Beragamnya fitur-fitur yang ada di Instagram menjadikan intensitas penggunaan Instagram dikalangan mahasiswa semakin meningkat (Atmoko, 2012).
Mahasiswa merupakan golongan remaja akhir yang perlu untuk memperhatikan perilaku atau tingkah lakunya pada saat menggunakan Instagram. Memiliki kontrol diri terkait dengan aktivitas yang dilakukan saat
mengakses Instagram menjadi sesuatu hal yang penting untuk mahasiswa. Hal ini dikarenakan agar mahasiswa maupun mahasiswi memiliki kemampuan untuk memilah mana saja perilaku yang dapat atau tidak dapat diterima di lingkungan masyarakatnya (Aviyah & Farid, 2014).
Secara umum kontrol diri dapat mempengaruhi cara individu berperilaku dan mengendalikan emosinya. Menurut Averill (1973), kontrol diri merupakan sebuah variabel psikologis yang meliputi kemampuan individu untuk mengatur atau merubah perilaku, mencerna hal baik ataupun buruk dan memilah informasi yang penting dan tidak penting serta kemampuan seseorang untuk memilih suatu tindakan yang diyakininya. Seseorang yang mempunyai kontrol diri yang baik maka akan semakin baik pula individu tersebut dalam mengatur perilaku dan emosinya (Denson, 2012). Aspek-aspek yang terdapat pada kontrol diri adalah behavior control atau kontrol perilaku, cognitive control atau kognisi kontrol
dan decisional control atau mengontrol keputusan.
Kontrol diri menjadi salah satu faktor yang ikut andil pada kecanduan Instagram. Hal ini sejalan dengan Young (2010) yang menyatakan bahwa
terdapat lima faktor yang mendorong terjadinya kecanduan Instagram, yaitu gender, kondisi psikologis, kondisi sosial ekonomi, tujuan dan waktu penggunaan Instagram, serta tidak mampu mengontrol diri. Penelitian terkait kontrol diri dengan kecanduan internet yang dilakukan oleh Ariyanto (2017) menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada remaja di Surakarta. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kontrol diri yang dimiliki seseorang maka semakin rendah tingkat kecanduan internetnya. Pengguna Instagram yang memiliki kontrol diri yang tinggi akan mampu menentukan, mengarahkan serta mengatur perilaku penggunaan Instagram.
Averill (1973) menjelaskan bahwa kontrol diri memiliki tiga aspek. Pertama, kemampuan mengontrol perilaku (behavior control) yaitu kemampuan individu dalam menentukan siapa yang mengendalikan keadaan dirinya atau sesuatu di luar dirinya. Kemampuan untuk memahami bagaimana dan kapan sesuatu stimulus yang tidak dikehendaki untuk dihadapi. Salah satu faktor penyebab terjadinya kecanduan Instagram menurut Young (2010) yaitu ketidakmampuan mengontrol diri. Individu yang tidak mampu untuk mengontrol diri dalam penggunaan Instagram akan memiliki kecenderungan mengalami kecanduan Instagram. Ketidakmampuan mengontrol diri dalam penggunaan Instagram akan membuat individu lupa waktu dan akan terus menambah durasi
waktu dalam penggunaanya (Istri, 2016). Pada saat individu tidak dapat mengontrol dirinya dalam menggunakan Instagram maka individu tersebut tidak dapat mengarahkan dan mengatur perilakunya dalam menggunakan Instagram.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ariyanto, 2017), yaitu individu yang mampu mengontrol diri mampu mempertimbangkan konsekuensi sehingga dapat memilih tindakan yang dilakukan serta individu mampu mengatur dalam menggunakan internet sesuai dengan kebutuhan dan mampu menyeimbangkan aktivitas online dengan aktivitas lain di kehidupan.
Kedua, aspek kemampuan mengontrol kognisi (kognitive control) yaitu kemampuan seseorang utuk mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara mengimplementasikan, menilai atau menggabungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologi untuk mengurangi tekanan. Salah satu faktor penyebab terjadinya kecanduan Instagram menurut Young (2010), kondisi psikologis. Kecanduan Instagram muncul akibat dari masalah-masalah emosional, yaitu depresi dan gangguan kecemasan. Apabila individu tidak mampu mengimplementasikan, menilai dan menggabungkan hal-hal yang tidak dibutuhkan dari Instagram maka individu akan semakin mengalami kecanduan Instagram. Individu akan menggunakan dunia fantasi Instagram sebagai pengalihan dari perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Putri (2019), bahwa individu yang mengalami kecemasan dan depresi dalam hubungan sosial akan beralih ke dunia maya salah satunya Instagram. Adanya kemampuan mengontrol kognisi sangat diperlukan agar individu dapat mengontrol diri dalam penggunaan Instagram dan tidak mengalami kecanduan Instagram.
