• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KESIAPAN

BAB II. LANDASAN TEORI

D. HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KESIAPAN

Mahasiswa semester akhir berada pada masa dewasa awal.

Berdasarkan tugas perkembangannya, masa dewasa awal merupakan masa

peralihan dari ketergantungan ke masa kemandirian baik dari segi ekonomi,

kebebasan menentukan diri sendiri dan pandangan tentang masa depan yang

lebih realistis (Hurlock, 1990).

Kemandirian terbentuk dari adanya interaksi yang kompleks, yang

melibatkan unsur-unsur kognisi, afeksi dan konasi melalui proses

pengkondisian dan proses belajar yang akhirnya membentuk pengalaman

hidup. Tanpa kemandirian, seseorang tidak mungkin mempengaruhi dan

menguasai lingkungan dan dikuasai lingkungan. Dengan kata lain,

kemandirian merupakan modal dasar bagi manusia dalam menentukan sikap

dan perbuatan terhadap lingkungannya (Masrun, 1986). Bila seseorang

memiliki kemandirian yang tinggi, besar kemungkinannya ia tidak akan

mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pada

umumnya, dan khususnya dengan lingkungan kerja (Kartono, 1985).

Individu yang mandiri ditunjukkan dengan adanya usaha untuk

mengejar prestasi dengan penuh ketekunan sehingga dapat menghasilkan

prestasi yang baik. Individu mampu merencanakan masa depannya dan

berusaha untuk dapat mewujudkan harapan-harapannya. Individu dapat

berpikir kritis serta kreatif dalam melakukan tugas-tugasnya sehingga tidak

masalah yang dihadapi serta mampu mempengaruhi lingkungan atas usahanya

sendiri. Selain itu, individu yang mandiri memiliki kepercayaan diri sehingga

mampu mengambil keputusan sesuai dengan keinginannya tanpa tergantung

dengan orang lain dan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan penuh

tanggung jawab. Seseorang yang mandiri mampu menentukan pilihannya

sendiri misalnya dalam mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah

sehingga pada akhirnya individu akan memperoleh kepuasan dari apa yang

telah dipilihnya (Masrun, 1986).

Tidak semua individu dapat mandiri. Individu yang tidak mandiri akan

membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain untuk menentukan

keputusan dan tindakannya (Turner & Turner, 1999). Keadaan ini membuat

individu yang tidak mandiri memiliki ketergantungan dengan orang lain.

Apabila tidak ada orang yang bisa membantunya, maka individu tersebut akan

mengalami keragu-raguan terhadap dirinya serta mengalami kesulitan untuk

beradaptasi. Ketidakpercayaan diri yang muncul pada diri individu tersebut

dapat menghambat laju perkembangan kemandirian individu. Pada saat

individu dihadapkan pada pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah

dalam kelompok ataupun dalam perkuliahan, maka individu tersebut akan

mengalami kebingungan dalam menentukan pilihannya. Pada saat individu

dihadapkan pada tugas-tugas kuliah yang berat, maka individu akan merasa

kesulitan dalam menyelesaikannya dikarenakan tidak ada yang membantunya.

meninggalkan tugas-tugas tersebut dan tidak menyelesaikan apa yang telah

menjadi tanggung jawabnya.

Dalam pencapaian kemandirian, yang paling diakui sebagai tanda

memasuki masa dewasa adalah ketika seseorang mendapatkan pekerjaan

penuh waktu yang kurang lebih tetap. Hal ini biasanya terjadi pada saat

seseorang menyelesaikan sekolah menengah atas dan dari universitas. Ketika

individu memasuki sebuah pekerjaan untuk pertama kalinya, mereka mungkin

dihadapkan pada masalah dan kondisi yang tidak mereka antisipasi

sebelumnya (Santrock, 2002). Untuk itu, kemandirian berperan penting dalam

penyelesaian masalah-masalah tersebut. Kemandirian merupakan salah satu

unsur kepribadian yang dianggap penting dalam kehidupan manusia (Masrun,

1986). Kemandirian memiliki dampak positif bagi dewasa awal yaitu mampu

membuat keputusannya sendiri dan dapat bertanggung jawab atas keputusan

yang diambilnya (Ardini, 2012). Didukung dengan pendapat dari Brady

(2010) yang menyebutkan bahwa individu yang memiliki perasaan atau

keinginan untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, dapat beradaptasi

dengan perubahan dan tuntutan dari tempat kerja merupakan individu yang

siap bekerja. Individu juga mampu untuk mengidentifikasi kemampuan atau

kekuatan yang akan dipergunakan di dunia kerja. Berdasarkan penjelasan

diatas menunjukkan bahwa kemandirian yang dimiliki individu mendukung

juga kesiapan individu tersebut dalam menghadapi dunia kerja.

Mahasiswa semester akhir merupakan calon lulusan yang kemudian

untuk menyesuaikan diri dengan peran yang baru. Pada masa transisi untuk

memasuki dunia kerja dibutuhkan suatu kesiapan pada individu untuk dapat

menghadapi dunia kerja yang baru (Santrock, 2002). Namun, ketika seseorang

merasa tidak mampu dan tidak memiliki kesiapan akan menyebabkan

seseorang tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik, tidak mampu

memimpin, menjadi prokrastinasi, tidak menyelesaikan tugasnya, sering

bertanya tentang tugasnya, menghindari tugas, dan merasa tidak nyaman

(Hersey & Blanchard dalam Robbins, 2008).

Individu yang siap bekerja menurut Ward dan Riddle (dalam Utadi,

2012) dapat diartikan sebagai individu yang dapat menyesuaikan diri terhadap

budaya kerja yang baru, mengetahui keterampilan yang dimiliki, mengetahui

dengan benar apa yang diinginkan, dan kapasitas untuk mempelajari sesuatu

yang baru. Individu dapat berbaur dengan orang lain, memiliki fleksibilitas

untuk beradaptasi dengan perubahan, mengerti apa yang menjadi harapan

dalam hidup, mengerti apa yang menjadi harapan orang lain, dan harapan

dalam pekerjaan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat

kemandirian seseorang dapat mempengaruhi kesiapan kerja yang dimiliki oleh

orang tersebut. Dapat dikatakan bahwa ketika seseorang yang mandiri

dihadapkan pada dunia kerja yang baru, ia mampu beradaptasi dengan baik,

dapat lebih percaya diri dalam mengambil keputusan serta mampu

menyelesaikan pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab tanpa tergantung

kesiapan kerja pada diri individu. Kesiapan kerja yang dimiliki individu dapat

SKEMA 1: Hubungan Antara Kemandirian Dengan Kesiapan Kerja

Mahasiswa Dewasa Awal

Kemandirian

- Selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam mengambil keputusan - Tidak bertanggungjawab

dalam mengambil

keputusan - Mampu membuat keputusan

yang didasarkan atas pertimbangannya sendiri - Dapat bertanggung jawab atas

keputusan yang diambilnya. -Melakukan tindakan berdasarkan

kehendak sendiri

-Memiliki usaha untuk mengejar prestasi

-Kreatif dan Inisiatif

-Perasaan mampu untuk

mangatasi masalah yang dihadapi

-Rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri

-Melakukan tindakan

berdasarkan bantuan orang lain

-Kurangnya usaha yang dimiliki untuk mengejar prestasi

-Tidak mampu untuk mangatasi masalah yang dihadapi

-Tidak percaya terhadap kemampuan diri sendiri

Kemandirian Tinggi Kemandirian Rendah

Kesiapan Kerja Rendah Kesiapan Kerja Tinggi

Dokumen terkait