• Tidak ada hasil yang ditemukan

HOSEA GULO Alias HOSE, KETERANGANNYA DIBACAKAN DIPERSIDANGAN ; Anggota Agusman Lahagu Alias Ama Teti

Dalam dokumen PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA (Halaman 42-52)

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARAII. Pemeriksaan Dalam : Tidak Dapat dilakukan

I. POKOK PERMASALAHAN PERKARA/URAIAN PERKARA

13. HOSEA GULO Alias HOSE, KETERANGANNYA DIBACAKAN DIPERSIDANGAN ; Anggota Agusman Lahagu Alias Ama Teti

di Gudang, yang pada inti keterangannya menerangkan melihat Agusman Lahagu Alias Ama Teti beserta Bedali Lahagu alias Ama Yusu dan ketiga terdakwa lainnya melakukan penganiayaan terhadap korban namun tidak mengetahui apa penyebab terjadinya penganiayaan tersebut (Vide Putusan Nomor 160/Pid B/2016/PN Gst tertanggal 31 Januari 2017 halaman 83);

13. HOSEA GULO Alias HOSE, KETERANGANNYA DIBACAKAN DIPERSIDANGAN ; Anggota Agusman Lahagu Alias Ama Teti di Gudang, yang pada inti keterangannya menerangkan melihat Agusman Lahagu Alias Ama Teti,Bedali Lahagu alias Ama Yusu dan ketiga terdakwa lainnya melakukan penganiayaan terhadap korban namun tidak mengetahui apa penyebab terjadinya penganiayaan tersebut (Vide Putusan Nomor 160/Pid B/2016/PN Gst tertanggal 31 Januari 2017 halaman 86 sampai dengan 89);

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Bahwa dari seluruh uraian saksi-saksi yang telah memberikan keterangannya di depan persidangan, adapun keterangan saksi Jannes Hutagalung Alias Pak Jannes, saksi Kamaruddi Alias Item, saksi Arif Wibawa, saksi Agus Winarso, Ak.,MBA, saksi Johannes Parulian Nainggolan Alias Neng, saksi Krisman Siagian, SH.,MH., saksi Gandala Ukala Alias Ganda, saksi Desi Zalukhu Alias Ina Teti, dikategorikan sebagai Testimonium De Auditu (Hearsay Evidence) karena keterangannya diperoleh dari orang lain (Vide Penjelasan Pasal 185 Ayat (1) KUHAP);

Bahwa terkait Testimonium De Auditu (Hearsay Evidence), menurut S.M. Amin dalam bukunya yang berjudul Hukum Acara Pengadilan Negeri, terbitan Paramita, Jakarta, 1977 halaman 103, menyebutkan :

“Memberi daya bukti kepada kesaksian-kesaksian de auditu berarti bahwa syarat di dengar, di lihat atau dialami sendiri tidak dipegang lagi. Sehingga memperoleh dengan tidak langsung daya bukti, keterangan-keterangan yang diucapkan oleh seseorang di luar sumpah”

Bahwa hal ini berarti, keterangan-keterangan seseorang yang tidak pernah dijumpai oleh hakim, dijadikan alat bukti. Pokok pikiran supaya kesaksian harus diucapkan dihadapan hakim sendiri, yang bertujuan supaya hakim dapat menilai keterangan saksi-saksi itu, ditinjau dari sudut dapat tidaknya dipercaya, atau dasar tinjauan terhadap pribadi saksi, gerak geriknya dan lain-lain dilepaskan (Vide Drs. Hari Sasangka, SH., MH.,- Lily Rosita, SH.,MH., Hukum Pembuktian Dalam Perkara Pidana, Mandar Maju, Bandung, 2003, Halaman 40);

Bahwa maka dari seluruh uraian saksi-saksi yang telah memberikan keterangannya di depan persidangan, tidak satupun saksi-saksi tersebut yang menerangkan telah benar-benar menyaksikan terkait perbuatan yang di dakwakan terhadap diri Terdakwa Bedali Lahagu alias Ama Yusu sebagaimana dakwaan Jaksa Penuntut Umum dan sebagaimana tertuang dalam pertimbangan putusan perkara aquo terkait pembunuhan berencana secara bersama-sama

