BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Hipotesis
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah :
H1: Etika bisnis memiliki pengaruh secara signifikan terhadap implementasi GCG.
H2: Pedoman perilaku memiliki pengaruh secara signifikan terhadap implementasi GCG.
H3: Pemegang saham memiliki pengaruh secara signifikan terhadap implementasi GCG.
H4: Kebijakan GCG memiliki pengaruh secara signifikan terhadap implementasi GCG.
Implementasi GCG (Y)
Pedoman Perilaku (X2)
Pemegang Saham (X3) Etika Bisnis (X1)
Kebijakan GCG (X4)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2004 : 11), penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara 2 variabel atau lebih.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Bank Sumut Jl. Imam Bonjol No.18 Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 dan direncanakan akan selesai pada Maret 2012.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Tahapan Penelitian Des Jan Feb Mar Pra observasi Penelitian √
Penetapan Judul √
Pengumpulan Data √ √
Penyelesaian Proposal √ √
Pengolahan dan Analisis Data √
Penyelesaian Skripsi √
3.3 Batasan Operasional
Penelitian ini memiliki batasan, yaitu :
a. Penelitian ini hanya menggunakan 4 variabel bebas, yaitu : etika bisnis, pedoman perilaku, pemegang saham dan kebijakan GCG untuk mengukur implementasi GCG pada Bank Sumut. Berdasarkan keterbatasan penelitian yang disebutkan, maka penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel yang lain,
b. Objek penelitian ini hanya pada Bank Sumut.
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel
Penelitian
Definisi Operasional Pengukuran Variabel Variabel
Independen Etika Bisnis (X1)
Etika bisnis merupakan tingkah laku dalam melakukan kegiatan bisnis yang mencakup analisis dan penerapan konsep bisnis pada perusahaan, sehingga terciptanya pelaksanaan bisnis yang sehat dan memberikan keadilan bagi seluruh pihak.
Etika bisnis diukur dengan menggunakan 5 item pernyataan yang diperoleh dari website http://samplequestionnaire.com/cate gory/business-ethic (2010) dengan melakukan perubahan seperlunya.
Variabel ini diukur dengan skala likert, yaitu mengukur sikap dengan mengatakan kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 5 (SS = Sangat Setuju), skor 4 (S = Setuju), skor 3 (KS = Kurang Setuju), skor 2 (TS = Tidak Setuju) dan skor 1 (STS = Sangat Tidak Setuju).
Pedoman Perilaku (X2)
Pedoman perilaku merupakan acuan bagi organ
perusahaan dan semua
Pedoman perilaku diukur dengan menggunakan 7 item pernyataan yang diadaptasi dari penelitian Erika
karyawan dalam menerapkan nilai-nilai
(values) dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya perusahaan, seingga dapat mewujudkan GCG dalam suatu perusahaan, yang membutuhkan komitmen
dari seluruh pelaku bisnis.
R. Prawitasari (2010) dengan melakukan perubahan seperlunya.
Variabel ini diukur dengan skala likert, yaitu mengukur sikap dengan mengatakan kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 5 (SS = Sangat Setuju), skor 4 (S = Setuju), skor 3 (KS = Kurang Setuju), skor 2 (TS = Tidak Setuju) dan skor 1 (STS = Sangat Tidak Setuju).
Pemegang Saham (X3)
Pemegang saham merupakan pihak yang
memiliki perusahaan.
Konsep pemegang saham adalah sebuah teori bahwa perusahaan hanya memiliki tanggung jawab kepada para pemegang sahamnya dan pemiliknya, dan seharusnya bekerja demi keuntungan mereka.
Pemegang saham diukur
berdasarkan kuesioner dengan menggunakan 10 item pernyataan yang diadaptasi dari penelitian Nurlufi Tanjung Sari (2007).
Variabel ini diukur dengan skala likert, yaitu mengukur sikap dengan mengatakan kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 5 (SS = Sangat Setuju), skor 4 (S = Setuju), skor 3 (KS = Kurang Setuju), skor 2 (TS = Tidak Setuju) dan skor 1 (STS = Sangat Tidak Setuju).
Kebijakan GCG (X4)
Kebijakan GCG merupakan suatu kebijakan yang digunakan oleh perusahaan sebagai pedoman untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik.
