TEORI PERMINTAAN
Wasis A. latief
1
Pengantar
Dalam pembuatan keputusan advertensi titik perhatian utama kita adalah permintan pasar.
Permintaan pasar ini merupakan penjumlahan dari permintaan individual . Oleh karena itu
untuk lebih memahami permintaan pasar tersebut kita terlebih dahulu memahami permintaan individual.
Faktor-faktorpenentu permintaan secara individual :
1. Nilai dari barang dan jasa
2. Kemampuan untuk mendapatkan barang dan jasa tsb.
2
Model permintaan indinvidual dikelompokkan menjdi dua :
Pertama : dikenal dengan teori peralaku
konsumen yang berkaitan dengan permintaan akan barang konsumsi perorangan.
Model semacam ini cocok untuk menganalisis permintaan individual yang dapat memuaskan keinginan konsumen secara langsung. Setiap individu akan mencapai kepuasan maksimum atas barang yang dikonsumsinya. Proses
optimasi mengharuskan setiap individu
mempehatikan utilitas marginalnya ( MU = 0) Kedua : banyak barang dan jasa digunakan
bukan untuk dikosum-si secara langsung, tetapi digunakan input penting dalam pengola-han
dan pendistribusian produk-produk lainnya.
Misalnya :
Permintaan akan pekerja, advertensi penjualan, Mesin-mesin dsb.
Permintaan barang semacam ini merupakan permintaan turunan bukan permintan secara langsung.
Oleh karena itu , permintaan semacam ini berdasarkan pada nilai yang diberikan oleh barang-barang tersebut kepada perusahaan
3
Fungsi Permintaan Pasar :
Fungsi permintaan pasar sebuah produk
menunjukkan hubungan antara jumlah yang
diminta dengan semua faktor yang mempenga- ruhi permintaan tersebut.
Qx = f (Px, Py, Pe, Y, T, A, C, F, dsb)
Dari berbagai variabel penentu tersebut terbagi dalam : Variabel Strategis : Px, A, Kualitas dan desain, serta Saluran Distribusi
Variabel Konsumen : Y, T, dan Pe
Variabel Pesaing : Ps,Pc, A dan promosi brg lain,Saluran distribusi brg lain,
serta kualitas dan desain barang lainVariabel Lain : Kebijaksanaan Pemerintah, Jumlah penduduk dan Iklim
Variabel Strategis, variabel yang langsung mempengaruhi per-mintaan produk yang dihasilkan, yang dapat dikendalikan oleh perusahaan (controllable), sedangkan yang lainnya variabel yang tidak dapat
dikendalikan oleh perusahaan (uncontrollable)
4
Dalam fungsi umum pemintaan seperti yang ditunjukkan dalam persamaan di atas (Qx = f (Px, Py, Pe, Y, T, A, C, F, dsb),dalam
penggunaannya untuk pembuatan keputusan advertensi, fungsi pemintaan tersebut harus dibuat secara lebih eksplisit, misalnya
Q = b1P + b2Y + b3N + b4C + b5A Fungsi tsb. adalah fungsi linier dari
permintaan mobil (Q) terha-dap Harga mobil, Pendapatan disposibel konsumen (Y), Jumlah penduduk (N), Indeks tersedianya kredit (C) dan biaya adverten-si (A). Sedangkan b1…b5 adalah parameter fungsi permintaan.
Sekarang dari kemampuan ekonometrika kita dapat meramal parameter tersebut seperti
berikut :
Q = – 3 P + 1,5 Y + 0,05 N + 1500 C + 0,05 A
Dari persamaan di atas dapat diperkirakan fungsi permintaan pasar Mobil (Q) sebagai berikut:
5
Taksiran permintaan Industri akan mobil
Menggunakan sebuah Fungsi Permintaan Hipotetis
Variabel Independen
Taksiran nilai Var.
indep. utk tahun yad.
Para meter
Taksiran Perminta an total
(unit) Harga rata-rata
Pendapatan disposibel Penduduk Indek Kredit Pengeluaran Advertensi
Rp 9.000.000
Rp 17.000.000
100.000.000 3 Rp 100.000.000
- 3 1,5 0,05 15000,05
– 27.000.00
0 25.000.00 0 5.000.000 4.500 5.000.000
Permintaan Total 8.504.500
Permintaan total dibulatkan sebesar
8,5 juta 6
Permintaan Industri dan Perusahaan
Permintaan industri dan Perusahaan
Fungsi permintaan bisa ditentukan baik untuk industri secara keseluruhan maupun untuk perusahaan secara individual. Namun demikian, variabel-variabel independen yang
digunakan dalam fungsi permintaan industri sedikit agak berbeda dengan yang digunakan dalam suatu perusahaan. Fungsi permintaan perusahaan lebih menekankan pada
variabel independen yang menunjukkan perilaku Para pesaing. Misalnya fungsi permintaan dari suatu perusahaan biasanya akan memasukkan harga dan biaya advertensi dari perusahaan saingannya. Permintaan akan produk suatu perusahaan
berhubungan negatif dengan harganya sendiri, tetapi berhubungan positif dengan harga yang ditetapkan oleh perusahaan perusahaan saingannya. Sama juga halnya, permintaan akan produknya akan meningkat dengan adanya tambahan biaya advertensi yang
dikeluarkan perusahaan tersebut, tetapi bisa naik atau turun jika ada tambahan/
pengurangan advertensi dari perusahaan-perusahaan lainnya.
