• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

G. Hipotesis

Hipotesis penelitian pada dasarnya merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah yang telah ditetapkan yang perlu diuji kebenarannya melalui uji statistik. Berdasarkan sustainability report disclosure index GRI 2016 pengungkapan dibagi menjadi tiga aspek yaitu aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek sosial. Ketiga aspek ini menggambarkan bagaimana bentuk pertanggungjawaban perusahaan kepada stakeholder ketika perusahaan melakukan kegiatan operasionalnya.

1. Pengaruh pengungkapan dimensi ekonomi terhadap kinerja saham Pengungkapan dimensi ekonomi berkaitan dengan dampak organisasi pada kondisi ekonomi dari pemangku kepentingannya, dan pada sistem ekonomi pada tingkat lokal, nasional, dan global. Dengan pengungkapan kinerja ekonomi akan terlihat bagaimana perusahaan ikut berperan dalam membangun perekonomian di sekitar perusahaan dan secara luas. Pengungkapan dimensi ekonomi dalam sustainability report dipandang sebagai tindakan positif oleh perusahaan untuk menjaga kepercayaan dan hubungan baik dengan investor dan kreditor yang akan berinvestasi di perusahaan. Pernyataan ini sesuai dengan teori stakeholder yang dikemukakan oleh Freeman dalam penelitian Bukhori & Sopian (2017) bahwa keberadaan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh dukungan kelompok-kelompok yang memiliki hubungan dengan organisasi tersebut.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Caesaria & Basuki (2017) menemukan hasil positif bahwa terdapat pengaruh signifikan antara aspek ekonomi terhadap kinerja pasar perusahaan. Aspek ini termasuk aspek

dalam laporan keberlanjutan yang akan mampu menunjukkan kontribusi perusahaannya terhadap perkembangan ekonomi baik global maupun lokal dan meningkatkan citra perusahaan di mata publik, sehingga meningkatkan kinerja pasar perusahaan yang berdampak pada permintaan saham dan return saham. Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian sebagai berikut.

H1 : Pengungkapan dimensi ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja saham

2. Pengaruh pengungkapan dimensi lingkungan terhadap kinerja saham Pengungkapan dimensi lingkungan berkaitan dengan dampak aktivitas organisasi terhadap kondisi lingkungan dimana perusahaan tersebut beroperasi baik lingkungan hidup maupun tidak hidup seperti masyarakat sekitar, keanekaragaman hayati, sumber daya alam, air, udara, tanah, serta ekosistem. Dengan pengungkapan kinerja lingkungan akan terlihat bagaimana perusahaan bertanggung jawab terhadap kehidupan lingkungan sekitar meliputi dampak terkait dengan input (seperti energi dan air), output (seperti limbah, dan emisi), dampak yang berkaitan dengan produk dan jasa perusahaan, serta kepatuhan dan biaya lingkungan. Hal tersebut sejalan dengan teori legitimasi yang dikemukakan oleh Deegan dalam penelitian Manisa & Defung (2017) menyatakan bahwa perusahaan terus berupaya untuk memastikan bahwa mereka beroperasi dalam bingkai dan norma yang ada dalam masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan berada, dimana mereka berusaha untuk memastikan bahwa aktivitas mereka diterima oleh pihak luar sebagai suatu yang sah.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh N. Putri & Hikmah (2021) bahwa perusahaan yang memiliki kinerja saham yang baik melakukan pelaporan kinerja lingkungan yang baik pula. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai uji t yang seluruhnya memiliki arah positif. Selain itu, komponen energi, hayati, limbah dan kepatuhan lingkungan memiliki pengaruh yang secara statistik signifikan. Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian sebagai berikut.

H2 : Pengungkapan dimensi lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja saham

3. Pengaruh pengungkapan dimensi sosial terhadap kinerja saham Pengungkapan dimensi sosial berkaitan dengan dampak organisasi pada sistem sosial di tempat organisasi beroperasi. Pengungkapan kinerja sosial ini bertujuan untuk melihat bagaimana perusahaan bertanggung jawab terhadap kehidupan sosial perusahaan baik internal (seluruh karyawan dan hubungan para karyawannya) maupun eksternal (masyarakat di luar perusahaan).