Ketiga, kemampuan dalam mengontrol keputusan (decisional control), yaitu kemampuan seseorang dalam menentukan tindakan atau suatu hasil
berdasarkan pada suatu hal yang diyakini. Salah satu faktor penyebab terjadinya kecanduan Instagram menurut Young (2010), yaitu tujuan dan waktu penggunaan Instagram. Apabila tujuan individu menggunakan Instagram untuk pendidikan maka individu memiliki kecenderungan kecanduan Instagram lebih kecil. Hal ini dikarenakan individu mampu membatasi dan mengontrol kegiatan yang dilakukan ketika mengakses Instagram (Young, 2010). Individu akan mengimplementasikan, menilai dan menggabungkan suatu informasi yang tidak dibutuhkan. Pada saat pengguna Instagram memutuskan untuk menggunakan Instagram dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan maka seseorang tersebut
tidak akan mengalami kecanduan internet (Baumeister, 2002). Begitu sebaliknya, individu yang tidak dapat mengontrol dirinya dalam menggunakan Instagram dengan baik dan sesuai kebutuhan menunjukkan individu tersebut
memiliki kontrol diri yang rendah, sehingga individu tersebut akan mengalami kesulitan dalam mengarahkan penggunaan Instagram dan pada akhirnya mengarahkan individu pada kecanduan Instagram (Baumeister, 2002).
Menurut Choliz (2012), individu yang memiliki kontrol diri yang baik akan dapat mengontrol dan mengarahkan perilakunya dalam penggunaan Instagram dan tidak akan mengalami kecanduan Instagram. Sebaliknya,
individu yang memiliki kontrol diri kurang baik akan menyebabkan individu tersebut kesulitan dalam mengatur, mengarahkan dan mengurangi penggunaan Instagram. Individu yang mengalami kecanduan Instagram cenderung berani
mengambil risiko kehilangan karena Instagram. Apabila seorang pengguna Instagram sedang mangalami masalah, maka ia akan menggunakan Instagram
untuk melarikan diri dari masalahnya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Tri Kusuma Adi (2016) yaitu individu mencoba mengatasi masalah yang dimilikinya dengan cara melarikan diri dari dunia nyata ke dunia maya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bagaimana kontrol diri memiliki hubungan dengan kecanduan Instagram. Banyaknya informasi yang dapat diperoleh di Instagram membuat penggunanya tidak bisa mengontrol dan mengarahkan diri untuk memilah informasi yang diperlukan dan tidak diperlukan. Penelitian ini berfokus untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan Instagram pada mahasiswa di Universitas Islam Indonesia.
D. Hipotesis
Berdasarkan penjelasan mengenai kontrol diri dan kecanduan Instagram di atas maka peneliti mengajukan hipotesis yang akan diuji kebenarannya, yaitu terdapat hubungan negatif antara kontrol diri dan kecanduan Instagram, yang artinya semakin tinggi kontrol diri maka semakin rendah kecanduan Instagram. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah kontrol diri maka semakin tinggi kecanduan Instagram yang dialami.
30
Sebagaimana tujuan dan hipotesis penelitian yang telah diajukan, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Adapun variabel penelitiannya adalah sebagai berikut:
Variabel KRITERIA (tergantung) : Kecanduan Instagram Variabel PREDIKTOR (bebas) : Kontrol Diri
B. Definisi Operasional 1. Kecanduan Instagram
Kecanduan Instagram dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh responden pada skala kecanduan Instagram, dengan aspek withdrawal and social problems, time management and performance, reality
substitute. Semakin tinggi skor yang diperoleh responden maka semakin
tinggi kecanduan Instagram yang dialami oleh responden dan sebaliknya semakin rendah skor maka semakin rendah kecanduan Instagram yang dialami.
2. Kontrol Diri
Kontrol diri dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh responden pada skala kontrol diri, dengan aspek-aspek mengontrol perilaku (behavior control), mengontrol kognisi (cognitive control) dan mengontrol kepuasan (decisional control). Semakin tinggi skor, semakin tinggi pula
kontrol diri dan sebaliknya semakin rendah skor maka semakin rendah pula kontrol diri.