Selain itu, parameter untuk variabel-variabel tertentu akan berbeda pula dalam kedua macam fungsi tersebut. Jumlah penduduk akan mempengaruhi permintaan akan mobil Suzuki dan mobil-mobil lainnya, tetapi nilai parameter dalam fungsi permintaan Suzuki akan lebih kecil ketimbang di dalam fungsi permintaan industri tersebut. Namun
demikian, jika advertensi Suzuki menguasai pangsa pasar 100 persen (monopolis), maka parameter-parameter untuk perusahaan dan industri tersebut akan identik.
Oleh karena fungsi permintaan perusahaan dan industri berbeda, maka analisis kita harus berbeda pula untuk kedua macaw permintaan tersebut. Hal ini akan dibahas pada bab selanjutnya, karena konsep-konsep permintaan yang kita bahas di sini bisa diterapkan baik untuk fungsi permintaan perusahaan maupun industri.
7
KURVA PERMINTAAN
Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan semua variabel yang menentu-kan
permintaan tersebut.
Kurva permintaan akan suatu produk
biasanya dilukiskan dengan menggunakan sebuah grafik dan semua variabel
independen .Variabel independen tersebut (kecuali harga produk itu sendiri) dianggap tetap
Pada contoh tersebut dianggap bahwa
pendapatan, penduduk, kebijaksanaan kredit perbankan, dan tambahan biaya advertensi dianggap konstan agar kita dapat melihat hubungan antara harga dengan jumlah
produk yang diminta.
8
Dari contoh pada persamaan dan tabel di atas dengan menganggap bahwa
pendapatan, penduduk, persyaratan kredit dan biaya advertensi adalah konstan ,
maka :
Q = -3P + 1,5(17.000.000) + 0,05(l 00.000.000)
+1.500(3) + 0,05(100.000.000) = – 3P+ 25.500.000+ 5.000.000+
4.500+ 5.000.000
= 35.504.500 – 3P
Persamaan di atas disajikan secara grafis dalam Gambar berikut.
Untuk hampir semua produk, tampak bahwa penurunan harga akan meningkatkan jumlah produk yang diminta dan sebaliknya.
9
Kurva permintaan Q = 35.504.500 – 3p atau
P = 11,8 – 1/3 Q
Kuantitas yang diminta Jutaan / tahun
P (juta Rp/mobil
Kurva Permintaan akan Mobil
10
Hubungan Antara Fungsi Permintaan dengan Kurva Permintaan
Hubungan antara fungsi permintaan dengan kurva permintaan bisa ditunjukkan.secara
grafis.
Gambar berikut melukiskan tiga kurva
permintaan akan mobil: D1, D2 clan D3. Setiap kurva dibuat dengan cara yang sama dengan Gambar sebelumnya, dan masing-masing
kurva menunjukkan hubungan antara harga dengan kuantitas (ceteris paribus).
Jika D1, merupakan kurva yang tepat, berarti 11 juta mobil bisa dijual jika harga rata-rata
Rp8,168 juta, sementara itu hanya sebanyak 8 juta mobil yang diminta jika harga rata-rata
tersebut naik menjadi Rp 9,168 juta.
Perubahan-perubahan seperti itu didefinisikan sebagai pergerakan sepanjang kurva
permintaan.
11
Dari titik A ke B terjadi pergerakan dari jumlah yang diminta (11 ke 8 juta unit mobil) yang disebabkan naiknya harga dari Rp 8,1 juta menjadi Rp 9,1 juta)
Bisa juga perubahan 11 ke 8 juta unit mobil itu, disebabkan oleh perubahan non harga (dari D1 ke D2 atau D3 / titik A ke C atau ke D), dan Hal ini disebut sebagai pergeseran kurva permintaan.
P (juta Rp/mobil)
Kuantitas yang diminta Jutaan / tahun
6 8 11 9,1
8,1 7,3
A B
D C
12
D1 D2 D3
Hubungan Antara Permintaan dengan Keputusan advertensi
Perusahaan harus mempunyai informasi yang baik dan layak tentang fungsi permintaan akan produknya ,agar dapat membuat keputusan
operasional yang efektif, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
Misalnya, sebuah perusahaan harus
mengetahui pengaruh peru-bahan harga-harga terhadap permintaan akan produknya agar
dapat menentukan atau mengubah kebijaksanaan harganya.
Demikian pula halnya, perusahaan (Bank)
harus mengetahui pengaruh jenis-jenis kredit terhadap permintaan masyarakat untuk
memperkirakan (appraise) keinginan
masyarakat akan suatu program kredit yang baru.
13
Dalam perencanaan jangka panjang,
penaksiran derajat kepekaan (sensivity) permintaan secara tepat baik terha-dap perubahan jumlah penduduk maupun
pendapatan akan membuat perusahaan mampu untuk meramalkan potensi
pertumbuhannya di masa datang, dan
oleh karena itu perusahaan tersebut akan mampu pula untuk menentu-kan program jangka panjangnya secara lebih efektif.
14
ELASTISITAS
Sebuah perusahaan harus mengetahui tingkat elastisitas fungsi permintaannya terhadap
perubahan dari variabel variabel yang mempengaruhinya.
Beberapa variabel : harga dan biaya Iklan
sangat penting untuk diketahui bagaimana pengaruh kedua variabel tersebut jika
perusahaan itu ingin menetapkan harga dan besarnya biaya advertensi yang efektif.
Variabel-variabel yang lain berada di luar
kendali perusahaan, misalnya : pendapatan konsumen
harga barang lain yang merupakan saingan,
harus diketahui juga pengaruhnya, jika
perusahaan itu ingin merespons secara efektif perubahan2 tsb.
