B. Hubungan beberapa Variabel dengan Prestasi Belajar
2. Hubungan antara Lingkungan Belajar di Sekolah
a. Hubungan antara Persepsi tentang Belajar di Sekolah dengan Prestasi Belajar
Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan hubungan yang sangat nyata positif ( p < 0.01; r = 0.339 ) antara persepsi tentang belajar di sekolah dengan prestasi belajar. Hasil uji tersebut dapat diartikan bahwa semakin baik persepsi responden terhadap terhadap kegiatan belajar dan mengajar di sekolah semakin baik pula prestasi yang di peroleh responden. Hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Tabulasi hubungan antara persepsi tentang belajar di sekolah dengan prestasi belajar
Belajar di sekolah Prestasi Spearman'
s rho Belajar di sekolah Correlation Coefficient 1.000 .335(**) Sig. (2-tailed) . .000 N 105 105 Prestasi Correlation Coefficient .335(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 105 105
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hal ini juga didasari oleh persepsi responden yang merasa senang belajar di sekolah karena banyak memperoleh teman. Dengan demikian, responden termotivasi untuk belajar dengan giat.
b. Hubungan antara Sarana Belajar di Sekolah dengan Prestasi Belajar
Sarana belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Sarana belajar yang lengkap memudahkan proses belajar, sehingga prestasi belajar yang diperoleh contoh dapat lebih baik. Apabila sarana yang digunakan kurang lengkap, maka dapat menghambat proses belajar, sehingga tidak berjalan secara efektif, yang berakibat menurunnya prestasi belajar.
Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan hubungan yang sangat nyata positif ( p < 0.01; r = 0.395 ) antara sarana belajar di sekolah dengan prestasi belajar. Hal ini disebabkan karena sarana belajar sudah digunakan dengan maksimal. Hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel 31.
Tabel 31. Tabulasi hubungan antara sarana belajar di sekolah dengan prestasi belajar
Sarana Belajar di Sekolah Prestasi Spearman'
s rho Sarana Belajar di Sekolah Correlation Coefficient 1.000 .324(**) Sig. (2-tailed) . .000 N 105 105 Prestasi Correlation Coefficient .324(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 105 105
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
c. Hubungan antara Kedisiplinan terhadap Tata Tertib di Sekolah dengan Prestasi Bejalar
Hasil uji Rank Spearman menunjukkan hubungan nyata positif ( p < 0.05; r = 0.198 ) antara kedisiplinan terhadap tata tertib dengan prestasi belajar contoh. Hasil uji dapat dilihat pada Tabel 32. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi disiplin contoh terhadap tata tertib yang ada, maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Menurut Cahyaningrum (2005), hasil uji Rank Spearman menunjukkan hubungan nyata positif (p<0.05; r = 0.275) antara kedisiplinan terhadap tata tertib anak panti asuhan usia Sekolah Dasar dengan prestasi belajar. Menurut Gunarsa dan Gunarsa (2004), kebiasaan disiplin diri dan waktu yang harus ditanamkan sejak dini juga mendukung kelancaran perkembangan kognitif dan prestasi di sekolah.
Menurut Prasetyo (1993), disiplin yang terlalu keras dan kaku atau sebaliknya, disiplin yang tidak konsisten, tidak akan menghasilkan kemantapan rasa disiplin dalam diri anak. Menanamkan disiplin dan kepatuhan secara kaku tanpa memberikan anak kesempatan untuk mengolah dan mengintegrasikan dalam dirinya tidak akan memupuk “inner dicipline” dan kemandirian sosial yang baik. Hambatan dalam pengertian akan disiplin serta tata cara belajar
disekolah maupun dirumah, sangat menghambat kelancaran proses belajar.
Tabel 32. Tabulasi hubungan antara kedisiplinan terhadap tata tertib dengan prestasi bejalar
Kedisiplin an Prestasi Spearman' s rho Kedisiplinan Correlation Coefficient 1.000 .236(*) Sig. (2-tailed) . .043 N 105 105 Prestasi Correlation Coefficient .236(*) 1.000 Sig. (2-tailed) .043 . N 105 105
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
3. Hubungan antara Lingkungan Belajar di Rumah dengan Prestasi Belajar
a. Hubungan antara Perhatian Orang Tua di Rumah dengan Prestasi Belajar
Uji korelasi Rank Spearman menujukkan hubungan yang nyata positif ( p < 0.05; r = 0.233 ) antara perhatian orang tua di rumah dengan prestasi belajar. Hasil dapat dilihat pada Tabel 33. Hubungan yang nyata ini diduga bahwa motivasi belajar tinggi berdasarkan perhatian dari orang tua. Perhatian orang tua, walaupun hanya sekedar menanyakan tugas pekerjaan rumah dari sekolah sangat memberi arti yang lebih oleh responden ( siswa ).
