BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.5. Hipotesis
a. Current ratio yang akan diteliti berpengaruh terhadap return on investment pada PT. Asam Jawa Medan.
b. Debt ratio yang akan diteliti berpengaruh terhadap return on investment pada PT. Asam Jawa Medan.
c. Total assets turnover yang akan diteliti berpengaruh terhadap return on investment pada PT. Asam Jawa Medan.
d. Current ratio, debt ratio, dan total assets turnover yang akan diteliti secara simultan berpengaruh terhadap return on investment pada PT.
Asam Jawa Medan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.1.1.1. Current ratio
Rasio ini adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar (Hanafi, 2004:37).
Dihitung dengan rumus sebagai berikut : aktiva lancar Current ratio =
utang lancar
3.1.1.2. Debt ratio
Rasio ini adalah rasio yang menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang yang diperoleh dari membagi total utang perusahaan dengan total aktivanya (Horne, 2005:209).
Dihitung dengan rumus sebagai berikut : total liabilities Debt ratio =
total asset
3.1.1.3. Total assets turnover
Rasio ini adalah rasio untuk menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba (Sartono, 2001:120).
Dihitung dengan rumus sebagai berikut : penjualan Total assets turnover =
total assets
3.1.2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return on investment.
3.1.2.1. Return on investment
Rasio ini merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2007:63).
Dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Return on investment = net profit after taxes total assets
Tabel 3.1.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
X/Y Variabel Definisi Rumus Skala
X1 Current Ratio
Mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar pendanaan utang yang diperoleh dari membagi total utang perusahaan
Sumber: Data diolah peneliti, 2016
3.2. Batasan Operasional
Batasan penelitian yang penulis tetapkan adalah terbatas pada hubungan rasio likuiditas (current ratio), rasio leverage (debt ratio), dan rasio aktivitas (total assets turnover) dengan rasio profitabilitas (return on investment). Data laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 di PT. Asam Jawa Medan.
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. Asam Jawa Medan yang berlokasi di Jl. Gajah Mada No. 40 Medan, Telp. 4155217 – 4156600. Penelitian dimulai dari
bulan Agustus sampai dengan bulan November 2016.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, karena data yang diperoleh berupa angka. Dari angka yang diperoleh akan dianalisis lebih lanjut dalam analisis data.
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh peneliti dari PT. Asam Jawa Medan berupa laporan keuangan auditor independen.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :
a. Metode Dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen yang berkaitan dengan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumentasi dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis (Sukardi, 2003). Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti laporan keuangan perusahaan serta dokumen lain dalam perusahaan yang relevan dengan kepentingan penelitian.
b. Studi Pustaka, yaitu dengan melakukan telaah pustaka, eksplorasi dan pengkajian dari berbagai literatur pustaka seperti buku-buku, jurnal, majalah, literatur, dan sumber-sumber lain yang dapat menunjang penelitian.
3.6. Populasi dan Sampel 3.6.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan PT. Asam Jawa Medan periode 2010 sampai dengan 2015 yaitu sebanyak 6 populasi. Karena dalam penelitian ini data yang dibutuhkan peneliti terdapat pada laporan keuangan tahunan yaitu sebanyak 6 tahun.
3.6.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 6 sampel. Apabila populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2006:134).
3.7. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis statistik. Dalam melakukan analisis data peneliti menggunakan program SPSS (Statistical Package Social Science).
3.7.1. Uji Asumsi Klasik
Model analisis regresi berganda disebut sebagai model yang baik jika memenuhi asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
3.7.1.1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2006), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji Kolmogrov-Smirnov terhadap nilai signifikansi atau probabilitas > 0,05, menunjukkan data terdistribusi dengan normal. Sedangkan bila nilai signifikansi atau probabilitas < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik histogram dan normal probability plot.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas (Ghozali, 2006) sebagai berikut:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan,
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.7.1.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Menurut Sarjono (2011), salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (variance infliating factor), dasar dalam mengambil keputusan adalah:
a. Jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas di antara variabel bebas dan,
b. Jika nilai VIF > 10 maka terjadi gejala multikolinearitas di antara variabel bebas.
3.7.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2006), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas salah satunya adalah dengan menggunaka uji Glejser.
Menurut Gujarati (2003), uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan nilai absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
3.7.1.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya), (Ghozali, 2006). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena
“gangguan” pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu / kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2.