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Bahwa sedangkan keterangan saksi a charge yaitu Martin Luter Hutagalung, saksi Sinta Harapan Simatupang alias Sinta, saksi Aris Zebua Alias Ari dan saksi Hosea Gulo Alias Hose yang kesemuaannya dibacakan di depan persidangan tanpa hadirnya saksi-saksi tersebut adalah sama sekali bukan saksi yang dapat dijadikan bukti yang sah untuk dapat menjadi pertimbangan Majelis Hakim dalam mengambil keputusan, sebab hal ini bertentangan dengan ketentuan Pasal 185 Ayat (1) KUHAP;

Bahwa Pasal 162 KUHAP sendiri memberikan pengecualian apabila saksi-saksi yang telah memberikan keterangan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di tingkat penyidikan tidak dapat hadir di persidangan, maka harus memenuhi alasan sebagai berikut :

1. Meninggal dunia;

2. Ada halangan yang sah;

3. Tempat tinggal atau kediamannya jauh dari tempat sidang; 4. Bilamana ada tugas dan kepentingan dari negara;

Bahwa ketiga orang saksi yang keterangannya dibacakan di depan persidangan tersebut tidak satupun memenuhi alasan sebagaimana Pasal 162 KUHAP tersebut, sehingga oleh karenanya keterangan saksi-saksi tersebut sama sekali tidak dapat dibacakan di depan persidangan;

Bahwa oleh karena keterangan saksi-saksi tersebut yang dibacakan di depan persidangan tidak dengan alasan yang sah menurut hukum maka keterangan saksi-saksi dimaksud sama sekali tidak memiliki nilai pembuktian dan tidaklah dapat untuk dijadikan pertimbangan Majelis Hakim dalam mengambil keputusan;

Maka, petimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Gunung Sitolidalam perkara aquo sangat jelas dan nyata bahwasanya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Gunungsitoli dalam membuat pertimbangannya terlalu memaksakan pembuktian unsur yang tidak didukung dengan fakta-fakta persidangan dan fakta-fakta hukum yang terungkap dipersidangan, dimana Majelis Hakim Pengadilan Negeri Gunungsitoli hanya berdasarkan logikanya sendiri, sehingga pertimbangan tersebut sangat bertentangan dengan fakta-fakta yang ada. Sehingga dengan demikian tegas dinyatakan bahwasanya tidak satupun saksi yang

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

keterangannya memiliki nilai pembuktian guna membuat terang dan jelas tindak pidana yang didakwakan kepada Terdakwa sebagaimana dakwaan dan tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum, sehingga apabila keterangan saksi tersebut tetap dijadikan alasan pemberat maka hal yang demikian adalah salah dan keliru;

Dari fakta hukum tersebut diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan Terdakwa Bedali Lahagu alias Ama Yusu bersalah melakukan tindak pidana “Pembunuhan Berencana Secara Bersama-sama” sebagaimana dalam Dakwaan Primer karena terjadinya pertentangan fakta-fakta hukum yaitu :

1. Judex Factie dalam pertimbangan hukum putusannya pada halaman 127 alinea ke-2 telah menyatakan Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan primer namun apa yang dinyatakan Judex Factie tersebut sama sekali tidak berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di depan persidangan;

2. Bahwa seharusnya pertimbangan hukum putusan harus berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan terlebih fakta hukum mana dituangkan dalam pertimbangan fakta persidangan pada halaman 31 sampai dengan halaman 108 namun pertimbangan hukum putusan dimaksud pada halaman 111 sampai dengan halaman 135 sama sekali bertentangan dengan pertimbangan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan dalam putusan tersebut;

Bahwa dari fakta hukum yang bertentangan tersebut, jelas terlihat terjadinya ketidakkesuaianpembuktian sehingga Judex Factie telah salah dan keliru dalam pertimbangan hukum putusannya sehingga menjadi salah dan keliru dalam memberikan putusan;

