k i i i i E E O x 1 2 2 Keterangan : 2 x = harga Chi-Kuadrat iO
= frekuensi pengamatan iE
= frekuensi yang diharapkank = banyaknya kelas interval d) Kriteria uji
Terima H0 jika
x
hitung2 x
tabel2 denganx
2tabel(1)(k3), dk = k-3Tabel 3.9 berikut menunjukan rekapitulasi perhitungan uji normalitas data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Perhitungan selengkapnya disajikan pada lampiran C.5 dan C.6.
Tabel 3.9Rekapitulasi Uji Normalitas Kemampuan Pemahaman Konsep matematis siswa.
Kelas X2hitung X2tabel Keputusan Uji Keterangan Eksperimen 4,93 9,49 H0 diterima Normal
Kontrol 2,85 9,49 H0 diterima Normal
Berdasarkan tabel 3.9, dapat diketahui bahwa data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
X2hitung<X2
tabelpada taraf nyataα = 5%. Hal ini berarti H0 diterima, yaitu kedua
29 b. Uji Homogenitas
Untuk mengetahui apakah varians-varians dalam populasi tersebut homogen atau tidak, dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas varians dilakukan antara dua kelompok data, yaitu data pemahaman konsep matematis siswa pada pembelajaran kooperatif tipe TPS dan pembelajaran konvensional. Uji homogenitas varians yang digunakan adalah uji F. Sudjana (2005: 273) menyatakan langkah-langkah uji homogenitas sebagai berikut.
a) Hipotesis
H0: σ12 = σ22 (varians data pemahaman konsep matematis siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS sama dengan varians data pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional)
H1: σ12 ≠ σ22 (variansdata pemahaman konsep matematis siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS tidak sama dengan varians data pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional)
b) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan α = 10% c) Statistik Uji
Untuk menguji hipotesis digunakan statistik:
�= � � � � � � � � � � �
30 d) Keputusan Uji
H0ditolak apabilaFhitung ≥ Ftabel, denganFtabeldiperoleh dari daftar distribusi
F dengan peluang 1
2�untuk dk pembilang = n1 – 1 (varians terbesar) dan
dk penyebut = n2 – 1 (varians terkecil). Dalam hal lainnya H0 diterima(Sudjana,2005: 250)
Tabel 3.10 berikut menunjukan rekapitulasi perhitungan uji homogenitas data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Perhitungan selengkapnya disajikan pada lampiran C.7.
Tabel 3,10 Rekapitulasi Uji Homogenitas Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis siswa.
Kelas Varians (s2) dk Fhitung Ftabel Keputusan Uji Keterangan Eksperimen 155,73 30 1,04 1,90 H0 diterima Homogen Kontrol 116,02 30
Berdasarkan Tabel 3.10 dapat diketahui bahwa data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
Fhitung< Ftabel pada taraf nyata α = 10% yang berarti H0 diterima. Jadi, varians
data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS sama dengan varians data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada pembelajaran konvensional.
c. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji prasyarat diperoleh data pemahaman konsep matematis siswa berdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesisdilakukan dengan
31 uji kesamaan rata-rata, yaitu dilakukan dengan uji-t. Langkah-langkah uji t adalah sebagai berikut.
a) Hipotesis uji:
H0 :�1 =�2(rata-rata skor pemahaman konsep matematis siswa pada pembelajaran kooperatif tipe TPS sama dengan rata-rata skor pemahaman konsep matematis siswapada pembelajaran konvensional).
H1:�1 > �2(rata-rata skor pemahaman konsep matematis siswa pada pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih dari rata-rata skor pemahaman konsep matematis siswa pada pembelajaran konvensional).
b) Taraf signifikansi yang digunakanα = 5%. c) Statistika uji yang digunakan adalah:
ℎ� = � − �1 2 � �1 1+ 1 �2 dengan �2= (�1 −1) 12+ (�2−1) 22 �1+�2 −2 Keterangan : �1
: rata-rata skor pemahaman konsep pada kelas eksperimen
�2
: rata-rata skor pemahaman konsep pada kelas kontrol 12 : varians skor pemahaman konsepkelas eksperimen 22 : varians skor pemahaman konsepkelas kontrol
n1 : banyaknya subjek kelas eksperimen
n2 : banyaknya subjek kelas kontrol d) Kriteria uji:
Terima H0 jika t t1, dimana t1didapat dari daftar distribusi t dengan
dk = (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 –). Untuk harga-harga t lainnya H0
39
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa SMP Negeri 2 Seputih Raman. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata skor pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi dibandingkan pada pembelajaran konvensional.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan dan penelitian, dikemukakan saran-saran sebagai berikut.
1. Guru hendaknya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS sebagai alternatif pembelajaran di kelas, namun guru sebaiknya selalu mem-perhatikan dan memberikan arahan kepada siswa selama pembelajaran berlangsung agar terciptakan suasana kelas yang kondusif dan tidak gaduh. Siswa dapat memahami pemahaman konsep matematis dengan baik apabila selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS siswa serius dan aktif dalam mengikuti setiap langkah-langkahnya.
40 2. Peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan mengenai
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS hendaknya mem-perhatikan pembagian waktu dalam setiap tahapan agar proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
41
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, M. Toha. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Undang- Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional )UU RI No. 20 tahun 2003. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif:
Jakarta: Rineka Cipta.
Duha, Adesnayanti K. 2012. Penerapan Model Think Pair Share terhadap Pemahaman Konsep. Tersedia (online): http://ejournal.unp.ac.id. Diakses pada tanggal 21 April 2014.
Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya.
Ibrahim, M, Fida R, dan Ismono. 2000. Pembelajaran Koperatif. Surabaya: Unessa Press
Ismail. 2002. Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Lie, Anita. 2004. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas.Jakarta: Grasindo.
Nurhadi.2004.Kurikulum 2004(Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sagala, Syaiful. 2008.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta Sardiman A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo
Persada.
Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media
Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
42 Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Suherman, E. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: FMIPA UPI
Sukandi, Ujang. 2003. Evaluasi pembelajaran. [Online]. Tersedia di http://Muhammadkholik.wordpress.com.(diakses tanggal 18 oktober 2013).
Sumarno, Alim. 2011. Model Pembelajaran Konvensional. [On line] Tersedia di http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/model-pembelajaran-konvensional.(diakses tanggal 27 oktober 2013)
Sundayana, Rostina. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Uno, Hamzah B, dan Nurdin M. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: Bumi Aksara.
Yustisia, Sella Erin. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Van Hiele terhadap Pemahaman Konsep Geometri. Unila. Tidak Diterbitkan