• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan hanya didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2018).

1. Pengaruh Rasio Non Performing Loan terhadap Return On Asset

Hubungan Rasio Non Performing Loan terhadap Return On Asset semakin tinggi tingkat NPL, maka semakin buruk kualitas kredit, yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar sehingga dapat menyebabkan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sinta Trisna Yanti dan Gregorius N. Masdjojo (2018) yang menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas (ROA). Hasil peneltian terdahulu yang dilakukan oleh Fitrianingsih, D., Salam, A. F., & Putri, Y.

(2020) yang menyatakan bahwa Non Performing Loan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyarini, A. (2020) menyatakan bahwa Non Performing Loan tidak bepengaruh signifikan terhadap Return On Asset.

Sedangkan Hasil penelitian tersebut sejalan dari penelitian yang dilakukan oleh Putu Khanti Paramita, dan I Made Dana (2019) menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.

H1 : Diduga Non Performing Loan berpengaruh terhadap Return On Asset pada PT Bank Sulselbar Cabang Selayar

2. Pengaruh Rasio Loan to Deposit Ratio terhadap Return On Asset

LDR merupakan jumlah pinjaman yang diberikan, yang dibiayai dengan dana pihak ketiga. Semakin tinggi LDR, semakin tinggi pendapatan bunga dengan pendapatan bunga ini mampu menyalurkan dananya dengan efektif. Dalam penelitian Nyoman Tri Lukpitasari Korri dan I Gde Kajeng Baskara (2019) menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). Adapun hasil penelitian dari Putu Khanti Paramita, I Made Dana (2019) bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Adanya perbedaan hasil penelitian dari R. Chepi Safei Jumhana (2019) bahwa LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).

Hal ini memiliki arti yaitu dengan analisa rasio semakin tinggi nilai LDR maka tidak akan serta merta meningkatkan atas laba.

H2 : Diduga Loan to Deposit Ratio berpengaruh terhadap Return On Asset pada PT Bank Sulselbar Cabang Selayar.

3. Pengaruh Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio terhadap Return On Asset

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan keuntungan dalam jangka waktu tertentu.

Profitabilitas adalah perbandingan antara keduannya investasi atau ekuitas laba bersih perusahaan digunakan untuk dapatkan keuntungan perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan dengan laba bersih yang diharapkan Sebelum pajak tinggi, karena semakin tinggi laba perusahaan, semakin banyak Perusahaan fleksibel menjalankan

kegiatan bisnis perusahaan. Pengembalian aset Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba secara total Setelah menyesuaikan biaya pembiayaan aset tersebut, aset (kekayaan) yang dimiliki oleh perusahaan. ROA juga dapat diartikan sebagai Hasil dari serangkaian kebijakan (strategi) perusahaan dan faktor lingkungan. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fitrianingsih, D., Salam, A. F., &

Putri, Y. (2020) yang menyatakan bahwa secara simultan capital adequacy ratio, loan to deposit ratio, dan non performing loan berpengaruh positif signifikan terhadap return on asset. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wolff, O. R., Murni, S., & Rate, P. V. (2019) yang menyatakan bahwa secara simultan firm size, loan to deposit ratio, capital adequacy ratio, dan non performing loan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Hasil penelitian tersebut sejalan dari penelitian yang dilakukan oleh Putranto, A. A., Kristanti, F. T., &

Mahardika, D. (2017) yang menyatakan bahwa secara simultan CAR, LDR dan NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA.

H3 : Diduga Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio berpengaruh terhadap Return On Asset pada PT Bank Sulselbar Cabang Selayar.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan asosiatif. Kuantitatif yang artinya metode ini digunakan untuk mendapatkan atau mengukur data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel (Sugiyono, 2018: 81). Penelitian asosiatif merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, jadi ada variabel independen (variabel yang memengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi) (sugiyono, 2018).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank Sulselbar Cabang Selayar yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani Kecamatan Benteng Kelurahan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan. Waktu yang digunakan untuk penelitian ini kurang lebih tiga bulan, dari bulan Juli sampai September 2021.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang

Berdasarkan paparan diatas, populasi dari penelitian ini yaitu data Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return On Asset yang diperoleh dari seluruh data laporan keuangan selama periode kinerja PT.