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Gunungsitoli, dalam putusannya tersebut tidak mempertimbangkan fakta-fakta yang terungkap di depan persidangan perkara ini sebagaimana yang dituangkan dalam pertimbangan putusan aquo,

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

terlebih tanpa ada upaya untuk membuktikan secara lebih mendalam lagi tentang adanya perencanaan dalam dugaan pembunuhan tersebut, terutama dalam perkara ini tidak ada satu saksi pun yang dihadirkan dipersidangan untuk dapat membuktikan apakah benar Terdakwa Bedali Lahagu alias Ama Yusu telah melakukan pembunuhan berencana secara bersama-sama ?, untuk itu fakta-fakta yang terungkap dipersidangan harus lah semakin lebih dicermati agar mendapatkan kebenaran materiil dalam perkara aquo, lebih lanjut akan diuraikan sebagaimana berikut ini:

ad. 1 Apakah benar Terdakwa/Pembanding BEDALI LAHAGU alias AMA YUSU sewaktu kejadian sedang berada di lokasi tempat kejadian perkara?

Bahwaberdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, sesuai dengan penjelasan sebelumnya bahwa tidak ada satupun saksi a charge maupun saksi a de charge yang hadir di persidangan melihat dan menyaksikan Terdakwa/Pembanding melakukan penganiayaan dengan memukulkan batu ke kepala korban Sozanolo Lase, karena

Terdakwa/Pembanding sesungguhnya pada saat kejadian perkara sedang berada pada tempat yang berbeda dari tempat kejadian

perkara, maka dugaan penganiayaan yang dilakukan

Terdakwa/Pembanding sebagaimana yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum sangatlah tidak beralasan dan tidak dapat dibuktikan di depan persidangan, sehingga menimbulkan ketidakadilan bagi Terdakwa/Pembanding;

Bahwa hal ini juga telah dibantah oleh Terdakwa/Pembanding sewaktu dipersidangan, sewaktu kejadian tersebut Terdakwa/Pembanding

sesungguhnya tidak berada di lokasi kejadian perkara, dari pukul 08.00 WIB Terdakwa/Pembanding pergi keluar gudang tempat kejadian perkara untuk membeli rokok dan minum kopi di warung yang jaraknya sekitar 100 meter dari lokasi gudang karet tempat kejadian perkara, terdakwa berada dihalaman gudang karet setelah baru pulang dari warung, kemudian polisi datang di tempat kejadian (Vide Putusan Nomor 160/Pid B/2016/PN Gst

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Bahwa Keterangan Terdakwa/Pembanding tersebut berkaitan dengan keterangan saksi Johannes Parulian Nainggolan alias Neng yaitu selaku polisi yang datang ke TKP setelah Agusman Lahagu alias Ama Teti menyerahkan diri, pada persidangan menerangkan “Bahwa

seseampainya di lokasi tersebut pertama ditemukan pintu pagar

gudang tempat kejadian perkara dalam keadaan tertutup, kemudian

saksi dan rekan memanggil seorang yang sedang berdiri di depan salah satu gudang tersebut dan membuka pintu dari dalam yang kemudian saksi kenal bernama Bedali Lahagu alias Ama Yusu”(Vide Putusan Nomor 160/Pid B/2016/PN Gst tertanggal 31

Januari 2017, halaman 57);

Bahwa terhadap keterangan Terdakwa/Pembanding tersebut juga didukung oleh keterangan saksi Kamirudi Zalukhu Alias Kami yang hadir di persidangan, saksi tersebut telah disumpah/berjanji menerangkan “saksi pada saat kejadian berada di dalam Ruko milik Agusman Lahagu Alias Ama Teti yang letaknya berada disamping gudang tersebut, saat itu saksi sedang menimbang biji buah pinang, saksi tidak melihat peristiwa pembunuhan tersebut karena dari ruko sama sekali tidak dapat melihat apa yang terjadi di gudang, namun

ketika saksi pergi ke gudang saksi hanya melihat Agusman Lahagu Alias Ama Teti ada memegang pisau sambil berlari menuju keluar gerbang gudang dan melihat dua orang tergeletak

karena melihat itu saksi takut dan lari ke belakang gudang dan saat berlari saksi juga mendengar teriakan dari rekan kerja saksi yang lupa namanya mengatakan “lari..lari..sudah membunuh orang bos kita” (Vide Putusan Nomor 160/Pid B/2016/PN Gst tertanggal 31 Januari 2017 halaman 68 dan halaman 69);

