• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.5 Analisis LCA menggunakan SimaPro 8.4

4.5.2 Penentuan Life Cycle Inventory (LCI)

4.5.2.1 Life Cycle Inventory dari Proses Gas and

Lapangan gas Senoro, Central Processing Plant (CPP) memiliki 5 kluster sumur gas yang terbagi menjadi area Utara dan area Selatan dengan jumlah sumur sebanyak 21 buah. Untuk saat ini area Selatan tidak digunakan sebagai sumur produksi yang menghasilkan feed gas. Sedangkan area Utara memiliki 3 kluster sumur yang akan menjadi feed gas untuk lapangan gas Senoro CPP, yaitu kluster 1 dengan 2 buah sumur aktif, kluster 2 dengan 7 buah sumur aktif, dan kluster 5 dengan 1 buah sumur aktif. Ketiga kluster sumur gas tersebut termasuk dalam kategori gas HPHT (High Pressure HighTemperature) dimana gas yang dihasilkan dari ketiga sumur tersebut memiliki tekanan yang tinggi dan suhu yang tinggi. Gas alam yang berasal dari sumur produksi ini akan naik dan masuk ke dalam pipa sumur produksi karena adanya beda tekanan. Kemudian, gas alam tersebut akan dialirkan menuju unit pertama dalam pengolahan gas di CPP, yaitu air fin cooler.

Pada unit air fin cooler, tekanan dan suhu gas akan diturunkan menjadi ±90⁰F dan 913 psig sebelum diproses dalam production separator. Gas alam yang diambil dari sumur produksi terdiri dari HC berat dan HC ringan (yang sebagian besar terdiri dari metana), air, dan zat pengotor lainnya. Sehingga karena terjadi proses pendinginan pada unit ini, sebagian uap air dan hidrokarbon berat yang masih terbawa aliran gas akan terkondensasi. Proses pendinginan dilakukan tidak menggunakan zat kimia, melainkan dengan udara luar yang dimasukkan ke dalam menggunakan motor fan. Untuk menggerakan motor fan pada unit ini digunakan energi listrik yang diambil dari unit GTG.

Pendinginan dalam air fin cooler juga bertujuan untuk menyesuaikan suhu proses yang dipersyaratkan dalam amine unit.

Selanjutnya, gas yang masih bercampur dengan liquid dari uap air dan hidrokarbon berat yang terkondensai akan dialirkan menuju unit production separator untuk dilakukan pemisahan. Production separator dan test separator adalah alat separasi tiga fasa yang berfungsi untuk pemisahan sour gas-condensate-water. Tipe separator yang digunakan yaitu over-flow wier type separator. Pada unit ini akan terjadi pemisahan antara gas, kondensat, dan air berdasarkan beda densitas antara cairan dan gas. Gas dengan densitas yang lebih ringan akan mengalir ke bagian atas, sedangkan untuk cairan (air dan kondensat) akan mengalir ke bawah vessel. Di bagian dalam separator terdapat pembatas yang akan memisahkan cairan (kondensat dengan air), hal ini terjadi karena massa jenis kondensat yang lebih ringan akan berada di bagian atas air. Pembatas akan memisahkan air dengan kondensat, dimana air keluar dari sebelah kiri menuju production water system (hydrocyclon) dan kondensat akan keluar dari sebelah kanan menuju condensate stabilization system (condensate surgevessel). Untuk sour gas yang telah terpisah dari air dan kondensat akan keluar dari bagian atas vessel dan dialirkan menuju production filter coalescer.

Untuk data bahan baku, data pemakaian energi, data emisi yang dihasilkan, dan data produk dari kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel L.V.1 di Lampiran V. Sedangkan, untuk diagram alir dari kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar L.IV.2 di Lampiran IV. Dalam proses input data ke software SimaPro,

urutan data disesuaikan dengan alur proses produksi seperti pada Gambar L.IV.2 di Lampiran IV. Sehingga nantinya didapatkan hasil network atau life cycle dari pengolahan data proses gas and gathering production separation seperti pada Gambar L.VI.1 di Lampiran VI.