15
yang dapat dikendalikan oleh perusahaan
16
Pengantisipasian nilai dari variabel2 yang berada di luar kendali perusahaan dan penaksiran respons permintaan thd
perubahan dari variabel2tersebut merupakan unsur pokok dalam analisis permintaan.
Salah satu ukuran derajat kepekaan yang paling sering digunakan dalam analisis
permintaan adalah elastisitas, yang didefinisikan sebagai
“persentase perubahan kuantitas yang diminta sebagai
akibat dari perubahan nilai salah satu variabel yang
menentukan permintaan sebesar 1 %.
Persamaan untuk menghitung elastisitas adalah sbb. :
persntase perubhan Q QQ Q X Elastisitas
pesentase perubahan X X X Q X
dQ Fungsi dX
Marginal
17
Elastisitas Titik dan
Busur
Elastisitas titik : mengukur elastisitas pada suatu titiktertentu.
Elastiitas busur: mengukur elastisitas rata- rata pada
suatu range tertentu dari sebuah fungsi
Hubungan marginal yang tepat pada suatu
titik tertentu dalam fungsi tersebut digunakan dalam persamaan elastisitas titik tersebut.
Akhirnya, dengan menggunakan huruf Latin: ε (epsilon) sebagai simbol untuk elastisitas titik, kita memperoleh:
Elastisita s
Q X
X Q
Dengan kata lain, elastisitas titik ditentukan melalui perkalian antara turunan parsial
fungsi permintaan pada suatu titik tertentu dengan perbandingan X/Q pada titik
tersebut.
18
Contoh
Misalkan kita ingin menganalisis derajat
kepekaan permintaan akan mobil terhadap perubahan biaya advertensi.
Q = – 3 P + 1,5 Y + 0,05 N + 1500 C + 0,05 A
єA pada permintaan 8.504.500 unit mobil di muka dpt dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
100.000.000
0,05 0,58
8.504.000 A Q A
A Q A
19
Besarnya elastisitas tersebut menunjukkan bahwa :
1 % ΔA Δmobil yang diminta = 0,58 %.
(Positif/langsung)
Artinya , kalau advertensi meningkat akan meningkatkan permintaan / penjualan
Dalam pengambilan keputusan bisnis, para manager seringkali lebih memperhatikan
pengaruh perubahan yang relatif besar dari faktor yang mempengaruhi permintaan
(misalnya advetensi tersebut), daripada
pengaruh dari suatu perubahan yang kecil.
Untuk keadaan seperti ini, konsep elastisitas titik mempunyai kelemahan yang cukup berarti.
20
Untuk menjelaskan masalah ini, perhatikan : - biaya advertensi turun dari Rp100 juta → Rp 50 juta.
(semua variabel ceteris paribus) - Untuk biaya Rp100 juta, jumlah permintaan = 8.504.500 unit
- Untuk biaya Rp 50 juta, permintaan menjadi turun = 2,5 juta
(Rp – 50 juta x 0,05 = – 2,5 juta), sehingga permintaan total
= 6.004.000 unit.
Dengan menggunakan persamaan di muka untuk menghitung elastisitas titik dari
penurunan biaya advertensi dari Rp100 juta
menjadi Rp 50 juta tersebut, kita mendapatkan bahwa:
2.500.000 100.000.000 50.000.000 8.504.500 0,58
A x
21
Jadi, єA= 0,58 , jika menggunakan elastisitas titik.
Sekarang perhatikan nilai elastiitas yang telah kita hitung tersebut jika kita bergerak dengan arah yang berlawanan artinya susunan
datanya kita balik dari 50 juta menjadi 100 juta (kenaikan biaya advertensi) , maka єA tersebut adalah:2.500.000 50.000.000
0, 42 50.000.000 6.004.000
A x
22
Tampak bahwa nilai elastisitas yang ditemukan sangat berbeda. Perbedaan tersebut terjadi
karena elastisitas tidaklah konstan.
єA = 0,42 tersebut merupakan elastisitas titik yang biaya advertensinya = Rp 50 juta dan
jumlah yang diminta adalah sebanyak 6,004.000 unit mobil.
Untuk memecahkan masalah perbedaan elastisitas ini, kita gunakan persamaan elastisitas busur (arc elasticity), untuk menghitung elastisitas rata-rata untuk
perubahan inkremental (relatif besar) sebagai lawan dari perubahan marginal. Persamaan
elastisitas busur tersebut adalah:
1
1 1 1
( )/2 ( )/2
n n
n n n n n n
X X
Perubahan Q Perubahan X Q X Q
busur
Rata rata Q Rata rata X Q Q X X X Q Q
23
Di sini dasar yang digunakan untuk menghitung
% perubahan tersebut adalah rata-rata dari dua titik.
Penggunaan persamaan elastisitas busur ini
menghilangkan masalah pengukuran elastisitas seperti yang diungkapkan di muka.
Elastisitas busur untuk biaya advertensi dari Rp 50 juta menjadi Rp100 juta bisa dihitung
sebagai berikut: 1
1
2.500.00 50.000.000 100.000.000 50.000.000 6.004.000 8.504.500
2.500.00 150.000.000 50.000.000 14.508.500 0,52
n n
advertensi
n n
Q A A busur
A Q Q
24
Jadi, untuk perubahan biaya adnvertensi rata- rata sebesar 1% dalam kisaran antara Rp 50 juta menjadi Rp100 juta atau dalam kisaran 100 juta ke 50 juta akan menyebabkan
perubahan permintaan akan mobil sebesar 0,52 %.
