• Tidak ada hasil yang ditemukan

HPV tipe 6 dan 11

Dalam dokumen HIPPOCRATES MEDIAL COACHING (Halaman 141-146)

Ditemukan parasit pada pemeriksaan apus darah tepi

E. HPV tipe 6 dan 11

Pembahasan : Keyword:

Bintil - bintil pada kemaluannya

Suami pasien pernah alami hal yang sama

Status lokalis didapatkan pedinculated papul pada vulva, seperti kembang kol, multiple, tidak mudah berdarah

Kondiloma akuminata

❖ Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh virus papilloma humanus (VPH) tipe tertentu dengan kelainan pada kulit dan mukosa anogenital. Sebanyak 90%

disebabkan HPV tipe 6 dan tipe 11, masa inkubasi 3 minggu sampai dengan 8 bulan, bahkan sampai dengan 18 bulan

Klinis

❖ Pada laki-laki tempat predileksinya perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, glands penis, di dalam meatus uretra, korpus dan pangkal penis.

❖ Pada perempuan di daerah vulva dan sekitarnya.

❖ Bentuk klinis yang paling sering ditemukan berupa lesi seperti kembang kol, berwarna seperti daging atau sama dengan mukosa. Ukuran lesi berkisar dari beberapa millimeter sampai sentimeter. Tiap kutil dapat bergabung menjadi massa yang besar. Bentuk lain berupa lesi keratotik, dengan permukaan kasar dan tebal

133. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dibawa ke Instalasi Gawat Darurat oleh keluarganya dengan keluhan sulit makan karena tidak bisa membuka mulut. Keluarga mengatakan sejak dua hari yang lalu mulut terasa kaku dan sulit dibuka. Pasien mempunyai riwayat tertusuk paku saat bekerja sekitar satu minggu yang lalu dan pasien tidak mengobati lukanya.

Riwayat imunisasi tidak diketahui. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 37 ºC, Respirasi 24x/menit, vulnus punctum pada plantar pedis, disertai pus, trismus (+), opistotonus (+), kejang umum (+). Apa Tatalaksana yang paling tepat ?

A. Tetanus imunoglobulin, antikonvulsan, metronidazol B. Tetanus toksoid, antikonvulsan, metronidazol

C. Tetanus imunoglobulin, antikonvulsan, ciprofloxacin IV D. Tetanus toksoid, antikonvulsan

E. Tetanus imunoglobulin, antikonvulsan, tetanus toksoid, metronidazole

[142]

Pembahasan : Keyword :

Seorang laki-laki berusia 45 tahun sulit makan karena tidak bisa membuka mulut.

Sejak dua hari yang lalu mulut terasa kaku dan sulit dibuka.

Riwayat tertusuk paku (+) saat bekerja sekitar satu minggu yang lalu dan pasien tidak mengobati lukanya.

Riwayat imunisasi tidak diketahui.

Pemeriksaan Fisik : tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 37 ºC, Respirasi 24x/menit, vulnus punctum pada plantar pedis, disertai pus trismus (+), opistotonus (+), kejang umum (+).

TETANUS Definisi

penyakit pada sistem saraf yang disebabkan oleh tetanospasmin (neurotoksin)

Etiologi

Clostridium tetani → bakteri gram positif, anaerob obligat, berbentuk rod atau stik drum, berkembang biak dengan spora

Gejala dan Tanda

Tetanus lokal: Spasme hanya pada daerah luka

Tetanus sefalik: Spasme pada wajah diikuti dengan trimus, disfagia, risus sardonicus (wajah seperti ketawa), disfungsi nervus kranialis

Tetanus umum/generalisata: Spasme umum di seluruh tubuh, epistotonus (perut dan dada kaku), kejang umum dengan rangsangan yang ringan (suara, cahaya, sentuhan) Tetanus neonatorum: Pada neonatus, gejala khasnya adalah mulut mencucu (seperti ikan)

[143]

Luka rentan tetanus Luka yang tidak rentan tetanus

> 6 8 jam

Kedalaman > 1 cm Terkontaminasi

Bentuk stelat, avulsi atau hancur (irreguler)

Denervasi, iskemik

Terinfeksi (purulen, jaringan nekrotik)

< 6 jam

Superfisial < 1 cm Bersih

Bentuknya linear, tepi tajam Neurovaskular intak

Tidak infeksi

Derajat Keparahan

Grade 1 Trismus ringan atau sedang

Grade 2 Trismus sedang, rigiditas, spasme umum ringan, disfangia ringan, nafas 30 35 kali / menit

