PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARAII. Pemeriksaan Dalam : Tidak Dapat dilakukan
TANGGAPAN ATAS MEMORI BANDING JAKSA PENUNTUT UMUM
PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA
Bahwa Terbanding/Terdakwa menolak seluruh Memori Banding Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Gunung Sitoli, dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1. Bahwa Terbanding/Terdakwa tidak sependapat dengan Jaksa Penuntut Umum dalam Memori Bandingnya halaman 3 (tiga) poin 1 menyatakan:
“Bahwa sesuai dengan tujuan Pemidanaan itu sendiri antara lain sebagai pembinaan memperbaiki diri Terdakwa (korektif) juga bersifat membuat Terdakwa jera dan adanya sifat Preventif (pencegahan) agar tindak pidana tersebut tidak perlu terjadi lagi khususnya bagi Terdakwa “.
Bahwa yang dimaksud Jaksa Penuntut Umum mengenai tujuan pemidanaan yang demikian adalah berlaku terhadap seseorang yang benar-benar secara sah dan meyakinkan melakukan perbuatan melawan hukum/kejahatan, namun Terbanding/Terdakwa bukanlah seseorang yang melakukan perbuatan sebagaimana Dakwaan Jaksa Penuntut Umum, hal ini berdasarkan fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan, tidak
ada satu orang pun saksiyang memberikan kesaksian di
persidangan melihat dan menyaksikan bahwa Terdakwa BEDALI LAHAGU alias AMA YUSU telah menganiaya korban Sozanolo Lase dengan cara memukulkan batu ke kepala korban Sozanolo Lase sebagaimana yang telah diuraikan dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum;
Bahwa adapunketerangan saksi-saksi yang telah memberikan keterangannya di depan persidangan, yaituJannes Hutagalung Alias Pak Jannes, saksi Kamaruddi Alias Item, saksi Arif Wibawa, saksi Agus Winarso, Ak.,MBA, saksi Johannes Parulian Nainggolan Alias Neng, saksi Krisman Siagian, SH.,MH.,saksi Gandala Ukala Alias Ganda, saksi Desi Zalukhu Alias Ina Teti, dikategorikan sebagai Testimonium De Auditu (Hearsay Evidence) karena keterangannya diperoleh dari orang lain (Vide Penjelasan Pasal 185 Ayat (1) KUHAP), sehingga tidak dapat dijadikan alat bukti yang sah untuk dapat dijadikan pertimbangan Majelis Hakim Judex Factie dalam memutus perkara aquo;
PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA
Bahwa sedangkan keterangan saksi a charge yaitu Martin Luter Hutagalung, saksi Sinta Harapan Simatupang alias Sinta, saksi Aris Zebua Alias Ari dan saksi Hosea Gulo Alias Hoseyang kesemuaannya dibacakan di depan persidangan tanpa hadirnya saksi-saksi tersebut adalah sama sekali bukan saksi yang dapat dijadikan bukti yang sah untuk dapat menjadi pertimbangan Majelis Hakim dalam mengambil keputusan, sebab hal ini bertentangan dengan ketentuan Pasal 185 Ayat (1) KUHAP;
Bahwa adapun keterangan ketiga saksi a charge tersebut dapat diperbolehkan dibacakan dipersidangan dan dapat dijadikan alat bukti yang sah apabila keterangan sebelumnya dalam proses penyidikan diberikan dibawah sumpah, namun ternyata setelah melihat BAP penyidikan pemeriksaan perkara aquo, keempat saksi a charge
tersebut tidak disumpah dalam memberikan keterangan dalam tingkat penyidikan. Maka keterangan keempat saksi a charge tersebut tidak lah mempunyai kekuatan pembuktian untuk dijadikan suatu alat bukti yang sah untuk dapat dibacakan di depan persidangan, hal tersebut tidak memenuhi sebagaimana ketentuan di
dalam pasal 187 KUHAP;
Bahwa oleh karena keterangan saksi-saksi tersebut yang dibacakan di depan persidangan tidak dengan alasan yang sah menurut hukum maka keterangan saksi-saksi dimaksud sama sekali tidak memiliki nilai pembuktian dan tidaklah dapat untuk dijadikan pertimbangan Majelis Hakim dalam mengambil keputusan;
2. Bahwa selanjutnya Terbanding/Terdakwa tidak sependapat dengan Jaksa Penuntut Umum dalam Memori Bandingnya halaman 3 (tiga) poin 2 menyatakan:
“Bahwa Putusan Pengadilan Negeri Gunung Sitoli tentang pidana yang dijatuhkan terhadap Terdakwa Bedali Lahagu alias Ama Yusu terlalu ringan. Penjatuhan pidana terhadap terdakwa memang semata-mata tidak bertujuan untuk mendidik, namun dengan penjatuhan pidana yang terlampau ringan justru bersifat tidak mendidik sehingga Terdakwa tidak akan jera dan cendrung mengulangi perbuatannya dan Terdakwa Bedali Lahagu Ama Yusu
PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA
tidak pernah mengakui dan menyesali perbuatannya serta perbuatan Terdakwa membuat masyarakat setempat menjadi resah”.
