenaikan Wajib Pajak UMKM yang patuh pajak hanya mengalami peningkatan sebesar 1%.
Tabel 4.3 Persentase Pada Tahun 2018-2019 Wajib Pajak Badan UMKM No Tahun Wajib Pajak Wajib Pajak Badan UMKM Persentase
4. 2018 118.820 14.723 21%
5. 2019 126.552 17.284 25%
Pada tabel 4.3 dinyatakan bahwa tahun 2018-2019 menggunakan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 dengan tarif pajak UMKM 0,5% dapat dilihat implementasi Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 4%. Hasil penelitian ini memperoleh Wajib Pajak Badan UMKM patuh atas pajak yang dibebankan dalam pembayaran pajak UMKM, sehimgga penerima pajak yang diharapkan oleh pemerintah sudah mencapai target yang diinginkan. Dan diharapkan pada pengusaha UMKM yang belum terdaftar dapat ditelusuri untuk menjadi wajib pajak badan yang terdaftar.
B. Pembahasan
1. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Tentang Tarif UMKM Terhadap Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018
Kebanyakan dari Wajib Pajak sudah mengetahui tentang Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 mengenai dasar pengenaan pajak UMKM sebesar 0,5% dari omset. Namun beberapa Wajib Pajak mengatakan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 sangatlah adil untuk para UMKM karena mereka merasa adanya keringanan untuk membayar pajak yang di berlakukan oleh pemerintah,
Kebanyakan dari Wajib Pajak sudah mengetahui tentang Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 mengenai dasar pengenaan pajak UMKM sebesar 0,5% dari omset. Namun beberapa Wajib Pajak mengatakan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 sangatlah adil untuk para UMKM karena mereka merasa adanya keringanan untuk membayar pajak yang di berlakukan oleh pemerintah,