V. ANALISIS HUBUNGAN ANTARA STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN
3. Hubungan antara Indikator SPM-PD dengan Indikator Accreditasi: sebuah
Meskipun ada hubungan yang erat antara indikator yang digunakan dalam akreditasi dengan indikator penilaian dalam SPM-PD, hal tersebut bukan berarti bahwa kedua indikator ersebut akan sepenuhnya disinkronkan.
Tiga indikator kinerja dari SPM-PD tidak dapat tercakup dalam proses akreditasi karena mereka hanya berhubungan dengan aktivitas dari Pemerintah Kabupaten/Kota tersebut. Indikator Kinerja 1 berkaitan dengan penyediaan Sekolah/Madrasah di suatu kabupaten atau kota untuk menjamin akses yang wajar bagi murid dalam kaitannya jarak antara sekolah dengan rumah mereka. Indikator Kinerja ini dibuat untuk mengukur kualitas setiap sekolah atau madrasah tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan penekanan terhadap tanggung jawab Pemerintah Kabupaten dalam menjamin terdapatnya akses yang wajar bagi semua murid kepada Pendidikan Dasar.
Indikator Kinerja 12 bertanya tentang kualifikasi semua pengawas Sekolah/Madrasah di Kabupaten/Kota. Informasi ini dapat diperoleh hanya dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
Indikator Kinerja 13 bertanya secara khusus tentang perencanaan Kabupaten/Kota. Suatu informasi yang tidak tersedia di tingkat Sekolah/Madrasah.
Tiga Indikator Kinerja lainnya tidak tercakup karena informasi yang diperlukan saat ini tidak dikumpulkan oleh proses akreditasi, meskipun dapat tersedia di tingkat madrasah sekolah. Informasi yang berkaitan dengan jumlah dan lama kunjungan pengawas ke Sekolah/Madrasah (Indikator Kinerja 14), jumlah jam guru tetap bekerja di Sekolah/Madrasah (Indikator Kinerja 19) dan jumlah jam per minggu dan minggu per tahun suatu Sekolah/Madrasah beroperasi (Indikator Kinerja 20).
Indikator Kinerja 27 yang berkaitan dengan manajemen berbasis sekolah, memiliki dua sub-indikator (27,2 dan 27,3) yang memerlukan informasi yang pada saat ini tidak dikumpulkan oleh proses akreditasi. Indikator Kinerja ini berkaitan dengan produksi laporan tahunan pada madrasah dan sekolah serta keterlibatan Komite Sekolah/Madrasah dalam perencanaan dan penganggaran.
Informasi yang diperlukan untuk Indikator Kinerja SPM-PD dan sub-indikator yang lain sudah dikumpulkan di tingkat Sekolah/Madrasah dalam proses akreditasi. Dan semua Indikator Kinerja ini, bagaimanapun juga, termasuk sub-indikator, meminta berapa persentase Sekolah/Madrasah yang memenuhi indikator di semua Kabupaten/Kota. Pertanyaan-pertanyaan ini tidak bisa dijawab oleh proses akreditasi. Karena pada dasarnya, Sekolah/Madrasah, dinilai untuk akreditasi hanya setiap lima tahun, sehingga tidak mungkin untuk menggabungkan hasil akreditasi di Kabupaten/Kota dalam satu tahun untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang kondisi Pendidikan Dasar yang diukur dengan SPM-PD. Misalnya, suatu Sekolah/Madrasah tidak mungkin menemui suatu Indikator Kinerja ketika mereka menjalani proses akreditasi pada tahun 2010, tetapi mereka mungkin sudah memenuhi Indikator Kinerja itu pada tahun 2013 tanpa terdaftar di data base akreditasi.
Tiga Indikator Kinerja SPM-PD (no. 7 sampai 9) yang sebagian hilang, berkaitan dengan sertifikasi profesi guru. Saat ini, akreditasi hanya meminta kualifikasi akademik guru, tidak merekam informasi tentang sertifikasi profesional. Alasan yang diberikan adalah bahwa sertifikasi profesi belum dikelola dengan efisiensi dan memadai sehingga banyak guru yang sebenarnya sudah dapat disertifikasi belum mendapatkannya karena adanya kuota dari Pemerintah yang membatasi jumlah guru yang dapat disertifikasi setiap tahunnya. Oleh karena itu mungkin informasi tentang sertifikasi guru dapat dimasukkan kedalam proses pengumpulan data akreditasi, namun informasi ini belum akan dimasukkan dalam perhitungan skor akreditasi.