Berdasarkan teori stakeholder dalam penelitian Bukhori & Sopian (2017), keberadaan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh dukungan kelompok-kelompok yang memiliki hubungan dengan organisasi tersebut.

Diharapkan manajemen organisasi untuk melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder mereka dan melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder-nya. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi tentang bagaimana aktivitas organisasi mempengaruhi seluruh stakeholder.

Dengan terpenuhinya hak tersebut maka akan tercipta hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan stakeholder-nya sehingga perusahaan dapat mencapai keberlanjutan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Arnel & Setyani (2018) menemukan hasil positif bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial berpengaruh terhadap return saham.

Pengungkapan tanggung jawab sosial selain dapat memperkuat citra perusahaan di mata stakeholders juga merupakan salah satu informasi yang menjadi bahan pertimbangan yang diperhatikan investor dalam memilih tempat investasi. Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian sebagai berikut.

H3 : Pengungkapan dimensi sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja saham

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang bersifat objektif mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik (Hermawan & Yusran, 2017:5). Penelitian kuantitatif ini menggunakan jenis penelitian eksplanatori. Jenis penelitian ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya melalui analisis statistik dari data yang berupa angka-angka guna menguji hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini akan meneliti tentang pengaruh sustainability report terhadap kinerja saham (return).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016–2019 yang dapat diakses melalui website idx.co.id dan website masing-masing perusahaan. Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran 1. Variabel bebas (variabel independen)

Apabila ada dua variabel yang saling berhubungan, sedangkan bentuk hubungannya adalah bahwa perubahan variabel yang satu mempengaruhi atau menyebabkan perubahan variabel yang lain, maka

variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab tersebut merupakan variabel bebas atau variabel independen. Variabel ini sering disebut juga sebagai variabel stimulus/prediktor/antecedent.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel kinerja ekonomi, variabel kinerja lingkungan, dan variabel kinerja sosial yang merupakan indikator dalam pengungkapan sustainability report. Variabel ini diukur dengan sustainability report disclosure index (SRDI) GRI Standard 2016 yang terdiri dari 77 indikator dengan memberi skor 1 jika satu indikator diungkapkan dan 0 jika tidak diungkapkan. Pengungkapan sustainability report sebagai berikut:

1. Aspek Ekonomi

Aspek keberlanjutan ekonomi terkait dampak organisasi pada kondisi ekonomi dari pemangku kepentingannya, dan pada sistem ekonomi pada tingkat lokal, nasional, dan global. Topik yang dibahas dalam dimensi ini adalah topik kinerja ekonomi, keberadaan pasar sosial organisasi, dampak ekonomi tidak langsung, praktik pengadaan, anti korupsi, dan perilaku anti persaingan.

Berdasarkan Sustainability Report Disclosure Index (SRDI) GRI Standard 2016, pengungkapan kinerja ekonomi memiliki 13 indikator yang diharapkan untuk diungkapkan dalam laporan keberlanjutan.

Rumus perhitungan SRDI pada dimensi ekonomi yaitu:

EcDI

=

n

k

2. Aspek Lingkungan

Aspek keberlanjutan lingkungan menyangkut dampak organisasi pada sistem alami yang hidup dan tak hidup, termasuk tanah, udara, air, dan ekosistem. Input yang digunakan untuk membuat dan mengemas produk dan jasa sebuah organisasi dapat berupa material tak terbarukan, seperti mineral, metal, minyak, gas, dan batu bara, serta material terbarukan seperti kayu, dan air.

Berdasarkan Sustainability Report Disclosure Index (SRDI) GRI Standard 2016, pengungkapan dari aspek lingkungan memiliki 30 indikator yang diharapkan untuk diungkapkan dalam laporan keberlanjutan. Rumus untuk SRDI pada dimensi lingkungan yaitu:

3. Aspek Sosial

Aspek keberlanjutan sosial menyangkut dampak organisasi pada sistem sosial di tempat organisasi beroperasi. Dimensi sosial berisikan sub-kategori seperti kepegawaian, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab atas produk.

Berdasarkan Sustainability Report Disclosure Index (SRDI) GRI Standard 2016, pengungkapan dari aspek sosial memiliki 34 indikator yang diharapkan untuk diungkapkan dalam laporan keberlanjutan.