Berdasarkan network proses gas and gathering production separation yang terdapat pada Gambar L.VI.1 di Lampiran VI, diketahui bahwa proses separasi gas alam untuk 2 rangkaian dengan jumlah 884.300 lb/hr menghasilkan dampak terhadap lingkungan sebesar 6,41 x 106 Pt. Pada proses gas and gathering production separation, unit yang memiliki kontribusi paling besar terhadap dampak lingkungan adalah unit air fin cooler sebesar 6,41 x 106 Pt. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya garis paling tebal berwarna merah pada unit air fin cooler.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa jumlah gas alam yang masuk pada unit air fin cooler lebih besar dibandingkan unit lainnya.

Apabila dilihat secara lebih spesifik, maka garis merah yang paling tebal menunjukkan aliran proses dari unit air fin cooler menuju unit production separator untuk produk sour gas.

Hal tersebut sesuai dengan data input yang ada pada Tabel L.V.1 di Lampiran V bahwa jumlah sour gas yang berada pada gas alam yang diolah pada unit air fin cooler lebih besar dibandingkan dengan jumlah kondensat dan air. Selain itu, apabila dilihat dari komposisi gas alam, kandungan hidrokarbon ringan (metana) pada gas alam lebih besar dibandingkan dengan kandungan hidrokarbon berat, air, maupun zat pengotor lainnya. Sehingga produk sour gas yang diolah pada unit production separator lebih besar dibandingkan air dan kondensat, yang mempengaruhi kontribusi terhadap lingkungan pada aliran unit air fin cooler menuju unit production separator.

4.5.2.2 Life Cycle Inventory dari Produced Water System Air yang telah terpisah dari kondensat dan sour gas akan dialirkan menuju unit hydrocyclone. Dikarenakan kemungkinan air yang berasal dari production separator masih mengandung kondensat, maka pada unit ini dilakukan kembali pemisahan antara produced water dengan kondensat. Pemisahan ini dilakukan berdasarkan perbedaan densitas. Kondensat yang

akan berada diatas air akan dialirkan menuju condensate surge vessel. Sedangkan produced water akan dialirkan dan diproses kembali di unit degassing column.

Pada unit degassing column, air kembali dipisahkan dari kandungan sisa gas yang mungkin masih terbawa. Proses pemisahan ini juga dilakukan berdasarkan perbedaan densitas.

Proses ini berlangsung pada tekanan 10 psig dan suhu 120oF.

Gas yang telah terpisah dari air akan dialirkan menuju unit AGCU. Sedangkan, produced water kemudian dialirkan menuju produced water storage tank untuk ditampung terlebih dahulu.

Kemudian, produced water dialirkan menuju unit produced water filter dengan menggunakan produced water booster pump.

Selanjutnya, produced water dialirkan menuju sumur disposal/sumur injeksi yang berada di kluster 4 menggunakan produced water injection pump.

Untuk data bahan baku, data pemakaian energi, data emisi yang dihasilkan, dan data produk dari kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel L.V.2 di Lampiran V. Sedangkan, untuk diagram alir dari kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar L.IV.3 di Lampiran IV. Dalam proses input data ke software SimaPro, urutan data disesuaikan dengan alur proses produksi seperti pada Gambar L.IV.3 di Lampiran IV. Sehingga nantinya didapatkan hasil network atau life cycle dari pengolahan data proses produced water system seperti pada Gambar L.VI.2 di Lampiran VI.

Berdasarkan network proses produced water system yang terdapat pada Gambar L.VI. 2 di Lampiran VI, diketahui bahwa proses pengolahan air terproduksi untuk 2 rangkaian dengan jumlah 990 Bpd menghasilkan dampak terhadap lingkungan sebesar 2,82 x 105 Pt. Pada proses produced water system, unit yang memiliki kontribusi paling besar terhadap dampak lingkungan adalah unit hydrocyclone untuk produk air terproduksi sebesar 2,44 x 105 Pt. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya garis paling tebal berwarna merah pada unit tersebut.

Kondisi ini menunjukkan bahwa jumlah air terproduksi yang diolah pada unit hydrocyclone lebih besar dibandingkan dengan jumlah kondensat yang terikut. Hal tersebut sesuai dengan data input yang ada pada Tabel L.V.2 di Lampiran V bahwa jumlah air

terproduksi yang diolah pada unit hydrocyclone lebih besar dibandingkan dengan jumlah kondensat.

4.5.2.3 Life Cycle Inventory dari Condensate Stabilization