Sekali lagi bisa kita katakan bahwa elastisitas titik adalah suatu konsep marginal. Konsep
tersebut mengukur elastisitas pada suatu titik tertentu pada sebuah fungsi. Penggunaan
yang sebenarnya dari elastisitas titik hanya terbatas untuk menganalisis perubahan
variabel yang sangat kecil. Elastisitas busur merupakan konsep yang lebih baik dalam mengukur elastisitas rata-rata sepanjang suatu kisaran yang lebih luas.
Oleh karena itu, elastisitas busur ini
merupakan alat yang tepat guna untuk analisis inkremental.
Konsep ini menunjukkan % perubahan sebuah variabel yang disebabkan oleh 1% perubahan variabel lainnya (umum sifatnya)
25
Konsep elastisitas ini bisa digunakan untuk :
- bidang keuangan, misalnya untuk melihat peubahan
perubahanpenjualan terhadap penerimaan (earning),
- memperbandingkan pengaruh perubahan output
terhadap biaya
26
ELASTISITAS HARGA
Konsep elastisitas yang paling banyak
digunakan adalah elastisitas harga ,yaitu : “elastisitas yang menunjukkan derajat
kepekaan jumlah produk
yang diminta terhadap perubahan harga”, ceteris paribus.
p ,
Q P Q
adalah turunanparsial
P Q P
P dan Q adalah harga dan kuantitas pada titik pd kurva
27
Konsep elastisitas harga (titik) ini bisa
dilukiskan dengan mengacu pada persamaan : Q = –3P + 1,5Y + 0,05Pend +
1.500C + 0,05A
= -3P + 1,5(17.000.000) + 0,05(l 00.000.000)
+1.500(3) + 0,05(100.000.000)
= 35.504.500 – 3P
Turunan parsial persamaan di atas pada harga adalah:
Jika P = Rp 9.000.000, Q1 = 8.504.500 unit Jika P = Rp 9.500.000, Q2 = 7.004.500 unit, maka :
Q 3 P
(Sebuah konstanta)
1
2
9.000.000
( 3) 3,37
8.004.500 9.500.000
( 3) 4, 07
7.004.500
p
p
28
Contoh ini menunjukkan bahwa elastisitas
harga bervariasi sepanjang kurva permintaan.
єp tersebut meningkat pada tingkat harga yang lebih tinggi dan kuantitas yang lebih rendah.
(єp ↑→P lebih tinggi)
Perhatikan juga bahwa nilai єp ini adalah negatif (terbalik). Maka, dalam contoh
tersebut, pada tingkat harga Rp 9 juta, 1%
kenaikan/penurunan harga akan
meningkatkan /menurunkan kua ntitas yang diminta sebesar 3,37 %.
Dan pada harga 9,5 juta, 1%
kenaikan/penurunan harga akan
meningkatkan /menurunkan kuantitas yang diminta sebesar 4,07 %.
29
Dengan menggunakan rumus elastisitas busur, persamaan untuk elastisitas harga menjadi:
Rumus ini secara khusus sangat berguna dalam menganalisis derajat kepekaan rata- rata permintaan terhadap perubahan harga pada suatu kisaran yang cukup besar.
Misalnya, elastisitas harga rata-rata dari Rp9 juta menjadi Rp 9,5 juta adalah:
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
n n n n
n n n n
n n n n
n n n n
n n n n
n n n n
Q Q P P
elastisitas busur Ep
Q Q P P
Q Q P P
Q Q P P
Q Q P P
P P Q Q
30
1 1
1 1
7.004.500 8.504.500 9.500.000 9.000.000 9.500.000 9.000.000 7.004.500 8.504.500
1.500.000 18.500.00 500.000 15.509.000 3,58
n n n n
n n n n
Q Q P P
Ep P P Q Q
Ep
Ini berarti bahwa secara rata-rata, 1 % perubahan harga akan menyebabkan
perubahan kuantitas yang diminta sebesar 3,58 % pada tingkat harga antara Rp9 juta sampai Rp9,5 juta.
31
Hubungan Antara Elastisitas Harga dengan Revenue
Salah satu aspek terpenting dari konsep Ep adalah :
seberapa besar pengaruh ΔP terhadap TR.
Apakah ΔP akan menaikkan TR ΔP akan menurunkanTR ΔP tidak mengubah TR
Jika kita memiliki suatu taksiran Ep yang baik, kita akan bisa menaksir secara tepat TR yang baru yang disebabkan oleh terjadinya ΔP .
Semuanya ini
tergantung pada derajat Ep
32
Permintaan yang Elastic, Unitary dan Inelastis
Elastisitas harga dibedakan menjadi 3 kisaran.
1.єp > 1 atau І-1І didefinisikan sebagai permintaan yang elastis
Misalnya: єp = –3,2 atau Ієp = 3,2
2. єp = 1 atau І-1І didefinisikan sebagai elastisitas unitery
Misalnya: єp = –1 atau єp
= 13, єp < 1 atau І-1І didefinisikan sebagai permintaan inelastis .
Misalnya: єp = – 0,5 dan єp
= 0,5
Hubungannya dengan TR dapat diringkas sebagai berikut:
1. Permintaan yang elastis IєpІ> -1. TR naik jika harga turun;
TR naik jika harga turun.
2. Elastic uniter Iєp I = 1, TR tidak terpengaruh oleh perubahan
harga.