Bahwa alasan bantahan yang diajukan Terdakwa/Pembanding juga dikuatkan dengan keterangan dan kesaksian Agusman Lahagu alias AMA TETI yang pada persidangan telah disumpah/berjanji menerangkan dan memberikan keterangan yang sebenar-benarnya, adapun keterangan AGUSMAN LAHAGU alias AMA TETI adalah sebagai berikut:

- Bahwa Terdakwa-Terdakwa lain tidak ada melakukan pemukulan terhadap Parada Toga Fransriano Siahaan ataupun Sozanolo Lase pada saat kejadian tersebut (Vide

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Putusan Nomor 159/Pid.B/2016/PN Gst tertanggal 31 Januari 2017 halaman 107);

- Bahwa pada saat itu tidak ada sama sekali Terdakwa Bedali Lahagu alias Ama Yusu memukulkan batu ke kepala Sozanolo Lase (Vide Putusan Nomor 159/Pid.B/2016/PN Gst tertanggal 31 Januari 2017 halaman 107);

- Bahwa keterangan Terdakwa yang mengatakan Terdakwa Bedali Lahagu alias Ama Yusu ada membantingkan batu sebanyak 1 (satu) kali ke kepala korban Sozanolo Lase adalah tidak benar (Vide Putusan Nomor 159/Pid.B/2016/PN Gst tertanggal 31 Januari 2017 halaman 107);

- Bahwa dari adegan rekonstrusi tersebut ada yang tidak benar, yaitu :

1. Tidak benar Terdakwa ada memasukan pisau dipinggang ;

2. Tidak benar Terdakwa ada melihat ke 4 (empat) Terdakwa yang lain ada di Tempat Kejadian Perkara ; 3. Tidak benar Terdakwa ada masuk kedalam mess untuk

menemui karyawan Terdakwa;

(Vide Putusan Nomor 159/Pid.B/2016/PN.Gst Halaman 108 sampai dengan 109).

 Bahwa pada saat itu Terdakwa tidak tahu dimana keberadaan Bedali Lahagu alias Ama Yusu (Vide Putusan Nomor 159/Pid.B/2016/PN.Gst Halaman 111);

 Bahwa Pembunuhan terhadap Para Korban tersebut Terdakwa lakukan sendiri tanpa dibantu orang lain termasuk dalam hal ini Para Terdakwa yang lain (Vide Putusan Nomor 159/Pid.B/2016/PN.Gst Halaman 108 sampai dengan 112).

Bahwa terhadap keterangan Terdakwa/Pembanding, saksi Johanes Parulian Nainggolan alias Neng, saksi Kamirudi Zalukhu Alias Kamidan AGUSMAN LAHAGU alias AMA TETI sebagaimana telah diuraikan diatas, maka telah terang dan jelas bahwasanya

Terdakwa/Pembanding tidaklah berada di lokasi tempat kejadian perkara pada saat kejadian perkara aquo;

Bahwa yang melakukan penganiayaan/pembunuhan terhadap kedua korban Prada Toga Fransiano Siahaan dan Sozanolo Lase adalah

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

dilakukan AGUSMAN LAHAGU alias AMA TETI sendiri, tanpa ikut serta dibantu oleh Terdakwa/Pembanding BEDALI LAHAGU alias AMA YUSU maupun ketiga Terdakwa lainnya;

Bahwa selanjutnya untuk memperkuat dan memperjelas bantahan yang dikemukakan oleh Terdakwa/Pembanding, berdasarkan fakta-fakta lainnya yang terungkap di persidangan bahwasanya Terdakwa/Pembanding BEDALI LAHAGU alias AMA TETI dihadapan

