• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Elastisitas Harga dengan Revenue

Dalam dokumen TEORI PERMINTAAN (Halaman 31-59)

Salah satu aspek terpenting dari konsep Ep adalah :

seberapa besar pengaruh ΔP terhadap TR.

Apakah ΔP akan menaikkan TR ΔP akan menurunkanTR ΔP tidak mengubah TR

Jika kita memiliki suatu taksiran Ep yang baik, kita akan bisa menaksir secara tepat TR yang baru yang disebabkan oleh terjadinya ΔP .

Semuanya ini

tergantung pada derajat Ep

32

Permintaan yang Elastic, Unitary dan Inelastis

Elastisitas harga dibedakan menjadi 3 kisaran.

1.єp > 1 atau І-1І didefinisikan sebagai permintaan yang elastis

Misalnya: єp = –3,2 atau Ієp = 3,2

2. єp = 1 atau І-1І didefinisikan sebagai elastisitas unitery

Misalnya: єp = –1 atau єp

= 13, єp < 1 atau І-1І didefinisikan sebagai permintaan inelastis .

Misalnya: єp = – 0,5 dan єp

= 0,5

Hubungannya dengan TR dapat diringkas sebagai berikut:

1. Permintaan yang elastis IєpІ> -1. TR naik jika harga turun;

TR naik jika harga turun.

2. Elastic uniter Iєp I = 1, TR tidak terpengaruh oleh perubahan

harga.

3. Permintaan yang inelastis I єp I < -1. TR naik jika harga naik;

TR turun jika harga turun.

33

Hubungan antara TR, MR dan єp

- Ketika TR masih menaik, єp nya

elastis, dan MR nya positif.

- Ketika TR menurun, єp nya

inelastis, dan MR nya negatif

- Ketika TR mencapai puncak, єp

nya Uniter, dan MR nya nol

34

Kasus-kasus Perkecualian

Dengan menggunakan formula : , maka

Єp

Єp = 0

Єp ~

p = Q P P Q

P

Q

P’

Q P

Q

35

Faktor-faktor Penentu Elastisitas Harga (1)Permintaan Industri

Mengapa elastisitas harga dari suatu produk

lebih tinggi dari produk lainnya? Secara umum, ada 3 alasan untuk membedakan elastisitas

harga yaitu:

1. Seberapa jauh suatu barang dianggap sbg kebutuhan pokok

2. Ketersediaan barang-barang pengganti (substitusi), dan

3. Proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk suatu produk tertentu.

Barang-barang kebutuhan pokok, seperti garam dan air minum, akan dibeli dalam jumlah yang relatif konstan pada tingkat harga yang wajar.

Untuk barang-barang seperti itu tidak ada

substitutnya yang bisa menggantikan secara sempurna. Barang-barang lain, misalnya jeruk, walaupun diinginkan tetapi menghadapi

persaingan yang lebih tinggi, dan oleh karena itu permintaan akan jeruk akan lebih

dipengaruhi oleh harga.

36

Sama juga halnya, permintaan akan barang-barang yang berharga tinggi (barang-barang mewah) yang membutuhkan porsi pendapatan yang relatif besar dari pendapatan para pembeli,

secara relatif akan lebih peka terhadap harga.

Pada sisi lain, permintaan akan produk-produk yang tidak begitu mahal, tidak akan begitu

peka terhadap harga. Persentase pendapatan yang kecil yang dibelanjakan untuk barang

barang ini menunjukkan bahwa harga barang-barang ini tidak perlu terlampau dirisaukan.

Dengan demikian, elastisitas permintaan,

secara tipikal, akan lebih tinggi untuk barang-barang yang mahal (superior) daripada

barang-barang yang relatif murah. Oleh karena itu. elastisitas harga permintaan akan mobil

lebih tinggi daripada elastisitas harga permintaan akan bannya.

37

(2) Permintaan Perusahaan

Apakah elastisitas harga dari kurva

permintaan suatu perusahaan sama dengan elastisitas harga dari kurva permintaan

industrinya ?. Secara umum, jawabnya adalah "tidak." Alasan yang terinci akan dibicarakan pada Bab yang membhas mengenai struktur pasar, tetapi suatu pemecahan berdasarkan "intuisi" akan dijelaskan di sini.

Dalam monopoli murni, kurva permintaan perusahaan juga merupakan kurva

permintaan industrinya. Oleh karena itu, jelas bahwa elastisitas perusahaan tersebut pada setiap tingkat output adalah sama dengan elastisitas industrinya. Perhatikan ekstrim lainnya yaitu persaingan murni (sempurna), gambar 5.4 di muka melukiskan kurva

permintaan seperti itu.