Bahwa sesungguhnya penjatuhan pidana yang telah dijatuhkan olehMajelis Hakim Pengadilan Negeri Gunung Sitoli kepada Terbanding/Terdakwa, yang dalam Putusannya menghukum Terbanding/Terdakwa dengan pidana penjara selama 20 (dua puluh) tahun adalahmerupakan suatu bentuk ketidakadilan yang diderita oleh Terbanding/Terdakwa, karena Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Gunung Sitoli telah menjatuhi hukuman kepada seseorang yang tidak bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan suatu perbuatan sebagaimana Dakwaan Jaksa Penuntut Umum. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Gunung Sitoli dalam pertimbangan dan putusannya tidak lah memiliki bukti yang cukup untuk menjerat Terbanding/Terdakwa dengan suatu hukuman, sehingga Majelis Hakim Pengadilan Negeri Gunung Sitoli telah melanggar ketentuan dalam pasal 183 KUHAP “Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya terdapat dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya”.
Bahwa pemidanaan terhadap Terbanding/Terdakwa sama sekali bukan bersifat mendidik, melainkan suatu bentuk sikap yang apriori dan antipati terhadap Terbanding/Terdakwa, apalagi sikap atau penilaian yang sejak semula telah menganggap Terbanding/Terdakwa BEDALI LAHAGU alias AMA YUSU memang bersalah dan harus dihukum atau kehendak agar Terbanding/Terdakwa BEDALI LAHAGU alias AMA YUSU ditergetkan harus dinyatakan bersalah. Hal ini jelas telah melanggar azas “Praduga tak bersalah” (presumption of innocence) dan azas peradilan yang fair (fair trial)”.
3. Bahwa selanjutnya Terbanding/Terdakwa sangat tidak sependapat dengan Jaksa Penuntut Umum dalam Memori Bandingnya poin 3 halaman 3 sampai dengan halaman 4 menyatakan:
“Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Gunung Sitoli sependapat dengan Jaksa Penuntut Umum bahwa Terdakwa
PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA
Bedali Lahagu alias Ama Yusu telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Pembunuhan berencana” sebagaimana dalam dakwaan Primair melanggar Pasal 340 KUHPidana Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHPidana, namun Majelis Hakim Pengadilan Negeri Gunung Sitoli hanya menjatuhkan pidana penjara kepada Terdakwa selama 20 (dua puluh) tahun. Pidana yang dijatuhkan sangat ringan karena tidak akan membuat jera terdakwa dan cenderung untuk mengulangi kembali perbuatannya…. Dst”;
Bahwa terhadap penjelasan dari Jaksa Penuntut Umum di dalam Memori Bandingnya pada poin 3 tersebut sangatlah tidak tepat
dan keliru ditujukan kepada Terbanding/Terdakwa. Karena
Terdakwa/Terbanding tidak melakukan sebagaimana perbuatan yang diuraikan dalam kronologi pada poin 3 dalam Memori Banding Jaksa Penuntut Umum. Jaksa Penuntut Umum telah salah dan keliru serta telah mengabaikan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dengan mengutip keterangan saksi yang tidak dapat dijadikan suatu alat bukti yang sah yang tidak memiliki nilai pembuktian untuk dapat dituangkan dalam Memori Banding Jaksa Penuntut Umum, dikarenakan keterangan saksi dalam kronologi kejadian pada poin 3 Memori Banding Jaksa Penuntut Umum tersebut hanya dibacakan saja dipersidangan dan saksi terkaittidak dihadirkan di persidangan untuk membenarkan keterangannya di hadapan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Gunung Sitoli yang memeriksa dan mengadili perkara aquo, oleh karena itu Jaksa Penuntut Umum telah melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 185 ayat (1) KUHAP ”Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan”;
Bahwa oleh karena tidak ada seorangpun saksi yang hadir di persidangan yang melihat dan menyaksikan langsung Terbanding/Terdakwa melakukan perbuatan sebagaimana dakwaan Jaksa Penuntut Umum, maka Jaksa Penuntut Umum telah salah dan keliru menerangkan kronologi kejadian berdasarkan keterangan saksi yang tidak dapat dijadikan suatu alat bukti yang sah dan tidak memiliki nilai pembuktian, maka haruslah Memori Banding dari Jaksa Penuntut Umum dalam perkara aquo DITOLAK. Jaksa Penuntut Umum telah mengabaikan fakta-fakta yang terungkap di persidangan lalu
PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA
memberikan Tuntutan kepada Terbanding/Terdakwa sehingga Terdakwa/Terbanding dijatuhkan hukuman oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Gunungsitoli sebagaimana dakwaan Primeir Jaksa Penuntut Umum, maka sebenarnya dalam perkara ini Terbanding/Terdakwa lah yang sangat
