• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Hipotesis Kerja

Dalam penelitian kualitatif, hipotesis kerja bagian penting untuk melengkapi data peneliti dan bertujuan untuk membantu peneliti menjawab pertanyaan sementara dari apa yang peneliti teliti. Menurut Sugiyono (2015:96) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis kerja dalam penelitian ini, yaitu transparansi pelayanan publik dalam pembuatan KTP Elektronik (KTP-el) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat yang meliputi keterbukaan proses penyelenggaraan pelayanan publik, mudahnya peraturan dan prosedur pelayanan untuk dipahami oleh semua pihak dan ketersediaan informasi yang mudah untuk diakses mengenai berbagai aspek penyelenggaraan pelayanan publik.

24 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif menggambarkan dan meringkas berbagai kondisi atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Pendekatan kualitatif yang bersifat deskriftif ini menjelaskan fenomena secara mendalam melalui pengumpulan data atau informasi yang teliti, lengkap dan akurat.

Penelitian deskriftif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku, di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang terjadi atau ada (Singarimbun, 2002:5).

Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2012:4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses penyimpulan hubungan fenomena-fenomena penelitian yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Penelitian kualitatif dinilai mampu memberikan jawaban yang valid atas permasalahan yang akan diselesaikan dalam sebuah penelitian. Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian dalam melihat bagaimana transparansi pelayanan publik dalam pembuatan KTP Elektronik (KTP-el) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat.

25 3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat yang beralamat di Jalan Jl. T. Amir Hamzah Stabat, Kabupaten Langkat. Pemilihan lokasi penelitian ini didasari oleh tidak transparannya pelayanan pembuatan KTP-el, seperti tidak adanya papan informasi yang memuat standard pelayanan yang tertera di loket pelayanan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui bagaimana transparansi pelayanan publik dalam pembuatan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat.

3.3 Informan Penelitian

Subjek penelitian atau informan adalah orang yang mampu memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong, 2012:97). Adapun informan dalam penelitian ini adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi yang jelas, akurat dan terpercaya yang diperlukan terkait dengan objek penelitian yang dibahas. Dalam penelitian ini teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling.

Menurut Sugiyono (2015:124) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya informan tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan sehingga memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

Berdasarkan uraian tersebut, informan dalam penelitian terkait dengan

26

Transparansi Pelayanan Publik dalam Pembuatan KTP Elektronik (KTP-el) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat, yaitu terdiri atas:

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Informan Informasi yang

Dibutuhkan Metode Jumlah

1 Kepala Dinas

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah untuk mendapatkan data (Sugiyono, 2015:308). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya:

1. Wawancara (Interview), digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

27

mengetahui hal-hal lain dari informan yang lebih mendalam (Sugiyono, 2015:194)

2. Pengamatan (Observasi), digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2015:203)

3. Dokumentasi, ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi: buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, lapora kegiatan, foto-foto, film dokumenter data yang relevan (Fhatoni, 2006:105).

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2015:335).

Teknik analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan mengolah data yang diperoleh dari berbagai sumber, sampai dengan penarikan kesimpulan.

Dalam melakukan analisis data penelitian, penulis mengacu pada beberapa tahapan yang dijelaskan Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2015:337-341), aktivitas dalam analisis data, yaitu:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing/verification) Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

28

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.6 Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data diperlukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik.

Peneliti menggunakan teknik triangulasi dalam penelitian ini untuk menemukan kebenaran data sehingga menjadi suatu data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Menurut Sugiyono (2015:372) terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari subjek penelitian yang satu dengan yang lain. Triangulasi waktu dilakukan dengan cara membandingkan data yag diperoleh berdasarkan waktu penelitian.

Sedangkan triangulasi teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber/subjek yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Bila dari masing-masing teknik tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka dilakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber yang bersangkutan atau yang lainnya untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau hasil data yang diperoleh semuanya benar dikarenakan sudut pandang yang berbeda-beda.