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl<d<du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 - dl< d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 - du < d < 4 - dl Tidak ada korelasi, positif atau negatif Tidak ditolak Du < d < 4 - du Sumber: Ghozali (2006:96)
3.7.2. Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Model persamaannya adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Dimana:
Y = Return On Investment
α = Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien regresi
X1 = Current Ratio
X2 = Debt Ratio
X3 = Total Assets Turnover e = Faktor penganggu (error)
3.7.2.1. Uji Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2006:83) pengujian determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji R2 berkisar antara nol sampai dengan 1 (0 < Adjusted R2 < 1). Hal ini berarti bila R2 = 0 maka ini menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Bila R2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dan bila R2 semakin kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
3.7.2.2. Uji Signifikansi Simultan (f)
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan f-test.
Menurut Ghozali (2006 : 84) “uji statistik f pada dasamya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi fhitung dengan ketentuan:
a. Jika fhitung < ftabel pada α = 0.05, maka Hi ditolak dan,
b. Jika fhitung > ftabel pada α = 0.05, maka Hi diterima.
3.7.2.3. Uji Signifikansi Parsial (t)
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan t-test.
Menurut Ghozali (2006:84), uji statistik t pada dasamya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/
independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan :
a. Jika thitung < ttabel pada α 0.05, maka Hi ditolak dan, b. Jika thitung > ttabel pada α 0.05, maka Hi diterima.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Sejarah Perusahaan
PT. Asam Jawa merupakan suatu perusahaan besar swasta nasional yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahan hasil perkebunan berupa tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan minyak sawit (CPO), inti sawit (kernel), PKO dan PKM. Hasil produksi ini kemudian dijual di pasaran dalam negeri.
Alasan pemberian nama Asam Jawa pada perusahaan ini adalah karena pada saat perumusan nama perusahaan tersebut, rapat diadakan di Desa Asam Jawa, Kecamatan/Kota Pinang. Perusahaan ini memiliki kantor pusat di Medan, sedangkan areal perkebunan dan pabrik berlokasi di Kecamatan/Kota Pinang, Kabupaten Labuhan Batu.
Perusahaan ini didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 dan No. 12 tahun 1970. Dan didirikan dengan Akta Notaris No. 37 tanggal 16 Januari 1982 dan Akta No. 53 tanggal 24 Oktober 1983 dihadapan notaris Barnang Armino Poeloeng, SH di Medan. Kemudian mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI dengan surat keputusan No.
C2.3259 HT 01.01 tanggal 6 Juni 1984 yang dimuat dalam Lembaran Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 62 tanggal 3 Agustus 1984. Sesuai dengan bunyi Surat Keputusan Menteri Pertanian, perusahaan perkebunan ini dinyatakan
sebagai perkebunan besar swasta nasional. Sedangkan legalitas usaha sebagai PMDN didapat berdasarkan Surat Persetujuan Tetap Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Negeri Pusat No. 261/PMDN/1983 dengan Nomor Proyek 1110/3115-07-13669 tanggal 13 Desember 1983.
Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 2 Juli 1984, deposito pemegang saham telah dikonfersikan menjadi setoran saham PT.
Asam Jawa Medan yang ditetapkan berdasarkan Surat Ketetapan Ketua Pengadilan Negeri Medan. Kemudian berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham, modal dasar perseroan telah ditetapkan besarnya, yakni modal dasar perusahaan sebesar Rp 6.000.000.000,00 terdiri atas 6.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000,00 per lembar yang telah ditetapkan, ditempatkan, dan disetor per tanggal 31 Desember 1986 sebesar Rp 6.000.000.000,00.
Kemudian anggaran perseroan telah mengalami perubahan yaitu Akta No.
127 tanggal 12 April 1989 notaris Rahmat Santoso, SH di Jakarta, tentang peningkatan modal dasar perusahaan dari Rp 6.000.000.000,00 menjadi Rp 8.200.000.000,00 terbagi atas 8.200 lembar saham, masing-masing dengan nilai nominal Rp 1.000.000,00 per lembar saham. Akta perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor: C2-5284.HT.01.04.TH.89 tanggal 16 Juni 1989 menggantikan surat keputusan sebelumnya dan kemudian perubahan anggaran dasar perusahaan terakhir dari Rp 8.200.000.000,00 menjadi Rp 10.200.000.000,00 terbagi atas 10.200 lembar saham, masing-masing dengan nilai
nominal Rp 1.000.000,00 per lembar saham yang dituangkan dalam Akta Perubahan No. 1 tanggal 9 Juni 2000 dihadapan Nadira, SH, KN notaris pengganti dari Harun Kamil, SH di Jakarta, yang akta perubahannya telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-2366.HT.01.04.TH.2000 tanggal 12 Oktober 2000.
