• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.6 Hubungan Alternatif Perbaikan dengan Impact pada

Berdasarkan hasil analisis dampak dengan menggunakan metode LCA pada sub-bab 4.5, diketahui bahwa proses eksplorasi dan produksi gas alam di CPP, JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi memberikan dampak yang sangat besar terhadap kategori kerusakan resources (sumber daya) dan kategori kerusakan kesehatan manusia (human healthi). Untuk kategori resources disebabkan oleh penggunaan gas alam sebagai bahan baku pada proses tersebut yang mempengaruhi ketersediaan gas alam sebagai bahan bakar fosil. Sedangkan kategori human health ditimbulkan dari emisi yang dilepas oleh unit GTG, hot oil heater, dan flare pada saat proses pembakaran.

Oleh karena itu, diperlukan suatu alternatif perbaikan untuk mereduksi dampak lingkungan yang timbul akibat proses utama maupun penunjang (proses pada unit GTG, hot oil heater, dan flare) pada kegiatan eksplorasi dan produksi gas alam di CPP, JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi.

Alternatif yang digunakan pada proses utama maupun penunjang (proses pada unit GTG, hot oil heater, dan flare) pada kegiatan eksplorasi dan produksi gas alam di CPP, JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi merupakan alternatif yang didapatkan dari hasil analisis dan hasil diskusi dengan pihak terkait yang bekerja pada proses pengolahan gas alam di CPP, JOB Tomori serta dosen pembimbing. Hasil analisis dilakukan dengan cara analisis literatur yang didapatkan pada jurnal maupun analisis terhadap laporan perusahaan-perusahaan di bidang eksplorasi dan produksi yang berada di dalam negeri.

Sedangkan, hasil diskusi dilakukan dengan cara bertukar pendapat dengan pihak terkait yang bekerja di proses eksplorasi dan produksi serta dosen pembimbing terkait kondisi aktual lapangan dan alternatif yang mungkin untuk diterapkan, sehingga proses produksi dapat bekerja lebih maksimal untuk mengurangi dampak lingkungan yang terjadi. Beberapa alternatif yang digunakan sebagai tujuan untuk mengurangi dampak lingkungan yang terjadi sesuai analisis LCA dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4. 5 Alternatif Perbaikan yang direncanakan

No. Alternatif Rincian Kegiatan Fungsi

1. Penggunaan kembali LP Fuel Gas excess pada AGCU (*).

LP fuel gas excess yang hendak dibuang ke unit flare dialirkan kembali ke dalam unit combustor pada sistem AGCU. Penambahan volume LP fuel yang digunakan pada unit combustor akan meningkatkan laju alir gas outlet unit tersebut. Pada prosesnya, gas outlet dari unit combustor akan dialirkan menuju unit SO2 converter.

Namun sebelum masuk unit tersebut, suhu gas harus diturunkan terlebih dengan cara mengontakan air dengan gas secara tidak langsung pada unit waste heat boiler, yang mana air tersebut akan berubah menjadi steam karena menerima panas. Dikarenakan laju gas outlet pada unit combustor meningkat, maka volume air yang dibutuhkan juga semakin banyak, sehingga steam yang dihasilkan akan lebih besar.

LP fuel yang hendak dibakar pada unit flare akan menurun, sehingga dampak resources pada unit flare juga akan menurun. Hal tersebut juga

Steam yang dihasilkan pada AGCU akan meningkat, pada beban kerja dari unit GTG (Beban kerja unit GTG tidak besar).

Penurunan beban kerja dari unit GTG akan

mempengaruhi penggunaan

No. Alternatif Rincian Kegiatan Fungsi sales gas yang harus di tapping ke unit GTG, yang mana terjadi penurunan pengggunaan gas sebagai bahan bakar unit GTG. Hal tersebut akan mempengaruhi jumlah emisi yang dihasilkan.