Grade 3 trismus berat, spastisitas umum, kejang spontan, disfagia berat, napas > 40 kali/menit, nadi > 120 kali/menit

Grade 4 Grade 3 + autonomic storm (gangguan otonom berupa hipertensi, takikardi, hipotensi, dan bradikardi yang bergantian

Rekomendasi Manajemen Luka Traumatik

Semua luka harus dibersihkan dan jika perlu dilakukan debridemen Riwayat imunissasi tetanus perlu didapatkan

TT harus diberikan jika:

Riwayat booster > 10 tahun Riwayat imunisasi tidak diketahui

Jika riwayat imunisasi terakhir > 10 tahun yang lalu, maka tetanus imunoglobulin (TIg) harus diberikan

Tatalaksna

1. Manajemen luka

2. Pengawasan, agar tidak ada hambatan fungsi respirasi 3. Ruang isolasi

4. Diet cukup kalori dan protein 5. Oksigen

6. Antikonvulsan

Jika pasien datang dalam keadaan kejang: diazepam 0,5 mg/kgBB/kali (dosis optimum 10 mg/kali) diulang setiap kejang

7. Anti Tetatus Serum (ATS)

Dosis : 50.000 IU IM, diikuti dengan 50.000 IU dengan infus IV lambat

[144]

8. Antibiotik selama 10 hari Penisilin → drug of choice

Penisilin prokain: 1,2 juta IU IM atau IV tiap 6 jam Alergi penisilin:

Tetrasiklin: 30-50 mg/kgBB/ hari dalam 4 dosis Eritromisin: 50 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis

Metronidazol: loading dose 15 mg/kgBB/ jam selanjutnya 7,5 mg/kgBB tiap 6 jam

9. Tetanus Toksoid (TT)

Dosis: 0,5 ml IM diberikan 24 jam pertama

134. Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dibawa ibunya ke Instalasi Gawat Darurat dengan keluhan kejang 30 menit lalu. Kejang berlangsung 10 menit. Tiga hari sebelumnya, pasien demam dan kejang selama 3 menit yang kemudian berhenti spontan. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan nadi 115x/menit, napas 24x/menit, suhu 39,5 ºC, berat badan 16 kg.

Pasien sudah dipasang akses intravena. Jika pasien kejang lagi di Rumah Sakit, obat apa yang sebaiknya diberikan ?

A. Diazepam rektal 5 mg B. Diazepam intravena 5 mg C. Diazepam intravena 10 mg D. Fenitoin intravena 25 mg E. Fenitoin oral 25 mg

Pembahasan : Keyword :

Seorang anak perempuan berusia 4 tahun kejang 30 menit lalu. Kejang berlangsung 10 menit.

Tiga hari sebelumnya, pasien demam dan kejang selama 3 menit yang kemudian berhenti spontan.

Pemeriksaan Fisik : nadi 115x/menit, napas 24x/menit, suhu 39,5 ºC, berat badan 16 kg.

Pasien sudah dipasang akses intravena.

KEJANG DEMAM

Definisi : Kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38 ºC) yang penyebabnya berasal dari EKSTRAKRANIAL

Biasanya pada usia 6 bulan 5 tahun

Tidak ditemukan penyebab kejang lainnya (infeksi otak, epilepsi, gangguan elektrolit, dll) selain demam

[145]

KLASIFIKASI

1. Kejang demam sederhana

Kejang umum tonik, klonik atau tonik-klonik.

Durasi <15 menit

Kejang tidak berulang dalam 24 jam 2. Kejang demam kompleks

Kejang fokal atau fokal menjadi umum.

Durasi >15 menit

Kejang berulang dalam 24 jam

PROFILAKSIS

Profilaksis intermiten

Diazepam oral/rektal: 0,3 mg/kgBB/kali tiap 8 jam

Hanya diberikan selama episode demam, terutama dalam waktu 24 jam setelah timbulnya demam

Profilaksis

Fenobarbital: 4-6 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis, atau Asam valproat: 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis

Profilaksis hanya diberikan pada kasus-kasus tertentu seperti kejang demam dengan status epileptikus, terdapat defisit neurologis yang nyata seperti cerebral palsy

135. Seorang perempuan berusia 30 tahun datang dengan keluhan mulut mencong ke kiri saat berbicara sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai rasa kebas. Sebelumnya ia pergi ke puncak

[146]

mengendarai motor tanpa menggunakan helm. Apa Tatalaksana farmakologis yang paling tepat untuk pasien tersebut ?

A. Prednison

Dalam dokumen HIPPOCRATES MEDIAL COACHING (Halaman 141-146)

Dokumen terkait