Judex Factie yang mengadili perkara aquo telah mencabut

keterangan nya yang pernah diberikannya sewaktu

Terdakwa/Pembanding di mintai keterangannya, termasuk adegan rekonstruksi yang dilakukan oleh Terdakwa/Pembanding pada tingkat penyidikan di Kepolisian;

Bahwa adapun alasan dari Terdakwa/Pembanding mencabut keterangan nya di depan Persidangan dikarenakan sewaktu Terdakwa/Pembanding memberikan keterangan, lalu dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan oleh penyidik pada kepolisian,

Terdakwa/Pembanding telah mengalami intimidasi, dipukul dan ditampar serta menggunakan alat strum oleh pihak terkait,

sehingga mengganggu keobjektifan Terdakwa/Pembanding dalam memberikan keterangan yang sebenar-benarnya di dalam BAP tersebut, olehkarena itu dalam kesempatan di muka persidangan Terdakwa/Pembanding mengutarakan keluhan dan kesengsaraan yang telah dialaminya selama penyidikan di kantor kepolisian sehingga Terdakwa/Pembanding dengan keadaan sehat dan tanpa adanya paksaan lagi dari pihak manapun guna mencabut keterangan yang pernah dibuat nya dihadapan Judex Factie yang memeriksa dan mengadili perkara aquo;

Bahwa pencabutan keterangan Terdakwa/Pembanding seharusnya dapat diterima oleh Judex Factie yang mengadili perkara aquo. Hal ini diatur di dalam Yurisprudensi MARI No. 1651K/Pid/1989 tanggal 16 September 1992 menyatakan “ keterangan terdakwa dalam BAP Kepolisian yang kemudian ditarik kembali dalam suatu persidangan dengan alasan terdakwa telah dipaksa dan dipukuli oleh penyidik, maka penarikan keterangan yang demikian itu adalah sah karena didasari alasan yang logis sehingga keterangan terdakwa dalam

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

BAP tidak mempunyai nilai pembuktian menurut KUHAP” dan

selanjutnya di dalam ketentuan Yurisprudensi MARI No. 429K/Pid/1995 tanggal 03 Mei 1995 menyatakan “pencabutan keterangan Terdakwa dalam BAP dengan alasan karena adanya penyiksaan baik psikis maupun phisik terhadap terdakwa dan para saksi tersebut dapat diterima hakim sehingga keterangan dalam

BAP tersebut tidak bernilai sebagai alat bukti;

ad.2 Apakah ada orang yang melihat dan menyaksikan Terdakwa BEDALI LAHAGU alias AMA YUSU menganiayakorban Sozanolo Lasedengan menggunakan batu?

Bahwa Jaksa Penuntut Umum tidak pernah sama sekali memahami dan tidak pernah sama sekali memperhatikan fakta-fakta yang terungkap di depan persidangan serta tidak jujur dalam mengungkap fakta-fakta yang terungkap dipersidangan perkara aquo ;

Bahwa sesungguhnya didalam memeriksa dan mencari kebenaran materil dalam suatu perkara di persidangan hampir semua pembuktian perkara pidana selalu bersandar kepada pemeriksaan keterangan saksi. Sekurang-kurangnya disamping pembuktian dengan alat bukti yang lain, masih selalu diperlukan pembuktian dengan alat bukti keterangan saksi (M. Yahya Harahap 2002:286);

Bahwa berdasarkan seluruh uraian fakta-fakta yang terungkap di persidangan, baik seluruh keterangan saksi yang dihadirkan di Persidangan, tidak ada satu orang pun saksiyang memberikan kesaksian di persidangan melihat dan menyaksikan bahwa Terdakwa BEDALI LAHAGU alias AMA YUSU telah menganiaya korban Sozanolo Lase dengan cara memukulkan batu ke kepala korban Sozanolo Lase sebagaimana yang telah diuraikan dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum;

Bahwa dariuraian keterangan saksi-saksi a charge yakni Martin Luter Hutagalung, Sinta Harapan Simatupang alias Sinta,Aris Zebua alias Ari danHosea Gulo alias Hose yang mana telah diuraikan diatas. Bahwasanya saksi-saksi tersebut memberikan keterangan di kepolisian telah melihat Terdakwa/Pembanding melakukan penganiayaan dengan memukulkan batu ke kepala korban Sozanolo Lase. Namun terhadap keterangan dari saksi-saksi tersebut telah terungkap fakta-fakta didepan persidangan bahwasanya ketiga saksi