2. Penggunaan kembali LP Fuel Gas excess ke dalam unit Production Separator dengan proses kompresi (*).

LP fuel gas excess dari LP fuel header memiliki tekanan sebesar 100 psig, sedangkan tekanan gas yang masuk pada unit production separator adalah 1000 psig. Maka dari itu, LP fuel gas excess yang ingin dialirkan kembali pada unit production separator harus dinaikan tekanan gas nya terlebih dahulu dari 100 psig menjadi 1000 psig. Untuk menaikkan tekanan gas tersebut maka dibutuhkan unit

kompresor. Dikarenakan perbandingan tekanan keluar dengan tekanan masuk melebihi 4, maka dibutuhkan unit kompresor yang disusun dalam 2 tahap. Diantara kompresor tersebut dibuat intercooler untuk menurunkan suhu gas. Hal tersebut dikarenakan proses menaikan tekanan akan menyebabkan suhu gas juga ikut

 LP fuel yang hendak dibakar

 Penggunaan kembali LP fuel gas excess pada proses utama akan meningkatkan jumlah sales gas yang dihasilkan.

 Memperpanjang umur sumur

No. Alternatif Rincian Kegiatan Fungsi meningkat, sedangkan peningkatan

suhu yang terlalu tinggi sangat dihindari dikarenakan dapat menurunkan efisiensi kompresor. Sebelum LP fuel gas excess dialirkan ke unit kompresor, terdapat unit KO drum untuk

memisahkan kandungan liquid yang masih terikut pada gas. Sehingga, tidak terdapat liquid yang masuk pada unit kompresor.

produksi.

3. Pembangunan Mini LPG Plant dengan

memanfaatkan gas suar bakar (**).

Dalam produksi LPG dari gas suar bakar (flare) harus mempertimbangkan laju alir gas umpan yang akan diproses, yaitu minimum 1 MMscfd (Dewi, 2009). Awalnya gas dimampatkan dengan kompresor, kemudian didinginkan hingga terbentuk aliran dua fasa sebelum nantinya masuk ke unit separator. Pada unit separator, fluida dipisahkan antara gas dan liquid. Liquid yang keluar akan dialirkan ke Demetanizer-Deetanizer.

Sedangkan gas yang dihasilkan akan keluar menuju refrigerant untuk didinginkan hingga terbentuk liquid, yang nantinya aliran dua fasa ini dimasukkan ke dalam

 Dihasilkan LPG yang dapat digunakan sebagai bahan bakar, sehingga tidak

No. Alternatif Rincian Kegiatan Fungsi Deetanizer dari bagian atas. Liquid

yang terproduksi pada Demetanizer-Deetanizer adalah liquid dengan komponen C3+ yang nantinya akan masuk ke fraksinator Debutanizer. Pada unit Depropanizer-Debutanizer akan terbentuk liquid kondensat yang akan dialirkan menuju tanki kondensat dan gas C3 serta C4

yang terbentuk akan didinginkan dan dimasukkan ke dalam flash tank untuk diambil fasa liquidnya. Liquid yang terbentuk kemudian akan disimpan pada tanki LPG.

terdapat LP fuel sisa yang harus dibuang/dibakar pada unit flare.

4. Pemanfaatan mikroalga Chlorella Vulgaris untuk mereduksi CO2 serta polutan lainnya (***).

Emisi gas yang dihasilkan dari unit-unit pembakaran dialirkan ke dalam photobior eactor yang telah diisi dengan air tawar dan mikroalga Chlorella Vulgaris.

 Mereduksi emisi gas CO2

dan polutan lainnya seperti NOx yang dihasilkan pada unit-unit pembakaran.

 Mikroalga Chlorella Vulgaris dapat dipanen sebagai bahan baku biofuel yang prosesnya memiliki efisiensi 40% lebih tinggi dibandingkan dengan membuat biofuel dari bahan baku minyak kelapa sawit.

Sumber : (*) : Aziz, 2017.

(**) : Pramono dan Rubiandini, 2011.

(***) : Ni'matulloh, 2012.