3. Permintaan yang inelastis I єp I < -1. TR naik jika harga naik;
TR turun jika harga turun.
33
Hubungan antara TR, MR dan єp
- Ketika TR masih menaik, єp nya
elastis, dan MR nya positif.
- Ketika TR menurun, єp nya
inelastis, dan MR nya negatif
- Ketika TR mencapai puncak, єp
nya Uniter, dan MR nya nol
34
Kasus-kasus Perkecualian
Dengan menggunakan formula : , maka
Єp
Єp = 0
Єp ~
p = Q P P Q
P
Q
P’
Q P
Q
35
Faktor-faktor Penentu Elastisitas Harga (1)Permintaan Industri
Mengapa elastisitas harga dari suatu produk
lebih tinggi dari produk lainnya? Secara umum, ada 3 alasan untuk membedakan elastisitas
harga yaitu:
1. Seberapa jauh suatu barang dianggap sbg kebutuhan pokok
2. Ketersediaan barang-barang pengganti (substitusi), dan
3. Proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk suatu produk tertentu.
Barang-barang kebutuhan pokok, seperti garam dan air minum, akan dibeli dalam jumlah yang relatif konstan pada tingkat harga yang wajar.
Untuk barang-barang seperti itu tidak ada
substitutnya yang bisa menggantikan secara sempurna. Barang-barang lain, misalnya jeruk, walaupun diinginkan tetapi menghadapi
persaingan yang lebih tinggi, dan oleh karena itu permintaan akan jeruk akan lebih
dipengaruhi oleh harga.
36
Sama juga halnya, permintaan akan barang- barang yang berharga tinggi (barang mewah) yang membutuhkan porsi pendapatan yang relatif besar dari pendapatan para pembeli,
secara relatif akan lebih peka terhadap harga.
Pada sisi lain, permintaan akan produk-produk yang tidak begitu mahal, tidak akan begitu
peka terhadap harga. Persentase pendapatan yang kecil yang dibelanjakan untuk barang
barang ini menunjukkan bahwa harga barang- barang ini tidak perlu terlampau dirisaukan.
Dengan demikian, elastisitas permintaan,
secara tipikal, akan lebih tinggi untuk barang- barang yang mahal (superior) daripada
barang-barang yang relatif murah. Oleh karena itu. elastisitas harga permintaan akan mobil
lebih tinggi daripada elastisitas harga permintaan akan bannya.
37
(2) Permintaan Perusahaan
Apakah elastisitas harga dari kurva
permintaan suatu perusahaan sama dengan elastisitas harga dari kurva permintaan
industrinya ?. Secara umum, jawabnya adalah "tidak." Alasan yang terinci akan dibicarakan pada Bab yang membhas mengenai struktur pasar, tetapi suatu pemecahan berdasarkan "intuisi" akan dijelaskan di sini.
Dalam monopoli murni, kurva permintaan perusahaan juga merupakan kurva
permintaan industrinya. Oleh karena itu, jelas bahwa elastisitas perusahaan tersebut pada setiap tingkat output adalah sama dengan elastisitas industrinya. Perhatikan ekstrim lainnya yaitu persaingan murni (sempurna), gambar 5.4 di muka melukiskan kurva
permintaan seperti itu.
38
Contoh
Yang mendekati keadaan tersebut adalah para petani padi. Kurva permintaan industri padi
berslope menurun: makin rendah harganya, semakin banyak padi yang diminta. Namun demikian, kurva permintaan yang dihadapi
petani padi secara individual adalah horisontal.
Seorang petani bisa menjual berapapun jumlah padinya pada tingkat harga yang berlaku, tetapi jika ia menaikkan harganya seberapapun kecilnya, padinya tidak akan
terjual sama sekali. Kurva permintaan petani padi tersebut, atau setiap perusahaan yang beroperasi dalam persaingan sempurna,
bersifat elastis sempurna. Gambar 5.4 dimuka melukiskan kurva permintaan seperti itu.
39
Kegunaan Elastisitas Harga
Elastisitas harga sangat berguna untuk berbagai tujuan.
Pertama,
Untuk mengetahui apakah menaikkan atau
menurunkan harga (price policy) sudah tepat bagi perusahaan ?
Sebab, dengan menurunkan harga pada saat kondisi in elastis akan meningkatkan biaya ATC atau MC
sehingga laba turun secara dramatis. Dan pada saat kondisi elastis perusahaan tidaklah perlu untuk
menurunkan harga untuk mengejar laba yang lebih besar.
Laba maksimum tergantung pada apakah MR yang dihasilkan oleh penurunan harga tersebut lebih besar daripada MC yang disebabkan oleh tambahan
produksi.
Elastisitas harga bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan2 seperti ini:
1. Apa pengaruh kenaikan harga sebesar 5 persen terhadap jumlah penjualan?
2. Berapa besar harga harus diturunkan untuk meningkatkan jumlah penjualan sebesar 20 persen?
Oleh karena itu perusahaan perlu sekali mengetahui infomasi tentang elastisitas perusahaannya.
40
Kedua,
Krisis enerji yang terjadi pada tahun 1973- 1974, ketika terjadi embargo minyak oleh negara-negara Arab, melukiskan arti
pentingnya konsep elastisitas harga ini.
Pertama, perusahaan-perusahaan listrik di negara negara maju terpaksa menaikkan harganya (tarif) secara dramatis karena kenaikan biaya bahan bakar yang cepat sekali.