Kebijakan GCG diukur berdasarkan kuesioner dengan menggunakan 4 item pernyataan yang diadaptasi dari penelitian Nurlufi Tanjung Sari (2007). Variabel ini diukur dengan skala likert, yaitu mengukur sikap dengan mengatakan kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 5 (SS = Sangat Setuju), skor 4 (S = Setuju), skor 3 (KS = Kurang Setuju), skor 2 (TS = Tidak Setuju) dan skor 1 (STS
= Sangat Tidak Setuju).
Variabel Dependen Implementasi GCG
Implementasi GCG merupakan proses yang digunakan oleh pelaku bisnis
Implementasi GCG diukur dengan menggunakan 26 item pernyataan yang dibuat berdasarkan Pedoman
(Y) perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan
usaha perusahaan dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders.
Umum GCG Indonesia 2006 yang dikeluarkan oleh KNKG. Variabel ini diukur dengan skala likert, yaitu mengukur sikap dengan mengatakan kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 5 (SS = Sangat Setuju), skor 4 (S = Setuju), skor 3 (KS = Kurang Setuju), skor 2 (TS = Tidak Setuju) dan skor 1 (STS = Sangat Tidak Setuju).
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Sumut.
3.5.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan pimpinan/staff bagian yang terlibat dalam mendukung implementasi GCG pada Bank Sumut, yaitu sebanyak 50 responden. Namun dari 50 kuesioner yang didistribusikan, hanya 30 kuesioner yang kembali dan dapat dilakukan pengolahan data. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk medapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Adapun kriteria sampel yang dimaksud:
1. Responden berasal dari jajaran bank pada kantor Bank Sumut.
2. Reponden merupakan pihak-pihak yang akan memastikan implementasi prinsip-prinsip GCG pada Bank Sumut.
3. 6 Jenis Data
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data prime. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber asli. Pada penelitian ini, sumber tersebut diperoleh melalui kuesioner yang diajukan kepada Bank Sumut.
3. 7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner, yaitu suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap masalah penelitian yang dikaji. Dalam penelitian ini digunakan skala likert 5 poin, dimana skor 5 untuk pilihan “Sangat setuju (SS)”, skor 4 untuk pilihan “Setuju (S)”, skor 3 untuk pilihan ”Kurang setuju (KS)”, skor 2 untuk pilihan ”Tidak setuju (TS)”, dan skor 1 untuk pilihan ”Sangat tidak setuju (STS)”.
3.8 Uji Kualitas Data
3.8.1 Pengujian Validitas Data
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen, dimana sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang akan diukurnya (Ancok 1998 : 120). Menurut Hakim (1999) dalam Widyastuti (2000), “Faktor-faktor yang mengurangi validitas data antara lain ketidakpatuhan responden mengikuti petunjuk pengisian kuesioner dan tidak tepatnya formulasi alat pengukur yaitu bentuk dan isi kuesioner”.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan alat bantu program statistik, dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika rhitung positif dan rhitung > rhitung maka butir pertanyaan tersebut valid
b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rhitung maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
3.8.2 Pengujian Reliabilitas Data
Uji realibilitas menurut Riyadi (2000) dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Dalam melihat realibilitas masing-masing instrumen yang digunakan, maka peneliti menggunakan koefisien cronbach alpha, yaitu suatu instrumen dikatakan reliable jika memiliki nilai cronbach alpha lebih besar dari 0.5 atau bila rpositif, rhitung > rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid (Nunnaly : 1967) dalam Ghozali (2005 : 42).
3.9 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.
3.9.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal.
Pedoman pengambilan keputusan dengan uji Kolmogrof-Smirnov tentang hal tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat dari :
1. Nilai Sig. (signifikan) atau probabilitas < 0.05 maka distribusi data adalah tidak normal.
2. Nilai Sig. (signifikan) atau probabilitas > 0.05 maka distribusi data adalah normal.
3.9.2 Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari uji ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Jika varians berbeda, maka disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Erlina, 2007 : 108). Pengujian dilakukan dengan cara
meregresi seluruh variabel bebas dengan nilai absolut residual sebagai variabel bebasnya. Perumusan hipotesisnya sebagai berikut :
a. Ho : tidak ada heteroskedastisitas b. Ha : ada heteroskedastisitas
c. Jika signifikan < 0.05 maka Ha diterima (ada heteroskedastisitas) dan jika signifikan > 0.05 maka Ho diterima (tidak ada heteroskedastisitas).