Indikator Kinerja 26 juga hanya diperoleh sebagian dari madrasah, karena instrumen akreditasi saat ini tidak meminta Madrasah Ibtidaiyah untuk menyediakan laporan akhir semester ke Kantor Agama Kabupaten, meskipun Madrasah Tsanawiyah diharuskan menyediakan laporan tersebut.
Hubungan antara indikator SPM-PD dengan kriteria akreditasi selanjutnya diringkas dalam bentuk tabel di bawah ini.
Table 5. Indikator/sub-indikator SPM-PD yang tercakup dalam proses akreditasi Indikator/sub-indikator SPM-PD Derajat Pembahasan dalam
Proses Akreditasi Indikator Kinerja 2
Sub- indikator 2.1, 2.2, 2.3, 2.4
Jumlah murid di setiap kelas untuk sekolah dasar (SD / MI) tidak lebih dari 32 dan untuk sekolah menengah pertama (SMP / MTs) tidak lebih dari 36. 1 (satu) kelas harus dilengkapi dengan jumlah meja dan kursi untuk murid dan guru, dan papan tulis yang cukup
Tercakup sebagian
Tercakup pada tingkat Sekolah/Madrasah
Indikator 2.1, 2.2, 2.3, 2.4 tidak tercakup pada tingkat Kabupaten/Kota
Indikator Kinerja 3 Sub-Indikator 3.1, 3.2
Pada setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP / MTs), laboratorium ilmu alam harus tersedia dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk 36 murid dan minimal satu set alat laboratorium IPA untuk demonstrasi dan percobaan
Tercakup sebagian
Tercakup pada tingkat Sekolah/Madrasah
Indikator 3.1, 3.2, tidak tercakup pada tingkat Kabupaten/Kota, lihat Tabel
Indikator/sub-indikator SPM-PD Derajat Pembahasan dalam Proses Akreditasi
murid 4, dibawah)
Indikator Kinerja 4 Sub-Indikator 4.1, 4.2, 4.3
Pada setiap sekolah dasar (SD / MI) dan SMP (SMP / MTs), ruang guru harus tersedia dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya, dan di setiap sekolah menengah pertama (SMP / MTs ), ruang kepala sekolah harus tersedia dan terpisah dari ruang guru.
Tercakup sebagian
Tercakup pada tingkat Sekolah/Madrasah
Indikator 4.1, 4.2, 4.3 tidak tercakup pada tingkat Kabupaten/Kota, lihat Tabel 4, dibawah)
Indikator Kinerja 5 Sub-Indikator 5.1, 5.2
Pada setiap sekolah dasar (SD / MI), guru diharuskan mengajar 32 murid dan 6 (enam) guru untuk setiap satuan pendidikan dan, dalam kasus daerah khusus, 4 (empat) guru untuk setiap satuan pendidikan.
Tercakup sebagian
Tercakup pada tingkat Sekolah/Madrasah
Indikator 5.1, 5.2, tidak tercakup pada tingkat Kabupaten/Kota, lihat Tabel 4, dibawah)
Indikator Kinerja 6
Pada setiap sekolah menengah pertama (SMP / MTs), 1 (satu) guru mengajar untuk setiap mata pelajaran dan, dalam kasus daerah khusus, satu guru untuk setiap kelompok mata pelajaran.
Tercakup sebagian
Tercakup pada tingkat Sekolah/Madrasah
Tidak tercakup pada tingkat Kabupaten/Kota, lihat Tabel 4, dibawah)
Indikator Kinerja 7
Pada setiap sekolah dasar (SD / MI), 2 (dua) guru yang memiliki kualifikasi akademik gelar sarjana (S1) atau program 4 tahun (D-IV) .... dan 2 (dua) guru memegang sertifikat pendidik.
Tercakup sebagian
Tercakup pada tingkat Sekolah/Madrasah
Sub-Indikator 7.1 and 7.2 tidak tercakup: (lihat Tabel 3 and 4, dibawah).