29 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Langkat

Kabupaten Langkat adalah sebuah Kabupaten yang terletak di Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kotanya berada di Stabat. Kabupaten Langkat terdiri dari 23 Kecamatan dan 240 Desa serta 37 Kelurahan Definitif. Nama Langkat diambil dari nama Kesultanan Langkat yang dulu pernah ada di tempat yang kini merupakan kota kecil bernama Tanjung Pura, sekitar 20 km dari Stabat.

4.1.1.1 Letak Geografi

Secara geografis Kabupaten Langkat berada pada 3o 14' 00" - 4o 13' 00"

Lintang Utara, 97o 52' 00" - 98o 45' 00" Bujur Timur dan 4 - 105 m dari permukaan laut. Kabupaten Langkat menempati area seluas +- 6.260,29 Km2. Area Kabupaten Langkat di sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Aceh dan Selat Malaka, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo, di sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Aceh, dan di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kota Binjai.

Berdasarkan luas daerah menurut Kecamatan di Kabupaten Langkat, luas daerah terbesar adalah Kecamatan Bahorok dengan luas 1.101,83 Km2 atau 17,59 persen diikuti Kecamatan Batang Serangan dengan luas 899,38 Km2 atau 14,36 persen. Sedangkan luas daerah terkecil adalah Kecamatan Binjai dengan luas 42,05 Km2 atau 0,67 persen dari total luas wilayah Kabupaten Langkat.

30

Gambar 4.1.1.1.1 Peta Kabupaten Langkat

Sumber: Profil Kabupaten Langkat

4.1.1.2 Kondisi Demografis

Demografis merupakan tinjauan mengenai dinamika kependudukan suatu wilayah. Salah satu tinjauan tersebut adalah berdasarkan suku, agama, tingkat pendidikan, kewarganegaraan, atau kriteria-kriteria lain yang dapat mencerminkan keadaan tertentu.

4.1.1.2.1 Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk, dan Kepadatan Penduduk

Kabupaten Langkat tidak tergolong padat, hal ini dapat dilihat pada table 4.1 di bawah ini. Dengan luas 6.260,29 Km2, Kabupaten Langkat didiami oleh 1.043.249 jiwa/Km2. Dengan kata lain, rata-rata setiap Km2 Kabupaten Langkat didiami sebanyak 167 jiwa.

31

Tabel 4.1.1.2.1.1 Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Langkat Tahun 2018

No Kecamatan Luas

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat Tahun 2018

Jika dilihat persebaran di setiap Kecamatan, Kecamatan Binjai merupakan wilayah terpadat dengan kepadatan sebesar 1108 jiwa/Km2. Sedangkan wilayah dengan kepadatan terendah adalah Kecamatan Bahorok, yaitu sebesar 37 jiwa/km2.

32

4.1.1.2.2 Jumlah dan Proporsi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Langkat sebagian besar merupakan penduduk usia produktif, yaitu pada kelompok umur antara 15-64 tahun (72,23%) dengan komposisi terbesar berada pada penduduk berumur 20-24 tahun (8,88%). Demikian pula dengan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, terlihat bahwa penduduk laki-laki yang terbesar adalah kelompok umur 20-24 tahun, begitu pula dengan penduduk perempuan ada pada kelompok umur 20-24 tahun.

Tabel 4.1.1.2.2.1 Jumlah dan Proporsi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2018

Kelompok Umur

Laki-laki Perempuan Jumlah

n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) %

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat Tahun 2018

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar (72,23%) merupakan penduduk usia produktif (usia kerja). Dan sisanya sebanyak 22,36%

33

merupakan penduduk usia muda (berusia di bawah 15 tahun) dan 5,41%

merupakan penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas).

4.1.1.2.3 Jumlah Penduduk Wajib KTP Elektronik (KTP-el)

Informasi mengenai jumlah penduduk wajib KTP-el diperlukan untuk mensukseskan program nasional KTP-el. Penduduk Kabupaten Langkat sendiri tersebar di 23 Kecamatan seperti yang bisa dilihat melalui tabel di bawah ini.