mengalami suatu ketidakadilanyang seolah-olah ingin menjerumuskan dan
menjerat Terdakwa/Terbanding ke dalam penjara melebihi 20 (dua puluh) tahun lamanya atau penjara Seumur Hidup. Padahal dengan waktu yang selama itu Terbanding/Terdakwa dapat menjalani kehidupan yang normal dan dapat lebih produktif saling membantu dalam kehidupan bermasyarakat. Keputusan dari majelis Hakim Pengadilan Negeri Gunungsitoli tersebut telah melanggar hak asasi dari Terbanding/Terdakwa Bedali Lahagu alias Ama Yusu sebagai seorang manusia yang ingin mendapatkan kehidupan normal yang lebih baik lagi;
PENUTUP.
Bahwa sebelum kami sampai pada akhir Kontra Memori Banding kami yang juga berisikan permohonan kami selaku Penasehat Hukum Terbanding/Terdakwa BEDALI LAHAGU alias AMA YUSU, maka terlebih dahulu izinkanlah kami untuk mengingatkan Yang Mulia Majelis Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara ini tentang Teori Dasar atau prinsip-prinsip dalam memutuskan suatu perkara pidana, yaitu asas “ Terbukti secara sah dan meyakinkan (Beyond Reasonable doubt). Dimana seorang Hakim sebelum memutuskan apakah seseorang yang diperiksa dan diadilinya bersalah dan harus dihukum, maka “Sang Hakim harus benar-benar yakin akan kesalahan Terdakwa atau
Sang Hakim yakin benar Terdakwa tersebut bersalah berdasarkan alat-alat bukti yang sah “. Artinya tidak boleh ada keraguan sedikitpun bagi sang
Hakim untuk menyatakan Terdakwa bersalah ;
Bahwa namun sebaliknya jika sang hakim mempunyai keragu-raguan akan kesalahan Terdakwa, walaupun sedikit, maka sang Hakim harus membebaskan Terdakwa dari dari dakwaan yang dituduhkan pada Terdakwa;
Bahwa kemudian kami juga berharap agar yang Mulia Majelis Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara ini juga memegang teguh prinsip “Lebih baik membebaskan seribu orang
yang bersalah dari pada menghukum satu orang yang tak bersalah” ;
Bahwa sebagaimana telah kami uraikan dan kami simpulkan diatas, kami Penasehat Hukum Terbanding/Terdakwa dengan berdasarkan fakta-fakta
PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA
kejadian atau fakta materil yang telah mengungkapkan kebenaran materil dalam perkara pidana, berpendapat dan berkeyakinan penuh bahwa Terdakwa BEDALI LAHAGU alias AMA YUSU tidak bersalah melakukan tindak pidana Pembunuhan sebagaimana Putusan Pengadilan Negeri Gunung Sitoli, karenanya menurut hemat kami Terdakwa BEDALI LAHAGU alias AMA YUSU tersebut harus dibebaskan dari seluruh Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut. Oleh karena itu jikapun nantinya Yang Mulia Majelis Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Medan karena sesuatu hal diluar ketentuan hukum dan keyakinannya telah menyatakan Terdakwa BEDALI LAHAGU alias AMA YUSU bersalah dan menghukumnya, maka kami Penasehat Hukum Terdakwa sangat menyesalkan terjadinya hal tersebut dan menyatakan tidak mau terlibat dan melepaskan diri dari konspirasi untuk menghukum Terdakwa BEDALI LAHAGU alias AMA YUSU. Kami Penasehat Hukum Terdakwa menyatakan dengan tegas tidak mau menanggung dosa atas suatu kesalahan yang menyebabkan seseorang yang tidak bersalah dihukum, seperti Terdakwa BEDALI LAHAGU alias AMA YUSU ini ;
Bahwa akhirnya sampailah kami kepada permohonan kami dalam perkara ini yang pada pokoknya memohon agar Yang Mulia Majelis Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan untuk memberikan putusan dalam perkara dengan amarnya sebagai berikut :
1. Menolak seluruh permohonan Banding dari Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Gunung Sitoli;
2. Menolak seluruh dalil-dalil atau alasan-alasan yang dikemukakan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Gunung Sitoli pada Memori Banding; 3. Membatalkan seluruh Putusan Pengadilan Negeri Gunung Sitoli Nomor
160/Pid.B/2016/PN.Gst tanggal 31 Januari 2017;
4. Membebaskan Terdakwa BEDALI LAHAGU alias AMA YUSUdari segala Dakwaan (vrijspraak) atau setidak-tidaknya melepaskan Terdakwa BEDALI LAHAGU alias AMA YUSU dari segala tuntutan hukum (ontslag van rechtsvervolging);
5. Menyatakan memulihkan hak Terdakwa BEDALI LAHAGU alias AMA YUSU dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya; 6. Menetapkan biaya perkara dibebankan kepada negara.
PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA
Atau, jika Majelis Hakim Tinggi yang memeriksa dan mengadili perkara ini di tingkat Banding pada Pengadilan Tinggi Medan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa setelah mempelajari dengan seksama berkas perkara yang dimohonkan banding oleh Jaksa Penuntut Umum/Terdakwa, yang terdiri dari Berita Acara Pemeriksaan dari Penyidik, Berita Acara Pemeriksaan Persidangan dan salinan putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli Nomor : 160/Pid.B/2016/PN Gst tanggal 31 Januari 2017 Memori Banding yang diajukan oleh Penasehat Hukum Terdakwa Umum, Kontra Memori Banding yang diajukan oleh Penuntut Umum, Pengadilan Tinggi berpendapat sebagaimana terurai di bawah ini;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding tidak sependapat dengan alasan banding yang diajukan oleh Penasehat Hukum Terdakwa mengenai tidak terlibatnya Terdakwa BEDALI LAHAGU dalam peristiwa yang mengakibatkan kematian korban Sozanolo Lase dengan alasan dibawah ini;
Menimbang, bahwa dalam putusan majelis hakim tingkat pertama halaman 122 disebutkan fakta hukum yang diperoleh selama pemeriksaan antara lain sebagai berikut “kemudian Terdakwa Bedali Lahagu Alias Ama Yusu mengambil sebuah batu dengan menggunakan tangan kanannya, selanjutnya memukulkan batu yang digenggamnya mengenai kepala korban Sozanolo Lase”,
Menimbang, bahwa kalimat ini juga terdapat dalam dakwaan Penuntut Umum dan diterangkan oleh saksi -saksi HOSEA GULO Alias HOSE, saksi ARIS ZEBUA Alias ARI, saksi KAMIRUDI ZALUKHU Alias KAMI dan keterangan terdakwa BEDALI LAHAGU Alias AMA YUSU, AGUSMAN LAHAGU Alias AMA TETI, ANALI ZALUKHU Alias ANA, DESIMA LAHAGU Alias DESMAN LAHAGU Alias DEDI dan BUDI RAHMAT GULO Alias RAMA yang dibacakan dari BAP penyidikan, dan apabila dihubungkan dengan alat bukti berupa 1 (satu) buah bongkahan batu dengan panjang lingkaran 66 (enam puluh enam) cm terdapat bercak darah diduga darah, 1 (satu) buah bongkahan batu dengan panjang lingkaran 59 (lima puluh sembilan) cm terdapat bercak darah diduga darah dan 1 (satu) buah bongkahan batu dengan panjang lingkaran 31 (tiga puluh satu) cm terdapat bercak darah diduga darah, serta visum et repertum yang menyebutkan terdapat luka-luka di kepala korban Sozanolo Lase lainnya, maka majelis hakim tingkat banding berkesimpulan telah diperoleh persesuaian antara satu sama lainnya
PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA
sehingga melahirkan fakta-fakta hukum sebagaimana yang tertuang dalam putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli Nomor : 160/Pid.B/2016/PN Gst tanggal 31 Januari 2017;
Menimbang, bahwa majelis hakim tingkat banding sependapat dengan kontra memori banding Penuntut Umum yang menyatakan bahwa pencabutan keterangan yang terdapat dalam Berita Acara Pemeriksaan Penyidik oleh AGUSMAN LAHAGU tidak dapat dibenarkan karena dilakukan diluar persidangan;
Menimbang bahwa akibat perbuatan Terdakwa memukulkan batu tersebut berakibat korban Sozanolo Lase meninggal dunia sesuai dengan hasil pemeriksaansebagaimana Visum Et Repertum Mayat Nomor : 183.04/63/Med tanggal 14 April 2016 yang di buat dan di tandatangani oleh dr. Wenny Seprita Harefa, selaku Dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli, yang pada pokoknya menyimpulkan bahwa :
- Kelainan-kelainan tersebut diatas kemungkinan disebabkan oleh benturan benda tajam dan benda tumpul;
- Penyebab kematian kemungkinan disebabkan beberapa luka diatas.