3.10 Uji Hipotesis
3.10.1 Uji Signifikan Parsial (Uji - t)
Uji ini digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji - t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan:
Jika signifikansi thitung < 0.05 maka Ha diterima Jika signifikansi thitung > 0.05 maka H0 diterima 3.10.2 Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variasi dalam variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai dengan satu. Hal ini berarti jika nilai R2 = 0 menunjukkan tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai R2 mendekati nol, itu berarti
semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Sebaliknya, jika R2 mendekati satu, menunjukkan semakin besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
3.10.3 Uji Simultan (Uji F)
Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika probabilitas < 0.05, maka Ho diterima Jika probabilitas > 0.05, maka Ha diterima
3.11 Teknik Analisis
Dalam menentukan hubungan antara etika bisnis, pedoman perilaku, pemegang saham dan kebijakan GCG terhadap implementasi GCG pada Bank Sumut, analisis statistik yang digunakan adalah persamaan regresi linear dengan model persamaan sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Dimana :
Y = Implementasi GCG a = Konstanta
X1 = Etika bisnis
X2 = Pedoman perilaku
X3 = Pemegang saham X4 = Kebijakan GCG b1 = Koefisien etika bisnis
b2 = Koefisien pedoman perilaku b3 = Koefisien pemegang saham b4 = Koefisien kebijakan GCG
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Bank Sumut 4.1.1 Sejarah Singkat Bank Sumut
Bank Sumut merupakan bank non devisa yang kantor pusatnya beralamatkan di Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan. Bank pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 November 1961 dengan Akte Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas dengan nama BPDSU. Pada tahun 1962 berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1962 tentang ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah Tingkat l Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 1965. Modal dasar pada saat itu sebesar Rp 100.000.000 dan sahamnya dimiliki oleh pemerintah Daerah Tingkat II Sumatera Utara. Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan peraturan Daearah Tingkat I Sumatera Utara No.2 Tahun 1999, bentuk badan diubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama Bank Sumut.
Perubahan tersebut dituangkan dalam Akte Pendirian Alina Hanum Nasution SH dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dibawah Nomor C-8224 HT.01.01 TH 99, serta diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia Nomor 54 tanggal 6 juli 1999. Anggaran dasar Bank telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan akta No. 39 tanggal 10 Juni 2008 dan akta penegasan No. 05 tanggal 10 September 2008 Notaris H.
Marwansyah Notaris, S.H, mengenai penambahan modal dasar dari Rp 500.000.000.000 menjadi Rp 1.000.000.000.000. Perubahan anggaran dasar ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No. AHU-87927.A.H.01.02 tanggal 20 November 2008 serta diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia No. 10 tanggal 3 Februari 2009 Tambahan No. 3023.
Dalam tahun 2004, Bank membuka Unit Usaha Syariah yang telah mendapatkan izin dari Bank Indonesia Cabang Medan dengan suratnya No.
6/142/DPIP/Prz/Mdn tanggal 18 Oktober 2004. Sampai dengan tahun 2012, Bank Sumut memiliki 30 Kantor Cabang Konvensional dan 112 Kantor Cabang Pembantu, sedangkan Kantor Cabang Syariah berjumlah 5 dan 12 Kantor Cabang Pembantu Syariah. Bank Sumut memiliki 30 Kantor Jaringan Kas di luar kantor (payment point) dan ATM sebanyak 187 unit.
4.1.2 Visi dan Misi Bank Sumut 4.1.2.1 Visi
Adapun visi Bank Sumut yakni menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat.
4.1.2.2 Misi
Bank Sumut memiliki misi yaitu mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.
4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Uji Kualitas Data
4.2.1.1 Uji Validitas Data
Uji validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas diukur dengan membandingkan nilai corrected item total correlation (rhitung)dengan nilai rtabel. Jika nilai r positif dan nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel berarti data tersebut valid. Sampel penelitian ini berjumlah 30 orang. Nilai rtabel untuk penelitian adalah sebesar 0.361.
a. Etika Bisnis
Berdasarkan tabel 4.1 berikut, terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan semua pernyataan valid karena rhitung > rtabel pada taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti semua pernyataan dari variabel etika bisnis teruji validitasnya.