Rumus untuk SRDI pada dimensi sosial yaitu:

2. Variabel tidak bebas (variabel dependen)

Apabila ada dua variabel yang saling berhubungan, sedangkan bentuk hubungannya adalah bahwa perubahan variabel yang satu mempengaruhi atau menyebabkan perubahan variabel yang lain, maka variabel yang dipengaruhi atau variabel yang disebabkan merupakan variabel tidak bebas atau variabel dependen. Variabel ini sering disebut juga sebagai variabel output/kriteria/konsekuen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kinerja saham. Kinerja saham adalah ukuran dari return saham yang dilihat selama periode tertentu baik secara harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Dalam kinerja saham terdapat dua komponen

diantaranya yaitu keuntungan atau kerugian modal (capital gain/capital loss) dan dividen.

Return saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi saham. Jadi return saham merupakan tingkat pengembalian dari suatu investasi saham selama periode tertentu sebagai imbalan atas keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasi saham yang dilakukan. Return saham dapat dihitung dengan rumus berikut:

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, akan tetapi juga bisa organisasi, binatang, hasil karya manusia, dan benda-benda alam yang lain. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan di sektor indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019.

Tabel 3.1

Daftar Populasi Perusahaan Indeks LQ45 di BEI Tahun 2016-2019

No. Kode Nama Perusahaan 2016 2017 2018 2019

15. CPIN Charoen Pokphand

Tbk. [S] (Investment

35. SILO Siloam International Hospitals Tbk. [S]

41. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero)

(Building

Construction, 62) 45. WSKT Waskita Karya

(Persero) Tbk. [S]

(Building

Construction, 62) Keterangan:

X : Perusahaan yang tidak terdaftar di indeks LQ45 BEI X : Perusahaan yang tidak menerbitkan sustainability report

Sampel merupakan bagian dari populasi. Terdapat beberapa teknik pengambilan sampel dan dalam penelitan ini digunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu dari anggota populasi. Kriteria-kriteria yang menjadi penentuan dalam sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut dari periode 2016-2019.

2. Perusahaan di indeks LQ45 yang menerbitkan sustainability report (laporan keberlanjutan) secara berturut-turut selama periode penelitian.

Berdasarkan kriteria-kriteria di atas maka didapatkan beberapa daftar perusahaan yang akan menjadi sampel dalam penelitian yaitu sebanyak 18 perusahaan.

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel

No. Kode Nama Perusahaan

1. AKRA PT AKR Corporindo Tbk.

2. ANTM PT Aneka Tambang Tbk.

3. ASII PT Astra International Tbk.

4. BBCA PT Bank Central Asia Tbk.

5. BBNI PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

6. BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

7. BBTN PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

8. BMRI PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

9. INCO PT Vale Indonesia Tbk.

10. INTP PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk.

11. JSMR PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

12. PGAS PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

13. PTBA PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.

14. SMGR PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

15. UNTR PT United Tractors Tbk.

16. UNVR PT Unilever Indonesia Tbk.

17. WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

18. WSKT PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Sumber: Data Diolah, 2021

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi : 1. Studi Pustaka/Literatur

Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan mempelajari bahan-bahan bacaan yang berupa catatan-catatan kuliah, literatur serta peraturan-peraturan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari dokumen-dokumen yang berisi data-data yang diperlukan dalam penelitian. Untuk penelitian ini digunakan data-data berupa annual report dan sustainability report perusahaan yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id dan situs resmi masing-masing perusahaan.

3. Internet Searching

Internet searching adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan berbagai referensi tambahan yang bersumber dari internet untuk melengkapi referensi penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan bantuan software SPSS. Langkah-langkah analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran umum setiap data yang diperoleh dari masing-masing variabel yang diteliti (Samsu, 2017:152).

2. Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini uji asumsi klasik dilakukan dengan beberapa pengujian berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dibuat untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Secara umum, data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal (Agung, 2015:105).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (prediktor).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam regresi dapat dilihat dari (1) nilai toleransi dan lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Toleransi < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Rukajat, 2018:17).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Rukajat, 2018:16). (Rukajat, 2018)

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode 1-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Rukajat, 2018:17).

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,... Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

(Bachri, 2019:157) analisis regresi linier berganda adalah suatu cara membentuk persamaan regresi dengan lebih dari satu variabel X.