38

Contoh

Yang mendekati keadaan tersebut adalah para petani padi. Kurva permintaan industri padi

berslope menurun: makin rendah harganya, semakin banyak padi yang diminta. Namun demikian, kurva permintaan yang dihadapi

petani padi secara individual adalah horisontal.

Seorang petani bisa menjual berapapun jumlah padinya pada tingkat harga yang berlaku, tetapi jika ia menaikkan harganya seberapapun kecilnya, padinya tidak akan

terjual sama sekali. Kurva permintaan petani padi tersebut, atau setiap perusahaan yang beroperasi dalam persaingan sempurna,

bersifat elastis sempurna. Gambar 5.4 dimuka melukiskan kurva permintaan seperti itu.

39

Kegunaan Elastisitas Harga

Elastisitas harga sangat berguna untuk berbagai tujuan.

Pertama,

Untuk mengetahui apakah menaikkan atau

menurunkan harga (price policy) sudah tepat bagi perusahaan ?

Sebab, dengan menurunkan harga pada saat kondisi in elastis akan meningkatkan biaya ATC atau MC

sehingga laba turun secara dramatis. Dan pada saat kondisi elastis perusahaan tidaklah perlu untuk

menurunkan harga untuk mengejar laba yang lebih besar.

Laba maksimum tergantung pada apakah MR yang dihasilkan oleh penurunan harga tersebut lebih besar daripada MC yang disebabkan oleh tambahan

produksi.

Elastisitas harga bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan2 seperti ini:

1. Apa pengaruh kenaikan harga sebesar 5 persen terhadap jumlah penjualan?

2. Berapa besar harga harus diturunkan untuk meningkatkan jumlah penjualan sebesar 20 persen?

Oleh karena itu perusahaan perlu sekali mengetahui infomasi tentang elastisitas perusahaannya.

40

Kedua,

Krisis enerji yang terjadi pada tahun 1973-1974, ketika terjadi embargo minyak oleh negara-negara Arab, melukiskan arti

pentingnya konsep elastisitas harga ini.

Pertama, perusahaan-perusahaan listrik di negara negara maju terpaksa menaikkan harganya (tarif) secara dramatis karena kenaikan biaya bahan bakar yang cepat sekali.

Timbul pertanyaan berikutnya (Kedua ):

Berapa banyak pengurangan kuantitas yang diminta dan berapa besar penurunan

kapasitas pada masa yang akan datang sebagai akibat dari kenaikan harga bahan

bakar itu; dengan kata lain, berapa elastisitas harga dari listrik?

41

Ketiga,

Perusahaan Penerbangan antar domestik di AS dianggap tidak bisa meningkatkan permintaan dalam penebangan . Tapi setelah dicoba ,

dengan diturunkannya tarif tiket jarak dekat, malah permintaan penerbangan ini sangat elastis, walaupun hanya diberi makanan

kacang (snack), malah terjadi persaingan antar perusahaan penerbangan. Hal ini terjadi juga di Indonesia .

42

ELASTISITAS PENDAPATAN

Banyak barang yang permintaannya terutama sekali ditentukan oleh

pendapatan(income). Income seringkali sama pentingnya seperti halnya harga,misalnya

biaya advertensi, atau variabel-variabel lainnya dalam fungsi permintaan. Hal ini

terutama sekali untuk barang mewah (mobil sport, karya seni, permata).

Sementara itu pada sisi lain, permintaan akan barang pokok , seperti garam, beras dan roti tidak terlalu peka terhadap peru-bahan

pendapatan (Income).

Dengan menggunakan persamaan kalkulus untuk elastisitas titik dan, maka elastisitas Income (titik) bisa dituliskan sbb.:

Q I

i I Q

 

Income dan jumlah penjualan berbanding lurus, maka ∂Q/∂l dan ΣI adalah positif.

Untuk produk tertentu, yaitu barang inferior, hal tersebut tidak terjadi. Contoh seperti

gaplek atau tiwul, permintaan akan menurun jika Income meningkat, karena konsumen

akan mengganti barang tersebut. dengan produk yang lebih mahal.

Untuk produk yang permintaannya

berhubungan positif dengan Income yang didefinisikan sebagai barang normal atau barang superior.