Tabel 33. Tabulasi hubungan antara perhatian orang tua di rumah dengan prestasi belajar
Orang tua Perhatian Prestasi Spearman'
s rho C.2 Correlation Coefficient 1.000 .233(*)
Sig. (2-tailed) . .017 N 105 105 Prestasi Correlation Coefficient .233(*) 1.000 Sig. (2-tailed) .017 . N 105 105
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
b. Hubungan antara Sarana Belajar di Rumah dengan Prestasi Belajar
Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan hubungan yang sangat nyata positif ( p < 0.01; r = 0.306 ) antara sarana belajar di rumah dengan prestasi belajar. Hal ini disebabkan karena sarana belajar sudah digunakan dengan maksimal. Hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel 34. Berdasarkan hasil penelitian Pasaribu (2007), sarana belajar anak panti asuhan usia Sekolah Dasar menunjukkan hubungan yang sangat nyata dengan prestasi belajar (p<0.01). Prestasi belajar anak yang baik didukung oleh sarana belajar yang baik dan cara belajar yang baik pula.
Tabel 34. Tabulasi hubungan antara sarana belajar di rumah dengan prestasi belajar
Sarana
Belajar Prestasi Spearman'
s rho Sarana belajar Correlation Coefficient 1.000 .306(**) Sig. (2-tailed) . .001 N 105 105 Prestasi Correlation Coefficient .306(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .001 . N 105 105
c. Hubungan antara Suasana Belajar di Rumah dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman antara suasana belajar di rumah dengan prestasi belajar menunjukkan hubungan yang nyata positif ( p < 0.01; r = 0.307 ). Hasil uji dapat dilihat pada Tabel 35. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan suasana belajar yang baik dan nyaman di rumah, membuat responden dapat belajar secara optimal dan memperoleh prestasi belajar yang baik.
Tabel 35. Tabulasi hubungan antara suasana belajar di rumah dengan prestasi belajar
Suasana Belajar prestasi Spearman's
rho Suasana Belajar Correlation Coefficient 1.000 .307(**) Sig. (2-tailed) . .001 N 105 105 prestasi Correlation Coefficient .307(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .001 . N 105 105
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
d. Hubungan antara Lingkungan Pergaulan di Rumah dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman antara lingkungan pergaulan di rumah dengan prestasi belajar menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. Hasil uji dapat dilihat pada Tabel 36. Hal ini dapat diartikan, walaupun lingkungan pergaulan memberi pengaruh yang buruk, tetapi contoh memilik motivasi yang kuat, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan pergaulan, maka contoh dapat belajar secara optimal dan memperoleh prestasi belajar yang baik. Menurut Gunarsa dan Gunarsa (2004), lingkungan pergaulan pada anak sebaya sering memberi pengaruh besar terhadap karakterologis
anak, termasuk doorngan berprestasinya yang bisa tinggi maupun rendah, apalagi kalau anak tidak merasakan kehangatan dalam keluarga.
Tabel 36. Tabulasi hubungan antara lingkungan pergaulan di rumah dengan prestasi belajar
Lingkungan
Pergaulan Prestasi Spearman'
s rho Lingkungan Pergaulan Correlation Coefficient 1.000 .091 Sig. (2-tailed) . .356 N 105 105 Prestasi Correlation Coefficient .091 1.000 Sig. (2-tailed) .356 . N 105 105
e. Hubungan antara Pola Belajar di Rumah dengan Prestasi Belajar
Hasil uji Rank Spearman menunjukkan hubungan yang sangat nyata positif ( p < 0,01; r = 0,458 ) antara pola belajar dengan prestasi belajar. Hasil uji dapat dilihat pada Tabel 37. Semakin baik pola belajar responden maka prestasi belajar mereka lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian Cahyaningrum (2005), hasil uji Rank Spearman menunjukkan hubungan yang nyata positif (p<0.05; r = 0.327) antara pola belajar anak panti asuhan usia SD dengan prestasi belajar. Siswa yang banyak menggunakan waktunya untuk belajar, maka mereka akan berprestasi lebih baik di sekolah.
Responden memiliki pola belajar yang baik akan menggunakan waktu belajarnya dengan baik pula sehingga proses belajar dapat berjalan dengan efektif. Menurut Andriani (2003), belajar dapat berjalan dengan efektif jika memiliki konsentrasi yang tinggi sebelum dan saat belajar, mempelajari bahan yang diterima, membaca secara teliti dan bentuk-bentuk bahan yang dipelajari serta menguasai dalam mengerjakan soal-soal. Jika pola belajar baik, responden akan
cenderung mengulangi pelajaran yang diberikan oleh guru disekolah. Hal ini akan memudahkan responden dalam memahami pelajaran.
Tabel 37. Tabulasi Hubungan antara Pola Belajar dengan Prestasi Belajar
Pola Belajar PRESTASI
Spearman's rho
Pola belajar Correlation
Coefficient 1.000 .458(**) Sig. (2-tailed) . .000 N 105 105 PRESTASI Correlation Coefficient .458(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 105 105
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).