Table 4.1.1.2.3.1 Jumlah Penduduk Wajib KTP Elektronik (KTP-el) Tahun 2018

No Kecamatan Wajib KTP-el

1 Bahorok 30.465

19 Batang Serangan 27.112

20 Sawit Seberang 19.828

21 Sirapit 12.627

22 Kutambaru 10.813

23 Pematang Jaya 9.505

Total 771.194

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat Tahun 2018

Berdasarkan tabel tersebut, Kecamatan Selesai merupakan Kecamatan dengan jumlah wajib KTP-el terbanyak, yaitu 55.161 jiwa. Sedangkan wilayah

34

dengan jumlah wajib KTP-el paling sedikit adalah Kecamatan Pematang Jaya, yaitu sebesar 9.505 jiwa.

4.1.1.3 Visi dan Misi Kabupaten Langkat 4.1.1.3.1 Visi Kabupaten Langkat

"MENJADIKAN LANGKAT YANG MAJU, SEJAHTERA, DAN

RELIGIUS MELALUI PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN

INFRASTRUKTUR YANG BERKELANJUTAN".

4.1.1.3.2 Misi Kabupaten Langkat

1. Penguatan Ideologi Bangsa Dalam Rangka Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama, Suku Dan Golongan.

2. Memperkuat Dan Memperluas Reformasi Birokrasi Penyelenggara Sistem Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) Dan Pemerintahan Yang Bersih (Clean Government) Serta Perluasan Partisipasi Publik

3. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Dengan Mengutamakan Sektor Pariwisata.

4. Meningkatkan Standar Pelayanan Minimal Serta Pencegahan Penyalagunaan Narkoba.

5. Mewujudkan Infrastruktur Yang Strategis Dan Berkelanjutan Serta Tanggap Darurat.

6. Mengoptimalkan Sumber Daya Alam (SDA) Berbasis Penataan Ruang Dan Pelestarian Lingkungan Hidup Berkelanjutan.

35

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Langkat Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Langkat. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Langkat merupakan salah satu unsur pelaksana Pemerintah Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Gambar 4.1.2.1 Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019

36

4.1.2.1 Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat

4.1.2.1.1 Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat

Visi merupakan pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana instansi Pemerintah harus dibawa dan berkaya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi Pemerintah. Dengan mengacu pada batasan tersebut, Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat dirumuskan dan ditetapkan sebagai berikut:

“MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA DALAM PENERBITAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN“.

Penjelasan pengertian dari kata – kata yang terdapat dalam visi ini adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan

Rangkaian dari proses kegiatan untuk mengharapkan hasil yang optimal.

2. Pelayanan Prima

Wujud layanan kepada masyarakat yang mencerminkan transparansi, cepat, tepat dan akurat.

3. Penerbitan

Rangkaian kegiatan yang diawali dari proses verifikasi, validasi data sampai pada tahap pencetakan.

37 4. Dokumen Kependudukan

Adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi penyelenggara administrasi kependudukan yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti otentik yang dihasilkan oleh pelayanan pendaftaran penduduk dan Pencatatan sipil.

4.1.2.1.2 Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat

Misi adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Untuk mencapai hasil dari komitmen Pemerintah Kabupaten Langkat diantaranya melaksanakan reformasi secara bersungguh-sungguh melalui penyelenggaraan Pemerintah dengan aparatur yang bersih berorientasi kepada pelayanan publik dalam menghadapi perkembangan yang berorientasi ke depan maka Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab.

Langkat adalah:

1. Meningkatkan profesionalisme petugas pelayanan dan penggunaan anggaran yang pro publik.

2. Meniadakan diskriminasi pelayanan.

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kepemilikan dokumen kependudukan.

Tujuan dari pernyataan Misi yang akan dicapai atau yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan sumber daya aparatur petugas pelayanan.

38

2. Efisiensi penggunaan anggaran yang tepat sasaran.

3. Mengembangkan mekanisme sistem pelayanan secara umum.

4. Meningkatkan kwalitas dan kwantitas kepemilikan dokumen kependudukan.

Sasaran yang ingin dicapai/dihasilkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan administrasi perkantoran.