Untuk menghitung elastis Income pada kisaran pendapatan yang besar kita bisa gunakan Model elastisitas busur :

1 1

1 1

n n n n

n n n n

Q Q I I

i Q Q I I

 

 

 

Rumus tersebut menunjukkan suatu ukuran derajat kepekaan rata-rata secara relatif dari permintaan

akan suatu produk tertentu terhadap Δ Income pada kisaran In-1 sarmpai In.

44

Hampir semua produk mempunyai elastisitas income yang positif. Hal ini menunjukkan

bahwa perekonomian akan berkembang jika income nasional meningkat, yang berarti

pula permintaan akan produk-produk tersebut juga akan meningkat.

Namun demikian, nilai dari єi ini juga

penting. Misalkan єi untuk suatu produk = 0,3. Ini berarti bahwa 1 % kenaikan income akan menyebabkan permintaan akan produk tersebut meningkat sebesar 0,3%. Ini

menunjukkan bahwa produk tersebut tidak akan bisa mempertahankan "peranannya"

dalam perekonomian. Produk lain mungkin mempunyai elastisitas income sebesar 2,5 kali kenaikan income.

Oleh karena itu, jika єi < 1 untuk suatu

barang tertentu, maka produsen tidak akan mendapatkan kenaikan yang proporsional atas kenaikan income nasional.

Sedangkan jika єi > 1, maka suatu industri tersebut akan memperoleh bagian

keuntungan yang lebih besar daripada proporsi kenaikan income nasional.

45

Keadaan-keadaan tersebut mempunyai implikasi kebijaksanaan, baik bagi

perusahaan-perusahaan maupun lembaga-lembaga pemerintah.

Perusahaan-perusahaan yang fungsi

permintaan-nya mempunyai elastisitas income yang tinggi akan mempunyai peluang untuk

tumbuh dengan lebih baik dalam suatu

perekono-mian yang sedang berkembang.

Oleh karena itu, prakiraan tentang kegiatan ekonomi secara keseluruhan juga berperanan penting dalam sistem perencana-an

perusahaan-perusahaan tersebut. Sementara itu, perusahaan -perusahaan yang

menghadapi elastisitas income yang rendah tidak akan begitu peka terhadap tingkat

kegiatan bisnis.

46

Elastisitas income yang rendah tersebut

mungkin cocok untuk dunia bisnis yang relatif sedikit dipengaruhi oleh kelesuan ekonomi,

tetapi karena perusahaan tersebut tidak dapat mengharapkan untuk ambil bagian secara

penuh dalam suatu perekonomian yang sedang tumbuh, maka ia berusaha untuk memasuki

industri-industri yang memberikan peluang untuk tumbuh secara lebih baik.

Elastisitas pendapatan juga bisa memainkan peranan penting dalam kegiatan pemasaran

sebuah perusahaan. Jika pendapatan per kapita atau pendapatan rumah tangga merupakan

suatu faktor penentu permintaan yang utama untuk suatu produk tertentu. maka hal tersebut bisa mempengaruhi lokasi dan sifat saluran

penjualan. Ia juga bisa mempengaruhi biaya iklan dan kegiatan promosi lainnya.

47

Misalnya, ada banyak perusahaan

perusahaan yang memproduksi barang dan jasa dengan єI yang tinggi yang

mengandalkan usaha promosinya pada para profesional muda, seperti pada bidang

bisnis, hukum dan obat-obatan. Hal tersebut terjadi terutama sekali disebabkan oleh

adanya potensi perusahaan perusahaan tersebut untuk meningkat-kan usahanya pada masa depan sehingga pendapatan perusahaan-perusahaan itu meningkat.

Pada tingkat nasional, konsep elastisitas

pendapatan ini mempunyai peranan penting dalam beberapa bidang utama. Misalnya,

sektor pertanian mempunyai permasalahan yang berkepanjangan karena elastisitas

pendapatan untuk beberapa produk

pertanian besarnya lebih kecil dari satu.

Kenyataan ini telah mempersulit para petani untuk meningkatkan pendapatan mereka.

48

ELASTISITAS SILANG

Permintaan suatu barang dipengaruhi oleh harga-harga barang lainnya.

Misalnya : PRinso↑→DSurf↑ (Positif)

Hubungan langsung ini terjadi untuk semua produk (substitutif).

Sementara itu untuk barang yang

komplementer berhubungan secara negatif.

Konsep “elastisitas (harga) silang” ini

digunakan untuk melihat derajat kepekaan dari permintaan akan suatu produk terhadap

perubahan harga produk lainnya. Yang rumusnya ini (titik):px XY XY

Q P

P Q

 

 di mana X dan Y

adalah dua barang yang berbeda

49

Elastisitas silang (busur) bisa diperoleh

dengan cara yang sama seperti yang sudah dijelaskan untuk elastisitas harga dan

pendapatan di muka.