Timbul pertanyaan berikutnya (Kedua ):
Berapa banyak pengurangan kuantitas yang diminta dan berapa besar penurunan
kapasitas pada masa yang akan datang sebagai akibat dari kenaikan harga bahan
bakar itu; dengan kata lain, berapa elastisitas harga dari listrik?
41
Ketiga,
Perusahaan Penerbangan antar domestik di AS dianggap tidak bisa meningkatkan permintaan dalam penebangan . Tapi setelah dicoba ,
dengan diturunkannya tarif tiket jarak dekat, malah permintaan penerbangan ini sangat elastis, walaupun hanya diberi makanan
kacang (snack), malah terjadi persaingan antar perusahaan penerbangan. Hal ini terjadi juga di Indonesia .
42
ELASTISITAS PENDAPATAN
Banyak barang yang permintaannya terutama sekali ditentukan oleh
pendapatan(income). Income seringkali sama pentingnya seperti halnya harga,misalnya
biaya advertensi, atau variabel-variabel lainnya dalam fungsi permintaan. Hal ini
terutama sekali untuk barang mewah (mobil sport, karya seni, permata).
Sementara itu pada sisi lain, permintaan akan barang pokok , seperti garam, beras dan roti tidak terlalu peka terhadap peru-bahan
pendapatan (Income).
Dengan menggunakan persamaan kalkulus untuk elastisitas titik dan, maka elastisitas Income (titik) bisa dituliskan sbb.:
Q I
i I Q
Income dan jumlah penjualan berbanding lurus, maka ∂Q/∂l dan ΣI adalah positif.
Untuk produk tertentu, yaitu barang inferior, hal tersebut tidak terjadi. Contoh seperti
gaplek atau tiwul, permintaan akan menurun jika Income meningkat, karena konsumen
akan mengganti barang tersebut. dengan produk yang lebih mahal.
Untuk produk yang permintaannya
berhubungan positif dengan Income yang didefinisikan sebagai barang normal atau barang superior.
Untuk menghitung elastis Income pada kisaran pendapatan yang besar kita bisa gunakan Model elastisitas busur :
1 1
1 1
n n n n
n n n n
Q Q I I
i Q Q I I
Rumus tersebut menunjukkan suatu ukuran derajat kepekaan rata-rata secara relatif dari permintaan
akan suatu produk tertentu terhadap Δ Income pada kisaran In-1 sarmpai In.
44
Hampir semua produk mempunyai elastisitas income yang positif. Hal ini menunjukkan
bahwa perekonomian akan berkembang jika income nasional meningkat, yang berarti
pula permintaan akan produk-produk tersebut juga akan meningkat.
Namun demikian, nilai dari єi ini juga
penting. Misalkan єi untuk suatu produk = 0,3. Ini berarti bahwa 1 % kenaikan income akan menyebabkan permintaan akan produk tersebut meningkat sebesar 0,3%. Ini
menunjukkan bahwa produk tersebut tidak akan bisa mempertahankan "peranannya"
dalam perekonomian. Produk lain mungkin mempunyai elastisitas income sebesar 2,5 kali kenaikan income.
Oleh karena itu, jika єi < 1 untuk suatu
barang tertentu, maka produsen tidak akan mendapatkan kenaikan yang proporsional atas kenaikan income nasional.
Sedangkan jika єi > 1, maka suatu industri tersebut akan memperoleh bagian
keuntungan yang lebih besar daripada proporsi kenaikan income nasional.
45
Keadaan-keadaan tersebut mempunyai implikasi kebijaksanaan, baik bagi
perusahaan-perusahaan maupun lembaga- lembaga pemerintah.
Perusahaan-perusahaan yang fungsi
permintaan-nya mempunyai elastisitas income yang tinggi akan mempunyai peluang untuk
tumbuh dengan lebih baik dalam suatu
perekono-mian yang sedang berkembang.
Oleh karena itu, prakiraan tentang kegiatan ekonomi secara keseluruhan juga berperanan penting dalam sistem perencana-an
perusahaan-perusahaan tersebut. Sementara itu, perusahaan -perusahaan yang
menghadapi elastisitas income yang rendah tidak akan begitu peka terhadap tingkat
kegiatan bisnis.
46
Elastisitas income yang rendah tersebut
mungkin cocok untuk dunia bisnis yang relatif sedikit dipengaruhi oleh kelesuan ekonomi,
tetapi karena perusahaan tersebut tidak dapat mengharapkan untuk ambil bagian secara
penuh dalam suatu perekonomian yang sedang tumbuh, maka ia berusaha untuk memasuki
industri-industri yang memberikan peluang untuk tumbuh secara lebih baik.
Elastisitas pendapatan juga bisa memainkan peranan penting dalam kegiatan pemasaran
sebuah perusahaan. Jika pendapatan per kapita atau pendapatan rumah tangga merupakan
suatu faktor penentu permintaan yang utama untuk suatu produk tertentu. maka hal tersebut bisa mempengaruhi lokasi dan sifat saluran
penjualan. Ia juga bisa mempengaruhi biaya iklan dan kegiatan promosi lainnya.
47
Misalnya, ada banyak perusahaan
perusahaan yang memproduksi barang dan jasa dengan єI yang tinggi yang
mengandalkan usaha promosinya pada para profesional muda, seperti pada bidang
bisnis, hukum dan obat-obatan. Hal tersebut terjadi terutama sekali disebabkan oleh
adanya potensi perusahaan perusahaan tersebut untuk meningkat-kan usahanya pada masa depan sehingga pendapatan perusahaan-perusahaan itu meningkat.