Bank Sulselbar Cabang Selayar tahun 2018 sampai 2020.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Apabila suatu populasi tersebut besar maka kemungkinan peneliti tidak bisa mempelajari secara keseluruhan yang terdapat pada populasi. Sampel pada penelitian ini yaitu laporan keuangan Bank Sulselbar Cabang Selayar bulan Januari 2018 sampai bulan Desember 2020, dengan jangka waktu 3 tahun akan diperoleh data sampel sebanyak 36 data. Setiap bulan itu berarti satu data. Satu data itu adalah sampel. Penentuan sampel 36 data dengan cara 12x3. Artinya dalam setahun ada 12 bulan dan setiap perbulan peneliti mengambil laporan keuangan bank sulselbar cabang selayar selama 3 tahun. Tujuan penentuan sampel ini untuk mengetahui pengaruh Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio terhadap Return On Asset.

D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka dari laporan keuangan bank yang terdiri dari laporan L/R dan neraca.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari laporan keuangan tahunan bank Sulselbar Cabang Selayar. Data termasuk data laporan keuangan selama 3 tahun periode 2018-2020.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi lapangan

Observasi lapangan adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan yang akan dijadikan objek penelitian khususnya untuk melihat kenyataan yang sebenarnya mengenai objek dari masalah yang diteliti. Data dari penelitian lapangan berupa laporan keuangan bank yang nantinya akan digunakan untuk ditransformasikan sebagai variabel penelitian.

2. Teknik pengumpulan data dokumentasi

Teknik dokumentasi dimana data yang digunakan dalam penelitian ini di ambil dari berbagai jurnal, dan data laporan keuangan yang ada di Bank Sulselbar Cabang Selayar.

3. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh peneliti dari buku-buku dan literatur yang relevan dengan topik yang sedang diteliti serta kuliah yang diperoleh peneliti yang berhubungan dengan penelitian ini.

4. Metode Browsing

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan pencarian atau membaca data-data yang bersumber dari situs-situs lainnya yang ada di internet.

F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2018), Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Macam-macam variabel menurut Sugiyono (2018) adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen (variabel bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang akan menjadi sebab timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio.

2. Variabel Dependen (variabel terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel independen (variabel bebas). Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel dependen adalah Return On Asset.

Pengukuran variabel dan indikator dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3. 1 Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Data Non

Performing Loan (NPL) (X1)

NPL adalah rasio untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam mengelola

Non Performing Loan (NPL) NPL = Kredit bermasalah Total pinjaman yang diberikan

Rasio

kredit bermasalah

Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR =Pinjaman yg diberikan DPK + Pinjaman yg diterima

Rasio

Return On Asset (ROA) ROA =Laba Bersih x 100%

Total Aset

Rasio

Sumber: Sugiyono (2018)

G. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan lebih dari satu variabel dan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Metode yang digunakan meliputi metode Uji Asumsi Klasik dan pengujian hipotesis.

1. Uji Asumsi Klasik

Bertujuan untuk lebih meyakinkan kelayakan model yang dibuat agar hasil prediksi tidak bias. Untuk itu dilakukan pengujian asumsi klasik

yang meliputi uji normalitas, uji multikoloniearitas dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi, variabel dependen memiliki distribusi normal atau tidak.