Rhitung terlihat dalam tabel corrected item total correlation.
Tabel 4.1 Validitas Etika Bisnis
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
b. Pedoman Perilaku
Berdasarkan tabel 4.2 berikut terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan semua pernyataan valid karena rhitung > rtabel pada taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti semua pernyataan dari variabel pedoman perilaku teruji validitasnya. Rhitung terlihat dalam tabel corrected item total correlation.
Tabel 4.2
Validitas Pedoman Perilaku
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa ada 2 pernyataan yang hasil uji validitasnya tidak valid, yaitu pernyataan 21 dan 22. Ketidakvalidan ini disebabkan karena rhitung dari pernyataan 21 dan 22 lebih kecil daripada rtabel. Dan rhitung dari masing-masing pernyataan yang menyebabkan pernyataan tersebut tidak valid adalah 0.316 dan 0.143.
Tabel 4.3
Validitas Pemegang Saham (Pengujian I)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Apabila ada item pernyataan yang dinyatakan tidak valid pada saat melakukan uji validitas data, maka item pernyataan yang tidak valid tersebut harus dibuang atau dikeluarkan dari item pernyataan yang digunakan dan melakukan pengujian validitas kembali. Oleh karena itu, pernyataan 21 dan 22 yang dinyatakan tidak valid pada pengujian I harus dikeluarkan pada pengujian II.
Hasil pengujian II validitas pemegang saham disajikan pada tabel 4.4 dan hasil dari semua pernyataan yang tersisa dinyatakan valid.
Tabel 4.4
Validitas Pemegang Saham (Pengujian II)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item Deleted
pernyataan13 29.47 9.430 .437 .844
pernyataan14 29.60 9.490 .391 .849
pernyataan15 29.63 7.757 .822 .796
pernyataan16 29.70 7.597 .761 .803
pernyataan17 29.80 7.614 .643 .824
pernyataan18 29.70 8.424 .578 .829
pernyataan19 29.60 9.352 .531 .836
pernyataan20 29.57 9.289 .532 .835
d. Kebijakan GCG
Berdasarkan tabel 4.5 berikut terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan semua pernyataan valid karena rhitung > rtabel pada taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti semua pernyataan dari variabel kebijakan GCG teruji validitasnya. Rhitung terlihat dalam tabel corrected item total correlation.
Tabel 4.5
Validitas Kebijakan GCG
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item Deleted
pernyataan23 13.43 1.909 .810 .845
pernyataan24 13.37 1.964 .750 .867
pernyataan25 13.47 1.913 .821 .842
pernyataan26 13.33 1.885 .689 .895
e. Implementasi GCG
Berdasarkan tabel 4.6 berikut terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan semua pernyataan valid karena rhitung > rtabel pada taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti semua pernyataan dari variabel implementasi GCG teruji validitasnya. Rhitung terlihat dalam tabel corrected item total correlation.
Tabel 4.6
Validitas Implementasi GCG
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
4.2.1.2 Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya (dapat diandalkan). Menurut Ghozali (2005), suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0.60.
a. Etika Bisnis
Berdasarkan tabel 4.7 berikut dapat dilihat bahwa nilai cronbach alpha sebesar 0.837. Nilai ini berarti telah melewati syarat reliabilitas sebesar 0.60. Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya atau reliable.
Tabel 4.7
Reliabilitas Etika Bisnis
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.837 5
b. Pedoman Perilaku
Berdasarkan tabel 4.8 berikut dapat dilihat bahwa nilai cronbach alpha sebesar 0.893. Nilai ini berarti telah melewati syarat reliabilitas sebesar 0.60. hal ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya atau reliable.
Tabel 4.8
Reliabilitas Pedoman Perilaku
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.893 7
c. Pemegang Saham
Berdasarkan tabel 4.9 berikut dapat dilihat bahwa nilai cronbach alpha sebesar 0.847. Nilai ini berarti telah melewati syarat reliabilitas sebesar 0.60. hal ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya atau reliable.