Indikator Kinerja 8
Pada setiap sekolah menengah pertama (SMP / MTs), 70% guru memiliki kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan setengah dari mereka (35% dari total guru) sertifikat pendidik dan, dalam kasus daerah khusus, 40% harus memiliki gelar S1 atau D-IV kualifikasi dan 20% dari mereka harus memegang sertifikat pendidik.
Tercakup sebagian
Kualifikasi tercakup pada tingkat Sekolah/Madrasah Sub-Indikator 8.1 and 8.2 tidak tercakup: (lihat Tabel 3 and 4, dibawah).
Indikator Kinerja 9
Di setiap sekolah menengah pertama (SMP / MTs), guru memiliki kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan memegang sertifikat pendidik, masing-masing untuk Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan PPKN.
Tercakup sebagian
Kualifikasi tercakup pada tingkat Sekolah/Madrasah Informasi tentang sertifikasi dan situasi pada tingkat Kabupaten/Kota tidak tersedia (lihat Tabel 3 dan 4, dibawah)
Indikator Kinerja 10
Di setiap Kabupaten/Kota, semua Kepala SD / MI memiliki
Tercakup sebagian
Indikator/sub-indikator SPM-PD Derajat Pembahasan dalam Proses Akreditasi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan memegang sertifikat
pendidik.
tercakup di tingkat Sekolah/Madrasah.
Informasi tentang situasi di tingkat Kabupaten/Kota tidak tersedia (lihat Tabel 4, di bawah)
Indikator Kinerja 11
Di setiap Kabupaten/Kota, semua Kepala SMP/MTs memiliki kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan memegang sertifikat pendidik.
Tercakup sebagian
Kualifikasi dan sertifikasi tercakup di tingkat Sekolah/Madrasah.
Informasi tentang situasi di tingkat Kabupaten/Kota tidak tersedia (lihat Tabel 4, di bawah)
Indikator Kinerja 15 Sub-indicator 15.1
Setiap SD/MI menyediakan setiap murid satu set buku pelajaran yang dinyatakan layak oleh Pemerintah untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Sosial dan PPKN.
Tercakup sebagian Tercakup
Sub-Indikator 15.2 tidak tercakup: (lihat Tabel 4, dibawah).
Indikator Kinerja 16 Sub-indikator 16.1,
Setiap SMP/MTs harus menyediakan setiap murid satu set buku pelajaran yang dinyatakan layak oleh Pemerintah untuk semua mata pelajaran.
Tercakup sebagian Tercakup
Indikator Kinerja 17
Setiap SD / MI menyediakan satu set bantuan visual ilmu alam dan bahan-bahan yang mencakup kerangka manusia, bola dunia, contoh peralatan optik, peralatan ilmu alam untuk eksperimen dasar dan poster ilmu alam.
Tercakup sebagian
Tidak tercakup pada tingkat Kabupaten/Kota, lihat Tabel 4, dibawah)
Indikator Kinerja 18 Sub-Indikator 18.1, 18.2
Setiap SD/MI memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 judul buku referensi, dan setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 judul buku referensi.
Tercakup sebagian
Tercakup pada tingkat Kabupaten/Kota
Tidak tercakup pada tingkat Kabupaten/Kota, lihat Tabel 4, dibawah)
Indikator Kinerja 21
Satuan pendidikan mengadopsi unit kurikulum pendidikan (KTSP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tercakup sebagian
Tercakup pada tingkat Sekolah/Madasah
Tidak tercakup pada tingkat Kabupaten/Kota, (lihat Tabel 4, dibawah)
Indikator Kinerja 22 Sub-Indikator 22.1
Setiap guru mengadopsi rencana pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk subjek yang diajarkan.
Tercakup sebagian Tercakup
Sub-Indikator 22.2, 22.3 tidak tercakup pada tingkat
Indikator/sub-indikator SPM-PD Derajat Pembahasan dalam Proses Akreditasi Kabupaten/Kota, (lihat Tabel 4, dibawah) Indikator Kinerja 23 Sub-indikator 23.1
Setiap guru mengembangkan dan mengadopsi program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar dari anak-anak didiknya.