Sekali lagi, untuk barang substitusi koefisian Elastisitasnya negatif, untuk barang

komplementer koefisiennya positif, sedang untuk barang-barang yang tidak

berhubungan sama sekali, koefisiennya

elastisitas silangnya = 0, artinya perubahan harga suatu barang tidak mempunyai

pengaruh terhadap permintaan akan barang lainnya.

50

Kita bisa menggambarkan konsep elastisitas silang ini dengan memperhatikan fungsi

permintaan akan barang Y berikut ini:

QY = f(PW , PX, PY, PZ, I)

Di sini Qy =kuantitas Y yang diminta;

PW,PX,PY,dan Pz adalah harga barang W, X, Y dan Z ; I adalah pendapatan disposibel.

Untuk penyederhanaan, anggap bahwa hanya variabel-variabel tersebut yang mempengaruhi Qy dan parameter-para meter persamaan

permintaan tersebut telah ditaksir sebagai berikut :

QY= 5.000 – 0,3PW + 0,2PX –0,5PY + 0,000001 PZ + 0,0037 I

0,3 ( . )

0, 2 ( . )

0,000001 0

Y W Y X Y Z

Q brg Substitusi P

Q brg komplement P

Q P

 

 

 

51

Karena P dan Q selalu positif, maka perbandingan

Pw/QY, PX/QY Pz/QY

Oleh karena itu, tanda dari ketiga elastisitas silang pada contoh tersebut ditentukan oleh turunan-turunan parsialnya.0,3 0

0, 2 0

0,000001 0

W W

Y

X

Y

Z I

Y

P P

Q P Px

P P P

Q

 

- maka barang W dan barang Y

adalah berhubungan substitutif.

- maka barang X dan Y adalah

berhubungan komplementer.

- selama perbandingan PZ /Q Y

tidak terlampau besar, maka

barang Z dan barang Y adalah

independen.

juga selalu positif.

52

Konsep elastisitas silang ini digunakan untuk dua tujuan utama.

Pertama,

Konsep ini sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui bagaimana kemungkinan permintaan akan produk-nya dalam

merespons perubahan harga barang-barang lain.

Informasi ini diperlukan untuk merumuskan strategi penetapan harga dan untuk

menganalisis risiko yang disebabkan oleh produk yang bermacam macam.

Ini penting sekali terutama bagi perusahaan yang mempunyai line produk yang luas, di

mana hubungan substitusi dan komplementer terjadi antara berbagai macam produk

tersebut.

53

Kedua,

Elastisitas silang ini digunakan dalam

sektor industri untuk mengukur keterkaitan antar industri. Misalnya suatu perusahaan mungkin muncul untuk menguasai suatu pasar tertentu, ia merupakan satu-satunya pemasok (supplier) sesuatu barang di pasar tersebut. Namun demikian, jika nilai

elastisitas silang antara produk perusahaan tersebut dengan produk produk industri

lainnya yang berhubungan adalah besar dan positif, maka walaupun perusahaan tersebut tampaknya seperti monopolis, perusahaan tersebut tidak akan bisa

menaikkan harganya tanpa mengalami penurunan jumlah penjualannya.

Penurunan jumlah penjualan perusa-haan tersebut akan dipasok oleh perusahaan-perusahaan lainnya yang memproduksi produk-produk substitutnya.

54

PENGARUH WAKTU TERHADAP ELASTISITAS

Waktu merupakan faktor penting dalam

analisis permintaan. Salah satu karakteristik waktu dari permintaan adalah kurangnya

respons yang seketika (instantaneous) di pasar.

Konsumen seringkali bereaksi terlambat

terhadap perubahan dan keadaanI lainnya di pasar. Untuk melukiskan pengaruh yang

terlambat (delayed) atau tertinggal (lagged) ini, perhatikan permintaan akan tenaga

listrik. Misalkan perusahaan listrik menaikkan tarifnya sebesar 30 persen. Dalam jangka

waktu yang sangat pendek pengaruh

tersebut sangat kecil. Para pelanggan listrik mungkin akan mengurangi pemakaian lampu yang tidak diperlukan, tetapi permintaan total akan listrik, yang sangat tergantung pada

alat-alat listrik yang dimiliki para pelanggan listrik dan pada peralatan yang digunakan oleh sektor industri dan komersial tersebut, tidak terpengaruh banyak. Harga-harga akan naik dan kuantitas yang diminta tidak akan turun banyak, oleh karena itu TR akan

meningkat cukup tinggi.