Tabel 4.9
Reliabilitas Pemegang Saham
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.847 8
d. Kebijakan GCG
Berdasarkan tabel 4.10 berikut dapat dilihat bahwa nilai cronbach alpha sebesar 0.893. Nilai ini berarti telah melewati syarat reliabilitas sebesar 0.60. hal ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya atau reliable.
Tabel 4.10
Reliabilitas Kebijakan GCG
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.893 4
e. Implementasi GCG
Berdasarkan tabel 4.11 berikut dapat dilihat bahwa nilai cronbach alpha sebesar 0.952. Nilai ini berarti telah melewati syarat reliabilitas sebesar 0.60. hal ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya atau reliable.
Tabel 4.11
Reliabilitas Implementasi GCG
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.952 26
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan pengujian tentang kenormalan distribusi suatu data. Untuk mengetahui apakah data yang dimiliki normal atau tidak normal, dapat dilihat dari grafik histogram dan grafik normal P-P plot. Data yang terdistribusi normal akan menunjukkan kurva histogram berpola normal. Pada
grafik normal P-P plot, normal atau tidaknya distribusi data terlihat dari tersebarnya titik-titik di sekitar garis normal.
Berikut merupakan hasil pengujian normalitas data dalam bentuk grafik histogram dan grafik normal P-P plot.
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot
Dari gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati garis normal. Demikian juga halnya dengan gambar 4.2, menunjukkan penyebaran titik-titik berada di sekitar garis diagonal. Hal ini meenunjukkan bahwa kedua grafik layak digunakan karena memenuhi uji normalitas data.
Hanya dengan melihat grafik histogram dan normal P-P Plot, normal atau tidaknya distribusi data tidak dapat diketahui dengan jelas karena pengujian normalitas dengan uji grafik hanya terlihat secara visual, sehingga bisa saja dari hasil uji grafik terlihat normal, namun dengan uji statistik distribusi data tidak normal. Oleh karena itu, diperlukan uji statistik untuk menunjukkan data normal
atau tidak normal. Uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi normalitas data dalam penelitian ini adalah uji Kolomogorov-Smirnov (K-S).
Tabel 4.12
One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 4.56273274 Most Extreme Differences Absolute .180
Positive .080
Negative -.180
Kolmogorov-Smirnov Z .986
Asymp. Sig. (2-tailed) .286
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil pengujian K-S pada tabel 4.12, nilai K-S yang diperoleh adalah 0.986 dan signifikan pada 0.286. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal, dimana nilai p > dari 0.05 (p = 0.286 > 0.05). Dengan demikian, secara keseluruhan nilai observasi telah terdistribusi normal.
4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji grafik dengan melihat grafik scatterplot yaitu dengan cara melihat titik-titik penyebaran pada grafik, dengan cara meregres seluruh variabel independen dengan nilai absolut residual sebagai variabel dependennya. Perumusan hipotesis adalah :
H0 : tidak ada heteroskedastisitas, Ha : ada heteroskedastisitas.
Jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima (ada heteroskedastisitas) dan jika signifikan > 0,05 maka H0 diterima (tidak ada heteroskedastisitas).
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Pada gambar 4.3 tentang grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuh pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
4.2.3 Uji Hipotesis
4.2.3.1 Uji Signifikan Parsial (Uji - t)
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi yaitu dengan uji - t. Berdasarkan perhitungan SPSS versi 16 yang dapat dilihat pada tabel 4.13 dapat diketahui nilai probabilitas value masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika probabilitas value > 0.05 maka H0
diterima dan dan jika probabilitas value < 0,05 maka Ha diterima artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap vartiabel dependen. Hasil uji - t dapat dilihat pada table 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji - t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.097 12.512 1.366 .184
etikabisnis 1.301 .587 .291 2.217 .036
pedomanperilaku 1.183 .456 .347 2.592 .016
pemegangsaham -.172 .306 -.061 -.562 .579
kebijakanGCG 2.102 .695 .407 3.023 .006
a. Dependent Variable: implementasiGCG
Variabel etika bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap implementasi GCG. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan 0.036, lebih kecil
Variabel etika bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap implementasi GCG. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan 0.036, lebih kecil