Pada tingkat nasional, konsep elastisitas
pendapatan ini mempunyai peranan penting dalam beberapa bidang utama. Misalnya,
sektor pertanian mempunyai permasalahan yang berkepanjangan karena elastisitas
pendapatan untuk beberapa produk
pertanian besarnya lebih kecil dari satu.
Kenyataan ini telah mempersulit para petani untuk meningkatkan pendapatan mereka.
48
ELASTISITAS SILANG
Permintaan suatu barang dipengaruhi oleh harga-harga barang lainnya.
Misalnya : PRinso↑→DSurf↑ (Positif)
Hubungan langsung ini terjadi untuk semua produk (substitutif).
Sementara itu untuk barang yang
komplementer berhubungan secara negatif.
Konsep “elastisitas (harga) silang” ini
digunakan untuk melihat derajat kepekaan dari permintaan akan suatu produk terhadap
perubahan harga produk lainnya. Yang rumusnya ini (titik):px XY XY
Q P
P Q
di mana X dan Y
adalah dua barang yang berbeda
49
Elastisitas silang (busur) bisa diperoleh
dengan cara yang sama seperti yang sudah dijelaskan untuk elastisitas harga dan
pendapatan di muka.
Sekali lagi, untuk barang substitusi koefisian Elastisitasnya negatif, untuk barang
komplementer koefisiennya positif, sedang untuk barang-barang yang tidak
berhubungan sama sekali, koefisiennya
elastisitas silangnya = 0, artinya perubahan harga suatu barang tidak mempunyai
pengaruh terhadap permintaan akan barang lainnya.
50
Kita bisa menggambarkan konsep elastisitas silang ini dengan memperhatikan fungsi
permintaan akan barang Y berikut ini:
QY = f(PW , PX, PY, PZ, I)
Di sini Qy =kuantitas Y yang diminta;
PW,PX,PY,dan Pz adalah harga barang W, X, Y dan Z ; I adalah pendapatan disposibel.
Untuk penyederhanaan, anggap bahwa hanya variabel-variabel tersebut yang mempengaruhi Qy dan parameter-para meter persamaan
permintaan tersebut telah ditaksir sebagai berikut :
QY= 5.000 – 0,3PW + 0,2PX –0,5PY + 0,000001 PZ + 0,0037 I
0,3 ( . )
0, 2 ( . )
0,000001 0
Y W Y X Y Z
Q brg Substitusi P
Q brg komplement P
Q P
51
Karena P dan Q selalu positif, maka perbandingan
Pw/QY, PX/QY Pz/QY
Oleh karena itu, tanda dari ketiga elastisitas silang pada contoh tersebut ditentukan oleh turunan-turunan parsialnya.0,3 0
0, 2 0
0,000001 0
W W
Y
X
Y
Z I
Y
P P
Q P Px
P P P
Q
- maka barang W dan barang Y
adalah berhubungan substitutif.
- maka barang X dan Y adalah
berhubungan komplementer.
- selama perbandingan PZ /Q Y
tidak terlampau besar, maka
barang Z dan barang Y adalah
independen.
juga selalu positif.
52
Konsep elastisitas silang ini digunakan untuk dua tujuan utama.
Pertama,
Konsep ini sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui bagaimana kemungkinan permintaan akan produk-nya dalam
merespons perubahan harga barang-barang lain.
Informasi ini diperlukan untuk merumuskan strategi penetapan harga dan untuk
menganalisis risiko yang disebabkan oleh produk yang bermacam macam.
Ini penting sekali terutama bagi perusahaan yang mempunyai line produk yang luas, di
mana hubungan substitusi dan komplementer terjadi antara berbagai macam produk
tersebut.
53
Kedua,
Elastisitas silang ini digunakan dalam
sektor industri untuk mengukur keterkaitan antar industri. Misalnya suatu perusahaan mungkin muncul untuk menguasai suatu pasar tertentu, ia merupakan satu-satunya pemasok (supplier) sesuatu barang di pasar tersebut. Namun demikian, jika nilai
elastisitas silang antara produk perusahaan tersebut dengan produk produk industri
lainnya yang berhubungan adalah besar dan positif, maka walaupun perusahaan tersebut tampaknya seperti monopolis, perusahaan tersebut tidak akan bisa
menaikkan harganya tanpa mengalami penurunan jumlah penjualannya.
Penurunan jumlah penjualan perusa-haan tersebut akan dipasok oleh perusahaan- perusahaan lainnya yang memproduksi produk-produk substitutnya.
54
PENGARUH WAKTU TERHADAP ELASTISITAS
Waktu merupakan faktor penting dalam
analisis permintaan. Salah satu karakteristik waktu dari permintaan adalah kurangnya
respons yang seketika (instantaneous) di pasar.
Konsumen seringkali bereaksi terlambat
terhadap perubahan dan keadaanI lainnya di pasar. Untuk melukiskan pengaruh yang
terlambat (delayed) atau tertinggal (lagged) ini, perhatikan permintaan akan tenaga
listrik. Misalkan perusahaan listrik menaikkan tarifnya sebesar 30 persen. Dalam jangka
waktu yang sangat pendek pengaruh
tersebut sangat kecil. Para pelanggan listrik mungkin akan mengurangi pemakaian lampu yang tidak diperlukan, tetapi permintaan total akan listrik, yang sangat tergantung pada
alat-alat listrik yang dimiliki para pelanggan listrik dan pada peralatan yang digunakan oleh sektor industri dan komersial tersebut, tidak terpengaruh banyak. Harga-harga akan naik dan kuantitas yang diminta tidak akan turun banyak, oleh karena itu TR akan
meningkat cukup tinggi.