Tercakup sebagian Tercakup
Sub-Indikator 22.2, 22.3 tidak tercakup pada tingkat Kabupaten/Kota, (lihat Tabel 4, dibawah)
Indikator Kinerja 24
Kepala sekolah melatih pengawasan terhadap ruang kelas dan memberikan umpan balik kepada guru, dua kali setiap semester .
Tercakup sebagian
Tercakup pada tingkat Sekolah/Madasah
Tidak tercakup pada tingkat Kabupaten/Kota, (lihat Tabel 4, dibawah)
Sub-Indikator 24.1, 24.2 tidak tercakup, (lihat Tabel 4, dibawah)
Indikator Kinerja 25
Setiap guru menyampaikan laporan evaluasi subjek dan laporan penilaian murid kepada kepala sekolah pada akhir setiap semester dalam bentuk laporan prestasi murid.
Tercakup sebagian Tercakup
Sub-Indikator 25.2, 25.3 tidak tercakup pada tingkat Kabupaten/Kota, (lihat Tabel 4, dibawah)
Indikator Kinerja 26 Sub-indicator 26.1
Kepala Sekolah atau Kepala madrasah menyajikan laporan hasil pemeriksaan semester (UAS) dan Ujian Promosi (UKK) dan ujian akhir (sekolah/ujian nasional) kepada orang tua murid dan mengirim rekapitulasinya ke Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kementerian Agama pada setiap akhir semester.
Tercakup sebagian
Tercakup sebagian: instrumen akreditasi tidak memeriksa apakah setiap MI menyediakan laporan kepada Kantor (lihat Tabel 3, dibawah)
Sub-Indikator 26.2, 26.3 tingkat Kabupaten/Kota, (lihat Tabel 4, dibawah) Indikator Kinerja 27
Setiap satuan pendidikan mengadopsi prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS)
Sub-indikator 27.1
Setiap satuan pendidikan memiliki rencana kerja tahunan
Tercakup sebagian
Tercakup pada tingkat Sekolah/Madasah
Sub-Indikator 27.2, 27.3 tidak tercakup pada tingkat Sekolah/Madasah, (lihat Tabel 3, dibawah)
Sub-Indikator 27.2, 27.3 tidak tercakup pada tingkat Kabupaten/Kota, (lihat Tabel 4, dibawah)
Tabel 6. Indikator/sub Indikator SPM-PD yang tidak termasuk, walaupun dimungkinkan, kedalam proses akreditasi
Indikator/sub Indikator SPM-PD Informasi yang dapat bersumber dari tingkat Sekolah/Madrasah, tetapi
tidak termasuk dalam proses akreditasi Indikator Kinerja 7
Pada tingkat Sekolah Dasar (SD/MI)... 2 (dua) guru harus memiliki sertifikat pendidik
Kekurangan informasi mengenai sertifikasi guru Indikator Kinerja 8
Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), …(35% dari totak guru) harus mempunyai sertifikat pendidik dan, dalam halnya daerah khusus, 20% dari mereka harus mempunyai sertifikat pendidik.
Kekurangan informasi mengenai sertifikasi guru
Indikator Kinerja 9
Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), guru…. Harus mempunyai sertifikat pendidik, masing-masing untuk Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan PPKN.
Kekurangan informasi mengenai sertifikasi guru
Indikator Kinerja 10
Pada setiap Kota/Kabupaten, semua Kepala SD/MI harus mempunyai kualifikasi S1 atau D-IV dan mempunyai sertifikat pengajar.
Kekurangan informasi mengenai sertifikasi guru Indikator Kinerja 11
Pada setiap Kota/Kabupaten, semua Kepala SMP/MTs harus mempunyai kualifikasi S1 atau D-IV dan mempunyai sertifikat pengajar.
Kekurangan informasi mengenai sertifikasi guru Indikator Kinerja 14
Pengawas harus melakukan kunjungan kepada unit pendidikan setiap bulan dan 3 jam dari kunjungan tersebut digunakan untuk pengawasan dan pemanduan.
Information about number and length of supervisor visits is not collected in the accreditation process but can be available at school/madrasah level. Not covered at district/city level, see Tabel 4, below) Indikator Kinerja 19
Sub-indicator 19.1
Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam setiap minggu pada setiap unit pendidikan, termasuk penyusunan rencana mengajar, mengajar, menilai hasil belajar, dan memandu atau melatih murid dan membawakan tugas tambahan.