Adapun luas areal perkebunan ini seluruhnya mula-mula 8.500 Ha dengan berbagai variasi. Dimana dengan adanya legalitas, sebenarnya perusahaan ini sudah mulai mengerjakan lahan sejak tahun 1982 di Imas Tumbang atau yang biasa disebut juga dengan Land Clearing karena lahannya sendiri sudah berada di atas lahan gambut yang cukup kering dan relatif tidak mempunyai hambatan yang berarti didalam pengolahannya. Tetapi di dalam pengembangan dan pengusahaannya lebih lanjut, ternyata menghadapi gambut basah atau tanah rawa sehingga membutuhkan pengeringan yang efektif.
Rencana produksi komersial tahap pertama dimulai pada bulan ke-48 dan tahap kedua pada bulan ke-72 terhitung sejak tanggal surat persetujuan tetap Badan Penanaman Modal (BPM) yang baru diperoleh seluas 7.350 Ha sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 07/HGU/1986, sedangkan sisanya masih dalam penyelesaian.
Secara garis besar proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) sampai menghasilkan produksi akhir adalah sebagai berikut: TBS diolah di pabrik kelapa sawit I dan II, pengolahan ini menghasilkan dua macam produk yaitu berupa minyak sawit (CPO) dan inti sawit (kernel). Seluruh produk CPO dan sebagian
produk kernel diolah di pabrik Palm Kernel Oil (PKO) dan dihasilkan PKO dan PKM yang siap untuk dijual. Jadi produk akhir dari proses pengolahan TBS ada empat jenis, yaitu: CPO, Kernel, PKO, dan PKM.
Adapun tenaga kerja yang diserap pada awal pendirian perusahaan perkebunan PT. Asam Jawa ini berjumlah 1.881 orang, yang terdiri dari:
1. Karyawan Organik 257 Orang
2. Karyawan Harian Tetap 249 Orang
3. Karyawan Harian Lepas 1.375 Orang
Perusahaan didalam mengolah perkebunan kelapa sawitnya dengan memakai sistem swakelola. Dalam mengelola kelapa sawitnya, perusahaan menghasilkan produksi yang bermutu untuk mendapatkan kualitas minyak kelapa sawit yang baik agar dalam melaksanakan transaksi baik dalam negeri maupun luar negeri tidak mengecewakan konsumen.
4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu struktur yang menggambarkan pola hubungan kerja antara dua badan atau lebih dalam suatu susunan hirarki serta pertanggung jawaban dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula.
Salah satu cara untuk mengetahui organisasi serta bentuk organisasi yang digunakan dalam suatu perusahaan adalah dengan melihat struktur organisasi perusahaan yang bersangkutan. Dimana tanpa adanya struktur organisasi, perusahaan akan kesulitan menentukan batasan wewenang dan tanggung jawab masing-masing personil di dalamnya.
Adapun struktur organisasi pada PT. Asam Jawa Medan adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1.
Struktur Organisasi PT. Asam Jawa Medan Sumber: PT. Asam Jawa Medan
4.2. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum (max), nilai minimum (min), nilai rata-rata
DEWAN KOMISARIS PEMEGANG SAHAM
KOP DIRKU I DIROPS YDP
DIRUT
SES
ROKU ROPERS
STAFF SUS BANG PRO
ESTATE DPT TRADING DPT
PROCESSING PDT
(mean), dan nilai standar deviasi, dari variabel current ratio, debt ratio, total assets turnover, dan return on investment.
Tabel 4.1.
Statistik Deskriptif dari Current Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover, dan Return On Investment
Sumber : Pengolahan Data SPSS, 2016
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui return on investment mempunyai nilai minimum 17,20 dan nilai maksimum 25,87. Sementara nilai rata-rata dan standar deviasi dari return on investment adalah 21,9133 dan 3,14449. Current ratio mempunyai nilai minimum 4,85 dan nilai maksimum 12,95. Sementara nilai rata-rata dan standar deviasi dari current ratio adalah 8,9178 dan 2,76457. Diketahui debt ratio mempunyai nilai minimum 2,53 dan nilai maksimum 5,07. Sementara nilai rata-rata dan standar deviasi dari debt ratio adalah 3,8317 dan 1,09864.
Diketahui total assets turnover mempunyai nilai minimum 1,17 dan nilai maksimum 1,39. Sementara nilai rata-rata dan standar deviasi dari total assets turnover adalah 1,2750 dan 0,10597.
4.2.1. Uji Asumsi Klasik 4.2.1.1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan
. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas , dengan ketentuan sebagai berikut (Ghozali, 2013).
a. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.
b. Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.
Tabel 4.2. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 6
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .01225984
Asymp. Sig. (2-tailed) .934
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Pengolahan Data SPSS, 2016
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,934. Karena nilai probabilitas , yakni 0,934, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.
4.2.1.2. Uji Multikolinearitas
Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013).