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

tersebuttidak dihadirkan di depan persidanganguna menjelaskan dan membenarkan keterangannya dihadapan Judex Factie yang memeriksa dan mengadili perkara aquo;

Bahwa oleh karena tidak dihadirkan nya ketiga saksi a charge yang melihat dan mengalami langsung penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Terdakwa/Pembanding terhadap korban Sozanolo Lase, maka seharusnya keterangan saksi-saksi tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah dan tidak dapat dijadikan dasar oleh Judex Factie untuk memberikan keputusan dikarenakan tidak dihadirkan pada persidangan perkara aquo, sebagaimana ketentuan Pasal 185 ayat (1) KUHAP yang menyatakan “keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang Pengadilan”;

Bahwa adapun keterangan ketiga saksi a charge tersebut dapat diperbolehkan dibacakan dipersidangan dan dapat dijadikan alat bukti yang sah apabila keterangan sebelumnya dalam proses penyidikan diberikan dibawah sumpah, namun ternyata setelah melihat BAP penyidikan pemeriksaan perkara aquo, keempat saksi a charge

tersebut tidak disumpah dalam memberikan keterangan dalam tingkat penyidikan. Maka keterangan keempat saksi a charge tersebut tidak lah mempunyai kekuatan pembuktian untuk dijadikan suatu alat bukti yang sah untuk dapat dibacakan di depan persidangan, hal tersebut tidak memenuhi sebagaimana

ketentuan di dalam pasal 187 KUHAP;

Bahwa meskipun didalam Pasal 162 KUHAP terdapat pengecualian ketentuan keterangan saksi harus diberikan di depan persidangan, yakni bilamana saksi yang bersangkutan dalam alasan:

1. Meninggal dunia;atau

2. Berhalangan hadir karena alasan yang sah;atau

3. Tidak dipanggil karena jauh tempat kediaman atau tempat tinggalnya;atau

4. Bilamana ada tugas dan kepentingan dari negara;

Bahwa menurut fakta-fakta yang terungkap di persidangan, ketidakhadiran ketiga saksi a charge yangmengalami dan melihat sendiri kejadian dalam perkara aquo, tidak diketahui alasan mengapa

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

ketiga Saksi tersebut tidak dihadirkan dihadapan persidangan, keempat alasan yang diatur di dalam pasal 162 KUHAP tersebut bersifat limitatif, dalam arti bahwa BAP saksi boleh dibacakan di depan persidangan, hanya bila alasan tersebut yang dialami oleh saksi yang seharusnya hadir di persidangan, maka diluar keempat alasan tersebut

seharusnya BAP ketiga saksi a charge tersebut tidak diperbolehkan untuk dibacakan di depan persidangan;

Bahwa sesuai dengan keterangan saksi-saksi acharge maupun keterangan saksi a de charge yang telah diberikan didepan persidangan ini, telah ditemukan suatu fakta bahwa tidak ada satupun orang yang melihat dan menyaksikan Terdakwa/Pembanding BEDALI LAHAGU alias AMA YUSU menganiaya korban Sozanolo Lase dengan menggunakan batu sebagaimana dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum;

Maka berdasarkan seluruh uraian hal tersebut, alangkah sangat janggal dan sangat membuat Terdakwa/Pembanding dirugikan dan seperti tidak ada lagi keadilan bagi Terdakwa/Pembanding, maka oleh karena itu pertimbangan hukum judex factie tersebut haruslah dibatalkan dan menyatakan Terdakwa Tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar ketentuan-ketentuan dalam dakwaan tersebut dan serta membebaskan Terdakwa/Pembanding dari dakwaan primer, Subsideir dan lebih Subsideir Jaksa Penuntut Umum tersebut ;

II. JUDEX FACTIE TELAH KELIRU DAN SALAH MENILAI

Dalam dokumen PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA (Halaman 42-52)