Tidak ada informasi yang dikumpulkan pada sub indikator ini, namun dapat diperoleh pada tingkat Sekolah/Madrasah
Tidak tercakup pada tingkat Kabupaten/Kota, lihat Tabel 4, dibawah)
Indikator Kinerja 20 Sub-indicator 20.1
Unit pendidikan menjalani proses pengajaran sebanyak 34 minggu per tahun dengan aktivitas belajar tatap muka sebagai berikut:
a) Kelas I-II : 18 jam per minggu; b) Kelas III : 24 jam per minggu; c) Kelas IV-VI : 27 jam per minggu; atau d) Kelas VII-IX : 27 jam per minggu.
Tidak ada informasi yang dikumpulkan pada sub indikator ini, namun dapat diperoleh pada tingkat Sekolah/Madrasah
Indikator Kinerja 26 Sub-indikator 26.1
Informasi terkait laporan MI kepada Kantor Dinas Agama dapat diperoleh dari Tingkat Madrasah. Indikator Kinerja 27
Sub-indikator 27.2
Sekolah/Madrasah memiliki Laporan Tahunan. Sub-Indikator 27.3
Sekolah/Madrasah memiliki komite sekolah yang berfungsi.
Tidak ada informasi yang dikumpulkan pada sub indikator ini, namun dapat diperoleh pada tingkat Sekolah/Madrasah
Tabel 7. Indikator/sub Indikator SPM-PD yang tidak, dan tidak dapat, dimasukkan kedalam proses akreditasi
Indikator/sub Indikator SPM-PD Reasons for non-inclusion Indikator Kinerja 1
Sebuah unit edukasi tersedia dalam jarak berjalan kaki maksimal 3 km untuk sekolah dasar (SD/MI) dan 6 km berjalan kaki atau dengan perahu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) dari rumah tinggal di wilayah terpencil.
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 2
Sub-Indikator 2.1, 2.2, 2.3, 2.4
Persentase SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 3
Sub-Indikator 3.1, 3.2
Persentase SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 4
Sub-Indikator 4.1, 4.2, 4.3
Persentase SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 5
Sub-Indicatators 5.1, 5.2
Persentase SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 7 Tidak berkaitan dengan
Indikator/sub Indikator SPM-PD Reasons for non-inclusion Sub-Indicatators 7.1, 7.2
Persentase SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut
akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 8
Sub-Indicatators 8.1, 8.2
Persentase SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 9
Persentase SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 10
Persentase SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 11
Persentase SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 12
Pada setiap Kabupaten/Kota, semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualifikasi S1 atau D-IV dan memiliki sertifikat pendidik.
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 13
Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki rencana dan menjalankan kegiatan untuk mendukung unit pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses belajar yang efektif.
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah.
Indikator Kinerja 14
Persentase SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 15
Sub-Indikator 15.2
Persentase SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 16
Sub-Indikator 16.2
Persentase SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 17
Persentase SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 18
Sub-Indikator 18.1, 18.2
Persentase SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 19
Sub-Indikator 19.2, 19.3
Persentase SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Indikator/sub Indikator SPM-PD Reasons for non-inclusion kriteria tersebut.
Indikator Kinerja 20 Sub-Indikator 20.2, 20.3
Persentase SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 21
Sub-Indikator 21.1, 21.2
Persentase SD/MI di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 22
Sub-Indikator 22.2, 22.3
Persentase SD/MI di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut.
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 23
Sub-Indikator 23.2, 23.3
Persentase SD/MI di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut.
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 24
Sub-Indikator 24.1, 24.2
Persentase SD/MI di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut.
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 25
Sub-Indikator 25.2, 25.3
Persentase SD/MI di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut.
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 26
Sub-Indikator 25.2, 25.3
Persentase SD/MI di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut.
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah. Indikator Kinerja 27
Sub-Indikator 27.1, 27.2, 27.3
Persentase SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria tersebut.
Tidak berkaitan dengan akreditasi
Sekolah/Madrasah.
Lampiran 2 memberikan analisis yang lebih rinci tentang hubungan antara indikator dan informasi SPM-PD yang dikumpulkan dalam proses akreditasi.