2. Berjalannya sistem kerja sesuai dengan tugas dan fungsi aparatur.

3. Peningkatan kualitas SDM aparatur secara bertahap.

4. Tersedianya database kependudukan untuk berbagai kepentingan.

4.1.3 Profil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Langkat Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Kabupaten Langkat.

Kemudian terjadi perubaan Nomenklatur berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Langkat Nomor: 60 Tahun 2016 tanggal 11 November 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Langkat, pada Pasal 02 Poin D (12) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menyelenggarakan urusan Pemerintahan di Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan Peraturan Bupati Langkat Nomor: 54 Tahun 2016 tanggal 16 Desember 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat mempunyai Kedudukan, Tugas dan Fungsi,

39

yaitu unsur pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang menjadi kewenangan daerah.

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menyelenggarakan Fungsi sebagai berikut:

a. Penyusunan program dan anggaran;

b. Pengelolaan keuangan;

c. Pengelolaan perlengkapan, urusan tata usaha, rumah tangga, barang milik daerah dan barang milik negara;

d. Pengelolaan urusan ASN;

e. Penyusunan perencanaan di bidang pendaftaran penduduk, Pencatatan sipil, pengelolaan administrasi kependudukan, kerjasama administrasi kependudukan, pemanfaatan data dan dokumen kependudukan serta inovasi pelayanan administrasi kependudukan;

f. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendaftaran penduduk, Pencatatan sipil, pengelolaan administrasi kependudukan, kerjasama, pemanfaatan data dan dokumen kependudukan serta inovasi pelayanan administrasi kependudukan;

g. Pelaksanaan pelayanan pendaftaran penduduk;

h. Pelaksanaan pelayanan Pencatatan sipil;

i. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kependudukan;

j. Pelaksanaan kerjasama pemanfaatan administrasi kependudukan;

k. Pelaksanaan pemanfaatan data dan dokumen kependudukan;

l. Pelaksanaan inovasi pelayanan administrasi kependudukan;

40

m. Pembinaan, koordinasi, pengendalian bidang administrasi kependudukan;

n. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; dan

o. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4.1.3.1 Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Bupati Langkat Nomor 54 Tahun 2016 tanggal 16 Desember 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Langkat dipimpin oleh seorang Kepala Dinas (Eselon II/b) dibantu oleh 1 (satu) orang Pejabat Struktural Sekretaris (Eselon III/a) dan 3 (tiga) orang Pejabat Struktural Kepala Bidang (Eselon III/b), yaitu:

1. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris (Eselon III/a) yang membawahi 2 (dua) Sub. Bagian yaitu:

a. Sub Bagian Keuangan dan Perencanaan b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk dipimpin oleh Kepala Bidang (Eselon III/b) yang membawahi 3 (tiga) Seksi yaitu:

a. Seksi Identitas Penduduk b. Seksi Pindah Datang Penduduk c. Seksi Pendataan Penduduk

41

3. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil dipimpin oleh Kepala Bidang (Eselon III/b) yang membawahi 3 (tiga) Seksi yaitu:

a. Seksi Kelahiran

b. Seksi Perkawinan dan Perceraian

c. Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan Kematian

4. Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan Data dipimpin oleh Kepala Bidang (Eselon III/b) yang membawahi 3 (tiga) Seksi yaitu:

a. Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan b. Seksi Pengolahan dan Penyajian Data Kependudukan c. Seksi Kerjasama dan Inovasi Pelayanan

Gambar 4.1.3.1.1 Struktur Organisasi

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019

42

Disamping jabatan Struktural di atas, dalam usaha untuk mengoptimalkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat juga terdiri dari Koordinator Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan Operator KTP-el yang tersebar di 23 Kecamatan di Kabupaten Langkat.

4.1.3.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi 1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat di bidang penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan administratif dan teknis yang meliputi perencanaan, keuangan, urusan tata usaha, perlengkapan rumah tangga dan urusan ASN kepada semua unsur di lingkungan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

3. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk

Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan pendaftaran penduduk.

4. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil

Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan kebijakan pelayanan Pencatatan sipil.