55
Dengan kata lain, permintaan jangka pendek akan tenaga listrik secara relatif inelastic.
Namun demikian, dalam jangka waktu yang lebih panjang, kenaikan tarif listrik tersebut mempunyai pengaruh yang cukup besar. Penduduk akan
mengurangi pembelian AC (air conditioner), lemari es dan alat-alat listrik lainnya. Dan alat-alat listrik yang akan dibeli adalah yang lebih hemat energi.
Tindakan-tindakan tersebut akan mengurangi
permintaan akan tenaga listrik. Sama juga halnya, sektor industri akan beralih ke sumber sumber
energi lainnya, akan menggunakan teknologi
produksi yang hemat energi, atau akan berpindah ke daerah-daerah yang tarif listriknya lebih
murah. Oleh karena itu, pengaruh akhir dari kenaikan harga tersebut terhadap permintaan akan tenaga listrik mungkin cukup besar. Tetapi hal tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama sebelum dampak tersebut secara penuh
terasa. Fenomena elastisitas jangka panjang yang lebih besar dari elastisitas jangka pendek ini
terjadi untuk hampir semua faktor faktor yang menentukan permintaan.
56
Elastisitas harga untuk produk permintaan turunan ...
Fungsi permintaan dari beberapa barang biasanya memasukkan salah satu variabel
independen dari fungsi permintaan akan produk lainnya. Hubungan ini menunjukkan bahwa
kuantitas barang yang dibeli diturunkan dari permintaan akan barang lainnya, oleh karena itu kita menggunakan istilah permintaan
turunan untuk menunjukkan hubungan seperti ini. Jumlah kredit perumahan atau mobil tidak secara langsung bisa ditentukan, karena jumlah tersebut diturunkan dari permintaan akan
rumah atau mobil. Demikian pula halnya dengan permintaan akan jasa angkutan ke daerah-daerah wisata, juga bukanlah suatu permintaan langsung, tetapi diturunkan dari
permintaan akan rekreasi. Meskipun permintaan akan barang-barang konsumsi (produk-produk akhir) bisa atau tidak merupakan permintaan turunan, tetapi permintaan akan semua barang- barang produktif (produk-produk yang
digunakan dalarn industri pengolahan untuk konsurnsi akhir) adalah permintaan turunan.
57
Permintaan agregat akan barang-barang konsurnsi menentukan permintaan akan peralatan-peralatan modal, bahan-bahan baku, tenaga kerja dan energi yang
digunalkan untuk mengolah barang-barang
konsurnsi tersebut. Misalnya, permintaan akan baja, alumuniurn dan plastik, sernuanya
merupakan permintaan turunan. Sama halnya dengan peralatan mesin dan tenaga kerja.
Tidak satu pun dari barang-barang produksi tersebut yang diminta karena nilai
langsungnya bagi konsumen, tetapi oleh karena peranan dari permintaan turunan
tersebut dalarn proses produksi barang dan jasa. Seperti telah dijelaskan di muka,
permintaan akan barang-barang produktif tergantung dengan permintaanakan produk- produk alklhir yang akan diproduksi. Oleh
karena itu, analisis tentang permintaan akan produk- pro-dulk akhir merupakan bagian
penting dari analisis permintaan akan barang- barang anti"atau produktif. Hubunga ini tidak secara langsung.
58
Misalnya, permintaan akan produk-produk akhir. Hal ini terjadi karena barang antara tersebut hanya mewakili satu input dalarn proses produksi, kecuali kalau biaya input
tersebut merupakan bagian yang terbesar dari biaya total untuk menghasilkan produk akhir, maka setiap persentase perubahan harga
barang antara tersebut akan mengakibatkan persentase perubahan biaya (harga) produk akhir lebih kecil.
Hubungan ini bisa digambarkan dengan melihat permintaan akan sejenis cat yang khusus
digunalkan untulk mengecat mobil. Biaya total pembuatan mobil merk Cennacar (sekedar
misal) adalah Rpl 0.000.000,00 dan sebanyak Rp500.00O,OO dari biaya total tersebut
digunakan untuk cat. Misalkan harga cat
tersebut naik dua kali lipat (naik sebesar 100 persen) maka sekarang dibutuhkan uang
sebanyak Rp1.000.000.00 untuk setiap unit mobil yang diproduksi.
59
Pada keadaan ini, biaya total produk akhir terse-but, dan mungkinjuga harganya, akan meningkat sebesar5 persen (500.000/
10.000.000 = 0,05). Jika elastisitas harga permintaan akan mobil sebesar -2,5, maka kenaikan harga sebesar5 persen iniakan
menurunkan permintaan akhir sebesar 12,5 persen. Dengan menganggap bahwa jumlah cat khusus yang dibutuhkan untuk setiap
mobil adalah tetap dan tidak ada barang substitusinya, maka kenaikan harga cat tersebut sebesar 100 persen hanya akan
mengakibatkan penurunan permintaan akan cattersebut hanya sebesar 12,5 persen. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan
bahwa elastisitas
harga'adalah -0,125 (-12,5/100=-0,125=Ep).
Dengan kata lain, 1 persen kenaikan harga
cat tersebut akan mengakibatkan permintaan akan cat itu turun hanya sebesar 0,125
persen. Permintaan akan cat tersebut tidak elastis walaupun permintaan akan produk akhirnya cukup elastis.