Analisis statistik dilakukan agar dapat mengetahui normalitas data yang diuji dengan menggunakan distrubusi Grafik P-P Plot. P-P Plot menggunakan bantuan aplikasi SPPS versi.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2013:105)

Dasar pengambilan keputusan pengujian ini dapat dilakukan dengan du acara, yaitu:

a. Dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF < dari 10.00 maka artinya tidak terjadi multikoloniearitas terhadap data yang diuji.

b. Dilihat dari nilai tolerance. Jika nilai tolerance > 0.10 maka artinya tidak terjadi multikoloniearitas terhadap data yang diuji.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013:139), Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamat ke pengamat yang lain. Jika variance dari residual satu pengamat ke pengamat lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik seharusnya homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikuti:

a. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Tujuan dari Uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah ada dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan keselahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Masalah autokorelasi disebabkan oleh residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan model Durbin Watson (DW-test). Menurut Durbin Watson, syarat atau dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

H0 = Tidak ada autokorelasi (r = 0) H1 = Ada autokorelasi (r ≠ 0)

Tabel 3. 2

Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi

Hipotesis Nol Keterangan Jika

Deteksi autokorelasi Terdapat autokorelasi positif d > dl

positif Tidak terdapat autokorelasi positif

d > du

Pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan

dl < d < du

Deteksi autokorelasi negatif

Terdapat autokorelasi negative (4 – d) < dl Tidak terdapat autokorelasi

negative

(4 – d) > du

Pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan

dl < (4 – d) < du

Sumber: Ghozali (2017)

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang dilakukan dengan bantuan program pengolahan data statistik (SPSS 24). Menurut Sugiyono (2018), rumus dari regresi linier berganda secara umum adalah sebagai berikut:

ϒ = α + β1X1 + β2X2 + e Keterangan :

ϒ = Variabel terikat (Return On Asset) α = Konstanta

β1, β2 = Koefisien Regresi, merupakan besarnya perubahan variabel terikat akibat perubahan tiap-tiap unit variabel bebas

X1 = Variabel bebas (Non Performing Loan) X2 = Variabel bebas (Loan to Deposit Ratio) e = Error

a. Koefisien Determinasi (R2)

Digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam memjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali, 2014). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bisa terdapat jumlah variabel independen yang masuk kedalam model.

b. Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelasan atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Pengujian penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program olah data SPSS (Ghozali, 2014).

1. Menyusun hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (H1) :

• H0 : B1 = B2 = 0, diduga variabel independen secara signifikan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

• H1 : B1≠ 0, diduga variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Menetapkan kriteria pengujian yaitu :

• Tolak H0 jika angka signifikansi lebih kecil dari a = 5%

• Terima H0 jika angka signifikansi lebih besar dari a = 5%

c. Uji Simultan (Uji F)

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Menurut Ghozali (2014), uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

Kriteria pengambilan keputusan yaitu:

a) Hipotesis diterima apabila Fhitung > Ftabel atau sig-prob < a (0,05) b) Hipotesis ditolak apabila Fhitung < Ftabel atau sig-prob > a (0,05).

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat PT Bank Sulselbar

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan didirikan di Makassar pada tanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara sesuai dengan Akta Notaris Raden Kadiman di Jakarta No.95 tanggal 23 Januari 1961.

Kemudian berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No.67 tanggal 13 Juli 1961 nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara.

Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No.002 tahun 1964 tanggal 12 Februari 1964, nama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dengan modal dasar Rp250.000.000. Dengan pemisahan antara Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Provinsi Tingkat I Sulawesi Tenggara, maka pada akhirnya Bank berganti nama menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.

Dengan lahirnya Peraturan Daerah No.01 tahun 1993 dan penetapan modal dasar menjadi Rp25 milyar, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan sebutan Bank BPD Sulsel dan berstatus Perusahaan Daerah. Selanjutnya dalam rangka perubahan

status dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas diatur dalam Peraturan Daerah No.13 tahun 2003 tentang Perubahan Status Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari PD menjadi PT dengan Modal Dasar Rp650 milyar.

Akta Pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI berdasarkan Surat Keputusan No.C-31541.HT.01.01 tanggal 29 Desember 2004 tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat Bank Sulsel, dan telah di umumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No.13 tanggal 15 Februari 2005, Tambahan No.1655/2005.

Pada tanggal 10 Februari 2011, telah dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang dilakukan secara circular resolution dan Keputusan RUPS LB tersebut telah disetujui secara bulat oleh para pemegang saham. Keputusan RUPS LB tersebut telah di buatkan aktanya oleh Notaris Rakhmawati Laica Marzuki, SH dengan Akta Pernyataan Tentang Keputusan Para Pemegang Saham sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT Bank Sulsel, Nomor 16 Tanggal 10 Februari 2011. Dimana dalam Akta tersebut para pemegang saham memutuskan untuk merubah nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat PT Bank Sulsel menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat disingkat PT Bank Sulselbar.

Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan nomor AHU-11765.AH.01.02.

Tahun 2011 Tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.

Disamping itu, perubahan nama ini juga telah memperoleh Persetujuan Bank Indonesia berdasarkan kepada Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor: 13/32/KEP. GBI/2011 Tentang Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat PT Bank Sulsel menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat disingkat PT Bank Sulselbar.

PT Bank Sulselbar Cabang Selayar pertama kali didirikan di Selayar pada tahun 1996 bertempat di Jl. Jend. Sudirman No.46 Benteng dengan Kepala Cabang Hj. Mulyati. Kemudian Kantor Cabang pindah lokasi di Jl. Ahmad Yani tepatnya pada tahun 2009 dan berdiri sampai sekarang dengan Kepala Cabang Andi Mattonrokang.

Adapun Visi dan Misi Bank Sulselbar Visi:

Menjadi Bank Kebanggaan dan Pilihan Utama Membangun Kawasan Timur Indonesia.

Misi:

Memberikan Pelayanan Prima yang berkualitas dan terpercaya, Mitra Strategis PEMDA dalam menggerakkan sektor riil, dan Memberikan nilai tambah optimum bagi stakeholder.

2. Struktur Organisasi PT Bank Sulselbar Cabang Selayar.

Gambar 4. 1

Struktur Organisasi PT Bank Sulselbar Cabang Selayar

Job Desc : Pimpinan Cabang

1. Menetapkan strategi, usulan rencana kerja dan usulan anggaran mengacu kebijakan umum direksi (KUD).

2. Melakukan supervisi atas pelaksanaan rencana kerja yang strategis dan relevan sesuai RBB oleh setiap unit kerja secara efektif.

3. Bertanggung jawab atas pencapaian/ pelampauan target kuantitatif cabang (laba, DPK, kredit, NPL, FBI, hapus buku, dll.) yang tertuang di dalam RBB.

4. Membina dan memelihara hubungan kerja yang baik dan kondusif dengan pihak eksternal khususnya nasabah inti (pemda/ pemkot/ SKPD, dll.).

5. Meningkatkan volume dan kualitas bisnis di segmen pasar ritel, ASN, pemda dan korporasi di wilayah kerjanya.

6. Mengelola dan bertanggung jawab atas fungsi promosi, pemasaran, pemeliharaan dan Closing DPK, APMK, produk digital banking dan jasa-jasa bank.

7. Menjadi ketua komite kredit cabang dengan memberikan keputusan kredit secara prudent.

8. Pengelolaan kredit produktif dan kredit konsumtif yang berkualitas.

9. Mengelola dan bertanggung jawab terhadap penyimpanan kunci pintu Utama (Pintu I) ruang kluis/ hasanah.

10. Mengelola penyelenggaraan, pemantauan, rekonsiliasi dan administrasi transaksi SKNBI dan RTGS berjalan dengan baik sesuai SOP.

11. Memastikan atas seluruh aktifitas operasional kantor cabang secara efektif dan efisien untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah di front office dan back office.

12. Memastikan pengelolaan biaya operasional kantor cabang yang efisien.

13. Memastikan koordinasi dan surpervisi yang optimal terhadap para pemimpin seksi cabang terkait kegiatan di bidang pemasaran dan operasional hingga unit jaringan kantor.

14. Melakukan penilaian kinerja dan pengarahan aktif terhadap semua pemimpin seksi.

15. Melakukan Coaching dan Conseling kepada Subordinatnya.

16. Menjadi agen perubahan dan sosok panutan pada unit kerja cabangnya.

17. Membina dan memelihara atmosfir hubungan/ kondisi kerja yang baik dan kondusif dengan pihak internal (subordinat) dengan menerapkan nilai-nilai Risk Culture.