55

Dengan kata lain, permintaan jangka pendek akan tenaga listrik secara relatif inelastic.

Namun demikian, dalam jangka waktu yang lebih panjang, kenaikan tarif listrik tersebut mempunyai pengaruh yang cukup besar. Penduduk akan

mengurangi pembelian AC (air conditioner), lemari es dan alat-alat listrik lainnya. Dan alat-alat listrik yang akan dibeli adalah yang lebih hemat energi.

Tindakan-tindakan tersebut akan mengurangi

permintaan akan tenaga listrik. Sama juga halnya, sektor industri akan beralih ke sumber sumber

energi lainnya, akan menggunakan teknologi

produksi yang hemat energi, atau akan berpindah ke daerah-daerah yang tarif listriknya lebih

murah. Oleh karena itu, pengaruh akhir dari kenaikan harga tersebut terhadap permintaan akan tenaga listrik mungkin cukup besar. Tetapi hal tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama sebelum dampak tersebut secara penuh

terasa. Fenomena elastisitas jangka panjang yang lebih besar dari elastisitas jangka pendek ini

terjadi untuk hampir semua faktor faktor yang menentukan permintaan.

56

Elastisitas harga untuk produk permintaan turunan ...

Fungsi permintaan dari beberapa barang biasanya memasukkan salah satu variabel

independen dari fungsi permintaan akan produk lainnya. Hubungan ini menunjukkan bahwa

kuantitas barang yang dibeli diturunkan dari permintaan akan barang lainnya, oleh karena itu kita menggunakan istilah permintaan

turunan untuk menunjukkan hubungan seperti ini. Jumlah kredit perumahan atau mobil tidak secara langsung bisa ditentukan, karena jumlah tersebut diturunkan dari permintaan akan

rumah atau mobil. Demikian pula halnya dengan permintaan akan jasa angkutan ke daerah-daerah wisata, juga bukanlah suatu permintaan langsung, tetapi diturunkan dari

permintaan akan rekreasi. Meskipun permintaan akan barang-barang konsumsi (produk-produk akhir) bisa atau tidak merupakan permintaan turunan, tetapi permintaan akan semua barang-barang produktif (produk-produk yang

digunakan dalarn industri pengolahan untuk konsurnsi akhir) adalah permintaan turunan.

57

Permintaan agregat akan barang-barang konsurnsi menentukan permintaan akan peralatan-peralatan modal, bahan-bahan baku, tenaga kerja dan energi yang

digunalkan untuk mengolah barang-barang

konsurnsi tersebut. Misalnya, permintaan akan baja, alumuniurn dan plastik, sernuanya

merupakan permintaan turunan. Sama halnya dengan peralatan mesin dan tenaga kerja.

Tidak satu pun dari barang-barang produksi tersebut yang diminta karena nilai

langsungnya bagi konsumen, tetapi oleh karena peranan dari permintaan turunan

tersebut dalarn proses produksi barang dan jasa. Seperti telah dijelaskan di muka,

permintaan akan barang-barang produktif tergantung dengan permintaanakan produk-produk alklhir yang akan diproduk-produksi. Oleh

karena itu, analisis tentang permintaan akan produk- pro-dulk akhir merupakan bagian

penting dari analisis permintaan akan barang-barang anti"atau produktif. Hubunga ini tidak secara langsung.

58

Misalnya, permintaan akan produk-produk akhir. Hal ini terjadi karena barang antara tersebut hanya mewakili satu input dalarn proses produksi, kecuali kalau biaya input

tersebut merupakan bagian yang terbesar dari biaya total untuk menghasilkan produk akhir, maka setiap persentase perubahan harga

barang antara tersebut akan mengakibatkan persentase perubahan biaya (harga) produk akhir lebih kecil.

Hubungan ini bisa digambarkan dengan melihat permintaan akan sejenis cat yang khusus

digunalkan untulk mengecat mobil. Biaya total pembuatan mobil merk Cennacar (sekedar

misal) adalah Rpl 0.000.000,00 dan sebanyak Rp500.00O,OO dari biaya total tersebut

digunakan untuk cat. Misalkan harga cat

tersebut naik dua kali lipat (naik sebesar 100 persen) maka sekarang dibutuhkan uang

sebanyak Rp1.000.000.00 untuk setiap unit mobil yang diproduksi.

Dalam dokumen TEORI PERMINTAAN (Halaman 31-59)

Dokumen terkait