Menimbang, bahwa dengan demikian unsur pokok dalam dakwaan yang ditujukan kepada Terdakwa yaitu turut serta melakukan pembunuhan terhadap korban Sozanolo Lase telah terpenuhi;
Menimbang, bahwa namun demikian Majelis Hakim Tingkat Banding tidak sependapat dengan pertimbangan majelis hakim tingkat pertama mengenai unsur penerapan unsur “direncanakan terlebih dahulu” ;
Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim Tingkat Banding unsur perencanaan tidak terpenuhi oleh Terdakwa BEDALI LAHAGU, karena Terdakwa BEDALI LAHAGU melakukan tindakan itu secara spontan pada saat melihat korban SOZANOLO LASE terjatuh setelah dikejar AGUSMAN LAHAGU, pada saat itu Terdakwa tidak mengetahui apa yang terjadi sebelumnya antara korban dengan AGUSMAN LAHAGU bahwa Terdakwa langsung mengambil batu dan dipukulkan kebadan korban SOZANOLO LASE yang ada di tempat itu, berdasarkan uraian fakta tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebelumnya Terdakwa tidak merencanakan dan mempersiapkan batu itu untuk memukul korban;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa lebih tepat apabila dikualifikasikan sebagai turut serta melakukan pembunuhan sebagaimana
PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA
diatur dan diancam pidana dalamPasal 338 KUHPidana Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHPidana dalam dakwaan subsider;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka kontra memori banding Penuntut Umum yang memohon agar pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa BEDALI LAHAGU dirubah dan dikembalikan pada tuntutan semula, yaitu pidana seumur hidup, tidak dapat dikabulkan;
Menimbang, bahwa oleh karena unsur perencanaan tidak terpenuhi oleh perbuatan Terdakwa BEDALI LAHAGU, maka lamanya pidana penjara yang dijatuhkan kepada Terdakwa juga harus diperbaiki sesuai dengan ketentuan Pasal yang terbukti didakwakan kepadanya, in casu Pasal 338 KUHPidana Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHPidana dalam dakwaan subsider;
Menimbang, bahwa oleh karena itu pidana yang akan dijatuhkan oleh Majelis Hakim Tingkat Banding kepada Terdakwa sebagaimana yang akan disebutkan dalam amar putusan dibawah ini dipandang lebih adil dan setimpal dengan perbuatan yang dilakukan Terdakwa;
Menimbang, bahwa selain hal yang sudah disebutkan dalam putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama, satu hal lain yang memberatkan pada perbuatan Terdakwa dalam perkara ini adalah Terdakwa bukan menolong korban yang jatuh kesakitan namun justru membanting batu kearah kepala korban dan secara membabi buta membela AGUSMAN LAHAGU majikan sekaligus abang kandung Terdakwa tanpa mengetahui sebab-sebabnya;
Menimbang, bahwa hal yang meringankan pada diri Terdakwa tidak ditemukan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Gunung Sitoli Nomor 160/Pid.B/2016/PN Gst tanggal 31 Januari 2017 yang dimintakan banding tidak dapat dipertahankan lagi sehingga harus dibatalkan dan selanjutnya Pengadilan Tinggi akan mengadili sendiri dengan amar putusan seperti tersebut di bawah ini;
Menimbang bahwa oleh karena Terdakwa telah ditahan selama pemeriksaan perkara dalam pengadilan tingkat pertama, maka cukup alasan bagi majelis hakim tingkat banding untuk tetap memerintahkan agar Terdakwa tetap ditahan sampai perkara ini mendapat putusan yang berkekuatan hukum tetap;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa tetap dinyatakan bersalah dan dipidana, maka Terdakwa dibebani pula untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan;
Dengan mengingat dan memperhatikan Pasal 338 KUHPidana Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHPidana dan Undang-Undang nomor : 8 tahun
PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA
1981 tentang KUHAP, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman jo. Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Peradilan Umum serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;
M E N G A D I L I :
- Menerima permohonan banding dari Jaksa Penuntut Umum/ Terdakwa;
- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Gunung Sitoli Nomor : 160/Pid/B/2016/PN.Gst tanggal 31 Januari 2017 dimintakan banding;