43

5. Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan Data

Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan Data mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolan informasi administrasi kependudukan dan pemanfaatan data.

4.1.3.3 Strategi, Kebijakan dan Program Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat

Strategi, kebijakan dan program Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang akan diterapkan pada Renstra adalah sebagai berikut:

Table 4.1.3.3.1 Strategi dan Kebijakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat

No Strategi Kebijakan

MISI KESATU 1 Pengembangan kapasitas SDM

melalui Sosialisasi peraturan/

kebijakan terkait, pembinaan, supervisi, pelatihan, bimbingan teknis, penyesuaian jumlah pegawai dan pengembangan lainnya

- Perencanaan dan pengalokasian anggaran pengembangan kapasitas SDM

- Pelaksanaan pengembangan kapasitas SDM

2 Pengembangan kapasitas sarana dan prasarana aparatur melalui pembangunan, pengadaan, pemeliharaan, penambahan dan pengembangan sarana dan prasarana penunjang lainnya

- Perencanaan dan pengalokasian anggaran pengembangan kapasitas sarana dan prasarana

- Pelaksanaan pengembangan kapasitas saranan dan prasarana MISI KEDUA

1 Peningkatan kepastian dan ketertiban layanan melalui penyusunan, penerapan SOP dan SPM Pelayanan Adminduk

- Perencanaan dan pengalokasi anggaran pengembangan penerbitan dokumen kependudukan - Pelaksanaan pengembangan penerbitan dokumen kependudukan

44

No Strategi Kebijakan

MISI KETIGA 1 Peningkatan kualitas pelayanan

pendaftaran penduduk dan Pencatatan sipil melalui penerapan SIAK, implementasi kontrol sistem, monitoring dan evaluasi

- Perencanaan dan pengalokasian anggaran pengembangan database kependudukan

- Pelaksanaan pengembangan database kependudukan

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat Tahun 2019

Program yang direncanakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Langkat tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut:

1. Program Administrasi Perkantoran

2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur 3. Peningkatan disiplin aparatur

4. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 5. Penataan Administrasi Kependudukan

6. Pembangunan Database Kependudukan 4.1.3.4 Sumber Daya SKPD

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Langkat pada tahun 2018 didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) berjumlah 175 orang yang terdiri dari 47 orang dengan status PNS, 30 Orang Tenaga Kerja tidak tetap (non PNS) dan 98 Orang Operator KTP elektronik di 23 Kecamatan se-Kab. Langkat. Secara struktural formasi jabatan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terdiri dari Eselon II berjumlah 1 (satu) orang, Eselon III berjumlah 4 (empat) orang, Eselon IV berjumlah 11 (sebelas) orang.

45

4.2 Standar Pelayanan Penerbiatan KTP Elektronik (KTP-el)

Penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan.

Menurut UU No. 25 tahun 2009, penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan standar pelayanan dengan memperhatikan kemampuan penyelenggara, kebutuhan masyarakat, dan kondisi lingkungan. Standar pelayanan publik adalah tolok ukur yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban kepada organisasi terkait masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur terkait data dan informasi program dan kegiatan yang dibutuhkan.

Tabel 4.2.1 Komponen Standar Pelayanan yang Terkait Dengan Proses Penyampaian Pelayanan (Service Delivery)

No Komponen Uraian

1

Persyaratan 1. Formulir Permohonan KTP-el (F1.21) dari Desa/Kelurahan diketahui Camat

2. Telah berusia 17 tahun atau sudah kawin / pernah kawin

3. Telah melakukan perekaman data KTP-el di Kecamatan

4. Fotocopy Kartu Keluarga 5. Fotocopy Ijazah

6. Fotocopy Buku Nikah/Akta Perkawinan bagi penduduk yang belum berusia 17 tahun

7. Surat keterangan pindah dating

8. Surat kehilangan dari polisi jika KTP-el hilang 9. KTP-el yang rusak, jika akan diterbitkan KTP-el

pengganti

10. Pas foto berwarna ukuran 2x3: 2 lembar

46

No Komponen Uraian

No Komponen Uraian

Dokumen terkait