Adapun persamaan dari trend regresi linier berganda adalah sebagai berikut. Dalam penelitian ini, didapatkankan model sebagai berikut.

Return Saham = 𝛼 + 𝛽1EcDI + 𝛽2EnDI + 𝛽3SoDI+ 𝜖 Keterangan :

Return Saham : Kinerja Saham

EcDI : Economic Perfomance Disclosure Index EnDI : Environment Perfomance Disclosure Index SoDI : Social Perfomance Disclosure Index

𝛼 : Nilai konstanta

𝜖 : Kesalahan

4. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini uji hipotesis dilakukan dengan beberapa pengujian berikut :

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah ukuran kesesuaian persamaan yang diestimasi. Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dalam persentase dan dilambangkan dengan r2. Nilai ini dapat diinterpretasikan persentase dari total kuadrat yang dijelaskan dengan menggunakan persamaan regresi yang diestimasi. Koefisien determinasi menjelaskan seberapa besar hubungan variabel Y dapat dijelaskan oleh variabel X (Anderson et al., 2017) dikutip dalam (Bachri, 2019:106).

b. Uji t (Parsial)

Uji ini digunakan untuk menguji kebenaran pengaruh masing-masing variabel prediktor (X) secara parsial terhadap variabel moderator (Y). Kriteria pengujian adalah bila t-hitung lebih besar daripada t-tabel (dalam SPSS, pada tabel coefficient, nilai sig.

penelitian < α = 0.05), maka H0 harus ditolak, yang berarti variabel independen (X) masing-masing (secara parsial) berpengaruh nyata terhadap variabel mediator (Y) pada tingkat kesalahan α. Sebaliknya bila t-hitung lebih kecil daripada t-tabel (dalam SPSS, pada tabel coefficient, nilai sig penelitian > α = 0.05), maka H0 harus diterima, yang berarti variabel independen (X) masing-masing (secara parsial) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel mediator (Y) pada tingkat kesalahan α = 5% (Rukajat, 2018:13).

c. Uji F (Simultan)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya pengaruh variabel independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen.

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Indeks LQ45 terrdiri atas 45 saham di BEI dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan. Kriteria-kriteria berikut digunakan untuk memilih ke-45 saham yang masuk dalam indeks LQ45:

a. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

b. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi selama 12 bulan terakhir).

c. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan.

d. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah dari transaksi di pasar reguler.

Indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997.

Hari dasar untuk perhitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100.

Selanjutnya bursa efek secara rutin memantau perkembangan kinerja masing-masing ke-45 saham yang masuk dalam penghitungan indeks LQ45.

Penggantian saham dilakukan setiap enam bulan sekali yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi maka saham tersebut dikeluarkan dari penghitungan dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria.

Dalam indeks LQ45 dengan perusahaan yang konsisten terdaftar selama periode 2016-2019 dan berturut-turut menerbitkan Sustainability Report (laporan keberlanjutan) perusahaannya maka diperoleh sejumlah 18 perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut. Adapun perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria diantaranya:

a. PT AKR Corporindo Tbk

PT AKR Corporindo Tbk dikenal luas sebagai perusahaan logistik dan rantai pasokan terkemuka di Indonesia yang bergerak di bidang perdagangan dan distribusi bahan bakar minyak dan kimia dasar. AKR didirikan di Surabaya pada tanggal 28 November 1977. Pada tahun 1994 Perseroan menjadi perusahaan publik yang terdaftar di BEI. Total aset yang dimiliki Perseroan pada tahun 2019 sejumlah Rp 21.41 triliun.

Penawaran umum perdana saham Perseroan (IPO) dilaksanakan pada 3 Oktober 1994 dengan kode saham AKRA. Pemegang saham terdiri dari 59,01% PT Arthakencana Rayatama; 0,68% manajemen; dan 40,31%

publik.

b. PT Aneka Tambang Tbk

PT Aneka Tambang Tbk didirikan pada 5 Juli 1968. Perusahaan ini mengelola operasi tambang dan pengolahan mineral yang tersebar di seluruh Indonesia. PT Aneka Tambang Tbk memiliki total aset pada tahun 2019 sebesar Rp 30.19 triliun. PT Aneka Tambang Tbk fokus pada penngkatan nilai tambah yang memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dengan tetap memperhatikan prinsip Good Mining Practice.