18. Menjalankan fungsi tindak lanjut temuan pemeriksa, fungsi kepatuhan terhadap SOP, pelaksanaan GCG dan penerapan nilai-nilai Prioritas Prima (profesional, inovasi, kerja sama, integritas dan layanan prima) pada unit kerja.

Job Desk : Pemimpin Seksi Pemasaran Fungsi Pemasaran

1. Pengajuan rencana kerja/ strategis unit kerja pada RBB dan bertanggung jawab atas pelampauan target kuantitatif yang tertuang di dalam RBB.

2. Melakukan upaya pro aktif promosi, sosialisasi, Closing dan pemeliharaan nasabah inti kredit produktif dan konsumtif.

3. Melakukan upaya pro aktif promosi, sosialisasi, Closing dan pemeliharaan nasabah inti DPK, APMK, digital banking dan jasa-jasa bank secara cross selling kepada nasabah / calon nasabah.

4. Mengelola pemeliharaan dan loyalitas nasabah kredit dan nasabah DPK existing.

5. Mengelola penanganan/ pemeliharaan semua kredit produktif lancar (kolektibilitas 1)

6. Mengelola penyelesaian NPL kredit konsumtif sesuai renacan Action Plan.

7. Memberikan rekomendasi/ keputusan kredit untuk diteruskan kepada Pemimpin Cabang atas nota analisa sederhana secara prudent atau Credit Scoring terhadap semua berkas permohonan nasabah kredit konsumtif.

8. Memastikan pengelolaan jadwal dan potongan angsuran kredit konsumtif pegawai/ ASN serta memantau kolektabilitas pinjaman debitur.

9. Memastikan pengelolaan proses pembuatan garansi bank dan surat dukungan/ keterangan bank termasuk pelaporannya.

10. Memastikan koordinasi dengan Grup Kredit secara optimal terkait ekspansi kredit konsumtif dan penyelamatan kredit konsumtif.

11. Memastikan pembuatan action plan dan analisa penyelamatan kredit konsumtif dengan pola Restrukturisasi, Recondition, Reschedulling (R3), dan mengevaluasi upaya penyelamatan/ penyelesaian bagi debitur kredit NPL dengan berkoordinasi Grup Kredit.

Job Desk : Pemimpin Seksi Layanan

1. Mengajukan rencana kerja/ strategis unit kerjanya pada RBB dan bertanggung jawab atas pelaksanaan dan monitoringnya.

2. Melakukan supervisi dan berpartisipasi aktif dalam Closing/ pengelolaan rekening giro, tabungan dan deposito kepada nasabah lama dan baru.

3. Memastikan pemeliharaan serta pengkinian/ pelaporan data dan profile nasabah (CIF ganda dan tidak lengkap) sesuai prinsip APU PPT dan AML pada aplikasi yang ada.

4. Melayani pemberian informasi mengenai produk DPK, produk APMK, produk digital banking dan jasa-jasa perbankan serta pelayanan rekening bank.

5. Mengelola efektifitas penyelenggaraan kas titipan BI (kastip), proses cover dana antar unit kerja, kantor kas, Payment Point dan bank lain serta memastikan ketersediaan likuiditas pada ATM dan hasanah.

6. Memastikan terlaksananya pelayanan dan transaksi nasabah yang prima oleh petugas Frontliner (CS, Teller, Security) sesuai standar layanan/ Role Play yang berkualitas dan terpercaya.

7. Mengelola dan bertanggung jawab terhadap penyimpanan kunci pintu Terali Besi (Pintu II) ruang kluis/ hasanah.

8. Ikut membantu unit kerja dalam upaya akselerasi perolehan/ Closing dana pihak ketiga (DPK).

9. Memastikan pembuatan surat peringatan kepada nasabah penarik cek kosong dan mengelola pelaporan dan daftar hitam (DHN) dari Bank Indonesia.

10. Memastikan koordinasi dengan unit kerja di kantor pusat secara optimal

10. Memastikan koordinasi dengan unit kerja di kantor pusat secara optimal

Dokumen terkait