Tabel 4.3. Uji Multikolinearitas
Sumber : Pengolahan Data SPSS, 2016
Diketahui nilai VIF dari current ratio adalah 1,036, nilai VIF dari debt ratio adalah 1,075, dan nilai VIF dari total assets turnover adalah 1,044. Karena nilai VIF dari current ratio, debt ratio, dan total assets turnover tidak lebih dari 10, maka diindikasi tidak terjadi multikolinearitas.
4.2.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser (Gujarati, 2003, Gio dan Elly, 2015:182-183). Berikut hasil uji Glejser.
Tabel 4.4. Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) Coefficientsa Sumber : Pengolahan Data SPSS, 2016
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui nilai Sig. dari CR adalah 0,778, nilai Sig.
dari DR 0,845, dan nilai Sig. dari TATO 0,826. Karena seluruh nilai Sig. lebih
besar dari 0,05, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 2003. Gio dan Elly, 2015:182-183).
4.2.1.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson.
Berikut hasil berdasarkan uji Durbin-Watson.
Tabel 4.5.
Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), TATO, CR, DR b. Dependent Variable: ROI
Sumber : Pengolahan Data SPSS, 2016
Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi. Field (2009:220-221) menyatakan sebagai berikut. values closer to 2 may stil be problematic depending on your sample and model”.
Berdasarkan Tabel 4.5, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,309.
Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1 dan 3, yakni 1 < 1,309 < 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.
4.2.2. Uji Hipotesis
4.2.2.1. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ( ) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas.
Tabel 4.6.
a. Predictors: (Constant), TATO, CR, DR b. Dependent Variable: ROI
Sumber : Pengolahan Data SPSS, 2016
Berdasarkan Tabel 4.6, nilai koefisien determinasi terletak pada kolom Adjusted R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar . Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas, yakni current ratio, debt ratio, dan total assets turnover, secara simultan mempengaruhi variabel return on investment sebesar 97,5%, sisanya sebesar 2,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
4.2.2.2.Uji Signifikansi Simultan (Uji )
Uji bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel terikat.
Tabel 4.7.
Uji Pengaruh Simultan dengan Uji ANOVAb
a. Predictors: (Constant), TATO, CR, DR b. Dependent Variable: ROI
Sumber : Pengolahan Data SPSS, 2016
Diketahui nilai Sig. adalah 0,015. Karena Sig. 0,015 0,05, maka disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas, yakni current ratio, debt ratio dan total assets turnover, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return on investment. Diketahui nilai F hitung 66,124 > F tabel 19,164, maka pengaruh simultan dari seluruh variabel bebas, yakni current ratio, debt ratio, dan total assets turnover, signifikan secara statistika terhadap return on investment.
4.2.2.3. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Tabel 4.8. menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk pengujian pengaruh secara parsial.
Tabel 4.8.
Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji )
Model
Sumber : Pengolahan Data SPSS, 2016
Berdasarkan Tabel 4.8, diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut.
Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai Sig. dari debt ratio adalah 0,007 dan total assets turnover 0,048. Nilai Sig. dari debt ratio dan total assets turnover <
0,05, maka debt ratio dan total assets turnover berpengaruh signifikan terhadap return on investment. Nilai current ratio adalah 0,505 > 0,05, maka current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return on investment. Nilai koefisien dari debt ratio adalah 0,195 dan total assets turnover adalah 0,190, yakni bernilai positif. Hal ini berarti debt ratio dan total asset turnover berpengaruh positif terhadap return on investment. Nilai koefisien dari current ratio adalah -0,026, yakni bernilai negatif. Hal ini berarti current ratio berpengaruh negatif terhadap return on investment.
4.3. Pembahasan
Dari hasil uji t current ratio yang dilakukan maka disimpulkan bahwa pada PT. Asam Jawa Medan selama peiode penelitian secara parsial tidak berperanguh terhadap return on investment. Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai t hitung current ratio (CR) sebesar -0,805 dengan nilai signifikansi sebesar 0,505 (tidak signifikan) yang berarti secara parsial variabel current ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan bernilai negatif terhadap return on investment. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Hanafi (2004:37) yang mengatakan bahwa rasio lancar yang tinggi menunjukkan
kelebihan aktiva lancar (likuiditas tinggi dan resiko rendah), tetapi mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan.
Dari hasil uji t debt ratio yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada PT. Asam Jawa Medan selama periode penelitian, pembiayaan aktiva yang dilakukan dengan hutang memberikan pengaruh terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang diukur dengan return on investment (ROI). Peningkatan
Dari hasil uji t debt ratio yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada PT. Asam Jawa Medan selama periode penelitian, pembiayaan aktiva yang dilakukan dengan hutang memberikan pengaruh terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang diukur dengan return on investment (ROI). Peningkatan