Lebih dari 51 tahun berkontribusi untuk perkembangan ekonomi dan

kemajuan masyarakat Indonesia, perusahaan memastikan keseimbangan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial.

c. PT Astra International Tbk

PT Astra International Tbk didirikan pada tahun 1957 di Jakarta. PT Astra International Tbk memiliki tujuh lini bisnis yang meliputi: otomotif, jasa keuangan, alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi; agribisnis;

infrastruktur dan logistik; teknologi informasi; serta properti. PT Astra International Tbk melakukan penawaran umum perdana di BEI pada tahun 1990. PT Astra International Tbk memiliki total aset pada tahun 2019 sebesar Rp 351,96 triliun.

d. PT Bank Central Asia Tbk

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berdiri pada tahun 1957. BCA merupakan salah satu bank umum swasta dan payment settlement bank terbesar di Indonesia. BCA aktif menyalurkan kredit sebagai upaya mendukung perkembangan ekonomi nasional. Total aset yang dimiliki BCA pada tahun 2019 sebesar Rp 919 triliun. BCA merupakan perusahaan dengan persentase kepemilikan saham 54,94% dari PT Dwimuria Investama Andalan dan 45,06% dari masyarakat.

e. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

BNI didirikan pada 5 Juli 1946 dan dipersiapkan menjadi Bank Sirkulasi dan Bank Sentral yang bertanggung jawab menerbitkan dan mata uang RI. Pada tahun 1955, peran Bank Negara Indonesia beralih menjadi bank pembangunan dan kemudian mendapat hak untuk bertindak sebagai bank devisa. Dengan inovasi perbankan yang luas, menimbulkan kepercayaan pemerintah terhadap perusahaan BNI dengan meningkatkan

status hukum Bank Negara Indonesia menjadi Persero dengan nama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memiliki total aset sebesar Rp 845.6 triliun.

f. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merupakan bank komersial tertua di Indonesia, didirikan pada tanggal 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah. Sebagai bank tertua, BRI tetap konsisten dalam memberikan pelayanan kepada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga sekarang. Total aset yang dimiliki BRI pada tahun 2019 adalah sebesar Rp 1.416,8 triliun. Terdaftar di BEI pada 10 November 2003 dengan kode saham BBRI. BRI merupakan perusahaan publik dengan persentase kepemilikan saham 56,75% dari pemerintah Indonesia dan 43,25% dari publik.

g. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk didirikan pada 9 Februari 1990. BTN merupakan bank dengan bidang usahayang meliputi bank umum, termasuk melakukan kegiatan bank berdasarkan prinsip syariah.

Terdaftar di BEI pada 17 Desember 2009 dengan kode saham BBTN.

Kepemilikan saham yaitu 60,00% dari pemerintah Republik Indonesia dan sisanya dari publik yang meliputi publik lokal sebesar 16,82% dan publik asing 23,18%. Total aset yang dimiliki BTN sebesar Rp 311,77 triliun pada 2019.

h. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Perseroan Terbatas. Bank Mandiri berdiri pada 2

Oktober 1998 dengan bidang usaha perbankan. Total aset yang dimiliki PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2019 adalah sebesar 1.318 triliun.

Terdaftar di BEI pada 14 Juli 2003 dengan kode saham BMRI. Kepemilikan saham yaitu 60,00% dari pemerintah Republik Indonesia dan 40% dari publik yang terdiri dari investor lokal sebesar 8,91% dan investor asing 31,09%.

i. PT Vale Indonesia Tbk

PT Vale Indonesia Tbk didirikan pada 25 Juli 1968 dan merupakan perusahaan tambang dan pengolahan nikel terintegrasi. Terdaftar di BEI pada 16 Mei 1990 dengan kode saham INCO. Pemegang saham terdiri dari Vale Canada Limited dengan jumlah 58,73%; Sumitomo Metal Mining Co.Ltd dengan jumlah 20,09%; Vale Japan Limited dengan jumlah 0,54%;

Sumitomo Corporation dengan jumlah 0,14%; dan publik dengan jumlah 20,49%.

j. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah perusahaan semen

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah perusahaan semen

Dokumen terkait